expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 15 Februari 2014

Forever Love ( Part 12 )

-Forever Love-

Author :: @uny_fahda1D




Part 12

.

.

.

Waktu berjalanbegitu cepat. Tak terasa, Rio dan seangkatannya sekarang sedang menduduki kelasdua SMA. Jadi, Rio punya adek kelas dong! Bagaimana dengan kabar Shilla? Diasudah diterima di Unesa. Mengenai hubungannya dengan Rio, sama seperti terakhirketika Shilla akan menghadapi UAN. Yaitu hubungan yang nggak jelas. Shillaberusaha mengubungi Rio, tetapi nomer Rio nggak aktif terus.

Pagi sekali, Rioberjalan menuju kelas barunya. Yaitu kelas 2IPA-2. Ajaibnya, dia sekelas samaAlvin dan sebangku dengan Alvin.

“Pagi bro! Kitajadi sekelas akhirnya.” Kata Rio senang seraya duduk dibangkunya.

Alvin yang sedangmemainkan ipadnya menoleh ke samping kanan. Mendapati Rio yang setia memamerkansenyuman.

“Ada apa lo senyumkayak gitu?” Tanya Alvin.

“Yaaa.. Nggak ada.”

Seorang cewekcantik masuk ke dalam kelas. Cewek itu tersenyum melihat seseorang yang sangatdikenalnya. Ternyata, cewek itu adalah murid baru, pindahan dari SMA Buana.

“Vin, sumpah!Cantik banget tuh cewek. Kok daritadi dia senyumin gue ya?” Kata Rio.

Alvin mengangkatbahu dan melanjutkan kegiatannya bersama sang ipad. Cewek tadi itu mendekatibangku Alvin, sepertinya mereka saling kenal mengenal.

“Hai Vin! Nggaknyangka ya kita satu sekolah. Malahan satu kelas.” Kata cewek itu.

“Iya, Sya! Ah, lotambah cantik aja deh.” Puji Alvin.

Mereka berduabegitu akrab. Marsya, nama cewek itu. Wajahnya sangat cantik, putih dan manis.Tubuhnya tinggi semapai. Memiliki dua lesung pipit yang indah. Rambutnyasedikit bergelombang dan agak kecokelatan. Rio benar-benar terpesona dengancewek itu. Timbul niatnya untuk memacari cewek itu.

“Hai cantik! Namague Rio. Nama lo siapa?” Tanya Rio sok akrab.

Marsya memandangicowok yang mengaku sebagai Rio. Hmm.. Jadi ini ya yang namanya Rio. Sebisamungkin Marsya tenang dan tidak sedikitpun tertarik dengan Rio. Karena rencanayang disusunnya dengan Alvin nggak boleh gagal.

“Nama gue Marysa!Senang bertemu dengan lo.” Jawab Marsya.

“Nama yang cantik.Eh, lo udah punya pacar belum? Kalo belum, mau ya jadi pacar Rio yang gantengini.” Kata Rio.

“Mmm.. Gue emangbelum punya pacar. Gimana ya.. Hmm..” Marysa tampak berpikir-pikir. “Ntar kitaliat aja deh. Gue kan baru kenal sama lo.” Sambungnya.

Yes! Teriak Riodalam hati. Sangat mudah ternyata menarik perhatian Marysa. Gile ni cewek. Bedabanget dengan pacar-pacarnya yang lain. Marysa begitu dewasa dan memilikipikiran yang matang. Jadinya, Rio sedikit gugup demi mendapatkan Marsya.

Jam pertama diisidengan pelajaran Kimia, lalu dilanjutkan dengan matematika. Dua pelajaran yangpaling membosankan. Tapi senyuman manis Marysa membuat Rio betah dengan duapelajaran itu.

Ya! Baru kali iniRio merasakan definisi dari jatuh cinta.

***

Sepulang sekolah,Rio mengikuti Marsya. Siang ini, ia harus bisa membujuk Marsya agar pulangbersamanya. Padahal, hari ini adalah jadwalnya dengan Sivia. Tapi Rio sudahnggak peduli lagi dengan Sivia. Pacar-pacarnya yang lain pun tidak iapedulikan. Dan Keke, sepertinya cewek itu tau kalo sebenarnya dirinya samasekali nggak dicintai Rio.

Apa ini akhir darike-playboy-annya? Rio emang merasakan hal yang berbeda ketika bertemu denganMarysa. Cinta pada pandangan pertama bahasa kerennya.

“Rio!” Seruseseorang.

Sivia! Batin Rio.Cewek itu emang terlalu mencintainya. Diantara pacar-pacarnya, Sivialah yangmenganggap hubungan ini serius. Angel sudah lama tak ia hubungi. Yah, pacar-pacarnyakini berkurang. Dan hanya Sivia saja yang harus ia uruskan sekarang ini. AgarSivia berhenti mencintainya.

“Ngapain lodisini?” Tanya Rio dengan nada yang tak bersahabat.

“Via kan pulangbareng Rio. Rio lupa?” Tanya Sivia.

“Ng..” Rio melihatMarsya yang sedang menunggu jemputan. “Sorry. Gue masih ada urusan yangpenting. Lo pulang sendiri aja ya..”

“Tapi Yo..”

Terlambat. Riosudah pergi dan Sivia takut. Hubungan ini akan hancur dan berakhir menyakitkan.Dan Sivia sekarang tau apa urusan penting itu.

“Sya, pulang barengRio yuk!” Ajak Rio.

Menyadari ada Rio,Marsya menolak dengan halus. “Maaf. Marsya pulang sama Papa Marsya aja. NtarPapa marah lagi sama Marysa.”

Tampak kekecewaanmenghiasi wajah Rio. “Kenapa? Pulang sama Rio aja. Ayolah, ntar Rio traktirkamu deh.”

Segala rayuan dangombalan berakhir sia-sia. Jemputan Marsya sudah datang dan Rio nggak ikhlasmenerimanya. Marsya.. Nama yang cantik.. Tapi sulit untuk ditaklukan. Baru kaliini Rio berhadapan dengan cewek seperti Marsya. Rio kira, Marsya langsungmenerimanya. Tapi tidak. Butuh ekstra keras baginya demi mendapatkan Marsya.

***

Sivia pulang denganlemas. Hatinya saat ini sakit banget. Sivia sadar, Rio nggak mencintainya.Jadi, hubungannya selama hampir satu tahun itu nggak berarti apa-apa? Siviaingin menangis. Tapi ia tahan agar air mata itu nggak keluar.

Tubuhnya iajatuhkan di atas kasur. Sivia memandangi langit kamarnya. Diambilnya selembarfoto seorang cowok manis. Rio..

“Yo.. Lo nggak sukague kan? Lo hanya mempermainkan gue kan? Lo lebih tertarik sama cewek yanglebih cantik kan? Gue kira, lo cowok yang baik. Tapi nyatanya tidak.”

Air matanya turun,membasahi lembaran foto itu. Jika ia memiliki kekuatan, saat itu juga ia robeklembaran foto itu.

“Yo.. Gue tau, guenggak cantik. Harusnya gue sadar dari dulu kalo gue itu nggak pantas buat lo.Alvin benar. Harusnya gue akhiri hubungan kita ini.”

Sivia meremas-remasfoto itu menjadi bentuk bola. Lalu, ia lempar hasil kreasinya itu ke ujungkamarnya. Move on dari Rio? Semudah itukah ia move on dari Rio?

***

Bandung...

“Cie.. Cie.. Yangudah SMA..” Kata Zevana mendekati dua sahabatnya, yaitu Ify dan Agni.

Ketiganya puntertawa bersama. Kata orang, masa SMA adalah masa yang indah. Masa dimana kitabisa menentukan siapa diri kita, jadi apakah kita nanti, dan juga disanalahkita menemukan cinta.

Mereka bertiga satusekolah. Sesuai janji mereka, mereka akan selalu bersama dan tak akan pisah.Mereka bersekolah di SMA Star, sekolah itu juga sekolah Cakka. Hmm.. Apa kabarCakka? Cowok yang satu itu sedikit bisa melupakan Ify. Ify pun mulai bisamenghapus rasa cintanya pada Cakka dan tentunya tetap menunggu seseorang yangtidak pasti.

“Hai kalian! Adekkelas baru gue, hehehe..”

Cakka datang dengantawanya yang khas. Meramaikan suasana indah itu. Agni masih menyimpan rasacinta itu. Namun sampai sekarang, ia belum berani mengatakannya. Sebagaijawabannya, ia belum siap.

“Hai kak! Wah, kitasatu sekolah. Seru dong ntar.” Kata Zevana.

“Hehehe.. Iya..Nggak nyangka kalian berhasil lolos masuk ke sekolah gue yang paling oke itu.”Kata Cakka.

“Hahaha.. Kan gueanak pinter. Maklum lah keterima di sekolah kakak..” Bangga Zevana.

Diantarakeempatnya, Ify dan Agni yang diam. Keduanya nggak sesemangat Zevana dan Cakka.Cakka pun dengan jahilnya menggodai Ify dan Agni.

“Hei kalian berdua!Kok daritadi diem sih? Ngomong apa dikit. Gue udah kangen nih sama lo berdua.Udah lama ya kita nggak ketemu?” Kata Cakka.

Ify tersenyum kecilmembalas ucapan Cakka. Sementara Agni masih diam. Dia malas untuk tersenyum.Entah mengapa Agni menjadi lemas saat bertemu Cakka. Dan janjinya untuk jujurdengan Cakka mungkin ia batalkan. Biarlah cinta itu ia pendam di dalam hatinya.Cukup jadi teman Cakka saja, Agni bahagia. Mengenai pacaran bohongan, Cakkasudah nggak melakukannya, dan Agni bersyukur sebesar-besarnya.

“Iya kak. Merekaberdua itu kayak orang bisu aja.” Kata Zevana.

“Eh Ag, besok sore,gue pengen ngajak lo ke suatu tempat. Lo mau kan?” Tanya Cakka.

Agni yang tadi diamakhirnya bicara. “Ada apa kakak ajak Agni?” Tanyanya.

“Ada deh. Disanague mau mengatakan sesuatu. Pokoknya, lo harus mau ya. Pliss..”

Tampang melasdibuat-buat Cakka agar Agni mau. Akhirnya, Agni terpaksa mengangguk. Walausebenarnya ia malas menuruti ajakan Cakka.

“Ehem.. Cie..Cie..” Goda Zevana yang sukses membuat pipi Agni memerah.

“Ishh.. Apa-apaansih lo?” Marah Agni sekaligus malu.

“Hahaha.. Nggakada..” Tawa Zevana, diikuti Cakka dan Ify.

Yeah, semuanya puntertawa. Benar kan. Sahabat adalah segala-galanya bagi kita. Jika kita sedih,kita pasti tertawa dibuatnya. Jika kita butuh bantuan, tentu sahabatlah yangsenantiasa membantu kita. Jadi, apakah kalian pernah memiliki sahabat sepertiIfy, Agni, Zevana atau Cakka?

***

Surabaya.. SMA Sunrise...

Semua murid SMASunrise baru tau kalo sebenarnya Rio itu Playboy. Tapi kata Rio, dia sudahtobat. Rio sudah menemukan cinta sejatinya. Siapa lagi kalo bukan Marsya?Pacar-pacarnya yang jumlahnya banyak itu ia putuskan secara kasar dan yangmenjadi korban berakhir patah hati. Sivia juga begitu. Hatinya sakit banget. Iabersumpah agar hidup Rio menderita. Ia ingin Rio merasakan kesakitan yang iarasakan.

Di jam istirahat,Rio mencari-cari Marsya di kantin. Ternyata, Marsya sedang ngobrol sama teman-temannya.Rio pun menuju ke tempat Marsya duduk dan berharap usahanya kali ini sukses.

“Marsya! Apa kabarhoney?” Sapa Rio.

Teman-teman Marsyamalah ketawa. Menurut mereka, sapaan Rio barusan bak lelucon yang sangat lucu.Tapi nyali Rio nggak berkurang sedikit pun. Ini demi cintanya pada Marsya.

“Sya, ntar pulangbareng gue ya?” Kata Rio penuh harap.

Dan lagi-lagi,Marysa menolak secara halus. “Maaf ya Yo, gue nggak bisa. Lo pulang aja dehsama pacar-pacar lo yang lain.”

“Pacar? Gue udahnggak playboy lagi Sya! Sumpah, gue sayang sama elo. Ayolah Sya, gue pengenbanget jadi pacar elo. Lo mau kan jadi pacar gue?”

Marsya menoleh keRio dan memerhatikan Rio dengan seksama. Wajah yang melas, sedikit putus asa,dan ada niat disana untuk tobat. Berhasil! Gumam Marsya. Rio sudah mendapatsebuah pelajaran yang berharga.

“Ohya Yo, jemputangue udah datang. Bye kalo gitu..” Kata Marsya meninggalkan Rio.

“MARSYAA!!” TeriakRio frustrasi.

Cowok itumengacak-acak rambutnya sampai berantakan. Tapi penampilannya tidak berkurangsama sekali. Rio tetap cakep jika rambutnya berantakan. Malahan keren kataorang yang melihatnya.

“Gue pasti dapetinlo!” Tekad Rio.

***

Sebuah tempat yangsepi, tempat yang jarang dikunjungi orang lain. Seorang cewek menangis lirihsambil menatap pemandangan kosong di depannya. Cewek itu meringkuk. Menyesaliperbuatannya sendiri.

Cinta pertama yangsangat menyesakkan dan menguras air mata. Ia akui, ia salah menemukan cintapertamanya. Rio.. Cowok itu seharusnya ia bencikan sejak zaman purba. Danseharusnya ia menuruti nasehat Alvin untuk segera mengakhiri hubungannya denganRio.

“Dasar! Ternyata loplayboy Yo! Semua orang tau kalo lo itu playboy. Dan lo udah tobat gara-garacewek bernama Marsya! Gue sumpahin lo nggak akan bisa dapetin Marsya! Guepengin lo ngerasain apa yang gue rasa sekarang. Hancur dan sakit banget..”

Segala emosi dankemarahan ia buang di tempat ini, agar hatinya menjadi ringan dan tanpa beban.Memang, tempat inilah yang menjadi favoritnya. Anehnya, Sivia nggak takutkalo-kalo tempat ini diserang penjahat atau sejenisnya.

“Gue tau loganteng, tapi hati lo busuk. Sudah banyak cewek yang lo mainin. Lo inget nggakKeke. Dia sama kayak gue. Hatinya sakit gara-gara elo. Dan cewek-cewek lainnya,pasti juga ngerasain gimana sakitnya. Itu semua gara-gara lo, Yo. Gue nyeselsuka sama lo!”

Air matanyaberhenti. Sivia tampak lebih tenang dari sebelumnya. Ia tarik nafasdalam-dalam. Energinya yang telah lama hilang kini perlahan menemuinya, mengisikeadaan tubuhnya yang sudah mencapai titik kelemahan. Ya, Sivia yakin ia bisamengubah hidupnya, juga mencari cinta lain, cinta yang sebenarnya.

“Akhirnya lo sadarjuga..” Kata seseorang.

***


TBC.....

Link notes & Blog ::

http://m.facebook.com/notes/?id=100004086973604

http://risedirectioners.blogspot.com

Free contact me :: 087864245325

Thankyou (: (:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar