expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 03 September 2013

Please, Don't Forget Me! ( Part 31 )

Part 31

.

.

.


Beberapa menit yang lalu...

Tampak dua orang yang tergopoh-gopoh masuk ke dalam ruangan itu. Untung, ruangan itu tidak dijaga dengan ketat. Jadi, mereka bisa masuk ke dalam ruangan itu tanpa alasan.

“Sana Yo masuk ke dalam. Dea tunggu disini aja.” Kata Dea memaksa Rio masuk ke dalam.

“Tapi De, apa Rio nggak salah batalin pernikahan orang?” Tanya Rio.

“Pernikahan orang? Ify kekasihmu Yo... Sana pergi!” Paksa Dea.

Walau tidak yakin dan sedikit ragu ataupun takut, Rio masuk ke dalam ruangan itu. Yang ia rasakan adalah suasana keheningan. Dan suara Ayah Ify. Ya, semuanya belum terlambat untuk mengatakannya.

Di tengah-tengah ruangan itu, Gabriel siap menjawab kalimat yang diucapkan lelaki dihadapannya yang sebentar lagi akan menjadi mertuanya.

“Saya te...”

“TUNGGU! BATALKAN PERNIKAHAN ITU!!” Teriak seseorang.

Semua orang yang menyaksikan akad nikah itu mendadak kaget. Terutama Shilla dan Cakka. Rio? Sedang apa dia kesini? Bukannya Rio sedang ada tugas di Tangerang? Cakka bingung. Apa ia salah lihat? Apa matanya harus diperiksa dulu?

“Batalkan pernikahan itu..” Kata orang itu kembali berkata. Tetapi suaranya agak dipelankan.

Ify, gadis itu bak tersengat listrik pada ketegangan tinggi. Melihat siapa yang datang, wajahnya berubah menjadi pucat. Dan, rasa rindu itu kembali muncul. Rio datang menemuinya di waktu yang salah.

“Ify..” Lirih Rio.

Bukan kesedihan yang ia rasakan dan bukan pula penyesalan. Bukan pula kemarahan. Ify tidak bisa mengekspresikan perasaan yang sebenarnya ia rasakan. Cuman rasa kaget yang ia rasakan. Di sampinya, Gabriel menatapnya dengan bingung. Gabriel saja bingung, apalagi ia!

“Fy, maafin Rio Fy, Rio sudah lupain Ify. Sekarang, Rio ingat semua Fy. Dea yang mengingatkan Rio kembali. Fy, Rio masih mencintai Ify..” Ucap Rio dengan lembut, yang membuat jantungnya copot.

Tuhan... Apa yang harus aku lakukan? Tidak mungkin aku membatalkan pernikahan ini. Gabriel.. Apa kamu tega melihat keluarga Gabriel sedih? Apa kamu tega melihat Gabriel dipermainkan olehmu?

“Fy..” Kata Gabriel pelan. Seolah-olah lelaki itu ingin tau apa keputusannya. Keputusan yang harus ia temukan secepatnya. Disini, ada dua keputusan.

Pertama, batalkan pernikahan atau melanjutkan pernikahan. Jika ia batalkan, artinya ia kembali lagi menjadi kekasih Rio dan membiarkan Gabriel merasa tersakiti dan hanya dijadikan pelampiasannya. Dan jika ia lanjutkan pernikahan, artinya ia tidak akan lagi bisa melihat Rio dan hidup bahagia menjadi istri Gabriel. Tuhan.. Apa yang harus aku pilih? Apa?

“Bagaimana? Apa pernikahan ini bisa dilanjutkan?” Tanya Pak penghulu.

Jawabannya, tidak tau. Tapi ia harus menemukan jawaban itu. Perlahan, ia melihat wajah Rio. Wajah yang selama ini ditangisinya. Wajah yang selama ini telah melupakannya. Rio menatapnya dengan penuh harap untuk segera membatalkan pernikahan ini. Lalu, ia kembali menatap Gabriel. Lelaki yang sedikit demi sedikit telah membuat cinta lama kembali bersemi. Gabriel menatapnya tanpa ekspresi. Tapi ia tau. Gabriel sangat mencintainya dan tidak mau kehilangannya.

“Fy... Kamu harus menemukan suatu keputusan yang tidak menyesalkan bagimu. Jika kamu ingin membatalkan pernikahan ini, batalkan saja. Gabriel ikhlas kok..” Kata Gabriel.

Ucapan Gabriel itu baginya sangat meyayat dalam hati. Ify tau, Gabriel berat mengucapkan kalimat itu. Fy, apa kamu tidak kasian sama Gabriel? Dia Fy yang selama ini menemanimu saat kamu bersedih, saat Rio melupakanmu. Dan Rio, walau tidak sepenuhnya Rio yang salah, tentu kamu merasa tersakiti karena telah dilupakannya. Ya kan?

“Aku.. Aku...”

Semua yang berada di ruangan itu dek-dekan menunggu keputusan Ify. Rio berusaha untuk tenang. Ia yakin sekali, Ify pasti membatalkan pernikahan itu. Bukannya Rio hanya untuk Ify dan Ify hanya untuk Rio?

“Aku... Lanjutkan pernikahan ini!” Kata Ify tegas. Ia telah menemukan sebuah keputusan yang tak akan pernah ia ubah. Yaitu, melanjutkan pernikahan ini dan hidup bahagia bersama Gabriel.

“Fy, kau serius?” Tanya Rio tidak percaya.

“Ya. Ini keputusan finalku.” Jawab Ify mantap.

“Tapi, tapi.. Cinta kita..”

“Maaf Yo. Ify sudah nggak mencintai Rio lagi. Maaf. Plis Yo, hormati keputusan Ify.”

Rio tidak bisa menebak jalan pikiran Ify. Selama ia menjadi kekasih Ify, Ify tidak bisa memutuskan suatu keputusan yang menurutnya benar. Ify selalu salah mengambil keputusan.

“Baiklah. Mari kita lanjutkan pernikahan ini.” Kata Pak penghulu.

“Fy..” Kata Gabriel.

“Biarkan saja. Ify nggak mau Rio bahagia.” Jawab Ify.

“Tapi Fy, ini semua bukan salah Rio. Rio sudah ingat semuanya Fy..”

“Ify nggak peduli.” Jawab Ify dingin.

Akad nikah itu pun dilanjutkan dan pengantin itu resmi menjadi sepasang suami-istri. Ya, aku harus bahagia! Tekad Ify. Ia berusaha untuk tersenyum merasakan kebahagiaan ini. Ya, bahagialah Fy!

Dari jarak yang lumayan dekat, Shilla melihat Ify sedih. Ia tau, Ify salah mengambil keputusan. Padahal Gabriel merelakannya bersama Rio. Oh... Lalu, gimana reaksi Rio?

***

“Rio.. Kamu..” Kata Dea. Ia melihat Rio tergesa-gesa keluar ruangan.

“Apa? Sudah puas kan? Ify remsi menjadi istri Gabriel.” Kata Rio. Wajahnya tampak kecewa juga sedih karena usahanya membatalkan pernikahan itu gagal.

“Puas? Apa yang puas? Kenapa Ify tidak membatalkan pernikahan itu? Apa Ify sudah tak lagi mencintaimu?” Tanya Dea.

“Tanya saja sama orangnya.” Cuek Rio. Ia mencoba lepas dari pertanyaan Dea. Sekarang, yang hanya ia inginkan adalah tempat yang nyaman untuk hatinya yang sedang kacau.

“Kamu mau kemana?” Tanya Dea.

“Bukan urusan Lo!” Bentak Rio seraya meninggalkan Dea. Dea menatap punggung Rio sedih. Oh, semua ini salahnya. Semua salahnya. Pernikahan itu tetap berlanjut dan ia menjadi orang terlicik di dunia.

Ada tangan yang memegang pundaknya. Mendadak Dea kaget. Ia membalikkan tubuhnya dan melihat siapa orang yang telah mengagetkannya itu.

“Shilla.. Rio..”

“Udahlah. Biarkan Rio pergi.” Kata Shilla tersenyum.

“Tapi, aku salah Shill. Salah. Rio tidak bisa kembali sama Ify. Dan ini semua salahku. Salahku yang membuat Rio lupa segalanya. Yang membuat Rio melupakan Ify. Tuhan benci aku Shill..”

Lalu, terdengar suara tangisan penyesalan. Dea menyesali perbuatannya yang tergolong licik. Idenya membalas dendam itu membuatnya menyesal. Dan, Dea tidak tau lagi harus berbuat apa. Apa ia akan mengganggu rumah tangga Fyel? Atau, lebih baik menyusl Alvin saja? Iya! Mungkin disana ia bisa mendapatkan kebahagiaan, walau hanya sedikit.

“Aku salah Shill.. Semua orang membenciku..” Kata Dea sembari mengusap air matanya.

Shilla tersenyum mendengar ucapan Dea. “Kamu nggak salah De, kamu cewek yang baik. Lihat, sekarang Rio sudah normal. Rio sudah kembali menjadi Rio yang dulu. Itu semua karena kamu kan? Kamu kan yang berusaha mengingatkan Rio kembali? Artinya, kamu berhasil mempertanggung jawabkan perbuatanmu. Jangan menganggap dirimu serba salah.” Jelas Shilla.

Memang benar. Ia berhasil membuat Rio kembali menjadi Rio yang dulu. Rio yang mencintai Ify dan membencinya. Rio pantas membencinya dan ia pantas dibenci Rio. Penjelasan Shilla tadi membuatnya merasa tenang. Tapi, tetap saja kesalahan itu masih menggentayanginya. Dea tidak sanggup melihat Rio sedih. Lantas, apa yang harus ia lakukan?

“Iya Shill, makasih. Ya udah, Dea mau pergi dulu. Makasih karena udah dukung Dea. Makasih banyak Shill. Bilang ke Rio kalo Dea minta maaf sama dia. Ok?” Kata Dea. Kalimat itu seperti kalimatnya yang terakhir ia ucapkan.

“Ng.. Kamu mau pergi kemana?” Tanya Shilla.

Dea tidak menjawab. Ia pun meninggalkan Shilla yang masih penasaran. Tapi, Shilla dapat menebak hal apa yang terjadi pada Dea selanjutnya. Dan ia tidak bisa melarang Dea.

***

@danau

Lelaki itu duduk bersila di pinggir danau tersebut. Merasakan kesejukan dan ketenangan di sekitar danau itu. Matanya menatap lurus ke depan, melihat air danau yang jernih itu. Lalu, ia melihat dua angsa sedang berenang riang disana. Rio suka melihat dua angsa itu.

Danau ini, sekarang ia paham. Ia paham mengapa Ify menangis di tempat ini. Dan ia paham mengapa setiap hari Ify menangis. Ify menangis karenanya. Karenanya yang telah melupakan Ify. Sekarang ia bisa merasakan kesakitan yang di alami Ify. Dan, sekaranglah ia merasakan kesakitan itu.

Ify menangis karenanya yang telah melupakan Ify. Sekarang, ia menangis karena Ify melupakannya. Sungguh menyakitkan bukan? Ify sudah memiliki keluarga. Ify sudah memiliki seorang suami. Dan ia, hanya menangis karena telah menyesali perbuatannya.

Hei! Tapi bukan ia kan yang salah? Ia hanya menjadi korban. Rio ingat, waktu itu ia sedang berjalan ke alfamart untuk membeli makanan ringan. Lalu, ia melihat Dea yang sedang dihadang banyak preman. Dea berteriak meminta tolong. Tapi sialnya, tempat itu sepi. Jarang ada orang yang berlalu lalang di tempat ini.

Ada rasa kasian melihat Dea yang membutuhkan pertolongan. Sesaat, otaknya berpikir. Apa ia harus menolong Dea? Apa ia mampu melawan preman-preman itu? Ya! Ia harus bisa. Rio tak peduli dengan dirinya sendiri, asalkan Dea selamat. Ia pun berlari menuju preman-preman itu.

“Hei! Lepaskan cewek itu!” Bentak Rio walau sedikit takut.

Sebelum preman itu menjawab, ia melirik Dea. Seingatnya, Dea mengangguk saja. Lalu preman itu berkata.

“Siapa kamu? Mau apa? Sana pergi. Jangan halangi tugas kami.” Kata preman itu.

“Tidak. Saya tidak akan pergi.” Kata Rio.

“Ooo, Anda mau melawan saya...”

Terjadilah pertarungan sengit antara Rio dengan preman-preman itu. Dan kalian pasti tau siapa yang memenangkan pertarungan itu. Tidak, bukan Rio. Walau kalian mengharapkan Rio yang memenangkannya. Coba kalian berpikir. Rio sendiri dan preman itu banyak. Tentu Rio kalah.

“Argh!”

Kepalanya terasa sakit karena pukulan preman itu. Setelah itu ia pingsan. Terakhir kali yang ia ingat adalah Dea. Dea yang membutuhkan pertolongannya.

Oh, kepalanya menjadi sakit mengingat kejadian itu. Rio mengerti mengapa ia menganggap Dea sebagai kekasihnya. Karena Dea lah yang terakhir kali ia ingat. Bukan Ify atau yang lain. Dan bukan pula preman itu. Oh.. Seandainya itu semua tidak akan pernah terjadi. Seandainya semua itu hanyalah mimpi buruk.

Rio mengubah posisinya yang tadinya duduk menjadi terlentang. Kedua tangannya ia lipatkan di bawah kepala. Di atas langit biru, ia melihat awan putih yang bentuknya cepat berubah. Rio tersenyum menemukan sebuah awan yang ia rasa berbentuk cinta. Cinta? Mungkin, ia tak bisa lagi mencintai seseorang.

Kedua matanya pun terpejam. Merasakan kesedihan yang luar biasa. Tapi, ia harus menahan diri agar air matanya tidak turun. Jika air mata itu turun, ia merasa menjadi lelaki yang lemah. Dan ia tidak mau itu terjadi.

Danau... Apa aku memang tidak bisa hidup bersama Ify?

***

@Arjuna Plaza Hotel

Malam ini adalah malam yang paling bahagia. Disini, segala kebahagiaan berkumpul menjadi satu. Gabriel menikmati pemandangan malam dari balik jendela kamar. Di sampingnya, ada seorang istri yang sangat dicintainya. Ify... Aku sangat mencintaimu.

Namun bagi Ify, malam ini adalah malam terburuk. Malam yang penuh siksaan. Pernikahan tadi berjalan lancar walau ada sedikit hambatan. Rio... Maafkan aku.. Apa aku salah memutuskan? Sekarang,ia sudah menjadi milik Gabriel dan selamanya. Mustahil sekali baginya untuk melakukan penceraian.

“Fy..” Kata Gabriel lembut. Ia merangkul Ify.

“Apa?” Tanya Ify tanpa ekspresi.

“Kamu.. Kamu senang sekarang?”

Sangat bodoh jika ia menjawab ‘tidak’. Itu sama saja menghancurkan kebahagiaan Gabriel. Oh salah, maksudnya kebahagiaannya dengan Gabriel.

“Iya..” Jawab Ify.

Gabriel tersenyum. “So, kamu mau kan?” Tanya Gabriel.

“Mau apa?” Tanya Ify. Sebenarnya ia tau apa yang Gabriel inginkan. Tapi ia malas mengatakannya. Tuhan... Apa aku.. Apa aku tidak memberi izin suamiku untuk menyentuhku?

“Itu deh. Kamu mau kan?”

Ify menghela nafas panjang. Sungguh, ia belum siap. Ify tidak rela, sangat tidak rela jika lelaki yang tidak dicintainya yang pertama kali menyentuhnya. Tidak! Ify tidak rela. Ia mencoba menemukan alasan yang masuk akal.

“Ooo, mmm, Ify mau sih. Tapi bukan malam ini. Ify capek dan pikiran Ify tidak jernih. Gimana?”

“Oke dah. Gabriel juga capek. Ya udah, kita tidur aja. Ohya, lusa nanti kita siap-siap terbang ke Makassar. Kamu mau kan?”

Tentu Ify tidak bisa menolak walau hatinya memaksanya untuk menolak.

***

Sebuah tempat yang sunyi dan jarang dikunjungi orang. Tak ada setitik sinar muncul di tempat itu. Yang ada hanya kegelapan. Bulan tidak tampak malam itu karena tertutupi awan hitam. Suasana sempurna! Batinnya. Sekarang, ia bisa melakukan aksi yang sangat ditunggunya. Apa itu?

Angin malam menyerang tubuhnya yang hanya menguunakan t-shirt tipis dan celana jeans di atas lutut. Ia tak peduli lagi dengan tubuhnya yang menggigil kedinginan. Baiknya lagi jika ia berada di tengah badai salju.

Perlahan, ia memejamkan mata. Berusaha mencari keberanian. Di atas jembatan, ia mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk melompat ke jurang. Jurang yang sering digosipkan orang sebagai jurang berpenghuni. Siapapun yang masuk ke dalam jurang itu tidak pernah ditemukan jasadnya.

Baiklah. Mari kita lakukan. Setelah seluruh keberanian telah terkumpulkan, ia berjalan pelan, menuju ujung jembatan itu. Dan saat kakinya telah mencapai ujung jembatan itu, muncul cahaya terang yang menyilaukan matanya. Namun ia paham.

Ia takkan pernah lagi kembali ke dunia.

***

Diam-diam, ia keluar dari dalam kamar. Setelah ia rasa cukup aman, ia mencari remote TV. Ketemu! Remote itu berada di bawah bantal. Ia tau siapa yang menaruh remote itu di bawah bantal. Sebelum ia menyalakan TV, tak sengaja ia melihat sebuah botol yang berisi cairan asing. Minuman apa itu?

Karena capek mencari jawaban, ia pun menyalakan televisi. Sudah lama ia tidak menonton TV karena si pemilik rumah ini melarangnya keras dan ia tidak bisa berbuat apapun selain menuruti si pemilik rumah.

TV pun menyala. Ia mencari channel yang menurutnya bagus untuk ditonton. Ya, pertama kali yang ia tonton adalah berita. Ia menekan tombol lima yang menunjukkan channel RCTI.

‘Berita terbaru, senin, 22 April 2012. Seorang gadis ditemukan tewas dalam jurang misterius. Anehnya, jasad gadis itu masih utuh dan tidak ada luka sedikitpun. Jenazah korban dibawa ke rumah sakit terdekat. Keluarga korban dan teman dekat korban sangat...’

Mendengar berita itu, ia teringat kejadian beberapa tahun yang lalu. Mungkin, gadis di televisi itu bunuh diri dan meninggal di dalam jurang.

“Oh, jadi kamu sudah berani membantah omongan saya ya..” Kata sebuah suara yang membuatnya kaget setengah mati.

***
TBC....

Kalo ada yang aneh ato nggak nyambung komen ajj (:

Ohya, yang berbaik hati Follow ya twitter sayaa @Uny_Fahda19 , ntar tak folback (:

Kalo mau baca dari part awal buka aja ya blogku : http://risedirectioners.blogspot.com

Makasiiii (:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar