-Forever Love-
Author :: @uny_fahda19
Part 15
.
.
.
“Orangtua Adik..”
Sebelum
melanjutkanpembicaraan, Acha dan Cindai tiba-tiba aja udah ada di
samping Rio. Keduanyapenasaran betul akan kedatangan polisi itu.
Keduanya merasakan ada hal burukterjadi pada orangtuanya.
“Orangtua Adik kecelakaan dan nyawanya tidak bisa di selamatkan. Mariikut kami ke Rumah Sakit Dokter Sutomo.” Lanjut polisi itu.
Seakan,
ada bendaraksasa yang menghantam tubuhnya. Seketika itu juga tubuh Rio
melemas. Cindaiyang terlalu syok mendengar ucapan polisi langsung
pingsan, dan Acha menahanCindai agar tidak jatuh.
“Cha,
ayo kita kerumah sakit. Biar Rio saja yang bopong Cindai.” Kata Rio
berusaha tenang.Merekapun masuk ke dalam mobil polisi dan mobil itu
melaju kencang menuju rumah sakitdokter sutomo.
@rumah sakit
Tangisan
mulaiterdengar. Itu adalah tangisan Acha. Disana, sudah banyak
keluarganya. Adatante, om, bude dan pakedenya. Rio mencoba untuk tegar
dan berusaha menahan airmata yang ingin keluar. Rio tau. Semua ini
adalah takdir Tuhan dan ia harusmenerimanya.
“Ada bus besar yangoleng dan bus itu menabrak mobil Papamu.” Jelas Tante Mira, adik dari Devy.
“I..Iya Te.. Tapike..kenapa harus orangtua Acha yang jadi korban?” Kata Acha tak terima.
Tante
Mira mengelus-eluspunggung Acha dengan penuh kasih sayang. Ia paham
keponakannya itu syok berat.Tapi untunglah Acha tidak pingsan seperti
Cindai.
“Yo.. Yang sabaraja ya..” Kata Mira kepada Rio.
“Iya Te.” Jawab Riosingkat.
Malam
ini merupakanmalam yang panjang dan tak berujung. Malam yang diisi
tangisan dan ketidakrelaan. Esoknya, pemakaman orangtua Rio dilakukan.
Di bawah batu nisan, Acha,Rio dan Cindai menangis dalam diam dan tanpa
mengeluarkan air mata.
“Cha, ini takdirTuhan. Kamu jangan
nangis lagi ya. Ntar Mama sama Papa nggak tenang lho. Adakakak disini
yang selalu melindungimu..” Hibur Rio.
Acha
mengangguksambil memegang batu nisan Devy dan menciumnya. Ia mencoba
tersenyum agar Devydisana juga ikut tersenyum. Tidak ada gunanya
menangis ataupun memohon. Semuatak akan kembali. Mama dan Papa tak akan
kembali ke dunia yang fana ini. Yangharus ia lakukan adalah berdoa agar
Mama dan Papa diberikan hadiah surga olehTuhan. Bukannya doa anak pada
orangtua pasti terkabul?
Sekali lagi, Achamencium batu
nisan itu. Lama sudah ia duduk termenung di tempat ini.
Tiba-tibaperutnya berbunyi. Tanda ia lapar.
“Kak, Acha lapar.Kita makan dimana? Biasanya Mama yang buatin kita makan.” Kata Acha kembalisedih.
Rio tersenyumsambil membelai rambut Acha. “Ada kok sisa makanan di rumah. Kakak bisa masakkok. Ayo!” Ucapnya.
Langit
terlihatgelap. Bukan karena matahari yang hendak sembunyi di ufuk
barat, melainkansebentar lagi mau hujan. Cepat-cepat mereka berlari
meninggalkan pemakaman itudan menuju rumah mereka yang sepi. Tanpa
adanya orangtua yang menyayangi kita.
@rumah
Cukup
nasi dan miegoreng saja mereka makan. Karena nggak ada sayur dan lauk
lain. Ketiganya makandalam diam, tanpa suara, canda dan tawa yang sering
mereka lakukan. Cindai yangkalo lagi makan suka godain Acha maupun Rio
kini lemas dan tak berenergi. Semuadikarenakan orangtua yang
meninggalkan mereka.
Jam menunjukkanpukul sembilan malam. Di kamar, Rio belum kunjung tidur. Ia masih nggak percayaorangtuanya meninggal.
“Ma..
Pa.. Rioyakin kalian masih hidup. Orang baik kayak kalian nggak mungkin
secepat inimeninggal. Apalagi sekaligus. Jadi, Rio mohon satu diantara
kalian sebentar ajatersenyum di kamar ini. Rio capek ditinggal pergi
sama orang yang Rio sayang.”
Pertama, saudaranyayang telah
lama meninggalkannya karena alasan yang tidak ia tau. Dan Rio
belumsempat menanyakan alasan itu kepada Mama atau Papa. Kedua, Mama dan
Papanyameninggal karena tertabrak bus. Apa selanjutnya ia yang akan
menyusul mereka?
Tidak! Jika iamenyusul mereka, bagaimana
nasib Acha dan Cindai? Sebagai kakak, ia wajibmelindungi adik-adiknya
dan menghidupi keluarga. Oh, apakah ia harusmeninggalkan sekolah dan
memilih untuk bekerja demi kedua adiknya?
“Ma.. Pa.. Apa
yangharus Rio lakukan? Sekarang Rio udah jadi anak baik. Kenapa hal
buruk selalumenimpa Rio? Apa lebih baik Rio kerja saja? Terus, Rio kerja
jadi apa? Rio kanbelum lulus SMA. Mana ada yang mau nerima Rio. Apa Rio
minta belas kasihandengan cara ngamen di jalan?”
Ya, itu
adalah pekerjaanyang bisa ia lakukan sambil sekolah. Meski hasilnya
nggak banyak, asalkan iasudah berusaha sekuat mungkin. Dan satu lagi
yang penting. Halal. Nggak mungkinkan dia maling uang di bank atau
mencuri barang milik orang? Bisa-bisa iadimasukkan di penjara.
“Baiklah. Jika inimemang yang terbaik, Rio akan melakukannya.”
***
Semua
tau orangtuaRio meninggal karena kecelakaan, dan semua amat simpati
sama Rio. Alvin punyang paling dekat dengan Rio merasakan kesedihan yang
sama. Karena itu, Alvinselalu membantu Rio jika Rio membutuhkan
sesuatu. Semisal uang.
“Hai Bro! Gue baruliat lo ketawa.” Kata Alvin yang barusan datang.
Sejak
kematianorangtuanya, Rio jarang tertawa. Apalagi tersenyum. Namun
sekarang Rio berusahauntuk tersenyum dan kembali menghadapi kehidupannya
yang nyata.
“Iya Vin. Ngapainjuga sedih. Gue bosen.” Kata Rio.
“Eh, gimana dong?”Tanya Alvin.
“Gimana apanya?”Tanya Rio balik.
“Your next life.Apa lo mau nebeng sama saudara lo?”
Itu
juga yangdipikirkan Rio, juga Acha dan Cindai. Tapi ia begitu sungkan
tinggal bersamasalah satu saudaranya. Ntar mereka harus mengeluarkan
uang yang banyak. Dan Rionggak mau hal itu terjadi. Ia ingin menghidupi
kedua adiknya dengan tangannyasendiri. Ia yakin, ia pasti bisa.
“Nggak. Gue maunyari kerja.” Kata Rio.
“Ohya? Kerja jadiapa?”
“Apapun. Asalkanhalal.”
Jujur,
Alvin nggaksetuju. Cowok SMA macam Rio mau kerja? Kerja jadi apa? Kalo
dia jadi Rio, Alvinmau sih diajak tinggal sama salah satu saudaranya
atau nenek kakeknya, daripadanyari kerja. Kayak jadi sebatang kara aja.
Tante dan Om Rio kan banyak.
“Menurut gue, lebihbaik lo
tinggal saja sama tante lo. Gue yakin disana lo dapet ngelanjutin
hiduplo tanpa bingung mikirin kerja. Nggak mungkin tante lo tega ngeliat
lo sama duaadik lo kelaparan karena nggak makan.”
Entah
mengapa Riomerasakan hal aneh saat orangtuanya meninggal. Dia merasakan
dirinya sebatangkara. Rio merasakan ia hidup sendiri, tanpa ada
saudaranya yang lain. Meski iamemiliki dua adik, tante juga om, Rio
merasakan kalo ia hidup sendiri.
“Entahlah Vin. Guenggak enak tinggal sama mereka.”
“Why? Mereka kansaudara lo juga. Gue aja mau kok tinggal sama tante gue kalo gue jadi elo.”
“Tapi inimasalahnya..” Rio tak melanjutkan kalimatnya. Lama-lama ia jadi bingung sendirimikirin firasatnya yang aneh.
Hidup sendiri?Sebatang kara? Orangtua nggak jelas?
***
“KAK RIOO!!”
Baru
sajamenampakkan kaki di rumah, Rio dikagetkan oleh teriakan Acha yang
lain daribiasanya. Acha kenapa? Apa yang terjadi dengannya?
“Iya.. Ada apaCha?” Tanya Rio. Ia merasakan bau-bau tak enak.
Acha
mendekati Rio.Di tangannya ada selembar kertas. Jangan-jangan itu
surat! Terus kalo surat,surat dari siapa? Rio teringat dengan surat Dea
beberapa minggu yang lalu.Surat yang membuatnya sesak dan merasa
bersalah sama cewek itu. Apa.. Apakarena ia sudah terlalu jahat sama Dea
sehingga Tuhan dengan cepatnya mencabutnyawa orangtuanya? Agar
pembalasan Tuhan langsung ia terima tanpa ia diberisedikit saja
peringatan?
“Surat apa Cha?Dari siapa?” Tanya Rio.
Cowok
itu mengambilsurat yang ada di tangan Acha dan berharap semoga isi
suratnya berisi halmenggembirakan. Rio tidak ingin mendapatkan surat
buruk untuk kedua kalinya. Namun,ia ragu membuka surat itu.
“Kenapa kak? Achanggak tau itu dari siapa. Acha temuin surat itu di kamar Mama. Mungkin Mamayang nulis surat itu.” Kata Acha.
“Mungkin saja Cha.Mmm.. Rio bacanya di kamar Rio aja. Ntar Rio kasih tau isi dari surat ini.”
Setelah
sampai dikamar, Rio menutup pintu kamar. Di tangan kanannya ada surat
yang masihterlipat rapi. Kalo Mama yang nulis surat ini, untuk apa?
Tampaknya surat itusangat misterius. Apa jangan-jangan surat ini isinya
tentang alasan kenapasaudaranya bunuh diri? Sepertinya nggak mungkin.
Hal yang tidak penting itunggak mungkin di tulis di surat ini.
Rasa
penasaransemakin menjadi-jadi. Namun, ketakutan untuk membuka surat itu
setara denganrasa penasarannya. Ayolah Yo! Buka aja, ngapain takut? Itu
cuma surat, nggakmungkin bisa memakanmu!
Perlahan,
Riomembuka lipatan surat itu. Selanjutnya sebuah tulisan yang tak asing
lagibaginya. Ya, itu benar tulisan Mama! Rio membaca surat itu dalam
hati sambilmencerna per kata.
Dan, rahasia besaryang selama ini tidak diketahuinya terjawab semua.
***
TBC....
Link notes ::
http://m.facebook.com/notes/?id=100004086973604
Free contact me :: 087864245325
Thankyou (:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar