expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 01 Maret 2014

Forever Love ( Part 15 )

-Forever Love-

Author :: @uny_fahda19




Part 15

.

.

.

“Orangtua Adik..”

Sebelum melanjutkanpembicaraan, Acha dan Cindai tiba-tiba aja udah ada di samping Rio. Keduanyapenasaran betul akan kedatangan polisi itu. Keduanya merasakan ada hal burukterjadi pada orangtuanya.

“Orangtua Adik kecelakaan dan nyawanya tidak bisa di selamatkan. Mariikut kami ke Rumah Sakit Dokter Sutomo.” Lanjut polisi itu.

Seakan, ada bendaraksasa yang menghantam tubuhnya. Seketika itu juga tubuh Rio melemas. Cindaiyang terlalu syok mendengar ucapan polisi langsung pingsan, dan Acha menahanCindai agar tidak jatuh.

“Cha, ayo kita kerumah sakit. Biar Rio saja yang bopong Cindai.” Kata Rio berusaha tenang.Merekapun masuk ke dalam mobil polisi dan mobil itu melaju kencang menuju rumah sakitdokter sutomo.

@rumah sakit

Tangisan mulaiterdengar. Itu adalah tangisan Acha. Disana, sudah banyak keluarganya. Adatante, om, bude dan pakedenya. Rio mencoba untuk tegar dan berusaha menahan airmata yang ingin keluar. Rio tau. Semua ini adalah takdir Tuhan dan ia harusmenerimanya.

“Ada bus besar yangoleng dan bus itu menabrak mobil Papamu.” Jelas Tante Mira, adik dari Devy.

“I..Iya Te.. Tapike..kenapa harus orangtua Acha yang jadi korban?” Kata Acha tak terima.

Tante Mira mengelus-eluspunggung Acha dengan penuh kasih sayang. Ia paham keponakannya itu syok berat.Tapi untunglah Acha tidak pingsan seperti Cindai.

“Yo.. Yang sabaraja ya..” Kata Mira kepada Rio.

“Iya Te.” Jawab Riosingkat.

Malam ini merupakanmalam yang panjang dan tak berujung. Malam yang diisi tangisan dan ketidakrelaan. Esoknya, pemakaman orangtua Rio dilakukan. Di bawah batu nisan, Acha,Rio dan Cindai menangis dalam diam dan tanpa mengeluarkan air mata.

“Cha, ini takdirTuhan. Kamu jangan nangis lagi ya. Ntar Mama sama Papa nggak tenang lho. Adakakak disini yang selalu melindungimu..” Hibur Rio.

Acha mengangguksambil memegang batu nisan Devy dan menciumnya. Ia mencoba tersenyum agar Devydisana juga ikut tersenyum. Tidak ada gunanya menangis ataupun memohon. Semuatak akan kembali. Mama dan Papa tak akan kembali ke dunia yang fana ini. Yangharus ia lakukan adalah berdoa agar Mama dan Papa diberikan hadiah surga olehTuhan. Bukannya doa anak pada orangtua pasti terkabul?

Sekali lagi, Achamencium batu nisan itu. Lama sudah ia duduk termenung di tempat ini. Tiba-tibaperutnya berbunyi. Tanda ia lapar.

“Kak, Acha lapar.Kita makan dimana? Biasanya Mama yang buatin kita makan.” Kata Acha kembalisedih.

Rio tersenyumsambil membelai rambut Acha. “Ada kok sisa makanan di rumah. Kakak bisa masakkok. Ayo!” Ucapnya.

Langit terlihatgelap. Bukan karena matahari yang hendak sembunyi di ufuk barat, melainkansebentar lagi mau hujan. Cepat-cepat mereka berlari meninggalkan pemakaman itudan menuju rumah mereka yang sepi. Tanpa adanya orangtua yang menyayangi kita.

@rumah

Cukup nasi dan miegoreng saja mereka makan. Karena nggak ada sayur dan lauk lain. Ketiganya makandalam diam, tanpa suara, canda dan tawa yang sering mereka lakukan. Cindai yangkalo lagi makan suka godain Acha maupun Rio kini lemas dan tak berenergi. Semuadikarenakan orangtua yang meninggalkan mereka.

Jam menunjukkanpukul sembilan malam. Di kamar, Rio belum kunjung tidur. Ia masih nggak percayaorangtuanya meninggal.

“Ma.. Pa.. Rioyakin kalian masih hidup. Orang baik kayak kalian nggak mungkin secepat inimeninggal. Apalagi sekaligus. Jadi, Rio mohon satu diantara kalian sebentar ajatersenyum di kamar ini. Rio capek ditinggal pergi sama orang yang Rio sayang.”

Pertama, saudaranyayang telah lama meninggalkannya karena alasan yang tidak ia tau. Dan Rio belumsempat menanyakan alasan itu kepada Mama atau Papa. Kedua, Mama dan Papanyameninggal karena tertabrak bus. Apa selanjutnya ia yang akan menyusul mereka?

Tidak! Jika iamenyusul mereka, bagaimana nasib Acha dan Cindai? Sebagai kakak, ia wajibmelindungi adik-adiknya dan menghidupi keluarga. Oh, apakah ia harusmeninggalkan sekolah dan memilih untuk bekerja demi kedua adiknya?

“Ma.. Pa.. Apa yangharus Rio lakukan? Sekarang Rio udah jadi anak baik. Kenapa hal buruk selalumenimpa Rio? Apa lebih baik Rio kerja saja? Terus, Rio kerja jadi apa? Rio kanbelum lulus SMA. Mana ada yang mau nerima Rio. Apa Rio minta belas kasihandengan cara ngamen di jalan?”

Ya, itu adalah pekerjaanyang bisa ia lakukan sambil sekolah. Meski hasilnya nggak banyak, asalkan iasudah berusaha sekuat mungkin. Dan satu lagi yang penting. Halal. Nggak mungkinkan dia maling uang di bank atau mencuri barang milik orang? Bisa-bisa iadimasukkan di penjara.

“Baiklah. Jika inimemang yang terbaik, Rio akan melakukannya.”

***

Semua tau orangtuaRio meninggal karena kecelakaan, dan semua amat simpati sama Rio. Alvin punyang paling dekat dengan Rio merasakan kesedihan yang sama. Karena itu, Alvinselalu membantu Rio jika Rio membutuhkan sesuatu. Semisal uang.

“Hai Bro! Gue baruliat lo ketawa.” Kata Alvin yang barusan datang.

Sejak kematianorangtuanya, Rio jarang tertawa. Apalagi tersenyum. Namun sekarang Rio berusahauntuk tersenyum dan kembali menghadapi kehidupannya yang nyata.

“Iya Vin. Ngapainjuga sedih. Gue bosen.” Kata Rio.

“Eh, gimana dong?”Tanya Alvin.

“Gimana apanya?”Tanya Rio balik.

“Your next life.Apa lo mau nebeng sama saudara lo?”

Itu juga yangdipikirkan Rio, juga Acha dan Cindai. Tapi ia begitu sungkan tinggal bersamasalah satu saudaranya. Ntar mereka harus mengeluarkan uang yang banyak. Dan Rionggak mau hal itu terjadi. Ia ingin menghidupi kedua adiknya dengan tangannyasendiri. Ia yakin, ia pasti bisa.

“Nggak. Gue maunyari kerja.” Kata Rio.

“Ohya? Kerja jadiapa?”

“Apapun. Asalkanhalal.”

Jujur, Alvin nggaksetuju. Cowok SMA macam Rio mau kerja? Kerja jadi apa? Kalo dia jadi Rio, Alvinmau sih diajak tinggal sama salah satu saudaranya atau nenek kakeknya, daripadanyari kerja. Kayak jadi sebatang kara aja. Tante dan Om Rio kan banyak.

“Menurut gue, lebihbaik lo tinggal saja sama tante lo. Gue yakin disana lo dapet ngelanjutin hiduplo tanpa bingung mikirin kerja. Nggak mungkin tante lo tega ngeliat lo sama duaadik lo kelaparan karena nggak makan.”

Entah mengapa Riomerasakan hal aneh saat orangtuanya meninggal. Dia merasakan dirinya sebatangkara. Rio merasakan ia hidup sendiri, tanpa ada saudaranya yang lain. Meski iamemiliki dua adik, tante juga om, Rio merasakan kalo ia hidup sendiri.

“Entahlah Vin. Guenggak enak tinggal sama mereka.”

“Why? Mereka kansaudara lo juga. Gue aja mau kok tinggal sama tante gue kalo gue jadi elo.”

“Tapi inimasalahnya..” Rio tak melanjutkan kalimatnya. Lama-lama ia jadi bingung sendirimikirin firasatnya yang aneh.

Hidup sendiri?Sebatang kara? Orangtua nggak jelas?

***

“KAK RIOO!!”

Baru sajamenampakkan kaki di rumah, Rio dikagetkan oleh teriakan Acha yang lain daribiasanya. Acha kenapa? Apa yang terjadi dengannya?

“Iya.. Ada apaCha?” Tanya Rio. Ia merasakan bau-bau tak enak.

Acha mendekati Rio.Di tangannya ada selembar kertas. Jangan-jangan itu surat! Terus kalo surat,surat dari siapa? Rio teringat dengan surat Dea beberapa minggu yang lalu.Surat yang membuatnya sesak dan merasa bersalah sama cewek itu. Apa.. Apakarena ia sudah terlalu jahat sama Dea sehingga Tuhan dengan cepatnya mencabutnyawa orangtuanya? Agar pembalasan Tuhan langsung ia terima tanpa ia diberisedikit saja peringatan?

“Surat apa Cha?Dari siapa?” Tanya Rio.

Cowok itu mengambilsurat yang ada di tangan Acha dan berharap semoga isi suratnya berisi halmenggembirakan. Rio tidak ingin mendapatkan surat buruk untuk kedua kalinya. Namun,ia ragu membuka surat itu.

“Kenapa kak? Achanggak tau itu dari siapa. Acha temuin surat itu di kamar Mama. Mungkin Mamayang nulis surat itu.” Kata Acha.

“Mungkin saja Cha.Mmm.. Rio bacanya di kamar Rio aja. Ntar Rio kasih tau isi dari surat ini.”

Setelah sampai dikamar, Rio menutup pintu kamar. Di tangan kanannya ada surat yang masihterlipat rapi. Kalo Mama yang nulis surat ini, untuk apa? Tampaknya surat itusangat misterius. Apa jangan-jangan surat ini isinya tentang alasan kenapasaudaranya bunuh diri? Sepertinya nggak mungkin. Hal yang tidak penting itunggak mungkin di tulis di surat ini.

Rasa penasaransemakin menjadi-jadi. Namun, ketakutan untuk membuka surat itu setara denganrasa penasarannya. Ayolah Yo! Buka aja, ngapain takut? Itu cuma surat, nggakmungkin bisa memakanmu!

Perlahan, Riomembuka lipatan surat itu. Selanjutnya sebuah tulisan yang tak asing lagibaginya. Ya, itu benar tulisan Mama! Rio membaca surat itu dalam hati sambilmencerna per kata.

Dan, rahasia besaryang selama ini tidak diketahuinya terjawab semua.

***



TBC....

Link notes ::

http://m.facebook.com/notes/?id=100004086973604

Free contact me :: 087864245325

Thankyou (:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar