-Forever Love-
Author :: @uny_fahda1D
Part 14
.
.
.
“MARSYA!!!”
Semua
murid yangmelihat kejadian itu langsung kaget dan berubah menjadi
sebuah tontonan yangseru. Rio, cowok itu mendekati Marysa yang sedang
mesra-mesraan sama cowok,maksudnya pacar. Ternyata, Marysa sudah punya
pacar dan Rio marah banget. Jadiini alasan Marysa menolaknya? Karena
Marysa sudah punya pacar?
Marysa menoleh kearah Rio dengan wajah yang sangat pucat. Ia takut. Rio menghajar pacarnya nggaksama sekali nggak berdosa.
“Sya!
Lo tega samague! Tau nggak, gue galau tau mikirin lo. Sekarang, lo
malah asyikan sama pacarlo? Cewek macam apa lo? Hah?” Bentak Rio tanpa
kendali.
Tontonan inisemakin lama semakin seru dan asyik.
Marysa terus bersabar dan bersabar. Ia takmau hal sekecil ini bisa
berubah menjadi besar.
“Yo.. Rio.. Selamaini, gue hanya
ngetes lo. Ternyata, lo suka sama gue. Tapi Yo, maaf seribumaaf, gue
udah punya pacar dan pacar gue ini anaknya baik. Nggak kayak lo.
Sukamainin perasaan cewek. Mana mungkin gue mau jadiin lo pacar?
Lagipula, guenggak rela ninggalin pacar gue demi..”
“Stop! Pokoknya guenggak mau tau. LO HARUS PUTUS SAMA PACAR LO! TITIK!”
Lama-lama,
Marysa jadiemosi juga sama Rio. Tapi apa yang terjadi selanjutnya? Rio
malah menghajarhabis-habisan pacar Marysa itu. Anehnya, pacar Marsya
diam aja tanpa membalasRio. Murid-murid cowok pada lari untuk melerai
pertengaran itu.
“Yo, sabar Yo. Longgak mau kan hadap guru BP..” Kata Fajar, teman sekelasnya.
“Iya,
Yo. Lo nggakmau kan di skors? Selama lo sekolah disini, lo nggak pernah
melanggar. Jadi,jangan terusin perkelahian ini.” Tambah Andi.
Tapi
apa bolehbuat, dengan semangat melebihi semangat 45, Rio beserta
seluruh emosinya nggakmendengarkan apa yang di ucapkan Fajar, Andi dan
lainnya. Dan pada akhirnya,Pak
Yunus datang danperkelahian itu
pun berakhir dengan darah dan warna kebiru-biruan di wajahpacar Marsya.
Marysa pun mengantar pacarnya ke UKS sementara Rio ke ruang BP.
“Sialan! Awas lo!Gue bakal bunuh lo!” Ancam Rio.
***
Di rumah Rio...
Atas
kesepakatan,Rio di skros selama lima hari. Tentu orangtua Rio begitu
marah terhadapanaknya. Semalam, Rio di omelin terus sama Devy.
“Kamu itu, Mamanggak pernah ajarin kamu jadi anak nakal. Kenapa kamu hajar temanmu? Hah? Apasalah temanmu itu?” Bentak Mama.
Yang
dibentak diamaja dan nggak berani mengangkat wajah. Rio menunduk dalam
kesalahan serta emosidan kemarahan yang di rasakannya.
“Mama kecewa samakamu, Yo. Kecewa banget. Awas kalo kamu mengulangi kesalahan kamu lagi. Mamaakan kasih kamu hukuman berat.”
Setelah
mengucapkankalimat yang merupakan penutup itu, Devy meninggalkan Rio.
Rio menatap Devyyang menghilang dari kamarnya. Secepat mungkin Rio
menutup pintu kamarnya dantanpa sadar mengacak-acak kamarnya. Kamar yang
tadinya berantakan semakinberantakan.
“ARGHS!! KENAPAHIDUP GUE SIAL?? KENAPA GUE NGGAK PERNAH NGERASAIN SEDIKIT SAJA KEBAHAGIAAN???”
Terakhir,
Riomelempar bingkain fotonya dengan saudaranya yang telah lama
meninggal. Riotertawa mendapati bingkai foto yang pecah.
“Hahaha.. Gara-garalo kak gue jadi begini..” Kata Rio mulai melunak.
Malam
semakinlarut. Bintang-bintang sedikit memunculkan diri di langit. Bulan
pun takterlihat. Malam yang gelap, mendung tanpa sedikit senyuman. Rio
merapikankasurnya lalu tidur di atasnya. Ya, dia sudah menderita
sekarang. Besok apalagi?
***
“DEAAA !!!!”
Itu
suara Nadia. Ya, Dea mendengarnya. Namun Dea takingin kembali ke Nadia.
Yang ia inginkan adalah pergi dari dunia ini karena ialelah menghadapi
dunia yang baginya sangat tidak adil padanya.
Dea
berjalan dan terus berjalan sampai tidak sadar adamobil Xenia yang
pengemudinya sedang mabuk menabrak tubuh itu. Si pengemudicepat-cepat
melajukan mobilnya karena nggak mau berurusan dengan polisi. Kini,hanya
Dea yang terbaring lemah di aspal ditemani darah merah di sekitarnya.
Orang-orang
ramai mengerumuni tempat itu. Nadia menangissekencang-kencangnya. Ia
nggak rela sepupunya itu meninggalkannya. Tapi, uratnadi di tangan Dea
masih berdetak. Pertanda masih ada harapan. Dengan dibantuorang-orang di
sekitar tempat itu, Dea berhasil di bawa ke rumah sakitterdekat.
@Rumah Sakit
Detakan
jantungnya melemah. Dea sudah tidak tahan lagi.Sementara
saudara-saudaranya udah datang di rumah sakit itu. Perlahan, Deamembuka
mata, walau rasanya sangat berat jika dilakukan.
Senyum
menghiasi bibir pucat itu. Dea berusaha bicaradengan seluruh tenaganya.
Dan ini merupakan bicaranya yang terakhir dan jugapermintaannya yang
terakhir.
“Nad.. De.. Dea boleh min.. minta sele.. selembar kertassa..sama pulpen?” Pinta Dea.
Nadia mengangguk lalu mengambil kertas dan pulpen yang dibawanya di dalam tas. Untung saja dia bawa dua alat itu, kalo tidak?
Tangan
itu pun menari-nari di atas kertas. Tulisannyaambuladul. Namun bisa
dibaca dengan jelas. Setelah itu, Dea mengembalikankertas itu dan
berkata,
“Nad.. To.. Tolong kasih ke Ri.. Rio..” Pintanya.
Nadia
mengangguk lagi. Air matanya sudah tidak bisaditahan. Rio.. Gara-gara
cowok itu Dea menjadi seperti ini. Awas kau Rio! Kaloaku menemukanmu,
aku bakal hancurin kau! Kata Nadia dalam hati.
“Ja..Jangan dendam sa..sama Rio..” Kata Deamemperingatkan. Sepertinya Dea paham apa yang ada di pikiran Nadia.
“I.. Iya De.. Ntar aku kasih ke Rio..” Kata Nadia.
Bibir
yang tadinya dihiasi senyum sekarang mulai pudar.Bibir itu semakin
pucat dan nggak bisa kembali ke normal. Nadia menangis dalamdiam. Ia
menggenggam erat tangan dingin Dea dan berdoa, supaya Dea nggak
pergimeninggalkannya. Namun takdir Tuhan saat ini tidak berpihak
padanya. Deameninggal dengan tenang bersama seluruh cintanya pada Rio.
Dan, tangisan itu mulai terdengar keras.
“DEAAA !!!”
***
Lima
hari berlalu.Semua berjalan seperti biasa. Rio kembali belajar di
sekolah dan selalu cuekjika di tanya oleh siapapun. Bahkan Alvin pun tak
dipedulikannya. Alvin merasabersalah sama Rio, juga Marysa dan
pacarnya. Karena Alvin yang menyusun ide iniagar Rio merasakan akibat
dari ke-playboy-annya itu.
Sebuah surat yangentah dari
siapa tiba-tiba ada di sela-sela bukunya. Rio baru tau ada selembarsurat
ketika sampai di rumah. Surat itu ia buka dan ia baca.
Dear Rio..
Sejak
pertama kali aku melihatmu, aku menyukaimu. Kausangat tampan dan manis.
Tapi sayang, hatimu keras bagaikan batu. Ternyata akusalah memilih
seseorang dan aku sadar kalo aku itu adalah gadis yang bodoh.Bukan hanya
bodoh, tapi sangat bodoh.
Apa kau sadar
sudah banyak cewek yang kau sakiti? Yangkau putuskan begitu saja tanpa
hati. Aku sakit Yo ketika kau mengusirku, dulu..Aku berjuang demi kamu
Yo, demi mendapatkan cintamu. Sekarang, mungkin akunggak akan bisa lagi
liat wajahmu.
Aku berusaha berubah untuk
menjadi cewek yang kamuinginkan. Cewek yang cantik, kurus dan nggak
sejelek dan segendut kayak diriku.Tapi, setelah aku berubah, kamu malah
mengusirku dan tak menghargaiperjuanganku?
Andai
kata ketika itu kau hanya tersenyum, menghargaiusahaku tapi kau tak mau
menjadikanku pacar, aku senang kok Yo. Senang banget.Aku sadar kok,
cewek seperti aku nggak pantas jadi pacarmu. Seharusnya akusadar dari
ketika kita bertemu.
Terakhir, aku cuma mau
bilang kalo aku itu cinta bangetsama kamu. Kaulah cinta pertama dan
terakhirku. Aku ingin sekali bertemudenganmu tapi takdir berkata lain.
Makasih
ya Yo karena telah membuat cewek jelek sepertikuini merasakan cinta
yang sebenarnya. Kamu, selalu ada di hatiku, selamanya (:
By. Dea
NB : Kalo kamu pengen ketemu aku, datang aja ke Makassardan temuilah tanah merah disana. Disana aku menunggu dalam dunia lain.
Rio
meremas-remassurat itu lalu membuangnya. Dia nggak tau apa sebenarnya
yang ia rasakan.Apakah perasaan kasian, cinta, benci, rindu atau apa.
Rio nggak tau. Intinya,Dea sudah meninggal dan tidak bisa menemuinya
lagi.
Tapi ia tau satuhal yang penting. Dea sangat
mencintainya. Begitupun dengan cewek-ceweknya yangpernah ia sakiti.
Mereka sangat mencintainya dan ia tidak mencintai samasekali. Keke,
Shilla, Angel, Sivia....
“Maafkan gue, gueemang salah sama
kalian. Maafkan gue. Kalian pasti tau sekarang kalo MarioStevano adalah
cowok nggak baik. Yang hobinya menyakiti cewek dan hobimenghajar pacar
orang dan ujung-ujungnya masuk ruang BP.”
Ada sebuah suarayang ia kenal masuk ke dalam kamar. Orang itu mendekatinya dan tersenyum penuharti padanya.
“Lo adalah sahabatbaik gue, Yo. Maaf, karena Marsya..”
“Vin, gue tau loyang buat ide itu. Padahal lo tau kan kalo Marsya itu udah punya pacar?” PotongRio.
Alvin menunduk.
“Nggak
papa. Guetau lo marah sama gue karena lo suka sama Via dan gue
sekenanya mempermainkancewek yang lo suka. Tapi sekarang kan lo udah
bahagia sama Via?”
Alvin mengangakatwajahnya. Menatap sahabatnya itu. “Gue udah bahagia sama Via. Lo beri izin kangue bahagia sama Via?”
“Ya.
Via adalahpunya lo dan gue nggak akan ganggu hubungan kalian. Oke Vin.
Rio yang sekarangsiap berubah menjadi Rio dulu. Rio yang ceria, baik,
ramah, dan suka jahilinsahabatnya yang bernama Alvin.. Hahaha..”
Keduanya
tertawadalam kebahagiaan dan kelegaan. Alvin, cowok itu berhasil
mengembalikansahabatnya. Ia sangat senang. Ia berharap, suatu hari Rio
bisa menemukan cintasejatinya, seperti ia dan Sivia.
Tak
sengaja, keduabola matanya menangkap sebuah bingkai foto yang kacanya
tampak pecah. Alvinmemerhatikan foto itu. Disana ada foto dua bocah yang
wajahnya sangat mirip.Bahkan boleh di bilang kembar.
Hah? Bukannya fotoitu...
***
Ujian
semester satutelah selesai dilaksanakan. Libur panjang udah ada di
depan mata. Walauliburnya hanya seminggu, murid-murid pada nggak ngeluh.
Yang penting libur,hehe...
Rio dan Alvin barusaja pulang
dari TP ( Tunjungan Plaza ). Dua cowok itu tampak puas banget.Jangan di
tanya berapa uang yang mereka habiskan. Tentu mereka menghabiskanuang
banyak. Tapi Rio bersyukur ketika uangnya habis dan dia belum
sempatmakan, Alvin yang mentraktirnya semangkuk bakso. Hihihi.. Erat
banget kanpersahabatan mereka?
Malam ini tampakberbeda
dari malam biasanya. Rio merasakan suatu keanehan. Entah itu apa.
Keduaorangtuanya belum pulang, padahal ini udah larut malam. Rio melihat
keduaadiknya tidur dengan pulas. Tampaknya mereka kelelahan karena baru
pulang dariperjalanan mereka mengelilingi Kota Surabaya.
Tok.. Tok.. Tok..
Pintu
rumah diketuk oleh seseorang. Rio membuka pintu itu dan mendapati dua
polisi yangberwajah serius. Apa-apaan ini? Dia nggak punya salah
apa-apa. Kok tiba-tibaada polisi ya datang ke rumahnya?
“Ada apa ya Pakdatang ke rumah saya?” Tanya Rio sopan dan sedikit takut.
“Adik anak PakIlham dan Bu Devy?” Tanya Polisi itu.
“I.. Iya Pak.Memangnya kenapa?”
Rio mulai merasakanbau-bau tak enak. Apa yang terjadi dengan orangtuanya? Apa orangtuanya bersalahlalu di bawa ke pengadilan?
“Orangtua Adik..”
***
TBC....
Link notes & Link blog ::
http://m.facebook.com/notes/?id=100004086973604
http://risedirectioners.blogspot.com
Free contact me :: 087864245325
Thankyou (: (:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar