Part 34
.
.
.
“Zevana?” Kaget Cakka. Begitupun Agni. Ia kaget dirinya diketahui oleh orang lain.
Zevana
menatap Cakka dan cewek itu tanpa ekspresi. Tapi di wajah itu terlukis
sebuah keinginan untuk segera menyelesaikan permasalahan. Zevana
sebenarnya tau sedikit tentang Agni. Tapi ia tak mengerti mengapa Agni
kembali ke tempat ini.
“Shilla sudah mendengar semuanya.
Tadi, dia menceritakan semuanya. Sebaiknya secepatnya Anda menyelesaikan
permasalahan ini.” Kata Zevana.
“Tidak! Saya yang salah.
Maafkan saya. Saya salah datang kesini. Saya hanya menganggu hubungan
Cakka. Maafkan saya.” Kata Agni sedih. Zevana merasa iba dengan cewek
itu.
“Sebenarnya, apa yang terjadi pada Anda?” Tanya Zevana pada Agni.
Sedikit
Agni ragu untuk menceritakan. Namun, kedua bola mata ramah Zevana
memaksanya untuk menceritakan. Akhirnya Agni menceritakan kehidupannya
di Yogyakarta. Permasalahnnya dengan Sion dan semuanya.
“Hmmm,
suamimu benar-benar aneh. Tapi tak apa, saya punya teman disana.
Namanya Ian. Mungkin saya bisa membantumu untuk menyelesaikan masalah
ini.” Kata Zevana.
Senyum terbentuk dibibirnya. Agni
bersyukur karena masih banyak orang yang peduli padanya. Termasuk
Zevana, orang yang tidak ia kenali dan menolongnya.
“Lalu, apakah kamu mencintai Cakka?” Tanya Zevana.
Iya.
Begitulah jawaban yang sejujur-jujurnya. Tapi Agni nggak enak sama
calon Cakka. Ia sama saja perusak hubungan orang. Masih syukur ia diberi
bantuan. Ya, ia boleh mencintai Cakka tetapi tidak diizinkan untuk
hidup bersama Cakka.
“Iya sih. Tapi saya ikhlas kok Cakka
menikah sama calonnya. Kalo hidup saya sudah mulai aman, saya bisa
bekerja di Kota ini. Makasih ya karena sudah menolong saya.” Kata Agni.
Sepertinya,
Cakka tidak rela Agni mengatakan hal itu. Hatinya memaksanya untuk
bersama Agni, dan bukan bersama Shilla. Ya, cintanya pada Shilla mulai
berkurang saat ia bertemu Agni. Oh, cinta rumit itu kembali lagi dalam
hidupnya. Cintanya yang membingungkan.
“Bagaimana?” Tanya Zevana. Ia tidak tau bertanya pada siapa.
“Bagaimana apanya? Kok bisa Shilla tau saya bertemu Agni?” Tanya Cakka.
“Nggak
tau Shilla. Gini saja, setelah masalah Agni beres, kita akan
bermusyawarah. Dan Cakka harus menemukan pilihan yang tepat. Agni atau
Shilla.” Jawab Zevana.
Disini, ada dua pilihan. Agni atau
Shilla. Mudah saja ia menjawab ‘Agni’ karena toh hatinya saat ini ingin
terus bersama cewek itu. Lalu, jika ia memilih Agni, bagaimana dengan
Shilla? Dan, apakah masalah Agni dapat terselesaikan? Lalu, bagaimana
jika suami Agni berubah menjadi baik dan tidak jahat lagi pada Agni?
Pusing
tujuh kuadrat mikirinnya. Padahal ia sudah dewasa dan bisa memutuskan
suatu keputusan yang paling benar. Ah Kka, umurmu saja yang dewasa, tapi
sikapmu seperti anak-anak remaja!
***
Shilla
mencoba membahagiakan diri. Mungkin benar. Ia tidak pantas untuk Cakka.
Tadi, jelas sudah Cakka mengaku kalo ia masih mencintai cewek itu.
Lalu, hubungannya ini.. Lupakanlah! Hidup-hidup Cakka. Jika Cakka
memilih untuk mengakhiri hubungan ini ya boleh-boleh saja. Shilla kuat
menghadapi masalah ini. Baginya, masalah ini merupakan masalah kecil.
Bukan masalah besar lagi sampai-sampai ia berkeinginan bunuh diri.
Karena
bete, Shilla menyalakan laptopnya dan menancapkan modemnya di laptop
itu. Setelah terhubung, Shilla memilih membuka akun facebooknya. Di
beranda, ia tertawa kecil membaca status-status sahabatnya. Mulai dari
gaji belum keluar, ketemu cowok cakep di gang sana, ataupun habis
ditembak ama cowok cakep dan para komenannya meminta traktiran.
Timbul
keinginannya untuk menulis status. Hmmm, apa yang Anda pikirkan? Apa
ya? Ohya, gimana kalo status itu saja? Shilla menekan-nekan keyboard
laptopnya dan membentuk suatu kalimat pendek, namun terkesan
menyakitkan.
Ashilla
“Aku memang bukan untuknya”
Belum
semenit udah banyak yang ngelike. Ada juga yang ngomen status itu.
Ohya, Shilla teringat Ify. Apa kabar dia di Makassar sana? Apa Ify betah
dan keadaannya disana mulai membaik? Maksudnya Ify mulai bisa
beradaptasi dengan lingkungan barunya dan sedikit bisa melupakan Rio.
Benar
hari yang pas! Ify lagi on disana. Shilla pun mengajak Ify ngobrol.
Tentu, ia kangen sekali sama sahabatnya itu. Jujur, ia nggak rela Ify
tinggal di Makassar. Kota yang merupakan kota asing baginya.
Shilla : Ify.. Gmn kbrnya?
Ify : Baik kok Shill. Kmu?
Shilla : Baik. Hayoo, udah punya anak blom? Wkwkwkw :D
Ify : Blom. Memangnya knp?
Di
Makassar sana, Ify membaca tulisan Shilla dengan raut muka sedih.
Bagaimana bisa punya anak wong ia sendiri nggak pernah berhubungan ama
Gabriel. Bahkan, ia jarang ngobrol ma Gabriel. Gabriel banyak
menghabiskan waktu di luar rumah. Sedangkan ia banyak menghabiskan waktu
di rumah dengan lamunannya dan imajinasinya yang nggak akan bisa
terwujud.
Ya, Gabriel memang berubah! Dari cara bicaranya
saja, terkesan dingin. Tapi Gabriel tidak pelit senyum. Ify tau, ini
semua karena kesalahannya. Ia yakin, Gabriel nggak akan betah hidup
bersamanya. Oh Fy, betapa jahatnya dirimu, sama saja artinya kau
membunuh Gabriel secara perlahan, membunuh kebahagiaan Gabriel tepatnya.
Shilla : Nggak ada kok. Eh Fy, kmu kerasan nggk tnggl dsana? Aq kangen nh ma kmu..
Jakarta..
Orangtuanya.. Teman dekatnya.. Shilla.. Dan satu nama lagi yang
membuatnya serapuh ini, Rio... Rio? Bagaimana kabarnya? Ify berharap Rio
baik-baik saja dan kembali melupakannya. Harapan yang bertolak
belakangan dengan hatinya. Jujur, ia ingi balik ke Jakarta. Makassar
bukan tempatnya. Ify yakin, ia tidak bisa bertahan untuk ke depannya.
Ify : Kerasan sih, kn ada suami q yg cakep itu, hehe..
Shilla
membacanya dengan sedikit sedih. Ia tau, Ify berbohong. Ify tidak mau
menampakkan kesedihannya, kepada siapapun. Termasuk sahabatnya yang
adalah dirinya sendiri. Tapi apa boleh buat, Shilla tidak bisa melarang
Ify untuk berbohong ataupun lainnya. Asalkan, jika Ify sedih atau butuh
teman curhat, tentu ia bisa diandalkan. Dua puluh empat jam ia siap
sedia mendengarkan curhat Ify.
Shilla : Ya udah..
Ify : Kalo kmu sendiri? Udh nikah?
Pertanyaan
yang sulit untuk ia jawab. Shilla ingin menceritakan hubungannya pada
Ify. Hanya saja ia malas. Entah mengapa Shilla sedikit tidak suka pada
Cakka. Cakka itu berbeda dari cowok yang pernah ia kenal. Cakka itu
sedikit... Ah, gimana ya ngejelasinnya? Sedikit aneh gitu. Ya, mungkin
Cakka bukan jodohnya.
Shilla : Aq dh putus ma Cakka.
Tentu di seberang sana Ify mendadak kaget. Shilla putus ma Cakka? Padahal menurutnya pasangan itu klop.
Ify : Kok bisa putus?
Shilla : Mngkn kami tdk cocok. Gpp. Mngkn Cakka bkn jodoh Shilla.
Putus?
Apa ia memang sudah putus sama Cakka? Secaranya kenyataannya sih belum.
Hubungannya dengan Cakka masih gantung. Dan, Cakka mencintai cewek itu
juga tidak jelas. Shilla ingin sekali bertemu cewek itu. Ya, untuk
sekedar tau siapa cewek itu yang sebenarnya.
Ify : Oh, semoga Shilla dpt mnemukn pngganti Cakka yg sesuai dg harapan Shilla.
Dalam
hati, Shilla mengamini. Pengganti Cakka? Apa ia sudah tidak mencintai
Cakka lagi? Dan apa memang benar Cakka mencintai cewek itu? Atau, Cakka
hanya main-main saja?
Shilla : Amin.
Ingat
Shilla, Ify kembali teringat Rio. Apa ia berani menanyakan kabar Rio
pada Shilla? Apa nanti ia tidak jantungan kalo Rio udah mempunyai cewek
dan sebentar lagi akan menikah?
Ify : Gmn kabar Rio?
Argh! Pertanyaan terbodoh yang pernah ia buat. Untuk apa menanyakan kabar Rio? Untuk menambah rasa perih di hatinya ini?
Shilla : Rio baik. Tp aq jarang liat dia.
Lagi.
Satu pertanyaan yang harus ia ketahui sekarang juga. Kembali Ify
menekan-nekan keyboard laptopnya dengan tangan yang sedikit bergetar.
Ify : Apa Rio udh pny pacar?
Shilla tertawa kecil membaca kiriman Ify. Ah Fy, sebegitunya kamu khawatir sama Rio. Aku tau, kamu masih mencintai Rio.
Shilla : Nggak tau. Shilla kn jarang liat Rio. Ntar deh klo ktemu Shilla tnyain.
Jawaban
yang tidak puas. Jawaban yang mestinya harus ia dapatkan sekarang. Apa
ia menanyakan langsung ke Rio? Rio kan punya facebook. Ya, Shilla yang
suruh tanyain ke Rio.
Ify : Kmu tanyain ajj lwt fb.
Shilla : Hmmm, iya deh.
Obrolan
panjang mereka berakhir pukul empat sore. Katanya, Shilla disuruh
atasannya untuk kembali bekerja. Ada tugas penting yang harus ia
selesaikan. Begitu pula Ify. Ada tugas yang penting harus ia lakukan.
Yaitu melamun nggak jelas.
***
BUG !!!
Kelima
lelaki itu memukulinya dengan penuh kemarahan. Yang dipukuli hanya
pasrah. Ia tau, tak ada gunanya hidup di dunia ini tanpa kebahagiaan.
Sekarang, pukulan yang membuatnya jatuh ke tanah. Ia mencoba menahan
rasa sakit. Darah segar keluar dari mulutnya. Tubuhnya menjadi lemas.
“Kamu
memang lelaki bejat! Teganya kamu menyiksa istrimu sendiri. Sekarang,
kamu malah ingin memperkosai gadis SMA itu?” Bentak salah satu dari
lelaki itu.
Ia tidak menjawab. Ia usahakan agar sakitnya
tidak diketahui kelima orang itu. Ia memilih untuk diam. Tidak ada
gunanya berkomentar toh ntar omongannya langsung dipotong sama mereka.
“Sekarang,
kamu harus meminta maaf pada istrimu yang kabur entah kemana itu. Kalau
tidak ketemu..” Lelaki itu menggantungnkan pembicaraannya. “Jangan
harap bisa lepas dari saya.”
Oke. Tidak ada gunanya juga
mencari istrinya. Ia tau, ia memiliki dosa besar pada istrinya itu.
Tapi, ia termasuk orang baik. Jika ia melakukan itu, jangan harap Agni
bisa hidup bahagia layaknya manusia lainnya. Ia ingin Agni hidup bersama
pria lain, bukan dirinya.
Ya. Ia memang bodoh menikahi
Agni dan melupakan penyakitnya itu. Penyakit yang nggak ada obatnya.
Penyakit yang membuat umurnya berkurang. Tapi tak apa. Ia banyak
mengambil hikmah dari deritanya ini.
“Kami akan memberikanmu waktu selama seminggu.” Kata lelaki itu lagi.
“Tidak! Saya tidak akan mencarinya.” Jawabnya lantang. Meski suaranya sedikit serak.
“Ooo, jadi kamu tidak mau bertanggung jawab atas segala kesalahanmu?”
“Saya
memang salah. Tapi jika Agni kembali, artinya saya bertambah salah.
Untuk itu, saya berharap Agni tak akan kembali ke tempat ini lagi.”
Lelaki
itu tidak paham maksud dari perkataan Sion yang dulu adalah sahabatnya.
Sion, cowok ramah dan periang kini berubah menjadi cowok yang tak
berperikemanusiaan. Mudah saja Sion melakukan aksi jahatnya itu. Dan,
sampai sekarang ini ia belum paham mengapa sikap Sion berubah.
“Apa kamu memilik sebuah rahasia?” Tanyanya.
Rahasia?
Tiba-tiba keringat dingin muncul membasahi tubuhnya yang lemah. Darah
segar keluar dari hidungnya. Lelaki itu tampak kaget melihat Sion yang
sedang menggigil. Padahal cuaca hari ini panasnya bukan main.
“Kamu kenapa?”
“Rahasia itu..” Lirih Sion menahan sakitnya.
“Rahasia apa?”
“Ian.. Kamulah orang yang saya percayai saat ini. Saya butuh bantuanmu.”
“Bantuan apa?”
***
Tak
disangka. Ternyata Ian adalah sabahat Sion, suami Agni. Dari Ian, Agni
jadi tau apa penyebab Sion sering menyiksanya. Sion telah menjelaskan
semuanya pada Ian. Tentang penyakitnya. Astaga! Penyakit itu...
“Mas
Si.. Sion..” Lirih Agni. Cewek itu terbaring lemah di ranjang rumah
sakit karena cerita yang ia dengar. Cerita yang membuatnya pingsan
mendadak kayak gini.
“Udah sadar Ag?” Tanya Cakka.
“Ca..Cakka.. Mas Si..Sion..”
“Dia
sudah tenang disana.” Kata Cakka lembut seraya mengelus-elus rambut
Agni. Di sampingnya, ada Shilla yang sedang tersenyum melihat dua
manusia itu. Ia tau, Cakka sangat mencintai Agni. Cewek itu membutuhkan
Cakka.
Sion, lelaki itu terkena penyakit HIV akibat dari
hubungan dengan seorang wanita asing. Saat itulah, Sion sadar. Penyakit
itu tak akan pernah sembuh. Dan, ia merasa bodoh karena telah menikahi
Agni.
“Kka, Agni butuh kamu. Apa kamu siap menerima Agni dan melupakan Shilla?” Tanya Zevana.
Cakka terdiam.
“Kka,
jika Cakka lebih mencintai Agni, Shilla rela kok Cakka sama Agni.
Lagipula, Shilla juga merasa nggak cocok sama Cakka. Mungkin Cakka bukan
jodoh Shilla.” Kata Shilla.
“Gimana? Kka, jangan takut
mengahapi cinta.” Kata Zevana tersenyum. Ia mengelus-ngelus perutnya.
Shilla tau, sepupunya itu hamil.
Cakka menatap Agni dan
Shilla secara bergantian. Agni menatapnya pasrah. Ia menerima apapun
jawaban Cakka. Sementara Shilla, tersenyum padanya. Senyum itu memiliki
arti tersendiri baginya. Dan, dari senyum itulah ia mendapatkan suatu
keputusannya. Keputusannya yang tak akan ia sesali.
***
TBC....
Kalo ada yang aneh ato nggak nyambung komen ajj (:
Ohya, yang berbaik hati Follow ya twitter sayaa @Uny_Fahda19 , ntar tak folback (:
Kalo mau baca dari part awal buka aja ya blogku : http://risedirectioners.blogspot.com
Free Contact me : 083129582037
Makasiiii (:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar