expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 28 Juni 2013

Please, Don't Forget Me! ( Part 18 )

Part 18

.

.

.

“Rio..” Kata Ify.

“Ya? Ada apa Fy?” Jawab+Tanya Rio.

“Gue takut.”

“Takut apa?”

“Dea Yo. Dia semakin parah gangguin hubungan kita. Gue nggak enak Yo.”

Tiba-tiba Ify teringat kejadian masa lalunya. Dulu, ia begitu jahat pada Dea. Apa Dea masih membencinya? Apa Dea ingin membalas dendam dengan cara mengganggu hubungannya dengan Rio?

“Tenang Fy. Gue nggak suka sama tu cewek. Senyumin dia pun gue males.” Kata Rio. Ia merangkul Ify.

“Beneran nih Yo?”

“Iya, gue janji deh. Kalo gue senyumin dia, atau gue betah ngobrol ma dia, itu artinya gue nggak lagi cinta sama elo.”

Ify berpkir-pikir, lalu tersenyum.

“Oke! Awas ya kalo Lo langgar janji Lo.”

Rio hanya tersenyum menanggapi ancaman Ify. Ngapain juga senyumin Dea? Apalagi ngobrol. Kayak nggak ada kerjaan lain aja.

***

Air matanya menetes membasahi kedua pipinya. Melihat hal itu, Keke menjadi senang. Yes! Ide Dea berjalan lancar. Keke nggak mau tau gimana hubungan RiFy nantinya. Ya semoga aja putus dan Ify patah hati untuk selama-lamanya.

“Lo nggak papa Fy?” Tanya Keke. Ia berusaha simpati pada Ify.

“Gue mau samperin dia.” Kata Ify. Ia berlari menuju tempat dimana dua orang yang ia bencikan sedang tertawa-tawa melihat kemalangannya. Dasar cowok! Sama saja, nggak pernah mau tau perasaannya! Rio sama kayak Gabriel!

“Hallo.. Gue nggak ganggu kan..” Kata Ify. Ia melipat tangan di dadanya. Spontan Rio kaget. I..Ify ada d..disini? Disaat ia bersama Dea?

“Hei! Ngapain Lo kesini? Ngapain Lo ganggu gue?” Bentak Dea.

Ify memelototi Dea. Walau kantung matanya yang berisi air ingin turun saja, Ify menahannya. Ia harus mengalahkan rasa sedihnya.

“Gue nggak kenal Lo. Dan Lo!” Ify menunjuk Rio yang pucat. “Hubungan kita berakhir sampai disini. Ternyata Lo sama seperti cowok lain. Lo nggak kayak Alvin yang setia ma Shilla. Ohya, satu lagi, jagain tuh cewek Lo.”

“Fy.. Gue ma Dea nggak pacaran. Dea kesini cuman mo minta maaf aja.” Kata Rio.

“Minta maaf?” Bentak Ify.

“Iya, Dea kesini mau minta maaf ke gue. Katanya dia nggak lagi ganggu hubungan kita. Ya kan De?” Jelas Rio. Ia berharap supaya Dea mau menjelaskannya. Tapi apa yang terjadi selanjutnya?

“Ng.. Rio emang nembak gue Fy. Dia nggak bilang ke elo karena dia takut ntar Lo marah.” Kata Dea pelan.

“Hei! Kapan gue nembak Lo?” Bentak Rio. Dea tenang-tenang aja.

“Sudah-sudah. Gue tau Yo, Lo nggak cinta lagi ma gue. Gue nggak mau tau Lo nembak Dea apa nggak. Tapi artinya Lo NGGAK CINTA GUE LAGI. KARENA LO NGELANGGAR JANJI LO UNTUK NGGAK SENYUMIN DEA. Dasar cowok! Semua sama aja.”

Ify berlari meninggalkan Rio. Air matanya sudah tak dapat dibendung lagi. Rio.. Lo tega ma gue, tega. Gue bersumpah untuk nggak percaya lagi ma cowok. Gue dua kali dikhianati cowok. Lo ma Gabriel sama aja. SAMA SAJA!

“Gimana Yo? Berhasil kan ide gue untuk hancurin hubungan Lo? Lo nya sih yang bodoh.” Kata Dea.

Ingin saja Rio menghajar orang di depannya ini kalo saja bukan cewek. Gila apa ia menghajar Dea. Lalu, gimana kelanjutan hidupnya nanti? Ataupun nanti ada berita yang mengatakan :

SEORANG COWOK MENGHAJAR CEWEK YANG TAK BERDOSA. KORBAN SAAT INI DIRAWAT DI RUMAH SAKIT....

“Awas Lo! Lo bakal menderita! Dasar cewek gila!” Umpat Rio. Ia meninggalkan Dea dan berusaha mencari Ify.

“Hebat! Lo berhasil De!” Puji Keke. Dea cuman tersenyum.

“Ntar kalo mereka balik lagi gimana?” Tanya Keke.

Dea tak menjawab. Cewek itu malah berpikir sesuatu. Entah itu apa.

***

“Pokoknya, gue harus bicara ma Cakka!” Kata Agni. Ia lelah menunggu penjelasan Cakka. Karena itu, ia yang mengakhiri semuanya.

“Mau kemana Ag?” Tanya Mama.

“Ke rumah Cakka. Bentar aja kok.” Jawab Agni malas. Ia mengambil kunci mobil lalu menjalankannya hingga di rumah Cakka. Yang penting, ia harus mendapatkan jawaban pasti. Apapaun jawabannya.

Biarpun Cakka memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang sebentar ini.

***

“IFY !!!” Teriak Rio. Namun yang diteriaki nggak menoleh sama sekali. Ify berhenti pada sebuah tempat. Tempat dimana ia ditembak oleh cowok yang dulu dicintainya dan sekarang dibencinya.

“Fy, dengerin gue.” Kata Rio. Nafasnya terengah-engah.

“Ngapain Lo disini? Bukannya Lo udah jadian tuh ma Dea?” Sindir Ify.

Rio menarik nafasnya. Berusaha untuk tenang. Ia tak mau memberi penjelasan yang tak diterima Ify. Yang penting, Ify mau mempercayainya dan kembali menjadi kekasihnya.

“Gue nggak nembak Dea Fy. Itu cuman akal-akalan Dea aja.” Jelas Rio.

Ify tersenyum sinis. “Terus, napa Lo senyumin tuh cewek? Napa Lo keasyikan ngobrol ma dia? Bukannya artinya Lo udah langgar janji Lo?”

“Fy, awalnya Dea mau minta maaf. Bodohnya gue mempercayainya. Dan Dea ngobrol ma gue tentang Alvin. Gue kan kangen ma Alvin. Dia itu sahabat gue. Tentu gue merasa senang Fy. Gue keceplosan ketawa karena cerita Dea lucu Fy..”

“Ngapain Lo tanya Alvin ma Dea? Hah? Terus, bagaimana dengan Shilla?” Ify menatap Rio tajam. “Shilla itu udah termasuk bagian dari hidup Alvin. Tentu Shilla tau kabar tentang Alvin.”

“Iya..Iya.. Gue minta maaf. Maafin gue Fy. Gue janji nggak akan terpengaruh ma Dea. Pliss Fy, maafin gue.” Mohon Rio. Ia memasang tampang memelas. Sebenarnya Ify kasian, tapi ia kadung benci ma Rio. Dan Ify tak sepenuhnya percaya dengan segala penjelasan Rio.

“Perimsi. Gue mau pergi.” Kata Ify seraya meninggalkan Rio.

“IFY !!! MAAFIN GUE !!!”

***

Rumah yang cukup lama tidak ia kunjungi kini sudah ada di depan mata. Rumah itu nggak ada yang beda. Sama seperti saat ia terakhir berkunjung disini. Agni memencet bel dengan sedkit ragu. Pintu pun terbuka.

“Lo!”

***

 Tampak kesedihan di wajah cewek itu. Benar, sudah dua kali ia dikhianati cowok. Seharusnya Ify dulu tak menerima cinta Rio. Tidak! Seharusnya ia sendiri. Ify belum siap pacaran, walau umurnya sudah mencapai tujuh belas tahun.

Di taman sepi itu, Ify duduk termenung. Hatinya begitu terasa sakit. Seperti disayat-sayat oleh silet tajam. Dea.. Rio.. Dea.. Rio.. Kedua nama itu tertawa-tawa dipikirannya. Oh Fy, apa benar Rio tak lagi mencintainya? Tapi, kata Rio, Rio masih mencintainya. Apa semua ini hanya akalan Dea saja?

Ya, mungkin saja ini sebuah pembalas dendaman Dea untuknya. Tapi mengapa harus ia? Shilla juga kan? Tunggu! Shilla.. Alvin.. Shilla.. Alvin... Ah, pusing! Ify mencoba menenangkan diri.

HPnya berdering. Di layar HPnya tertulis nama ‘My Price’. Sialan! Ify menekan tombol merah lalu mematikan HPnya dan langsung melemparnya. Tak peduli HP itu rusak atau apa. Toh HP itu juga pemberian Rio. Tapi Fy, Rio sepertinya benar-benar meminta maaf. Sungguh, Ify jarang melihat tampang memelas Rio.

Apa Rio sungguh-sungguh masih mencintainya? Dan Dea, apa ia hanya salah paham. Bisa jadi, Ify mengenali Rio sebagai cowok yang baik, pengertian, dan setia. Tidak mungkin Rio berbuat jahat seperti itu. Kalau saja Rio tidak mencintainya lagi, Ify yakin Rio memutuskan hubungan ini dengan cara yang baik. Tidak dengan cara selingkuh ma Dea.

“Hai Fy! Kenapa?” Kata suara seseorang yang sangat ia kenali.

***

Mendadak ia kaget melihat cewek yang tiba-tiba muncul di depan pintu rumahnya. Agni? Sedang apa dia kesini di saat pikirannya sedang kacau? Agni menatapnya dengan wajah penuh jawaban. Oh tidak! Cakka semakin bingung.

“Masuk dulu Ag.” Kata Cakka. Agni mengangguk lalu masuk dan duduk di sofa ruang tamu.

Keduanya terdiam. Agni bingung mau mengatakan apa. Ah, ayolah Ag, Lo kan yang kesini. Seharusnya Lo yang bicara duluan. Agni melihat Cakka yang juga sedang melihatnya. Oke! Perlahan Ag.. Perlahan..

“Ng.. Kka.. Gue mo ngomong sesuatu ma Lo.”

“Oh, silahkan.”

Kembali diam lagi. Agni berusaha mengumpulkan seluruh tenaganya untuk membicarakan hal ini. Ya, semoga Cakka memahaminya.

“Kka, Lo udah nggak cinta gue lagi ya? Kalo iya, sebaiknya Lo putuskan hubungan ini. Gue capek Kka. Tapi, Lo harus ngasih gue alasan yang masuk akal.”

Tuhan.. Aku juga bingung dengan perasaanku.. Cakka mengingat cewek yang sekarang ini membingungkan perasaannya. Ya, cewek di Dufan itu.

“Gue nggak tau Ag.” Jawab Cakka.

“Kenapa nggak tau?”

“Gue emang nggak tau.”

Agni mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Cakka melihat dengan seksama. Sebuah kotak misteri yang ia tidak tau apa isinya.

“Coba jelasin ke gue.” Agni membuka kotak itu.

“Mmm.. Gue yang pecahin. Itu punya cewek yang gue temuin di Dufan.” Jelas Cakka.

“Lalu?”

“Cewek itu marah ma gue karena gue udah hancurin barang berharganya. Gue sih mau ganti tapi cewek itu langsung pergi. Setelah itu, entah kenapa gue nggak suka sama elo. Maaf ya Ag, gue juga bingung sama perasaan gue.”

Muncul tanda tanya di pikirannya. Siapa cewek itu? Apa ia mengenalinya? Agni yakin, cewek itu pasti punya masalah sama Cakka. Siapa tau kan? Atau yang menjadi pertanyaannya, apa arti dari pecahan permata itu? Pasti permata itu memiliki arti lain yang ia sendiri tidak tau.

***
TBC.....

Kalo ada yang aneh ato nggak nyambung komen ajj J
@fahdastevadit      ( http://risedirectioners.blogspot.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar