expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 03 September 2013

Please, Don't Forget Me! ( Epilog )

Epilog

.

.

.

Danau...

Sebuah tempat yang sering mereka kunjungi. Sebuah tempat yang menyimpan banyak kenangan. Sepasang kekasih itu berjalan mendekati danau. Sang lelaki yang menggendong gadis kecil berumur sekitar lima tahun, sedang si cewek mengamit lengan si lelaki itu.

Setelah menemukan tempat yang dirasa nyaman, mereka duduk sambil menikmati pemandangan senja yang indah, di danau. Gadis kecil itu asyik bermain bersama Papanya. Sedang Mamanya sibuk mengelus-elus perutnya yang udah mulai besar. Ya sekitar enam bulanlah.

“Tempat yang terindah.” Gumam Ify. Ia memandang lurus ke arah danau yang luas itu.

“Ya. Tempat yang paling terindah.” Tambah Rio.

Matahari mulai menghilang di barat sana. Menandakan, pergantian waktu. Senja menjadi malam yang gelap gulita. Namun danau itu selalu terang. Jutaan bintang bertaburan di atas sana. Dan lampu-lampu yang tersusun panjang demi menerangkan tempat itu.

“Gimana Fy? Anak kedua kita?” Tanya Rio. Ia meletakkan telinganya di perut Ify. Dan, sebuah tendangan kecil melayang mengenai telinganya. Rio tertawa merasakan semua itu.

“Semoga cowok.” Kata Ify penuh harap.

“Ya. Kalo cowok kita beri nama Fio. Fio adalah singkatan dari Ify dan Rio. Dan Rify..” Rio tersenyum melihat gadis kecilnya itu yang duduk dipangkuannya. Rio mencium rambut Rify. “Adalah singkatan dari Rio dan Ify. Rio berharap Fio menjadi pemain sepak bola yang hebat. Rio pengin Fio bisa membanggakan orangtua dan Indonesia.” Lanjut Rio sambil menatap langit yang mulai gelap.

Sepertinya Ify tidak setuju. “Ify mau Fio jadi dokter.”

Rio pun tidak setuju. “Rio nggak mau Fy.. Rio mau Fio jadi pemain sepak bola.”

Sepasang kekasih itu berdebat dalam candaan. Rify yang tadi terdiam ikut berkomentar. Suaranya yang terdengar lucu membuat Rio dan Ify tertawa mendengarnya.

“Dede Fio ntal jadi plogamel komputel, kan kayak Papa..”

Hihihi.. Rify belum bisa nyebut huruf ‘R’. Sekali lagi, mereka tertawa bahagia. Tawa mereka beriringan dengan terbenamnya matahari. Yang mengubah sebagian bumi menjadi gelap.

***

“Aku nggak percaya Shill. Ternyata kamu pemilik akun itu. Tara Hayuningsih.” Kata Gabriel. Saat ini mereka ngobrol di sebuah kafe.

Shilla tersenyum menanggapi perkataan Gabriel. “Hehehe, maaf ya. Lasingan Shilla lagi bete. Mana Cagni lagi liburan ke Paris lagi..”

“Kamu mau liburan kesana juga? Atau mengelilingi seluruh penjuru dunia?” Tanya Gabriel serius. Padahal, Shilla cuman bercanda aja.

“Pengin sih. Tapi Shilla nggak punya uang.”

Lalu, tangannya digenggam oleh tangan Gabriel. Mendadak Shilla kaget. Jantungnya pun berdetak lebih cepat dari biasanya.

“Shilla bisa kok keliling dunia tanpa harus ngeluarin uang serupiah pun. Tapi ada satu syarat” Kata Gabriel.

“Syaratnya apa? Jadi babu Iyel?” Tanya Shilla.

“Syaratnya..” Sebuah ciuman lembut mendarat di pipi Shilla. Shilla berusaha menghindar, tapi gerakan Gabriel sangat cepat. “Shilla harus menjadi cinta Iyel dan hidup bersama Iyel untuk selamanya.” Lanjutnya.

Mendengar hal itu, Shilla tersipu malu. “Bilang aja kalo Iyel naksir sama Shilla..”

Keduanya pun tertawa. Tak peduli dengan pengunjung kafe lainnya. Oh God! Thanks so much! Shilla bersyukur karena pangeran yang telah lama ditunggunya kini datang juga. Tidak sia-sia ia menunggu. Kini, Shilla pun menemukan cinta sejatinya. Cinta yang sebenarnya. :: Gabriel ::

________________END____________________

Makasih ya buat kalian yang udah baca cerbungku ini, doa’in aja supaya cerbungku yang lain akan aku pos (:

@uny_fahda19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar