Part 30
.
.
.
“Dea.. Hallo..” Kata suara itu.
“RIOOO...” Teriak Dea.
Dea
berlari dan langsung memeluk Rio. Tuhan... Terimakasih karena telah
mengirim Rio kemari. Ia yakin, dua jam ini adalah waktu yang cukup untuk
mengembalikan ingatan Rio. Meskipun menurutnya sangat mustahil.
“Ada apa De?” Tanya Rio kebingungan. Dea melepas pelukannya dan mulai berbicara serius.
“Sebelumnya, makasih banyak karena Rio datang. Dea senang sekali.” Kata Dea. Rio tersenyum.
“Sebenarnya ada apa sih De?” Tanya Rio.
Sebelum
menceritakan yang sebenarnya, Dea menarik nafas dalam-dalam, lalu
mengeluarkannya. Tuhan.. Ini permintaan terakhirku. Aku ingin ingatan
Rio kembali.
“Yo, kamu harus tau yang sebenarnya. Kamu tau kan Ify?” Kata Dea.
“Ify? Gadis yang sering menangis itu?”
“Iya. Dia akan menikah hari ini.”
Dea
berusaha menebak reaksi Rio. Ia berharap, Rio sedikit kaget agar
ingatan Rio pulih kembali. Dea yakin, Rio pasti dapat mengingat masa
lalunya bersama Ify.
“Menikah? Baguslah. Aku ingin kita cepat-cepat menikah seperti mereka.” Kata Rio.
Jawaban
yang sama sekali tidak memberikan bantuan. Ingatan Rio belum kembali.
Dan, apa yang harus ia lakukan agar ingatan Rio kembali? Menyuruh
preman-preman itu menghajar Rio lagi?
“Yo, kamu harus tau. Sebenarnya aku.. Sebenarnya aku..”
“Sebenarnya apa? Kamu mau kan nikah sama aku?” Potong Rio.
“Bukan
itu. Bukan. Sebenarnya, aku yang telah membuatmu seperti ini. Aku yang
membuatmu amnesia agar kamu tidak ingat apa-apa lagi, dan agar kamu
tidak ingat Ify lagi.”
Rio
sedikit terenyak mendengar penjelasan Dea. Tidak mungkin! Tidak mungkin
Dea yang membuatnya amnesia. Tidak! Dea adalah gadis yang sangat ia
cintai. Tidak mungkin Dea yang melakukan itu.
“Kamu
pasti tidak percaya. Tapi inilah kenyataannya. Dulu, kamu adalah
kekasih Ify. Kamu sangat mencintai Ify dan membenciku karena aku iri
lihat kamu bahagia sama Ify. Akhirnya, aku yang menyuruh preman-preman
itu untuk menghajarmu. Kamu percaya kan ama omonganku?”
Percaya
atau tidak? Jawabannya tidak tau. Tapi, penjelasan Dea tadi menurutnya
benar. Dea tidak mungkin menceritakan kejadian bohongan. Tapi kata Dea
tadi, ia adalah kekasih Ify. Yang benar saja. Kalau itu sih ia nggak
percaya.
“Yo.. Maafin aku yang
sudah membuatmu menjadi seperti ini. Sekarang, kamu bukan lagi kekasih
Dea. Kamu adalah kekasih Ify. Ayo Yo, ingatlah masa lalumu bersama Ify.”
Masa
lalu? Bukannya ia dilarang dokter untuk mengingat masa lalu? Tapi Rio
penasaran juga. Ify.. Apakah dulu ia adalah kekasih Ify? Tapi, saat ia
bertemu Ify, ia merasakan suatu kebahagiaan walau sedikit dan perasaan
tenang dan nyaman. Rio ingat danau itu. Danau yang tidak asing
dimatanya.
“Kamu ingat kan Yo?
Ingat? Ify adalah kekasihmu dan sekarang dia mau menikah. Kamu harus
melakukan apa yang harus kamu lakukan sekarang. Ayo lakukanlah! Demi
cintamu pada Ify!” Desak Dea.
“Melakukan apa?” Tanya Rio.
“Batalkan pernikahan itu dan kamu akan menjadi kekasih Ify selamanya.” Jawab Dea.
Wajah
Rio tampak kebingungan. Tuhan.. Apa aku terlalu cepat menjelaskan pada
Rio? Tapi, waktunya tidak banyak. Tuhan... Hanya Engkau satu-satunya
yang bisa membantuku.
“Dea, kamu yakin Rio dulunya adalah kekasih Ify?” Tanya Rio akhirnya.
“Iya Yo.” Jawab Dea. Berharap Rio kembali mengingat masa lalunya.
“Ify sih pernah bilang begitu. Katanya, aku adalah kekasihnya. Tapi, apa benar De? Apa benar aku adalah kekasih Ify?”
“Iya Rio... Makanya, segera temui Ify dan batalkan pernikahan itu agar kamu tak menyesal seumur hidup!”
Jadi, arti menyesal seumur hidup ada hubungannya dengan Ify? Rio tidak yakin membatalkan pernikahan itu.
“Maaf De, Rio nggak bisa. Kalo Ify memang kekasih Rio, biarkan saja. Anggap saja Ify itu mantan Rio. Beres kan?” Kata Rio.
“Tapi
Yo, kamu masih mencintai Ify. Sampai detik ini. Pokoknya kamu harus
membatalkan pernikahan itu!” Kata Dea sedikit membentak.
“Rio nggak bisa De, Rio nggak mencintai Ify, yang Rio cintai hanyalah kamu..”
Sial!
Rio tidak mau menuruti perkataannya. Lantas, apa yang harus ia lakukan?
Perkataan dan penjelasan saja tidaklah cukup. Harus pakai cara lain.
***
Sekali
lagi, sebagai pemantapan hatinya, Ify mencoba tersenyum. Pernikahan itu
akan dilakukan kira-kira sejam lagi. Dan ia resmi menjadi istri
Gabriel. Lokasi pernikahan itu agak jauh dari rumahnya. Gabriel yang
menentukan lokasi itu.
Tuhan...
Tinggal sejam lagi ia memiliki seorang suami yang jujur saja tidak
dicintainya. Rio.. Bayangan cowok itu mengkelebat dipikirannya. Mengapa
tidak kamu saja Yo? Ah Fy, buang-buang. Pernikahan itu tidak akan ia
batalkan. Walau badai menghadang, ia tetap melanjutkan pernikahan itu.
C’mon Fy! Kamu harus semangat! Kamu pasti bisa mencintai Gabriel. Sama
seperti dulu. Gabriel kan cinta pertamamu? Ya kan?
Satu
lagi yang ia lupakan. Wajahnya. Seharusnya ia memasang tampang bahagia,
bukan sendi kayak sekarang ini. Ntar semua orang mencurigainya lagi.
Ify pun berusaha menghilangkan wajah sendunya dan memasang wajah
bahagia. Meskipun hasilnya sedikit, yang penting ia dapat melakukan
perubahan. Terutama matanya. Mata itu tidak boleh terlihat seperti habis
menangis.
“Ify..” Kata Mama.
“Ya Ma?”
“Kamu sudah siap? Kalo sudah ayo kita berangkat.” Kata Mama.
Oke.
Bersiap-siaplah Fy menuju masa depanmu. Kamu harus menghadapinya dengan
penuh ketegaran. Ingat, kamu sudah berjanji untuk tidak menangis lagi.
“Mmm Ma, apa wajah Ify keliatan sedih?” Tanya Ify.
“Enggak kok sayang, hanya saja kamu punya suatu masalah yang belum kamu selesaikan. Benar tidak?”
“Ng.. Nggak kok. Ya udah, kita berangkat.”
***
Beberapa
menit kemudian, Dea kembali ke ruang tamu, tempat Rio menunggu. Di
tangannya ada laptop dan flashdisk. Lalu ia duduk disamping Rio.
Dipikirannya, semoga dengan cara ini Rio dapat mengingat kembali masa
lalunya. Semoga. Waktu tinggal sejam lagi.
“Ada apa De?” Tanya Rio.
Setelah
laptop itu menyala, Dea menancapkan flashdisk itu. Tuhan.. Semoga
flashdisk ini masih berfungi. Kalau tidak, Rio tak akan pernah mengingat
semuanya. Hanya flasdisk itu satu-satunya harapan.
Yeah!
Flashdisk itu bisa dibuka. Padahal flashdisk itu pernah ia ‘siksa’
dengan ganas. Ajaib, dan flashdisk itu masih berfungsi. Lalu ia membuka
folder yang berjudul ‘Ify And I’. ‘I’ yang dimaksud itu adalah Rio.
“Coba buka folder itu.” Suruh Dea.
Rio
menuruti permintaan Dea. Ia mengeklik folder itu dua kali. Menurutnya,
isi dalam folder itu tidak menarik. Hanya ada beberapa foto yang tidak
berarti.
“Cuman ini saja?” Tanya Rio.
Dea
memerhatikan layar laptop itu. “Ohya, coba kamu buka ‘Sweet Moment’
itu. Disana banyak sekali masa lalumu yang sudah kamu lupakan.”
Lagi-lagi
Rio menurut. Saat ia berhasil membuka folder itu dan menemukan ratusan
foto-foto itu, kepalanya menjadi pusing. Tau hal itu, Dea menjadi serba
salah.
“Foto itu.. Danau.. Ify..” Kata Rio.
“Kamu nggak papa kan Yo?” Tanya Dea.
Kembali
Rio melihat ratusan foto itu. Mulai dari awal sampai akhir. Dan ia tak
sengaja menemukan sebuah video. Video yang tidak asing lagi baginya.
***
Pantai
Kuta, Bali. Liburan semester ini mereka habiskan berlibur ke pulau
dewata itu. Bosan juga mengunjungi tempat-tempat wisata selain pantai.
Karena itulah, Rio mengajak Ify berlibur ke Bali. Tentu Ify tidak bisa
menolak.
Di
pantai, Ify mengedarkan pandangannya. Entah kapan terakhir kali ia
mengunjungi pantai. Ify tidak ingat. Ia menginjakkan kakinya di atas
pasir putih yang lumayan panas. Rio mengajaknya berlari ke tepi lautan.
“Ayo Fy! Kejar Rio kalo bisa!” Seru Rio.
Jadilah
mereka melakukan aksi kejar mengejar. Wajah bahagia jelas terlihat di
keduanya. Rio maupun Ify sama-sama menikmati sore hari ini, di pantai
kuta.
“Fy..” Kata Rio.
Kini, mereka duduk di karang dekat tepi pantai. Ify menoleh ke arah Rio yang sedang menatapnya.
“Kenapa sih?” Tanya Ify.
“Kamu
senang hari ini?” Tanya Rio. Pandangannya beralih melihat matahari yang
sebentar lagi menghilang di ufuk barat. Rio suka melihat pemandangan
senja.
“Iya Rio, Ify senang. Senang sekali.” Jawab Ify. Ia bersandar di bahu Rio.
“Rio juga senang.” Kata Rio.
Siapapun
yang melihatnya akan merasakan kebahagiaan. RiFy, pasangan yang abadi.
Ify ingin hari ini tidak berhenti. Ify ingin selama-lamanya ia berada di
tempat ini, bersama Rio.
“I love you Fy..” Kata Rio.
“I love you too Rio..” Jawab Ify.
“Rio janji Fy nggak akan tinggalin Ify.”
“Iya, Ify pegang janji Rio.”
Suasana
senja itu semakin gelap. Rio merangkul Ify agar gadis itu tidak
kedinginan. Ify merasakan kehangatan ketika Rio merangkulnya. Rio... Aku
mencintaimu...
“Fy, Rio mau nyanyi. Boleh kan?” Tanya Rio.
“Boleh.”
“Oke. Dengerin ya, Ify harus meresapi setiap lirik yang Rio nyanyiin. Eh, tapi lagunya pake bahasa inggris. Nggak papa ya?”
Ify
mengangguk. Lalu, terdengar suara lembut Rio yang membuat air matanya
tak berhenti turun. Ify menangis. Menangis karena bahagia.
‘Whenever I'm weary from the battles that rage
in my head
You make sense of madness when my sanity
hangs by a thread
I lose my way but still you seam to understand
Now and forever
I will be your man
Sometimes I just hold you
Too caught up in me to see I'm holding a fortune that heaven has given
to me
I'll try to show you each and every way I can
Now and forever
I will be you man
Now I can rest my worries and always be sure
That I won't be alone anymore
If I'd only known you were there all the me
All this time
Until the day the ocean doesn't touch the
sand
Now and forever
I will be your man
Now and forever
I will be your man’
“Gimana?” Tanya Rio.
“Ng.. Yo.. Ify...”
“Jangan menangis Fy..”
Lalu,
Rio memeluk Ify. Sungguh, ia tidak mau kehilangan gadis ini. Ia sangat
mencintai Ify. Ia tidak mau berpisah dengan Ify. Karena, Ia hanya untuk
Ify dan Ify hanya untuknya. Rio selalu mengingat kalimat singkat itu.
***
Video itu berakhir diiringi lagu Now And Forever. Lagu itu adalah lagu favoritnya. Lagu yang hanya ia khusukan untuk Ify. Ify?
“Aku harus cepat-cepat membatalkan pernikaan itu!” Seru Rio.
“Be..Benarkah Yo?” Tanya Dea tidak percaya.
“Iya. Sekarang Rio sudah mengingat semuanya. Rio ingat semuanya De. Ayo kita kesana!”
Dea
mengejar Rio dari belakang. Oh tidak! Jam ditangannya hampir
menunjukkan pukul sebelas siang. Barangkali pernikahan itu sudah
selesai.
“Cepetan ya Yo! Dea takut pernikahan itu sudah selesai!” Kata Dea sembari menaiki motor Rio.
“Iya. Pegangan yang erat ya, Rio mau ngebut.” Kata Rio lalu menancapkan gas dan motornya itu melaju dengan kecepatan penuh.
***
@pernikahan
Aku
harus kuat! Batin Ify. Kini, ia duduk bersimpuh disamping Gabriel.
Dihadapannya ada Ayahnya dan seorang penghulu ( Bener nggak? Aku nggak
pernah liat orang nikah, cuman lihat resepsinya aja :D ). Ayolah Fy,
bahagialah! Sebentar lagi kamu akan menjadi istri sah Gabriel.
Bahagialah Fy!
Tidak jauh dari
tempat itu, Shilla memerhatikan wajah sahabatnya, Ify. Sudah lama ia
kenal Ify, dan ia tau apa yang dirasakan sahabatnya itu. Bukan perasaan
senang atau bahagia. Bukan. Tapi perasaan sedih, frustrasi dan menyesal.
“Ify nggak akan pernah bahagia Kka..” Lirih Shilla.
“Benar.
Tapi aku yakin Ify pasti bahagia. Lambat laun dia pasti mencintai
Gabriel lagi. Bukannya Gabriel dulu pernah menjadi orang yang istimewa
bagi Ify?”
“Iya sih, tapi aku
nggak setuju gitu kalo Ify menikah sama Gabriel. Apalagi, ntar Ify
diajak Gabriel tinggal di Makassar. Jujur, Shilla nggak setuju. Shilla
kasian sama Ify dan keluarganya. Walau Ify punya kakak kandung sih, tapi
kan kakak kandungnya tinggal di Sumatera. Harusnya Ify tinggal di
Jakarta atau setidaknya masih berada di pulau Jawa, bukan di Sulawesi..”
Cakka
tidak bisa berkomentar lagi. Ia biarkan Shilla menumpahkan segala
unek-uneknya. Menurutnya sih itu semua salah Ify. Ify terlalu cepat
mengambil keputusan. Lalu, yang terdengar hanya suara ayah Ify
mengucapkan sebuah kalimat yang wajib dijawab oleh Gabriel.
***
Motor
itu ngebut-ngebutan di tengah jalan raya yang lumayan macet. Tetapi Rio
tidak peduli. Ia menganggap jalan raya ini sepi. Berkali-kali si
pengemudi yang terkena ulah Rio menjadi kesal. Ditambah lagi, polisi
sedang tidak berpatroli.
Di
belakang, Dea memeluk Rio karena ketakutan. Ia berasa naik motor balap
yang sering ia tonton di televisi. Jika ada polisi yang melihat, tentu
mereka berdua ditangkap lalu dibawa ke kantor polisi. Ya, mudahan saja
tidak ada polisi. Kalau ada, rencana menjadi hancur dan pernikahan itu
tidak dibatalkan.
“Ayo Yo, cepat!” Kata Dea.
“Iya, ini udah kecepatan penuh.” Jawab Rio yang lagi konsen ke depan.
Lampu
merah, dan motornya itu tidak berhenti. Dea menutup matanya. Hampir
saja motor Rio menabrak truk pengangkut pasir. Untungnya dengan cekatan
Rio mampu menghindari truk raksasa itu.
“Rio, kamu hebat banget! Kalo kita ketabrak truk itu gimana?” Tanya Dea kagum walau sedikit takut.
“Jangan banyak omong. Sebentar lagi kita sampai.” Kata Rio.
***
“Saya
nikahkan kamu dengan putriku, Ify Alyssa dengan uang tunai sebesar lima
puluh juta dan cincin emas di bayar tunai. ( Kalo salah setiap
perkataannya dimaklumi aja ya :D )” Kata Ayah Ify.
Kata
demi kata itu diucapkan dengan penuh kelantangan. Ify merinding
mendengar Ayahnya mengucapkan kalimat itu. Tuhan.. Beberapa detik lagi
aku akan menjadi istri Gabriel. Tuhan... Aku yakin bisa bahagia
bersamanya. Ayo Yel, jawab! Jawablah dengan cepat!
“Saya..”
***
TBC....
Kalo ada yang aneh ato nggak nyambung komen ajj (:
Ohya, yang berbaik hati Follow ya twitter sayaa @Uny_Fahda19 , ntar tak folback (:
Kalo mau baca dari part awal buka aja ya blogku : http://risedirectioners.blogspot.com
Makasiiii (:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar