Part 3
.
Sekolah. Disty sudah siap dengan
seragamnya dan sekarang ia sudah berada di depan pintu gerbang sekolahnya.
Tentu saja bersama Michael dan James. Tapi James duluan masuk karena katanya
ada urusan. Sekarang Disty sudah kelas delapan sementara Michael kelas
sembilan. Kalau James kelas dua belas. Ya, Michael memang terlambat sekolah.
Sekarang umurnya empat belas tahun dan sebentar lagi berumur lima belas tahun.
Banyak pasang mata melihatnya. Disty
melihat tatapan-tatapan itu dengan risih. Apa ini cara menyambut kedatangan
murid baru? Disty mulai merasa tidak enak. Akankah ia sanggup berada di sekolah
ini? Tetapi kata Michael semuanya akan baik-baik saja dan anak-anak disini juga
baik dan tidak bermusuhan. Tapi tetap saja Disty ragu.
“Kelasmu ada di 8E. Semoga
berhasil.” Ucap Michael sambil tersenyum lalu meninggalkan Disty.
Perlahan, Disty memasuki kelas
barunya itu dan mendapatkan teman-teman baru disana. Beda sekali dengan kelas
lamanya yang satu kelas berjumlah empat puluhan dan duduknya berdua. Sedangkan
disini isinya ada dua puluhan dan duduknya satu-satu. Kursi dan mejanya juga
digabungkan. Seperti anak kuliahan.
Disty pun memutuskan duduk di bangku
paling belakang yang ia rasa tidak ada penghuninya. Lagi-lagi Disty menatap
dengan risih teman-teman barunya. Perasaannya mulai tidak enak.
“Welcome
to our class!!” Seru Donna kemudian diikuti oleh anak-anak lainnya. Tentu
saja Disty merasa kaget.
“Hei jangan kaget. Disini kami
menerimamu apa adanya. Aku sudah tau kisahmu dari Michael. Dia kan kakakmu.”
Ucap Donna. Ternyata Donna duduk tepat di depan bangkunya.
Sebisa mungkin Disty tersenyum.
“Terimakasih. Semoga aku betah disini.” Ucapnya.
“Hmmm.. Kau sudah lama ya tinggal di
Indonesia? Pasti seru sekali disana. Aku juga mau kesana.” Ucap Donna.
“Iya. Aku selalu merindukan
Indonesia.” Ucapnya. ‘Dan Lintar’, tambahnya dalam hati. Tadi pagi ia sempatkan
diri membuka email tetapi Lintar belum juga membalasnya. Ada apa dengan Lintar?
Apa Lintar sudah melupakannya? Atau Lintar sudah mendapatkan cewek baru
sekarang?
Kemudian, seorang guru datang
memasuki kelas itu dan memulai pelajaran. Sebelumnya, guru itu menyuruh Disty
maju ke depan untuk memperkenalkan diri. Disty pun maju ke depan dengan sedikit
rasa malu.
“Hai, namaku Adisty Christina
Clifford. Panggil Disty saja.” Ucapnya seadanya.
Pelajaran pun dimulai. Ternyata
tidak buruk-buruk amat dan Disty mampu menangkap dengan baik penjelasan guru
itu. Apa karena emang pada dasarnya ia sudah bisa bahasa Inggris karena memang
darahnya dominan ke Inggris?
***
Baru saja menjadi murid baru, Disty
sudah mendapatkan dua teman. Donna dan Miley. Yang paling membuatnya senang,
Miley ada darah Indonesia. Ibunya blasteran Indo-Aussie-Inggris, sementara
Ayahnya blasteran Inggris-Prancis. Banyak banget ya makanya wajahnya Miley unik
sekali. Matanya berwarna abu-abu dan rambutnya hitam legam.
“Aku sering ke Indonesia. Tapi itu
dulu setelah keluargaku memutuskan untuk menetap di Inggris.” Ucap Miley.
Saat ini mereka sedang berada di
kantin untuk mengisi perut mereka yang kelaparan. Disty hanya memesan kentang
goreng saja karena ia tidak terlalu lapar. Tapi porsinya banyak banget. Apa
porsi makanan orang Inggris lebih besar dari porsi makanan orang Indonesia?
“Ssstt.. Aku sudah lama lho
mengagumi kakakmu, Michael.” Bisik Donna.
“Ohya?” Tanya Disty.
“Iya. Michael itu ganteng sekali.
Pokoknya dia sempurna deh. Beruntung aku kenal kau dan mungkin kita akan
menjadi sahabat baik.” Ucap Donna.
“Hahaha… Michael memang
menyenangkan. Pertama kali bertemu aja kami sudah akrab.” Ucap Disty.
Tentu saja Donna dan Miley merasa
heran. Pertama kali bertemu? Memangnya Disty dan Michael tidak pernah bertemu
sebelumnya? Melihat wajah penasaran Donna dan Miley, langsung saja Disty
menceritakan tentang kisahnya yang sama persis Bella ceritakan padanya. Donna
dan Miley mendengar dengan seksama.
“Aku tak menyangka hidupmu seperti
itu. Sudah belasan tahun kau tidak bertemu Ayahmu.” Ucap Donna.
“Tapi kau tidak marah kan pada
Ayahmu?” Tanya Miley.
“Awalnya sih aku marah dan kesal
kenapa Ayah tega melakukan semua itu. Tapi Ayah hanya salah paham dan Mama
tidak bersalah. Aku juga kagum dengan Mama. Dia sangat setia dengan Ayah dan
selalu menuruti apa kata Ayah.” Jawab Disty.
Baru saja Donna membuka suara,
Parabells datang dengan gaya yang sangat memuakkan. Hal itu membuat Donna dan
Miley serasa ingin muntah. Parabells adalah geng cewek yang terkenal sok
berkuasa. Kebetulan mereka duduk di kelas dua belas dan tidak memiliki kakak
kelas. Parahnya lagi, ketuanya yang bernama Eleanor berkali-kali mencoba
menaklukan hati James yang adalah kakak Disty sendiri.
Parabells berjalan mendekati meja
mereka. Sebisa mungkin Donna dan Miley bersikap biasa. Tentu saja mereka tidak
mau bermasalah dengan kakak kelas apalagi mereka masih kelas delapan. Eleanor
menatap murid baru itu secara teliti dan dia menemukan sesuatu di wajah murid
baru itu.
“Kau pasti adiknya James. Bagus.”
Ucap Eleanor.
Disty yang tadi menunduk langsung
mengangkat wajahnya. Jujur saja, ia kagum dengan wajah Eleanor yang benar-benar
menandakan khas wajah gadis britsh. Rambutnya berwarna cokelat, menyerupai
matanya.
“Iya. Namaku Disty.” Ucap Disty
pelan.
Eleanor sedikit tertawa. “Beruntung
aku bertemu denganmu. Aku hanya ingin meminta bantuanmu agar aku bisa dekat
dengan James.” Ucapnya.
Disty bingung. Kenapa banyak sekali
gadis-gadis yang menyukai kakaknya? Tadi Donna yang menyukai Michael dan
sekarang Eleanor yang menyukai James. Katanya mereka beruntung bertemu
dengannya.
“Aku tidak tau.” Ucap Disty.
“Ohya? Apa kakakkmu sudah punya
seseorang untuk ditunggu?” Tanya Eleanor.
Donna yang tadi diam langsung
bicara. “Kak, Disty baru saja datang kemari. Selama ini dia tinggal di
Indonesia. Disty belum pernah bertemu dengan James atau Michael. Baru saja
Disty pindah ke Inggris.” Ucapnya.
Tiba-tiba, orang yang mereka
bicarakan pun datang. Kedua mata Eleanor melebar tatkala melihat pujaan hatinya
datang. Ya, James. Gitaris The Vamps yang banyak sekali dipuja oleh gadis-gadis
disini, termasuk Eleanor.
“Jangan ganggu adikku!” Ucap James.
Eleanor menjadi salah tingkah. Dia
memang yang paling berkuasa disini. Tetapi dia tidak berani jika berhadapan
dengan James.
“Sorry. Aku tidak ganggu adikmu.
Ngg.. Aku pergi aja deh.” Ucapnya lalu diikuti oleh teman-temannya yang lain.
“Wau. Kakakkmu keren banget sih.”
Ucap Miley.
James tertawa. “Kalian tenang aja.
Kalau kalian diganggu sama siapapun, tinggal panggil aku saja.” Ucapnya.
“Huuu.. Kak James memang pengen jadi
pahlawan sih..” Ucap Disty sambil tertawa.
***
Kosong. Tidak ada pesan masuk dari Lintar.
Disty menutup laptopnya. Kecewa. Ya, dia sangat kecewa. Padahal dia sudah
meng-upload lagunya di soundcloud. Tetapi Lintar tak kunjung membalas pesannya.
Disty beralih menuju facebook. Tetapi Lintar tidak pernah on. Juga twitter. Ada
apa dengan Lintar? Apa Lintar sudah melupakannya?
Disty akui London adalah kota yang
cantik dan ia betah tinggal disini. Keluarganya sangat rukun dan ia mempunyai
dua kakak cowok yang sangat sayang padanya. Di sekolah pun ia mulai banyak
dikenal. Donna dan Miley juga baik padanya. Tapi kenapa hatinya masih terasa
tidak enak? Disty merasa hatinya masih berada di Indonesia.
“Hai Dis..”
Michael datang sambil membawa dua
gelas susu cokelat yang masih panas. Cowok itu memberikan satu gelas pada
Disty. Disty menerimanya sambil tersenyum.
“Masih menunggu balasan cinta
pertamamu itu?” Tanya Michael.
Disty menghela nafas panjang. “Ya.
Sampai sekarang Lintar belum juga membalas emailku.” Jawabnya.
Michael tersenyum sambil membelai
rambut adiknya. “Artinya, kau harus melupakannya. Kau jangan terus hanyut
olehnya. Masih banyak sekali cinta yang harus kau temukan. Lintar bukanlah
satu-satunya orang yang ada di hatimu.” Ucapnya.
“Tapi susah sekali melupakan cinta
pertama. Aku dan Lintar sudah berhubungan selama sepuluh bulan. Sepuluh bulan
bukanlah waktu yang singkat.” Ucap Disty.
“Iya aku tau. Aku juga pernah
merasakannya. Ingat lagu yang kau buat? Disana kita harus tetap bergerak dan
jangan diam saja. Hidupmu masih panjang Dis. Masih banyak hal-hal yang belum
kau tau.” Ucap Michael.
“Iya deh kak terimakasih. Kalau
memang ini yang terbaik untuk Disty, Disty akan mencoba untuk melupakan Lintar
walau rasanya susah. Terkadang Disty suka merindukannya. Tapi Disty yakin
sekali suatu hari nanti Lintar akan datang ke Disty sambil membawa gitar dan
menyanyikan lagu untuk Disty sesuai dengan janjinya.”
Ponsel Michael berbunyi. Cowok itu
membuka ponselnya. “Hai Luk? Ohya? Oke I’m ready for tomorrow!”
Entah apa yang dibicarakan oleh
Michael. Disty rasa itu tidak penting. Kemudian Disty tidak sengaja menemukan
bingkai fotonya dengan Lintar. Apa bingkai foto itu harus dibuang? Tapi ia
tidak tega membuang bingkai itu. Itu adalah hasil foto terindahnya dengan
Lintar.
“Kau ingat Luke?” Tanya Michael.
“Luke? Memangnya ada apa? Dia teman
kelasmu juga?” Tanya Disty.
Michael tersenyum misterius. “Telpon
Donna dan Miley dan suruh mereka bersiap-siap besok.” Ucapnya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar