expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 03 September 2013

Please, Don't Forget Me! ( Part 35 )

Part 35

.

.

.

SMA merupakan masa-masa yang indah. Disana, kita kisah kita dimulai. Tentu ada tawa, tangis, dan juga kemarahan. Juga cinta. Begitu pula yang dirasakan cewek ini. Ia dikenal sebagai cewek tomboi oleh teman-temannya. Namun ia tak peduli. Baginya, julukan itu mempunyai arti tersendiri.

Agni Tri Nubuwati nama cewek itu. Walaupun ia sedikit cuek, Agni ramah kok. Ia banyak memiliki sahabat. Tapi, musuh pun ia punya sekaligus rivalnya. Siapa lagi kalo bukan Oik? Mereka menyukai cowok yang sama. Mungkin itu yang menjadi penyebab mereka bermusuhan.

Cakka Kawekas Nuraga nama cowok yang mereka incar. Tapi, Cakka lebih perhatian pada Oik. Agni sadar, Oik tidak secantik dirinya. Cakka tidak pernah menyapanya, bahkan tersenyum padanya. Karena itulah, Agni memendam cinta itu. Ia ikhlas Oik yang menjadi pacar Cakka, bukan dirinya.

Suatu sore, Agni menangis di pinggir kolam yang berada di taman. Mengapa ia menangis? Karena cowok yang ia cintai telah jadian sama rivalnya, Oik. Agni tau, ia harus membuang rasa cinta itu. Cakka memang bukan untuknya, dan selama-lamanya bukan untuknya.

Tidak jauh dari tempat itu, seorang cowok menatap sedih cewek yang sedang menangis. Oh, kasian dia. Teganya gue berbuat kayak gini. Jujur, sebenarnya ia menyukai cewek tomboi itu. Tapi ia tak berani bertegur sapa atau bicara sama cewek itu. Dan keputusannya yaitu memilih Oik yang merupakan Most Wanted Girl di SMA nya saat ini.

Perlahan, Cakka mendekati Agni. Agni pun kaget. Ia mengusap matanya yang terlihat merah. Namun Cakka tak memperhatikan mata itu. Tiba-tiba, Cakka tersenyum pada Agni yang membuat jantung Agni berhenti berdetak. Cakka.. Apa kamu benar-benar tersenyum padaku?

“Suatu hari kita pasti akan menjadi sepasang kekasih yang abadi.”

Itulah kalimat singkat yang diucapkan Cakka pada Agni. Agni mendengarnya tak paham. Suatu hari mereka akan menjadi sepasang kekasih yang abadi? Agni yakin, Cakka cuman bercanda. Ia memang sangat mencintai Cakka, tapi ia tau diri. Ia bukan tipe Cakka.

“Jangan menangis, izinkanlah aku menyukai cewek lain selain dirmu. Aku yakin, suatu hari nanti Tuhan akan mempertemukan kita. Tinggal menunggu waktunya saja. Untuk itu, tetaplah mencintaiku meski aku tak mencintaimu.”

“Lo.. Maksdunya apa?” Tanya Agni memberanikan diri untuk bertanya.

“Percayalah omongan Cakka. Jika tiba saatnya, Cakka akan menjadikan Agni sebagai cinta sejati Cakka. Cakka janji akan terus mengingat omongan Cakka.”

Perkataan yang manis, tapi Agni tidak yakin. Jadi, suatu hari nanti ia bisa menjadi kekasih Cakka? Benarkah? Dan ia hanya menunggu waktunya saja?

***

“Mikirin apa?” Tanya Rio tiba-tiba yang membuyarkan pikiran Cakka.

“He, kagetin saja. Gimana? Aku sudah siap nggak jadi suami Agni?” Tanya Cakka yang membuat Rio tertawa.

“Siap kok, tapi gimana Shilla? Apa Cakka nggak kasian sama dia?”

Shilla ya.. Cakka mendapatkan suatu keputusan finalnya. Yaitu memilih Agni sesuai janjinya dulu. Janjinya bahwa suatu hari nanti mereka akan menjadi sepasang kekasih yang abadi. Ya, Cakka berhasil menemukan cinta yang hilang itu, Agni.. Dan Shilla, cewek itu setuju saja. Bahkan Shilla yang menyuruhnya memilih Agni. Ini demi kebahagiannya dan kebahagiaan Agni. Shilla emang sahabatnya yang paling baik.

“Shilla baik-baik saja. Dia malah senang. Gimana kalo Shilla sama kamu saja?”

Rio terdiam. Saat ini ia tidak berani menghadapi cinta. Walau ia mengenali Shilla dan menyimpulkan kalo Shilla itu cewek yang baik, tapi Rio tidak merasa kecocockan antara ia dan Shilla. Pikirannya hanya ada satu, yaitu Ify. Betapa bodohnya ia memikirkan istri orang, tapi mau gimana lagi? Gara-gara amnesia sialan itu, ia jadi kehilangan Ify. Dan kini Ify yang amnesia padanya.

“Saat ini Rio masih belum bisa mencintai cewek lain selain Ify.” Jawab Rio sedih.

“Ooo, ya sudah.” Kata Cakka. Ia juga tidak bisa memaksa Rio. Kisah cinta Rio lebih menyakitkan daripada kisah cintanya.

Ya, dan Agni. Semoga pernikahan nanti berjalan lancar dan janjinya dulu pada Agni terwujud. Cakka tersenyum. Janji itu nyaris ia lupakan ketika ia sedang dihadapi masalah cinta yang rumit. Dan kali ini, ia bisa menaklukan cintanya. Agnilah cintanya yang sebenarnya. Bukan Shilla atau Oik.

***

Makassar. Kota itu seperti apa sih baginya? Dua minggu lebih ia berada di Kota itu dan ia sama sekali tidak menemukan setitik kebahagiaan. Dan Ify, istrinya itu lebih suka mengurung diri di kamar dan tidak mau di ajak keluar rumah. Harusnya, Ify patuh dengan segala perintahnya asalkan itu baik. Apa mengajak Ify keluar rumah adalah hal yang buruk? Bulan madu pun ia tidak pernah merasakan. Sudah ia duga, Ify masih mencintai Rio dan salah mengambil sebuah keputusan.

Harus! Sebagai seorang suami yang baik, Gabriel harus menasehati Ify agar Ify paham atau berusaha membahagiakan Ify. Sekarang, Ify adalah istrinya. Ify adalah miliknya. Ify harus patuh padanya. Selama ini, ia yang mengalah. Tapi tidak hari ini.

Gabriel mengetuk pintu kamar Ify. Kamar Ify? Hanya tiga kali ia sekamar sama Ify. Setelah itu masing-masing memiliki kamar sendiri. Gabriel tidak enakn tidur sama Ify. Ia lebih suka tidur di ruang tengah sambil menonton televisi.

“Masuk.” Kata suara dari dalam sana.

Alangkah kagetnya ia saat melihat Ify dalam keadaan sakit. Ify kenapa? Apa salahnya sehingga Ify menjadi seperti ini?

“Kamu kenapa?” Tanya Gabriel khawatir.

“If..Ify ba..baik-baik aja k..kok Mas..” Jawab Ify terputus-putus.

Oh, apa selama ini tindakannya salah? Sebenarnya, ia merasa malu sama orang-orang di kantor itu. Setiap rekan kerjanya selalu menanyakan pertanyaan yang sama. “Mana istri bapak? Kok tidak pernah diajak ke kantor?”

“Fy, Mas sudah capek.” Kata Gabriel akhirnya. Dan saat itulah air mata Ify menetes.

“Ma..Maafkan Ify Mas.. Ify bu..bukan istri yang ba..baik..”

“Tidak Fy. Ify adalah istri yang baik. Hanya saja Ify belum mewujudkannya. Ayo Fy, kita keluar rumah. Mas akan mengenalkan Ify kepada orang di luar sana. Ify mau kan?”

Kali ini, Ify tidak berani menolak.

***

BAHAGIA. Shilla tau, Cakka dan Agni sedang bahagia. Pernikahan itu sukses dilaksanakan tanpa ada masalah. Ia harus bahagia juga. Masalah siapa cintanya sekarang, Shilla belum memikirkan sampai disana. Siapapun orang yang mencintainya dengan tulus, Shilla balik mencintai orang itu dengan tulus. Siapapun jodohnya, Shilla pasrah saja. Asalkan, pangeran yang selama ini dicarinya mencintainya dengan tulus. Tiba-tiba, ia teringat Alvin. Sedang apa Alvin disana? Apakah Alvin masih mengingatnya?

Lupakan Shilla.. Lupakan... Alvin bahagia disana, dan ia harus bahagia juga di dunia ini. Shilla yakin, Tuhan memahami keadaannya saat ini. Sekarang, yang harus ia lakukan adalah mencari seseorang yang tepat.

Laptopnya nganggur. Shilla memutuskan untuk facebookan. Lagipula, ia barusan membuat akun facebook barunya. Akun yang menjadi rahasia. Tidak seorangpun yang tau kalo akun baru itu milkiknya. Setelah berhasil masuk ke facebook, Shilla iseng mencari nama facebook pada kotak search.

Gabriel Damanik

Shilla ingin tau gimana keadaan keluarga itu. Lalu, Shilla membaca status-status Gabriel yang menurutnya status yang kurang membahagiakan.

Tuhan... Apa dia bkn jodoh q ???

‘Dia’ yang Gabriel maksud adalah Ify. Jadi, apa kehidupan mereka tidak bahagia? Melihat status-status Gabriel, Shilla jadi tau. Kehidupan Gabriel bersama Ify tidak sebahagia keluarga baru lainnya. Seperti Cakka dan Agni yang merencanakan bulan madu di menara eiffel, hehe.. Ke Paris gitu.. Maklum orang kaya.

Jujur sj, aq ingn bahagia sprti kbanyakan org lainx.

Iyel.. Kalian berdua memang salah. Kalian salah menemukan cinta kalian. Lantas, apa kalian memilih untuk mengakhiri semuanya? Apa kalian memilih untuk cerai? Tiba-tiba, Shilla mendapatkan ide jahil.

***

Gabriel membuka laptopnya. Hari ini ia libur. Sementara Ify seperti biasa, mengurung diri di kamar sambil melamun. Gabriel ingin mengajak Ify jalan-jalan mengelilingi Kota ini, tapi jawaban yang diberikan Ify tidak memuaskan.

“Ify capek Mas, kapan-kapan saja ya.”

Bilang saja tidak mau atau malas. Gabriel lelah menjalani hidup ini dan merasa sedikit berdosa pada Ify. Segala cara telah ia lakukan demi membahagiakan Ify. Tapi hasilnya nihil. Ify tetap pada pendiriannya, yaitu mengurung diri di kamar sambil melamun.

Yang pertama ia buka adalah facebook. Sejak SMA ia memang maniak facebook. Ia juga banyak mendapatkan banyak teman disana. Lalu, ia membuka permintaan pertemanan. Ada satu yang meng-addnya. Namanya facebooknya adalah Tara Hayuningsih. Hmmm, nama yang cantik. Tapi belum tentu sama kayak wajahnya.

Tara : TFC ya J 

Belum apa-apa, si pemilik akun itu menulis di kronologinya. Gabriel jadi tertarik dengan nama facebook itu. Ia pun membukanya. Tapi sial. Tak ada satu pun foto disana, maksudnya tidak ada foto manusia, melainkan foto anime Jepang yang lagi trend itu.

Gabriel : Ya. Kmu siapa? Drimana tau fb sy?

Berasa kembali seperti anak muda! Gabriel kembali ingat masa-masa remajanya yang indah. Terutama masa SMA. Jika mengingat semua kejadian di SMA, Gabriel senyum sendiri.

Tara : Hmmm.. Ngasal add aja. Nggak marah kn?

Gabriel : Oo, tdk.

Entah mengapa, Gabriel suka dengan pemilik akun itu. Seperti sudah mengenali pemilik akun itu. Gaya bicara Tara membuatnya tertawa dan tersenyum. Katanya sih, Tara bekerja sebagai designer baju di Jakarta. Jadinya, Gabriel teringat Shilla. Apa Tara mengenali Shilla ya?

Gabriel : Kau kenal Shilla?

Diseberang sana, seseorang tertawa ngakak.

Tara : Hmmm.. Aq ngk prnh dengar nm itu.

Gabriel sedikit kecewa membaca balasan dari Tara. Ya tentu saja. Jakarta itu kota besar dan termacet. Tidak mungkin sekali Tara kenal dengan Shilla. Lalu, Tara menceritakan sejarah hidupnya. Dan tentu saja mengenai soal cinta.

Hampir dua jamman mereka mengobrol di dunia maya. Jujur, Gabriel ingin sekali bertemu Tara. Menurutnya, Tara itu adalah gadis yang periang dan dewasa. Lihat saja statusnya. Oh Yel! Stop! Tara hanya teman mayamu, jangan mempercayainya sedikitpun. Siapa tau ayo Tara yang nyata adalah seorang nenek tua yang iseng ngerjain facebook orang? Tapi ini beda. Gabriel merasa sedikit bahagia membaca status-status yang di tulis Tara.

Sial! Semakin lama ia membaca status-status Tara, muncul suatu perasaan asing yang menjalar ke seluruh tubuhnya. What? Aku suka Tara? Gila Yel! Kamu sudah punya istri, lalu, mengapa kamu menyukai cewek lain dan yang mengerikannya lagi, cewek itu tidak dikenalinya. Ajaib banget. Hanya dengan membaca status Tara yang mengademkan hati dan pikiran, ia menjadi suka sama si pemilik akun. Tara Hayuningsih.

Tapi, apa ia tidak boleh bahagia? Apa ia tidak boleh menyukai orang lain sedang istrinya sendiri cuek padanya? Apa ia harus... Cerai? Tidak! Cerai bukanlah jawabannya. Gabriel yakin, perasaan itu hanya sesaat. Blokir saja facebook Tara dan semuanya aman. Mudah bukan?

***

Tiga bulan kemudian...

Sesuatu terjadi di dalam kamar itu. Karena penasaran, Gabriel membuka pintu itu. Kekagetannya pun terlihat jelas. Ify?

“Fy, Ify nggak papa?” Tanya Gabriel khawatir.

Ya, baru kali ini ia mengunjungi kamar ini. Selama tiga bulan ini, ia cuek pada kamar itu. Kegiatannya malah disibukkan dengan mengobrol sama Tara Hayuningsih itu. Niatnya untuk memblokir pengguna itu ia urungkan. Seperti ada tembok raksasa yang menghalangi niatnya untuk memblokir facebook itu.

“Ri..Rio..” Lirih Ify.

Gabriel menghela nafas panjang. Ya, sudah saatnya ia mengakhiri semuanya. Sudah saatnya ia mengatakan yang sebenarnya. Ia memang mencintai Ify, tapi ia tidak tau mencintai dalam artian apa. Dan Tara, sepertinya gadis itu mulai memasuki hatinya. Aneh kan, jatuh cinta pada orang yang tidak kita tau asal usulnya, lewat dunia maya lagi.

“Fy, ada kesempatan terakhir.” Kata Gabriel.

“Apa?” Tanya Ify pelan. Wajahnya pucat pasi. Tubuhnya semakin kurus. Seperti kehilangan sebagian nyawa dan berkeinginan untuk membuang sebagian dari sisa nyawa itu.

“Fy, Ify tidak mencintai Mas? Ayo katakan sejujur-jujurnya.”

Ify terdiam. Lebih baik ia mati daripada menjawab pertanyaan itu. Dan, apakah ia mesti berbohong lagi? Demi kebahagiaan Gabriel? Hei! Apa Gabriel kelihatan bahagia ketika ia berkata, “Aku mencintaimu Mas..”? Tidak juga kan. Selama ini Gabriel lelah melihat kerjaannya yang sebagian besar ia lakukan di dalam kamar yang tertutup. Oh...

“Ify mencintai Mas dengan sepenuh hati Ify.” Jawab Ify.

“Jawablah dengan jujur Fy.” Kata Gabriel.

Tuhan.. Apa dia bisa membaca pikiranku? Oh, apa aku salah meminta maaf padanya? Dan berjanji akan berubah menjadi ceria? Mungkin.. Mungkin inilah waktu yang tepat.

“Maafkan Ify Mas.. Ify salah mengambil suatu keputusan..” Kata Ify lalu menangis. Gabriel memeluk istrinya itu. Fy, akhirnya kau sadar juga..

“Ify hanya mencintai Rio, Mas.. Maafkan Ify.. Tapi Ify janji nggak akan jadi seperti ini. Ify akan menjadi istri yang baik..”

Gabriel mengelus rambut Ify. “Sekarang, ada dua pilihan. Pertama, kamu harus melupakan Rio dan mengubah cara hidupmu ini. Dan yang kedua..” Gabriel menyetop pembicaraannya. Ia tarik nafas dalam-dalam. “Secepat mungkin kita cerai dan kamu bisa kembali menjadi kekasih Rio. Bagaimana?”

Ada dua pilihan. Oh Fy, jawab-jawab! Dan jawaban ini tidak boleh salah. Ia harus bisa mengambil suatu keputusan yang tepat dan tidak menyesalkan. Oh, apa hari-hari itu terulang kembali?

“Rio masih mengharapkanmu Fy. Jangan pedulikan Mas. Mas bisa kok hidup tanpa kamu.” Kata Gabriel. Anehnya, Tara mengenal Rio. Katanya, dia adalah teman dekat Rio. Lalu, kalo dia kenal Rio, aneh sekali kalo dia tidak mengenali Shilla. Shilla kan juga teman dekat Rio?

“Ta..Tapi..”

“Fy, pilihlah jawaban yang tepat. Jawaban yang tidak akan membuatmu seperti ini lagi. Mas mohon Fy, Mas lelah menjalani hidup ini tanpa kebahagiaan.”

Ify menatap Gabriel lekat. Berusaha mencari jawaban di kedua mata itu. Kedua mata yang dulu sangat indah baginya. Dan sekarang telah tergantikan oleh sosok Rio yang membuatnya seperti ini. Fy, jawab sejujur-jujurnya. Apapun jawabannya, tentu Gabriel bahagia. Ya, baiklah. Jawaban sudah ia temukan dan ia takkan menyesali jawabannya itu.

***

“Jadi.. Kamu..” Kata lelaki itu tak percaya.

“Kenapa? Kaget ya?” Tanya gadis itu sambil tersenyum.

Ia menatap gadis itu tak percaya. Jadi.. Jadi gadis itu... Ia tidak tau apakah ia bahagia atau tidak. Yang ia rasakan adalah kekagetan yang luar biasa.

“So, apa kamu menyukai Tara Hayuningsih?” Tanya gadis itu. Tetap menampakkan senyuaman khasnya yang manis. Yang membuat siapa saja ingin terus melihat senyuman itu.

***
TBC....

Kalo ada yang aneh ato nggak nyambung komen ajj (:

Ohya, yang berbaik hati Follow ya twitter sayaa @Uny_Fahda19 , ntar tak folback (:

Kalo mau baca dari part awal buka aja ya blogku : http://risedirectioners.blogspot.com
ato link notesku : http://m.facebook.com/notes/?id=100004086973604

Free Contact me : 083129582037

Makasiiii (:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar