Hy all !!
Ini part 32 nya..
Happy reading (:
Part 32
.
.
.
Jasadnya
telah selesai dimakamkan. Tepatnya berada di samping kuburan sang
kakak. Shilla mencoba untuk tenang dan tidak histeris lagi. Ia tau, Dea
melakukan hal bodoh ini karena sudah tidak sanggup lagi. Oh De..
Sebenarnya kamu tidak salah.. Mengapa kamu bunuh diri? Alvin tidak suka
hal itu.
Di sampingnya, ada Cakka yang selalu menemainya.
Cakka yang membuatnya setenang ini. Orang-orang sudah pergi meninggalkan
pemakaman ini. Shilla jadi tau, keluarga Dea cuman dikit. Kedua
orangtua Dea entah pergi kemana. Mungkin hal itu juga mendorongnya untuk
bunuh diri.
“Aku kasian sama Dea.” Kata Shilla.
“Udahlah, biarkan dia pergi.” Kata Cakka.
“Iya, aku tau. Tapi kenapa dia memutuskan bunuh diri saja? Apa dia tidak takut masuk neraka?”
Cakka tersenyum lalu merangkul Shilla. “Bukannya kamu pernah ingin bunuh diri juga? Karena meninggalnya Alvin?”
“Iya, hehehe.. Untung Cakka yang nyelamatin Shilla. Makasih ya..”
“Iya, kalo gitu kita balik saja. Cakka mau neraktir Shilla makan di restaurant. Gimana? Shilla lapar kan?”
@restaurant saji
Setelah
pesanan yang mereka pesan ludes, Shilla memulai pembicaraan duluan. Ia
ingin tau bagaimana keadaan Rio. Cakka tentu tau karena Cakka serumah
sama Rio.
“Gimana? Apa Rio baik-baik saja?” Tanya Shilla.
“Tidak.
Aku jarang lihat Rio tersenyum. Anak itu sering mengurung diri di
kamar. Bahkan ia tidak mau kerja.” Jawab Cakka sedih. Ia prihatin betul
dengan keadaan Rio yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.
“Oo, lalu, gimana caranya buat Rio bahagia? Cakka tau?”
Yang
ditanya menggeleng. Sikap Rio belakang-belakangan ini sulit ditebak.
Kadang Rio bersikap dingin, ramah, ataupun marah. Sikap Rio berubah-ubah
sejak Ify resmi menjadi istri Gabriel. Oh, apa yang harus ia perbuat?
Menasehati Rio sampai suaranya habis?
“Cakka tidak tau.
Udah deh, jangan pikirin Rio. Cakka yakin kok lama kelamaan Rio kembali
ceria. Tidak mungkin kan Rio berpikiran seperti Dea?”
Benar
juga! Rio termasuk ke dalam orang-orang yang tegar dan tidak mudah
putus asa. Masalah itu akan hilang beberapa waktu ke depan. Shilla
yakin, Rio mampu menghadapi masalahnya itu. Shilla kenal betul dengan
Rio, pacar eh salah, mantan dari sahabatnya itu.
***
Di
rumah yang menurutnya rumah siksaan itu, ia kembali lagi ke dalam
‘kurungan’ bak penjara. Waktunya banyak ia habiskan di dalam ‘kurungan’
itu. Lelaki yang dulu dicintainya dan yang menjadi suaminya secara
tiba-tiba menyiksanya tanpa alasan. Sion, lelaki itu berubah total. Yang
dulunya ramah, penyayang, mudah senyum kini berubah menjadi lelaki
terganas yang pernah ia kenal. Apa perubahan sikap itu ada hubungannya
dengan botol yang ia temukan tadi?
Agni, cewek itu
menitikkan air mata. Rumah tangganya hancur, dan ia tak akan pernah
bahagia. Ingin sekali ia menjadi wanita pada umumnya. Wanita yang hidup
bahagia bersama seorang lelaki yang dicintainya. Tapi, ada satu
rahasianya. Ia masih perawan dan Sion tidak berani menyentuhnya dan
malah menyiksanya. Apa artinya ini? Apa ia terkena suatu penyakit
mematikan? Ia rasa tidak. Agni tidak pernah berhubungan dengan cowok
manapun.
Di dalam kamar yang menurutnya adalah kurungan,
Agni menatap pemandangan sore melalui jendela kamar yang damai. Sore itu
cocok dijadikan sebagai teman perjalanan. Biasanya, sore-sore ini ia
bete di rumah dan memutuskan untuk jalan-jalan ditemani angin sore yang
menyejukkan hati. Tapi sekarang, keluar dari kamar pun ia takut. Apalagi
keluar rumah? Bisa-bisa ia dibunuh sama Sion.
Oh, apa
yang harus aku lakukan demi menjadi manusia yang bebas? Agni merasa
seperti burung kecil di dalam kurungan. Yang tidak diizinkan pemiliknya
untuk terbang bebas. Tapi, ia bukan burung. Ia adalah manusia yang
mempunyai perasaan. Ia bukan burung atau yang lainnya. Jadi, apakah ia
akan melarikan diri dari rumah ini? Dan mencari tempat yang nyaman?
Mungkin
itu ide yang cemerlang, tetapi sulit untuk dilakukan. Rumah ini terjaga
ketat. Setiap pintu memilik kunci tersendiri yang dismpan pada sebuah
tempat rahasia yang tidak ia ketahui. Hanya Sion yang mengetahui seluk
beluk rumah ini. Bukannya rumah ini milik Sion?
Tapi yah,
Agni berhak tau seluk beluk rumah ini. Rumah sion adalah rumahnya juga.
Oke. Jika ia lelah menghadapi deritanya ini, maka rencana pelarian diri
akan ia susun dengan baik, agar rencana itu berjalan lancar. Kota yang
menjadi tujuan pelarian diri yang pertama adalah Jakarta. Karena
sebagian hidupnya ia habiskan di Kota itu. Kota yang mengisahkan
kisah-kisah tersendiri. Tiba-tiba ia teringat Cakka. Oh, apakah Cakka
masih mengingatnya? Jujur, ia masih memiliki rasa-rasa itu. Tapi Agni
yakin, Cakka sudah menikah dan hidup bahagia. Tidak seperti dirinya.
Agni
pun mengambil kertas HVS dari laci mejanya. Dengan teliti ia membuat
sebuah rencana. Rencana yang ia yakini akan berjalan sukses dan Sion
tidak akan pernah lagi menemukannya, dan ia siap menanggung segala
resiko rencananya.
***
Mungkin... Mungkin
ini terakhir kali ia melihat Kota ini. Kota yang sangat dicintainya.
Kota yang merupakan sebagian dari hidupnya. Ify, ia berusaha menegarkan
diri agar cairan bening itu tidak keluar. Ia boleh saja menangis. Tapi
bukan tangisan kesedihan, melainkan tangisan kebahagiaan. Oh God!
Kuatkanlah hamba-Mu ini..
Sebelum ia berangkat ke bandara,
Ify minta izin ke Gabriel untuk terakhir kali melihat danau. Danau yang
tak akan pernah ia temukan di Makassar nanti. Gabriel mengangguk
mengiyakan, tapi jangan lama-lama karena sebentar lagi taksi datang.
Kedua
kakinya melangkah menuju tempat yang sangat ia rindukan. Danau... Apa
aku salah mengambil keputusan? Ify duduk di tepi danau itu. Kedua
matanya ia edarkan ke danau yang luas itu. Disana ia melihat angsa-angsa
yang sedang berenang dengan riangnya. Angsa.. Ify jadi teringat Rio.
Sedang apa Rio sekarang? Ify berharap Rio bahagia melihat ia pergi.
“Ify..” Lirih seseorang.
Deg!
Suara itu.. Ify mencoba menganggap suara itu tidak nyata. Jika suara
itu nyata, tentu air matanya akan turun. Dan ia tidak mau itu terjadi.
“Fy..”
Tiba-tiba
ada tangan yang merangkulnya. Ify kaget. Dengan jantung yang
berdebar-debar, Ify menoleh ke arah kanan. Dapat ia lihat wajah seorang
lelaki yang sangat dicintainya. Benar. Ia salah mengambil keputusan.
“Rio..” Kata Ify ragu. Perlahan, ia menjauhi Rio.
“Maaf ya Fy, Rio udah rangkul Ify. Maaf ya, Ify pasti marah.” Kata Rio. Ia pun sedikit bergeser menjauhi Ify.
Selanjutnya,
terjadi keheningan. Ify ingin mengucapkan kalimat ‘selamat tinggal’
pada Rio. Tapi ia tak kuasa. Rio datang pada waktu yang tidak tepat.
Tiba-tiba HPnya berdering. Dan, saatnyalah ia meninggalkan tempat ini.
Ify mencoba menguatkan hatinya.
“Se.. Selamat tinggal
Yo..” Lirih Ify. Namun Rio dapat memahami kalimat itu. Rio mencoba
tersenyum walau rasanya sulit untuk tersenyum.
“Kamu mau kemana?” Tanya Rio berusaha ceria.
“Ke
Makassar. Disana Ify akan tinggal sama Gabriel. Dan Ify nggak akan
kembali lagi ke Jakarta.” Jelas Ify sesak. Air matanya ia tahan agar
tidak keluar.
“Oh..” Sungguh. Ia tidak mau berpisah dengan
orang yang sangat ia cintai. Ify.. Kenapa kamu tega memilih melanjutkan
pernikahan itu? Oke, aku terima giliran kamu yang melupakan aku.
“Baiklah. Selamat tinggal, semoga kamu bahagia disana. Ohya, rumah Rio
ada di Manado. Kamu bisa berkunjung kapan saja kalo kamu mau.” Kata Rio.
Ify
tidak menjawab. Ia menatap wajah lelaki yang sebentar lagi akan ia
tinggal. Rio.. Maafkan aku, maafkan aku. Terkahir kali, Ify tersenyum.
Bukan, bukan senyum kebahagiaan. Tapi senyuman kemalangan. Lalu, ia
paksakan kedua kakinya untuk meninggalkan danau itu.
“Good bye Fy!” Teriak Rio.
Kedua
kakinya terhenti mendengar suara itu. Tapi, ia paksakan lagi untuk
berjalan. Sekarang, yang hanya ia rasakan adalah dada yang sesak dan
kaki yang kesakitan. Oh.. Aku memang salah memutuskan.
“Lama banget.” Kata Gabriel melihat jam tangan.
“Maaf.” Jawab Ify pelan lalu tersenyum. Ia tidak mau Gabriel mengetahui bahwa ia sedang sedih.
Taksi
itu pun melaju kencang membelah kota Jakarta yang ramai. Di belakang,
Ify memandangi jalan raya macet sambil tersenyum pahit. Oh, jika ada dua
pilihan memilih mati atau melanjutkan perjalanan ke Makassar, tentu ia
memilih pilihan pertama. Lebih baik mati daripada menderita di Makassar
nanti.
***
Kembali ia membuka kenangan itu.
Dengan tangan yang bergetar, Rio membuka folder berisi fotonya dan foto
Ify. Foto itu sudah lama ia ambil. Tepatnya saat SMA. Tak lupa pula
video-video itu yang membuat dadanya sesak. Di danau, di Kuta Bali, di
Ancol... Oh, andai kata waktu dapat diulang kembali. Andai Ify menjadi
miliknya lagi.
Sudah cukup ia menderita karena cewek. Rio
bersumpah tak akan pernah lagi mencintai cewek. Cukup Ify saja yang
menjadi cinta pertama dan terakhirnya. Percuma saja dia menikah dengan
cewek yang tidak ia cintai. Ia malah membuat cewek itu menderita. Ya,
giliran ia yang dilupakan Ify.
Di dalam kamar yang sumpek,
Rio berusaha menceriakan pikiran. Ia mengutak-atik laptopnya dan
membuka microsoft word untuk mengetik sesuatu. Entah apa yang ia ketik,
tapi ketikannya itu jika dibaca seperti sebuah puisi kesedihan.
Drtrdrtdrt...
Message From : Pak Yus
Maaf pak, bapak hrs kmbl bekerja. Kalo tdk, kami bisa saja memecat bpk.
Rio
menghela nafas pajang. Sudah berapa lama ia tidak kerja dan menganggur?
Ia tau. Jika ia tidak kembali bekerja, tentu tak segan-segan ia
dipecat. Dan ia tidak mau hal itu terjadi.
Message To : Pak Yus
Baiklah. Bsok saya kembali bkrja.
Kehidupannya
mungkin dapat kembali menjadi normal. Rio kembali pada pekerjaannya dan
kehidupannya yang sempat ia lupakan. Hanya ada satu yang berbeda. Ada
rasa rindu yang menyelinap masuk ke dalam celah-celah tubuhnya. Rio
rindu masa-masa SMA dulu, Rio rindu dengan sahabat-sahabatnya, Rio rindu
menjadi anak remaja. Ah Yo, apa yang kamu pikirkan? Kamu bukan remaja
lagi Yo, ingat. Jangan berpikiran seperti itu. Itu adalah masa lalumu.
Jangan memikirkan masa lalu yang tidak dapat kembali, dan pikirkanlah
masa depan.
Baiklah. Ia yakin mampu menghadapi semuanya.
Puisi yang ia buat sudah selesai. Berulang-ulang kali ia membaca puisi
itu dan berulang-ulang kali ia tersenyum. Puisi itu menggambarkan
seorang lelaki yang sedang merindukan seorang gadis yang dicintainya.
Ya, semua terinspirasi dari Ify. Ify? Apa dia sudah sampai di Makassar?
Semoga saja dia selamat.
Setelah puisi yang dirasanya
cukup sempurna, Rio menyimpan puisi itu di folder pribadinya yang
artinya tidak dapat dibaca oleh siapapun. Betapa malunya ia jika ada
orang yang membaca puisinya itu. Lalu, ia kembali fokus pada
pekerjaannya yang sempat ia tunda.
***
Bulan
pada malam itu tidak terlihat. Kiranya malam itu sedang mendung. Agni
tersenyum puas karena tau dimana letak Sion menyimpan kunci. Tepatnya di
gudang belakang. Sion tidak ada di rumah. Jadi, ini merupakan
kesempatan besarnya untuk kabur. Semua barang-barangnya sudah ia kemasi.
Mulai dari pakaian, dan barang lainnya. Saat semuanya beres, diam-diam
Agni membuka pintu kamarnya yang tidak terkunci. Benar-benar malam
keberutungan.
Gudang itu gelap. Agni menyalakan senter
yang ia pegang. Dimana ya kunci itu? Gudang itu sangat mengerikan.
Hidungnya pun mencium bau obat yang sangat menyengat. Apa? Sepertinya
itu obat.. Ah sudahlah. Agni sudah tidak peduli lagi. Nah, itu dia
kuncinya! Sebuah kotak berukuran sedang yang menjadi tempat penyimpanan
kunci. Agni mengambil kotak itu.
Selesai! Ia suda bebas.
I’m free! Batin Agni. Pelan-pelan, ia meninggalkan rumah mengerikan itu.
Ya! Tujuannya adalah terbang ke Jakarta. Agni belum memesan tiket
pesawat. Itulah yang menjadi masalahnya. Lalu, ia mendapatkan sebuah ide
cemerlang. Ngapain juga naik pesawat? Naik bus saja bisa.
***
WELCOME TO MAKASSAR
Sampai
juga mereka di Kota Makassar. Kota besar yang cukup terkenal. Gabriel
sudah mempersiapkan rumah di kota ini. Rumah yang ia yakini dapat
membahagiakan Ify. Gabriel yakin Ify kerasan tinggal di rumah baru ini.
Taksi
mengantar keduanya menuju rumah yang ia maksud. Malam hari yang dingin
ini, Gabriel melihat Ify tertidur pulas disampingnya. Wajah Ify sangat
kelelahan. Gabriel tersenyum. Ify pasti kaget sewaktu menemukan rumah
baru yang tak biasa.
Perjalanan menuju rumah itu nggak
sampai sejam kok. Cukup lima belas menit mereka sampai. Dengan
pelan-pelan dan hati-hati, Gabriel membopong Ify memasuki rumah itu. Ya,
rumah tipe orang kaya. Rumah idaman semua orang. Gabriel meletakkan
tubuh Ify di atas kasur empuk. Ia pun mencium kening Ify.
“Mimpi indah sayang..”
Tiba-tiba, Ify bersuara. Gabriel yakin Ify sedang mimpi. Tapi, ada satu perkataan Ify yang membuatnya pucat dan serba salah.
“Rio..Rio..Rio..”
Oh,
apa Ify masih mencintai Rio? Kalo iya, mengapa Ify memilih melanjutkan
pernikahan itu? Gabriel tak habis pikir. Tapi ia yakin, keputusan Ify
adalah keputusan yang tidak akan Ify ubah. Gabriel berjanji akan
membahagiakan Ify. Apapun caranya.
***
Matanya
terasa berat. Perjalanan dari Yogya ke Jakarta membuat tubuhnya letih.
Agni hanya tidur beberapa jam saja. Pikirannya dihantui oleh Sion yang
mengetahui ia melarikan diri. Sekarang, kemana ia akan tinggal? Kedua
orangtuanya sudah meninggal. Agni tidak berani meminta bantuan kepada
saudara-saudaranya.
Aw! Perutnya bunyi, tanda ia lapar.
Agni mencari tempat makan yang harganya murah. Hanya dengan berjalan
kaki, Agni sampai di rumah makan yang tempatnya lumayan besar. Agni
ingat rumah makan itu. Dulu, rumah makan itu yang menjadi langganannya.
Bahkan Agni hafal nama pemilik rumah makan ini.
Agni
memesan soto Betawi dan jus jeruk. Harganya tidak terlalu mahal
dibanding dengan rumah makan lainnya. Setelah pesanan datang, Agni
melahap soto itu dengan semangat ’45, seperti orang yang kelaparan
setengah mati. Tiba-tiba, ingatannya kembali pada sosok Cakka. Cakka,
ya! Cakka tentu bisa membantunya. Agni yakin itu.
Siang
ini cukup panas. Agni memakai topi karena tidak tahan menghadapi
panasnya siang ini. Sekarang, bagaimana caranya agar bisa bertemu Cakka?
Ia lupa alamat rumah Cakka. Agni duduk di salah satu bangku di pinggir
jalan raya. Ia memainkan HPnya karena bosan. Tumben, Sion tidak
menelponnya atau mengirimnya pesan. Apa Sion sudah tidak lagi
mempedulikannya? Kalo itu yang terjadi ya Agni bersyukur saja.
“Oh, hai! Maaf..” Kata sebuah suara yang mengagetkannya.
***
TBC....
Kalo ada yang aneh ato nggak nyambung komen ajj (:
Ohya, yang berbaik hati Follow ya twitter sayaa @Uny_Fahda19 , ntar tak folback (:
Kalo mau baca dari part awal buka aja ya blogku : http://risedirectioners.blogspot.com
Makasiiii (:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar