expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 13 September 2013

Miracle of Rainbown ( Part 1 )

Part 1

.

.

.

“Rio..Rio..Rio..”

Teriakan keras dari mulut cewek-cewek itu membahana di tempat ini, tepatnya di lapangan basket. Siapa sih yang nggak kenal sama cowok manis ini? Namanya Mario Stevano atau yang lebih akrab dipanggil Rio. Dia itu cowok nomor satu di SMA Vega, salah satu SMA favorit di Kota Bandung. Sekarang, Rio menjabat sebagai kapten basket cowok dan ketua ekskull musik. Rio juga pandai menciptakan lagu. Selain itu, dia pinter biologi. Intinya, Rio itu cowok perfect deh ( Emang, cowok gue kan? Wkwkwk.. )

Papanya bekerja di luar negeri sebagai diplomat, tepatnya di Singapura. Sedang Mamanya kerja jadi dokter anak yang sedang diberi tugas di Mataram ( Kota gue! ). Walaupun hidup Rio dikatakan perfect, sebenarnya Rio merasa kesepian di rumah. Dia itu anak tunggal. Di rumah yang luas dan megah, Rio hanya ditemani sama satu tantenya yang bernama Gya dan beberapa pembantu lainnya. Tapi, tante Gya juga jarang lho tinggal di rumah Rio. Semenjak Rio SMA dan tante Gya menikah, Rio hidup dengan kesendirian. Kata Gya sih, Rio kan udah besar dan nggak perlu ditemanin lagi kayak dulu. Tante Gya mengunjungi Rio pas weekend saja, dan Rio nggak keberatan juga.

Sahabat yang paling dekat ama Rio itu Alvin, lalu ada Cakka dan Gabriel. Mereka adalah himpunan cowok keren yang memiliki nama geng yaitu ‘CRAG’. Singkatan dari Cakka, Rio, Alvin, Gabriel yang diketuai Cakka. Mengenai siapa cinta ato pacar Rio ( Gue kan Yo pacar lo! ), sampai saat ini Rio masih sendiri alias jomblo. Rio punya alasan tersendiri mengapa ia nggak mau pacaran. Dan itu adalah sebuah rahasia yang kalo diingat sangat menyakitkan. Tapi, Rio kalo di sekolah nggak cuek-cuek amat kayak Alvin ma Cakka. Rio ramah lho! Dia sering nyebarin senyum manisnya ke semua orang, meskipun ke Pak Joe, satpam sekolah yang galaknya minta ampun. ( Oke, semua ini terlalu lebay! )

Kembali lagi ke pertandingan basket. SMA Vega kini yang menjadi juara melawan SMA Budi. Walau ini hanya pertandingan persahabatan, nggak kalah ramenya lho ama pertandingan sebenarnya. Kini, CRAG pun beristirahat di sebuah markas yang khusus dibuat Gabriel. Lho? Kenapa Gabriel? Karena pemilik sekolah ini adalah Papa Gabriel. Jadi, mudah aja kan Gabriel buat markas sendiri tanpa dimarahin ama guru atau yang lain?

“Lo napa Yo? Kok nyebeng gitu? Tadi gue liat permainan lo payah. Untung kita-kita masih bisa bertahan. Emang loe napa sih Yo?” Tanya Cakka. Yang ditanya malah diam.

“Iya Yo, lo kenapa sih? Sebaiknya loe cerita ke sahabat-sahabat loe ini.” Tambah Alvin.

Memang. Belakang-belakangan ini sikap Rio sedikit berubah. Tapi nggak heran juga sifat Rio itu kayak bunglon. Kadang-kadang ramah dan kadang-kadang cuek. Seperti Rio punya daftar waktu dan tempat saat ia mulai bersikap dingin atau ramah. Tapi kemarin-kemarin Rio ramah plus cerewet kok. Sekarang, Rio berubah jadi pendiam kayak gini?

“Napa lo diem? Loe ada masalah ama keluarga lo?” Kata Gabriel menyenggol lengan Rio. Rio pun sadar juga.

“Eh, gue nggak papa kok.” Jawab Rio.

Alvin dan lainnya menatap Rio tak percaya. Masih sempat bohong juga anak itu? Apa susahnya sih nyeritain masalah? Kan lebih baik empat daripada satu? Maksudnya lebih baik empat orang yang tau masalah itu daripada satu orang biar lebih mudah nyelesaiinnya.

“Lo pasti bohong.” Kata Alvin.

Rio kembali terdiam dan kembali lagi memikirkan masalah itu. Masalah yang kalo diingat-ingat sangat menyakitkan baginya.

“Ya. Gue emang punya masalah. Tapi kalian nggak perlu tau kan masalah gue?” Kata Rio akhirnya.

Semuanya diam mendengar perkataan Rio. Jika Rio berkata demikian, maka mereka nggak berani bantah. Walaupun begitu, Alvin yang paling dekat dengan Rio nggak tahan juga karena ingin tau masalah Rio.

“Gue tau Yo. Tapi apa susahnya sih kasih tau gue aja?” Kata Alvin. Cakka dan Gabriel menatap Alvin tak suka.

“Ya ya.. Biar Rio aja yang tau. Hidup-hidup Rio juga. Ya udah, gue mo nyari pacar gue. Pasti dia sedang ngambek karena gue lama datangnya.” Kata Alvin seraya pergi meninggalkan markas itu.

Febby Rastanti, nama pacar Alvin yang sekarang. Tidak tau kapan hubungan mereka putus. Febby maupun Alvin kan dikenal sebagai playgirl dan playboy? Cocok banget deh playgirl pacaran ama playboy. Kalo Cakka ma Gabriel masih jomblo, sama kayak Rio. Makanya, seisi sekolah heboh nyebarin gosip yaitu tiga cowok cakep incaran para cewek masih jomblo juga. Tapi, ada yang bilang juga Gabriel lagi naksir ama seseorang.

“Besok ada ulangan ato PR?” Tanya Cakka pada Gabriel. Mustahil nanya ke Rio toh nantinya Rio nggak jawab juga. Mana mungin Rio peduli ama ulangan dan PRnya selain biologi?

“Nggak ada. Besok hari bebas. Guru-guru pada rapat. Tapi anehnya, sekolah nggak diliburin.” Jawab Gabriel .

“So, kita bolos aja besok. Gimana?” Kata Cakka semangat.

***

10 Cara Untuk Menaklukan Playboy

Cewek berkacamata itu serius membaca buku yang berjudul di atas. Saking seriusnya membaca, ia nggak sadar kalo namanya dipanggil. Sivia nama cewek berkacamata itu. Wajahnya manis dan pipinya chubby. Coba Sivia nggak pake kacamata, makin tambah manis. Alasannya pake kacamata karena matanya sering terganggu kalo sedang baca. Setelah diperiksa, ternyata matanya minus dua. Akhirnya Sivia pake kacamata walau awalnya terasa berat.

Rumah Sivia sederhana. Di sekolah, dia nggak termasuk wanted girl. Walau wajahnya cantik, anak-anak banyak yang nggak mempedulikannya, dan Sivia sendiri cuek-cuek aja. Kerjaannya cuman baca buku dan belajar. Tapi eh, Sivia itu anaknya pintar lho! Nggak banyak juga sih anak-anak yang mencuekkannya. Karena, mereka ntar rugi nggak dapet contekan dari Sivia.

“VIA!!”

Tunggu! Kayaknya ada suara deh dari luar sana. Sivia memberhentikan bacaannya. Ia pasang kedua telinganya dengan baik. Lagi, ada seseorang yang memanggil namanya. Dan ia tau suara itu adalah suara sahabatnya yang bernama Ify.

“Masuk Py!” Suruh Sivia. Ia malas bukain pintu rumah.

Ify Alyssa. Dia juga sama seperti Sivia. Hanya sebatas cewek biasa dan nggak bisa banget jadi wanted girl di sekolah. Tapi, Ify ternyata ramah lho! Keramahannya itulah membuatnya mendapatkan teman banyak. Ify juga jago motret. Di sekolah, ia ikut ekskull photografer sekaligus gabung di grup mading Adindha.

“Hei! Lagi baca apa? Serius amat.” Kata Ify duduk di samping Sivia.

“Ini loh Py, gue mau taklukin cowok playboy.” Jelas Sivia.

Apa Ify salah dengar? Seorang Sivia yang cuek ingin menaklukan playboy? Apa Sivia lagi jatuh cinta? Pertanyaan itu terus saja memenuhi pikirannya.

“Lo mau naklukin siapa? Kak Alvin?” Tanya+Tebak Ify.

“Tuh kan lo tau.” Jawab Sivia.

Semua orang pasti kenal sama Alvin dan kawan-kawan. Ituloh, CRAG! Ify juga nggak asing lagi mendengar geng cowok itu. Empat bintang sekolah yang sedang digandrungi cewek. Ify sih naksirnya sama Rio, tapi apa boleh buat? Ia dan Rio bagaikan bumi dan langit. Ia hanya cewek sederhana dan nggak punya bakat apa-apa. Sedangkan Rio, cowok nomor satu di sekolahnya plus bak prestasi. Ya begitulah, Ify bisanya mengagumi Rio dari jauh dan nggak berani nyari perhatian kayak anak-anak lain.

Sekarang, Sivia mau naklukin Alvin? Aneh tuh anak. Apa nggak punya rasa malu? Apa jangan-jangan Sivia naksir lagi sama Alvin?

“Lo suka sama Kak Alvin?” Tebak Ify.

Tidak ada respon dari Sivia. Kambuh nih sifat cueknya. Ada nggak enaknya juga ya sahabatan ama orang yang cuek. Tapi bagi Ify, Sivia adalah sahabat sejatinya, selain sahabat lamanya yang berada jauh dari tempatnya kini.

“Via... Jawab dong pertanyaan gue.” Paksa Ify.

“Pertanyaan yang mana?” Sivia pura-pura bego.

“Ya ampun Vi.. Ituloh, lo naksir ya ama Kak Alvin..” Gemes Ify.

“Oo itu, nggak tuh Fy. Gue cuman mau kasih pelajaran aja ama dia. Biar dia kapok. Najis gue suka ama dia. Mending suka ama Kak Rio yang tampangnya nggak bisa hilang dari pikiran gue. Eh, kenapa lo nggak nonton dia tadi? Ah, tapi Kak Rio tadi mainnya nggak maksimal. Padahal gue pengen banget liat aksi-aksinya yang keren itu.”

Lho? Kok malah ngomongin soal Rio? Emang sih tadi Ify nggak nonton Rio. Dianya yang males. Banyak tugas yang harus ia lakukan. Tugas rumah, sekolah, ekskull dan lain-lain yang bikin kepalanya pusing.

“Lo naksir juga ya ama Kak Rio?” Tanya Sivia.

Muka Ify berubah menjadi merah mendengar pertanyaan Sivia. Entah mengapa Ify ingin sekali bisa kenalan dekat dengan Rio. Rio itu sebenarnya temen SMPnya, tapi mulai dari kelas tiga SMP. Rumahnya dengan rumah Rio nggak jauh-jauh amat.

“Mmm, iya sih. Tapi gue nggak berani tumbuhin rasa cinta itu. Ntar ujung-ujungnya gue sakit lagi. Ntar juga, Kak Shilla marah..”

Ashilla Zahrantriara, kakak kelas mereka yang menjadi most wanted girl di SMA Vega. Sudah lama Shilla naksir ama Rio. Tapi Rionya cuek-cuek aja. Ini membuat Shilla sedikit putus asa untuk mendekati Rio. Harus pake cara lain agar Rio bisa takluk padanya. Banyak gosip bilang katanya sih mereka udah jadian tapi kata Rio, itu semua bohong. Rio nggak mau pacaran dan nggak mau jatuh cinta pada cewek. Aneh bukan?  Kata teman-temannya, Rio itu punya alasan kuat untuk nggak pacaran atau jatuh cinta pada cewek. Alasan apakah itu?

“Fy, Kak Shilla itu nggak pernah jadian ama Kak Rio! Lo jangan percaya gosip itu deh.” Kata Sivia.

“Siapa juga bilang kalo Kak Rio pacaran ama Kak Shilla?”

“Ya.. Ya.. Terserah lo. Tapi Fy, ada satu yang mengganjal di hati gue.”

“Apa?”

“Kak Rio, kok dia aneh gitu ya? Nggak kayak Rio yang dulu. Pasti ada sesuatu yang terjadi dengan Kak Rio. Lo tau Fy kenapa Kak Rio itu berubah jadi aneh?”

Pertanyaan yang nggak akan pernah ia temukan jawabannya. Sivia tuh yang aneh, nanya pertanyaan itu ke dia. Mana mungkin ia tau jawabannya? Ia bukan Rio dan bukan teman dekat Rio. CAG pun juga nggak tau jawabannya.

“Terpenting, gue mo kasih pelajaran buat Kak Alvin.” Tekad Sivia.

“Emangnya, Kak Alvin punya salah ama elo? Terus, kalo pacar Kak Alvin marah gimana? Jangan harap lo selamat dari Kak Febby. Apalagi Kak Shilla? Pengikut setia Kak Febby?”

“Tenang Fy, gue punya cara yang simple banget. Cara yang jarang digunakan ama kebanyakan ceweknya. Kalo cara ini berhasil, lo bakalan bisa deh taklukin Kak Rio.” Kata Sivia misterius. Tapi Ify nggak penasaran.

“Emangnya, Kak Rio playboy apa?”

“Enggak sih, cuma...”

“Cuma apa?”

“Ng.. Nggak ada kok.”

Kembali pada buku bacaannya. Menurut Sivia, buku itu nggak ada gunanya. Lebih baik, pake caranya aja sendiri. Cara yang belum pernah di pake ama siapa-siapa. Beruntung kalo cara ini berhasil, walau cara ini ia sendiri masih agak ragu.

***

Kamar yang tak sempat ia urus. Kamar itu seperti kamar hantu. Sprei tak beraturan, bantal guling yang kehilangan bajunya(?), buku-buku yang berserakan di lantai dan lain-lain yang membuat kamar itu seperti tak terurus. Tapi, hanya ada satu barang yang selalu ia urus sesibuk mungkin. Barang itu adalah barang yang paling berharga.

Rio mengambil barang berharga itu yang adalah sebuah foto tua berbingkai kayu. Disana, terlukis fotonya dan seorang cewek cantik. Oh, sampai kapan cewek itu akan bertahan? Pertanyaan yang nggak ada jawabannya. Setelah ia cium foto itu, Rio menaruhnya di tempatnya lagi. Berharap gambar di foto itu adalah nyata. Ia dan cewek itu kembali bersama lagi.

B-E-R-U-B-A-H. Sepertinya kata itu sudah menjadi julukannya. Sekarang, ia dikenal sebagai cowok yang pemurung dan sedikit cuek. Bahkan sahabatnya pun sering ia cuekkan. Rio punya alasan tersendiri mengapa ia berubah menjadi seperti ini. Sebuah alasan yang sangat menyakitkan bila diingat. Tentu ada hubungannya dengan cewek yang ada pada gambar foto itu.

Tapi, Rio berusaha untuk ramah. Di waktu tertentu, ia sering menyapa para sahabatnya dan orang yang nggak ia kenal. Makanya, Alvin menyebutnya sebagai bunglon. Berubah pada tempat yang berbeda. Jika bewarna kuning, maka bunglon itu berubah warna menjadi kuning. Ya, biarkan saja. Mereka-mereka itu belum tau apa masalah besar yang dihadapinya. Ingin saja Rio berbagi kisah dengan Alvin. Tapi, ia agak ragu. Menurutnya, hanya seorang cewek yang tepat ia jadikan tempat berbagi kisah. Nggak tau kenapa.

Drtdrtdrtdrt...

Dengan malas, Rio membuka pesan itu. Sama. Pesan itu dari orang yang sama. Katanya, orang itu mau bertemu  dengannya di taman. Sudah berkali-kali ia menolak ajakan cewek itu. Tapi kali ini ia sedang berbaik hati pada cewek itu. Rio pun mengganti bajunya lalu menstarter motornya menuju tempat yang dimaksudkan cewek itu.

***

TBC....
Kalo ada yang aneh ato gak nyambung komen aja
Ohya, yang berbaik hati Follow ya twitter sayaa @uny_fahda19 , ntar tak folback (:

Kalo mau baca dari part awal buka aja ya blogku : http://risedirectioners.blogspot.com
ato link notesku : http://m.facebook.com/notes/?id=100004086973604

Free Contact me : 083129582037 ( axis )

Makasiiii (:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar