expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 24 Agustus 2013

Please, Don't Forget Me! ( Part 30 )

Part 30

.

.

.

“Dea.. Hallo..” Kata suara itu.

“RIOOO...” Teriak Dea.

Dea berlari dan langsung memeluk Rio. Tuhan... Terimakasih karena telah mengirim Rio kemari. Ia yakin, dua jam ini adalah waktu yang cukup untuk mengembalikan ingatan Rio. Meskipun menurutnya sangat mustahil.

“Ada apa De?” Tanya Rio kebingungan. Dea melepas pelukannya dan mulai berbicara serius.

“Sebelumnya, makasih banyak karena Rio datang. Dea senang sekali.” Kata Dea. Rio tersenyum.

“Sebenarnya ada apa sih De?” Tanya Rio.

Sebelum menceritakan yang sebenarnya, Dea menarik nafas dalam-dalam, lalu mengeluarkannya. Tuhan.. Ini permintaan terakhirku. Aku ingin ingatan Rio kembali.

“Yo, kamu harus tau yang sebenarnya. Kamu tau kan Ify?” Kata Dea.

“Ify? Gadis yang sering menangis itu?”

“Iya. Dia akan menikah hari ini.”

Dea berusaha menebak reaksi Rio. Ia berharap, Rio sedikit kaget agar ingatan Rio pulih kembali. Dea yakin, Rio pasti dapat mengingat masa lalunya bersama Ify.

“Menikah? Baguslah. Aku ingin kita cepat-cepat menikah seperti mereka.” Kata Rio.

Jawaban yang sama sekali tidak memberikan bantuan. Ingatan Rio belum kembali. Dan, apa yang harus ia lakukan agar ingatan Rio kembali? Menyuruh preman-preman itu menghajar Rio lagi?

“Yo, kamu harus tau. Sebenarnya aku.. Sebenarnya aku..”

“Sebenarnya apa? Kamu mau kan nikah sama aku?” Potong Rio.

“Bukan itu. Bukan. Sebenarnya, aku yang telah membuatmu seperti ini. Aku yang membuatmu amnesia agar kamu tidak ingat apa-apa lagi, dan agar kamu tidak ingat Ify lagi.”

Rio sedikit terenyak mendengar penjelasan Dea. Tidak mungkin! Tidak mungkin Dea yang membuatnya amnesia. Tidak! Dea adalah gadis yang sangat ia cintai. Tidak mungkin Dea yang melakukan itu.

“Kamu pasti tidak percaya. Tapi inilah kenyataannya. Dulu, kamu adalah kekasih Ify. Kamu sangat mencintai Ify dan membenciku karena aku iri lihat kamu bahagia sama Ify. Akhirnya, aku yang menyuruh preman-preman itu untuk menghajarmu. Kamu percaya kan ama omonganku?”

Percaya atau tidak? Jawabannya tidak tau. Tapi, penjelasan Dea tadi menurutnya benar. Dea tidak mungkin menceritakan kejadian bohongan. Tapi kata Dea tadi, ia adalah kekasih Ify. Yang benar saja. Kalau itu sih ia nggak percaya.

“Yo.. Maafin aku yang sudah membuatmu menjadi seperti ini. Sekarang, kamu bukan lagi kekasih Dea. Kamu adalah kekasih Ify. Ayo Yo, ingatlah masa lalumu bersama Ify.”

Masa lalu? Bukannya ia dilarang dokter untuk mengingat masa lalu? Tapi Rio penasaran juga. Ify.. Apakah dulu ia adalah kekasih Ify? Tapi, saat ia bertemu Ify, ia merasakan suatu kebahagiaan walau sedikit dan perasaan tenang dan nyaman. Rio ingat danau itu. Danau yang tidak asing dimatanya.

“Kamu ingat kan Yo? Ingat? Ify adalah kekasihmu dan sekarang dia mau menikah. Kamu harus melakukan apa yang harus kamu lakukan sekarang. Ayo lakukanlah! Demi cintamu pada Ify!” Desak Dea.

“Melakukan apa?” Tanya Rio.

“Batalkan pernikahan itu dan kamu akan menjadi kekasih Ify selamanya.” Jawab Dea.

Wajah Rio tampak kebingungan. Tuhan.. Apa aku terlalu cepat menjelaskan pada Rio? Tapi, waktunya tidak banyak. Tuhan... Hanya Engkau satu-satunya yang bisa membantuku.

“Dea, kamu yakin Rio dulunya adalah kekasih Ify?” Tanya Rio akhirnya.

“Iya Yo.” Jawab Dea. Berharap Rio kembali mengingat masa lalunya.

“Ify sih pernah bilang begitu. Katanya, aku adalah kekasihnya. Tapi, apa benar De? Apa benar aku adalah kekasih Ify?”

“Iya Rio... Makanya, segera temui Ify dan batalkan pernikahan itu agar kamu tak menyesal seumur hidup!”

Jadi, arti menyesal seumur hidup ada hubungannya dengan Ify? Rio tidak yakin membatalkan pernikahan itu.

“Maaf De, Rio nggak bisa. Kalo Ify memang kekasih Rio, biarkan saja. Anggap saja Ify itu mantan Rio. Beres kan?” Kata Rio.

“Tapi Yo, kamu masih mencintai Ify. Sampai detik ini. Pokoknya kamu harus membatalkan pernikahan itu!” Kata Dea sedikit membentak.

“Rio nggak bisa De, Rio nggak mencintai Ify, yang Rio cintai hanyalah kamu..”

Sial! Rio tidak mau menuruti perkataannya. Lantas, apa yang harus ia lakukan? Perkataan dan penjelasan saja tidaklah cukup. Harus pakai cara lain.

***

Sekali lagi, sebagai pemantapan hatinya, Ify mencoba tersenyum. Pernikahan itu akan dilakukan kira-kira sejam lagi. Dan ia resmi menjadi istri Gabriel. Lokasi pernikahan itu agak jauh dari rumahnya. Gabriel yang menentukan lokasi itu.

Tuhan... Tinggal sejam lagi ia memiliki seorang suami yang jujur saja tidak dicintainya. Rio.. Bayangan cowok itu mengkelebat dipikirannya. Mengapa tidak kamu saja Yo? Ah Fy, buang-buang. Pernikahan itu tidak akan ia batalkan. Walau badai menghadang, ia tetap melanjutkan pernikahan itu. C’mon Fy! Kamu harus semangat! Kamu pasti bisa mencintai Gabriel. Sama seperti dulu. Gabriel kan cinta pertamamu? Ya kan?

Satu lagi yang ia lupakan. Wajahnya. Seharusnya ia memasang tampang bahagia, bukan sendi kayak sekarang ini. Ntar semua orang mencurigainya lagi. Ify pun berusaha menghilangkan wajah sendunya dan memasang wajah bahagia. Meskipun hasilnya sedikit, yang penting ia dapat melakukan perubahan. Terutama matanya. Mata itu tidak boleh terlihat seperti habis menangis.

“Ify..” Kata Mama.

“Ya Ma?”

“Kamu sudah siap? Kalo sudah ayo kita berangkat.” Kata Mama.

Oke. Bersiap-siaplah Fy menuju masa depanmu. Kamu harus menghadapinya dengan penuh ketegaran. Ingat, kamu sudah berjanji untuk tidak menangis lagi.

“Mmm Ma, apa wajah Ify keliatan sedih?” Tanya Ify.

“Enggak kok sayang, hanya saja kamu punya suatu masalah yang belum kamu selesaikan. Benar tidak?”

“Ng.. Nggak kok. Ya udah, kita berangkat.”

***

Beberapa menit kemudian, Dea kembali ke ruang tamu, tempat Rio menunggu. Di tangannya ada laptop dan flashdisk. Lalu ia duduk disamping Rio. Dipikirannya, semoga dengan cara ini Rio dapat mengingat kembali masa lalunya. Semoga. Waktu tinggal sejam lagi.

“Ada apa De?” Tanya Rio.

Setelah laptop itu menyala, Dea menancapkan flashdisk itu. Tuhan.. Semoga flashdisk ini masih berfungi. Kalau tidak, Rio tak akan pernah mengingat semuanya. Hanya flasdisk itu satu-satunya harapan.

Yeah! Flashdisk itu bisa dibuka. Padahal flashdisk itu pernah ia ‘siksa’ dengan ganas. Ajaib, dan flashdisk itu masih berfungsi. Lalu ia membuka folder yang berjudul ‘Ify And I’. ‘I’ yang dimaksud itu adalah Rio.

“Coba buka folder itu.” Suruh Dea.

Rio menuruti permintaan Dea. Ia mengeklik folder itu dua kali. Menurutnya, isi dalam folder itu tidak menarik. Hanya ada beberapa foto yang tidak berarti.

“Cuman ini saja?” Tanya Rio.

Dea memerhatikan layar laptop itu. “Ohya, coba kamu buka ‘Sweet Moment’ itu. Disana banyak sekali masa lalumu yang sudah kamu lupakan.”

Lagi-lagi Rio menurut. Saat ia berhasil membuka folder itu dan menemukan ratusan foto-foto itu, kepalanya menjadi pusing. Tau hal itu, Dea menjadi serba salah.

“Foto itu.. Danau.. Ify..” Kata Rio.

“Kamu nggak papa kan Yo?” Tanya Dea.

Kembali Rio melihat ratusan foto itu. Mulai dari awal sampai akhir. Dan ia tak sengaja menemukan sebuah video. Video yang tidak asing lagi baginya.

***

Pantai Kuta, Bali. Liburan semester ini mereka habiskan berlibur ke pulau dewata itu. Bosan juga mengunjungi tempat-tempat wisata selain pantai. Karena itulah, Rio mengajak Ify berlibur ke Bali. Tentu Ify tidak bisa menolak.

Di pantai, Ify mengedarkan pandangannya. Entah kapan terakhir kali ia mengunjungi pantai. Ify tidak ingat. Ia menginjakkan kakinya di atas pasir putih yang lumayan panas. Rio mengajaknya berlari ke tepi lautan.

“Ayo Fy! Kejar Rio kalo bisa!” Seru Rio.

Jadilah mereka melakukan aksi kejar mengejar. Wajah bahagia jelas terlihat di keduanya. Rio maupun Ify sama-sama menikmati sore hari ini, di pantai kuta.

“Fy..” Kata Rio.

Kini, mereka duduk di karang dekat tepi pantai. Ify menoleh ke arah Rio yang sedang menatapnya.

“Kenapa sih?” Tanya Ify.

“Kamu senang hari ini?” Tanya Rio. Pandangannya beralih melihat matahari yang sebentar lagi menghilang di ufuk barat. Rio suka melihat pemandangan senja.

“Iya Rio, Ify senang. Senang sekali.” Jawab Ify. Ia bersandar di bahu Rio.

“Rio juga senang.” Kata Rio.

Siapapun yang melihatnya akan merasakan kebahagiaan. RiFy, pasangan yang abadi. Ify ingin hari ini tidak berhenti. Ify ingin selama-lamanya ia berada di tempat ini, bersama Rio.

“I love you Fy..” Kata Rio.

“I love you too Rio..” Jawab Ify.

“Rio janji Fy nggak akan tinggalin Ify.”

“Iya, Ify pegang janji Rio.”

Suasana senja itu semakin gelap. Rio merangkul Ify agar gadis itu tidak kedinginan. Ify merasakan kehangatan ketika Rio merangkulnya. Rio... Aku mencintaimu...

“Fy, Rio mau nyanyi. Boleh kan?” Tanya Rio.

“Boleh.”

“Oke. Dengerin ya, Ify harus meresapi setiap lirik yang Rio nyanyiin. Eh, tapi lagunya pake bahasa inggris. Nggak papa ya?”

Ify mengangguk. Lalu, terdengar suara lembut Rio yang membuat air matanya tak berhenti turun. Ify menangis. Menangis karena bahagia.

Whenever I'm weary from the battles that rage
in my head
You make sense of madness when my sanity
hangs by a thread
I lose my way but still you seam to understand
Now and forever
I will be your man
Sometimes I just hold you
Too caught up in me to see I'm holding a fortune that heaven has given
to me
I'll try to show you each and every way I can
Now and forever
I will be you man
Now I can rest my worries and always be sure
That I won't be alone anymore
If I'd only known you were there all the me
All this time
Until the day the ocean doesn't touch the
sand
Now and forever
I will be your man
Now and forever
I will be your man’

“Gimana?” Tanya Rio.

“Ng.. Yo.. Ify...”

“Jangan menangis Fy..”

Lalu, Rio memeluk Ify. Sungguh, ia tidak mau kehilangan gadis ini. Ia sangat mencintai Ify. Ia tidak mau berpisah dengan Ify. Karena, Ia hanya untuk Ify dan Ify hanya untuknya. Rio selalu mengingat kalimat singkat itu.

***

Video itu berakhir diiringi lagu Now And Forever. Lagu itu adalah lagu favoritnya. Lagu yang hanya ia khusukan untuk Ify. Ify?

“Aku harus cepat-cepat membatalkan pernikaan itu!” Seru Rio.

“Be..Benarkah Yo?” Tanya Dea tidak percaya.

“Iya. Sekarang Rio sudah mengingat semuanya. Rio ingat semuanya De. Ayo kita kesana!”

Dea mengejar Rio dari belakang. Oh tidak! Jam ditangannya hampir menunjukkan pukul sebelas siang. Barangkali pernikahan itu sudah selesai.

“Cepetan ya Yo! Dea takut pernikahan itu sudah selesai!” Kata Dea sembari menaiki motor Rio.

“Iya. Pegangan yang erat ya, Rio mau ngebut.” Kata Rio lalu menancapkan gas dan motornya itu melaju dengan kecepatan penuh.

***

@pernikahan

Aku harus kuat! Batin Ify. Kini, ia duduk bersimpuh disamping Gabriel. Dihadapannya ada Ayahnya dan seorang penghulu ( Bener nggak? Aku nggak pernah liat orang nikah, cuman lihat resepsinya aja :D ). Ayolah Fy, bahagialah! Sebentar lagi kamu akan menjadi istri sah Gabriel. Bahagialah Fy!

Tidak jauh dari tempat itu, Shilla memerhatikan wajah sahabatnya, Ify. Sudah lama ia kenal Ify, dan ia tau apa yang dirasakan sahabatnya itu. Bukan perasaan senang atau bahagia. Bukan. Tapi perasaan sedih, frustrasi dan menyesal.

“Ify nggak akan pernah bahagia Kka..” Lirih Shilla.

“Benar. Tapi aku yakin Ify pasti bahagia. Lambat laun dia pasti mencintai Gabriel lagi. Bukannya Gabriel dulu pernah menjadi orang yang istimewa bagi Ify?”

“Iya sih, tapi aku nggak setuju gitu kalo Ify menikah sama Gabriel. Apalagi, ntar Ify diajak Gabriel tinggal di Makassar. Jujur, Shilla nggak setuju. Shilla kasian sama Ify dan keluarganya. Walau Ify punya kakak kandung sih, tapi kan kakak kandungnya tinggal di Sumatera. Harusnya Ify tinggal di Jakarta atau setidaknya masih berada di pulau Jawa, bukan di Sulawesi..”

Cakka tidak bisa berkomentar lagi. Ia biarkan Shilla menumpahkan segala unek-uneknya. Menurutnya sih itu semua salah Ify. Ify terlalu cepat mengambil keputusan. Lalu, yang terdengar hanya suara ayah Ify mengucapkan sebuah kalimat yang wajib dijawab oleh Gabriel.

***

Motor itu ngebut-ngebutan di tengah jalan raya yang lumayan macet. Tetapi Rio tidak peduli. Ia menganggap jalan raya ini sepi. Berkali-kali si pengemudi yang terkena ulah Rio menjadi kesal. Ditambah lagi, polisi sedang tidak berpatroli.

Di belakang, Dea memeluk Rio karena ketakutan. Ia berasa naik motor balap yang sering ia tonton di televisi. Jika ada polisi yang melihat, tentu mereka berdua ditangkap lalu dibawa ke kantor polisi. Ya, mudahan saja tidak ada polisi. Kalau ada, rencana menjadi hancur dan pernikahan itu tidak dibatalkan.

“Ayo Yo, cepat!” Kata Dea.

“Iya, ini udah kecepatan penuh.” Jawab Rio yang lagi konsen ke depan.

Lampu merah, dan motornya itu tidak berhenti. Dea menutup matanya. Hampir saja motor Rio menabrak truk pengangkut pasir. Untungnya dengan cekatan Rio mampu menghindari truk raksasa itu.

“Rio, kamu hebat banget! Kalo kita ketabrak truk itu gimana?” Tanya Dea kagum walau sedikit takut.

“Jangan banyak omong. Sebentar lagi kita sampai.” Kata Rio.

***

“Saya nikahkan kamu dengan putriku, Ify Alyssa dengan uang tunai sebesar lima puluh juta dan cincin emas di bayar tunai. ( Kalo salah setiap perkataannya dimaklumi aja ya :D )” Kata Ayah Ify.

Kata demi kata itu diucapkan dengan penuh kelantangan. Ify merinding mendengar Ayahnya mengucapkan kalimat itu. Tuhan.. Beberapa detik lagi aku akan menjadi istri Gabriel. Tuhan... Aku yakin bisa bahagia bersamanya. Ayo Yel, jawab! Jawablah dengan cepat!

“Saya..”

***
TBC....

Kalo ada yang aneh ato nggak nyambung komen ajj (:

Ohya, yang berbaik hati Follow ya twitter sayaa @Uny_Fahda19 , ntar tak folback (:

Kalo mau baca dari part awal buka aja ya blogku : http://risedirectioners.blogspot.com

Makasiiii (:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar