expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 13 September 2013

Miracle of Rainbown ( Part 2 )

Part 2

.

.

.

Cewek itu tersenyum manis melihat Rio yang barusan datang. Tumben nih Rio nggak menolak. Apa jangan-jangan Rio udah mulai suka ya ama dia? Ais.. Harapan palsu Shill! Rio itu sekarang aneh deh. Aneh pokoknya. Semua orang juga tau kalo Rio itu berubah menjadi aneh. Bunglon istilahnya.

“Sini Yo..” Kata Shilla ramah.

“Ada apa?” Tanya Rio. Ia duduk disamping Shilla yang membuat jantung Shilla berdegup kencang. Yuhuuu.. Rio suka sih ama aku.. Febby dan lainnya harus tau nih.

“Shilla suka ama kamu Yo.” Kata Shilla.

Perkataan yang setiap hari ia dengar. Kotak masuknya pun dipenuhi bunyi smsan kayak gitu. Apalagi di sekolah. Hal ini membuat pikirannya kacau. Shilla.. Cewek itu harus diberi pelajaran. Cewek itu harus menjauhinya.

“Rio tau kalo kamu suka ama Rio, tapi, Rio nggak bisa Shill..” Jelas Rio. Dan penjelasan itu hampir ia ucapkan setiap hari. Mulutnya sampai bosan mengucapan kalimat itu.

“Kenapa Yo? Apa Shilla kurang cantik?” Tanya Shilla.

Kejadian ini seperti flashback aja. Kemarin-kemarin juga Shilla bicara kayak gitu. Tentu melalui sms kalo yang ini. Shilla bisa malu ntar kalo ia ditolak halus ama Rio. Mana dong most wanted girl yang jadi incaran para cowok? Tuh, yang lagi patah hati plus diketawain ama cewek-cewek yang berada di bawahnya, maksudnya cewek-cewek yang tampang dan kehidupannya jauh dari Shilla.

“Bukan Shilla.. Shilla cantik kok. Kenapa Shilla nggak pacaran ama cowok lain saja?”

Shilla harus sabar menghadapi yang satu ini. Jika ia sedikit tidak sabar, nantinya hancur semua. Sabar itu nomor satu di hidupnya, tapi bukan sabar menghadapi cobaan, bukan juga sabar yang jualan bakso di kantin sekolahnya, tapi sabar dalam menghadapi tolakan Rio. Sabar yang aneh bagi orang lain, tapi baginya sabar yang paling indah.

“Shilla kan maunya sama Rio..”

“Maaf Shilla. Rio nggak bisa.” Kata Rio halus.

Sebagai seorang cowok yang baik, membentak atau menyakiti cewek itu haram ia lakukan. Cewek seperti Shilla saja nggak pernah ia bentak. Apa karena nggak pernah ia bentak Shilla menjadi suka mendekatinya? Dan kalo ia membentak Shilla, apa Shilla akan menjauhinya? Pemikiran yang ada benarnya juga. Tapi, Rio nggak bisa membentaki siapa-siapa.

“Kenapa nggak bisa? Tolong beri Shilla alasan!” Kata Shilla.

“Alasan..” Sebelum melanjutkan pembicaraan, sejenak Rio berpikir. Apa sebaiknya ia ceritakan masalahnya pada Shilla? Terus, kalo Shilla nyebarin gimana? Ya, Shilla bukan cewek yang tepat. Alasan itu rahasia baginya. “Ada alasan yang kuat mengapa Rio nggak menerima Shilla. Bukan karena Shilla kurang cantik atau apa. Alasan ini berlaku bagi semua cewek. Bukan kamu saja. Kamu juga tau kan kenapa Rio nggak mau pacaran? Karena alasan itu.” Jelas Rio.

“Emangnya alasan itu masuk akal?” Tanya Shilla.

Rio menghela nafas panjang. Alasan itu kembali hadir dipikirannya dan membuatnya kembali sedih. Ia teringat dengan foto itu, dan cewek itu.

“Bagi Rio, alasan itu masuk akal.” Jawab Rio.

“Oh ayolah Yo.. Kenapa kita nggak coba pacaran aja? Seminggu kek.”

“Maaf. Rio nggak bisa. Rio harus menjaga cinta Rio.”

Ups! Bicara apa dia? Hampir saja ia membocorkan alasan itu. Oke. Alasannya emang ia sedang mencintai cewek yang ada dalam foto itu. Keberadaan cewek itu sangat jauh darinya.

“Jadi, Rio udah punya pacar?” Tanya Shilla sedih.

“Bukan. Maaf Shill, Rio nggak bisa cerita lebih dalam. Intinya, Rio nggak bisa nerima cinta cewek karena di hidup Rio sudah ada bidadari yang menghiasi hidup Rio. Kamu harus paham Shill. Sekarang, tolong jauhin Rio.”

Sekarang, Shilla kehabisan kata. Jadi, Rio udah punya bidadari? Siapa? Tentu bukan dirinya. Ia ingin tau siapa bidadari itu. Tapi, kenapa ia tidak pernah melihat Rio jalan berdua ama cewek? Lantas, kemana bidadari Rio itu?

“Siapa bidadari kamu itu?” Tanya Shilla.

Rio tidak menjawab, melainkan menunjuk tangannya ke arah langit biru yang luas itu. Disana ada pelangi. Cuaca emang baru selesai hujan dan matahari muncul di kala gerimis. Shilla bingung apa maksud Rio menunjuk langit itu.

“Maksudnya apa? Siapa bidadari kamu itu?” Tanya Shilla.

“Secantik pelangi yang ada di atas sana. Namun, pelangi itu rapuh dan sebentar lagi akan menghilang. Dan Rio tidak suka melihatnya pergi.” Jelas Rio yang tidak bisa dimengerti Shilla.

“Shilla nggak ngerti.” Kata Shilla akhirnya.

“Kamu harus berpikiran dewasa.”

“Udah lah Yo, siapapun bidadari Rio itu, cantik atau enggak, yang penting Rio mau kan jadi pacar Shilla. Ayolah Yo.. Udah lama tau Shilla suka ama Rio.”

Pelangi itu mulai menghilang. Dan Rio benci melihat pemandangan itu. Seakan-akan ada yang mendorongnya untuk meneteskan air mata. Oh, apakah bidadarinya itu seperti pelangi? Tapi, pelangi itu bisa muncul kapan aja. Sedangkan bidadarinya...

“Rio mau balik.” Kata Rio sedikit dingin. Shilla ingin mencegat tapi ia nggak berani. Tuh kan, sifat aneh Rio muncul. Bukannya tadi Rio lembut dan ramah? Sekarang, Rio berubah jadi dingin.

Sepertinya Shilla ingin memecahkan misteri ini. Harus! Ia harus bisa memecahkan misteri ini dan dapat dengan mudah menjadi pacar Rio. Agar predikatnya sebagai kapten cheers dan most wanted girl nggak direbut ama cewek lain.

***

Shilla kembali ke rumah dengan tampang sebal. Ia banting ke lantai tas yang ia bawa. Otomatis Dea, adik kandungnya itu menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku kakaknya yang menurutnya kekanak-kananak. Ada masalah apa lagi ama Rio? Rio yang tidak mau membalas cinta kakaknya itu?

“Ada apa kak?” Tanya Dea.

Yang ditanya cuek aja lalu masuk ke dalam kamar yang dikunci rapat. Di dalam kamar itu, cepat-cepat Shilla membuka laptopnya. Setelah nyala, ia colokan modem. Beberapa saat kemudian, laptopnya terkoneksi dengan internet. Pada alat pencarian, Shilla mengetik dua buah kata yang amat penasaran baginya.

Pengertian Pelangi

Sebenarnya, pelangi itu apa sih? Apa pelangi itu ada bidadarinya? Kata teman-temannya sih disana ada bidadari yang sedang mandi. Benar nggak? Tentu saja tidak benar! Pelangi adalah campuran dari air hujan dan sinar matahari. Nggak ada bidadarinya disana. Tapi, mengapa Rio menyukai pelangi?

“Kak, lo ada masalah ama Kak Rio?” Tanya Dea yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.

“Gue heran deh ama Rio. Katanya, dia punya bidadari secantik pelangi. Tapi, pelangi itu rapuh dan akan menghilang. Dan Rio nggak suka pelangi itu hilang. Lo tau apa maksudnya?”

Sedikit Dea berpikir. Mungkin, Rio punya cewek dan ceweknya itu suka sekali melihat pelangi. Makanya, Rio jadi suka lihat pelangi, biar sehati sama ceweknya. Itu sih pemikiran Dea. Nggak tau Shilla percaya atau tidak.

“Jadi, maksud lo Rio suka liat pelangi gara-gara ceweknya suka ama pelangi?” Tanya Shilla.

Dea mengangguk.

“Tapi, kenapa Rio bilang pelangi itu rapuh dan dia nggak suka pelangi itu pergi?”

Semakin lama, Dea semakin pusing. Pelangi? Bukannya itu nama judul lagu anak-anak? Ah, bodo amat! Bukan masalahnya. Mau pelangi itu datang, pergi, rapuh, dia nggak peduli. Ngapain juga sih kakaknya mempermasalahkan tentang pelangi?

“Ya udah, pergi sana kalo lo nggak mau bantu.” Usir Shilla.

“Ntar dulu kak. Bukannya Kak Rio nggak punya cewek?” Tanya Dea.

Hampir saja Shilla menceritakan kejadian tadi jika saja ia tidak mengingat Rio. Ya, ia sedikit tau apa rahasia Rio. Yaitu, Rio menyukai pelangi dan Rio memiliki seorang bidadari seperti pelangi yang misterius. Aneh bukan? Shilla ingin tau siapa bidadari itu, tapi bagaimana caranya? Rio sama sekali tidak mau memberitahukan padanya.

Karena Shilla diam saja, Dea memilih meninggalkan kamar Shilla. Capek nungguin penjelasan kakaknya yang mungkin nggak akan pernah dijelaskan. Shilla lega melihat adiknya pergi. Jadi ia bisa memikirkan perkataan Rio tadi. Juga, ada benarnya sedikit pemikiran Dea tadi.

Jadi, bidadari Rio menyukai pelangi? Terus, kemana bidadari itu? Manusiakah? Apa Rio jatuh cinta pada pelangi asli? Ah, gila! Pikiran apa ini? Tapi kan, kata Rio tadi, bidadarinya itu secantik pelangi. Kemungkinan besar bidadarinya itu adalah manusia, bukan pelangi asli. Shilla yakin, suatu saat nanti ia menemukan jawabannya.

Drtrdrtdrt...

Message From : Iyel

Mlm Shilla J 

Dari cowok itu lagi! Batin Shilla. Belakang-belakangan ini Gabriel sering mengsmsnya. Mulai dari ‘malam Shilla’ atau ‘lagi apa’. Bukannya itu berlebihan? Padahal ia bukan siapa-siapa Gabriel. Ah, andai saja Rio seperti Gabriel. Shilla tau, Rio nggak akan pernah membalas cintanya. Oke, ia terima. Tapi, terlebih dahulu ia harus mengetahui siapa bidadari Rio agar rasa penasarannya terjawab.

Pesan dari Gabriel langsung ia hapus. Shilla malas membalas pesan dari Gabriel itu. Sebaiknya, ia mengerjakan tugas fisika yang diberikan Pak Deni. ASTAGA! Bukannya.. Bukannya besok...

Bukannya besok ada ulangan Kimia?

Sekarang, ada dua pilihan. Antara kerjain PR fisika atau belajar kimia. Hmmm, jika ada pilihan ketiga, tentu Shilla memilih pilihan ketiga. Yaitu bolos sekolah. Tapi yah, nilainya yang selama ini hancur sekarang ini ia tata ulang kembali. Kalo gitu, pake pilihan keempat aja deh. Yaitu kerjain dua-duanya. Jadi, malam ini Shilla begadang. Ya, semoga usahanya ini mendapatkan hasil dan kedua orangtuanya tidak marah lagi padanya.

***

Hari ini SMA Vega lagi nggak ada guru. Semua guru pada rapat membahas soal pelangi eh salah ding. Nggak tau bahas soal apa. Di dalam kelas, Rio melamun sambil mencerna mimpinya kemarin. Mimpi yang berkaitan erat dengan seseorang yang dirindunya. Oh, pelangi. Adakah keajaiban disana?

“Lo kok nggak cerewet Yo? Ada apa?” Tanya Gabriel.

“Eh, nggak ada kok Yel. Gue lagi males aja.” Jawab Rio.

Alvin ama Cakka hari itu nggak masuk sekolah. Apa gunanya juga masuk sekolah kalo nggak ada pelajaran? Ya kan? Kalo Rio ama Gabriel sih nggak mau bolos sekolah. Mereka berdua itu tergolong sebagai murid yang rajin.

“Hubungan lo ma Shilla apa sih?” Tanya Gabriel tiba-tiba.

“Just friend. Kenapa?”

Sepertinya Gabriel tidak yakin mendengar jawaban Rio. Ia tau, Shilla sangat menyukai Rio. Tapi Rionya cuek aja. Sebenarnya, yang ada dipikiran Rio itu apa sih?

“Lo nggak suka kan ma Shilla?” Tanya Gabriel.

“Nggak.”

Entah mengapa hatinya menjadi lega saat mendengar jawaban itu. Gabriel sudah lama menyukai Shilla. Hanya saja Shilla tidak peduli dan lebih memilih Rio.

“Lo yakin nggak akan macarin Shilla?”

Lama-lama, Rio bosan juga ya ama omongan Gabriel. Shilla, Shilla dan Shilla. Apa Gabriel naksir ama Shilla?

“Gue nggak akan pacaran ma siapa-siapa. Lo tenang aja. Segala gosip yang mengatakan kalo gue itu jadian ma Shilla adalah bohong. Emangnya, lo naksir ya ma Shilla?”

“Sebelum gue jawab, lo juga harus jawab pertanyaan gue. Kenapa lo nggak mau pacaran ma siapapun? Apa lo gay?”

Rio tidak menjawab. Cintanya pada bidadarinya itu akan terus ia pertahankan, sampai tiba saatnya ia melepas cintanya itu. Tuhan sudah menulis skenario hidupnya. Jadi, kita berdoa saja supaya apa yang kita harapkan akan terwujud. Rio pun memilih menyetel lagu dan kembali pada lamunannya.

“Ya udah kalo lo nggak mau. Itu juga privasi lo.” Kata Gabriel akhirnya.

Ternyata, bosan juga ya di dalam kelas ini. Sekarang, apa yang harus ia lakukan? Melamun seperti Rio? Rugi juga ya dia nggak ikutan Alvin ama Cakka. Mungkin sekarang Alvin ama Cakka lagi bersenang-senang.

“Mmm, permisi..” Kata sebuah suara yang terdengar agak malu.

***
TBC....
Kalo ada yang aneh ato gak nyambung komen aja
Ohya, yang berbaik hati Follow ya twitter sayaa @uny_fahda19 , ntar tak folback (:

Kalo mau baca dari part awal buka aja ya blogku : http://risedirectioners.blogspot.com
ato link notesku : http://m.facebook.com/notes/?id=100004086973604

Free Contact me : 083129582037 ( axis )

Makasiiii (:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar