expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 28 Juni 2013

Please, Don't Forget Me! ( Part 17 )

Part 17

.

.

.

Sepasang kekasih itu menikmati indahnya pemandangan sore. Cakka menggenggam erat tangan Agni. Agni pun bersandar di bahu Cakka. Keduanya sedang berbicara mengenai pertunangan mereka yang akan dilaksanakan secepat mungkin.

“Eh, kita ke Dufan yuk!” Ajak Agni. Sudah lama ia tidak mengunjungi tempat itu. Cakka pun juga begitu. Gara-gara disibukkan konser kemana-mana, ia belum sempat pergi ke Dufan.

Cakka mengeluarkan mobil jazz hitamnya. Mobil itu ia beli dengan hasil kerja kerasnya. Tentu Ayah sangat bangga. Agni juga. Ia bangga memilik pacar seperti Cakka. Ya, semoga hubungannya dengan Cakka akan berlanjut sampai ke pernikahan. Hihihi.. Masih jauh Ag umur Lo. Tunggu lima atau enam tahun deh.

Sesampai di dufan, mereka tidak mengikuti segala macam permainan. Cakka dan Agni cuman jalan-jalan aja. Sesekali mereka bercanda.

“Eh Kka, kita beli es krim yuk!” Ajak Agni.

“Yuk!” Jawab Cakka.

Letaknya nggak jauh dari tempat mereka. Cakka memilih es krim vanilla chocholate sementara Agni memilih vanilla blueberry ( Halah, es krim apa tuh? ).

“Ag..” Kata Cakka.

“Hmmm.”

“Kena!” Kata Cakka. Cowok itu berhasil mencoleti es krim ke pipi Agni. Tentu Agni mau balas dendam. Ia siap dengan tangan yang diselimuti es krim. Tapi Cakka sangat cerdik. Ia lari duluan.

“Awas Lo Kka! Gue ngejer Lo nih!” Teriak Agni. Beberapa orang tertawa melihat aksi kejar mengejar itu. Tapi Agni nggak peduli. Dipikirannya hanya satu yaitu menangkap Cakka lalu melumurinya dengan es krim.

Cakka berlari tersengal-sengal sambil tertawa. Matanya nggak fokus liat jalan. Lalu, tiba-tiba ia menabrak seseorang. Selanjutnya, ia mendengar ada bunyi benda yang pecah.

“Lo..” Kata cewek yang ditabraknya. Cewek itu melihat sedih permatanya yang pecah.

“Maafin gue.. Maafin gue..” Kata Cakka. Ia tak tau kejadiannya menjadi seperti ini. Padahal ia hanya ingin bersenang-senang aja.

“Vin.. Pecah..” Kata Shilla lirih. Alvin menunduk melihat permata malang itu.

“Mau gue ganti?” Tanya Cakka. Shilla menatap Cakka dengan tatapan penuh kebencian. Teganya cowok ini menghancurkan permata itu. Shilla takut. Hubungannya dengan Alvin suatu hari akan berakhir tragis.

Cakka terhenyak melihat wajah cewek yang ditabraknya. Cewek itu.. Bukannya ia pernah merasakan rasa-rasa itu?

“Ayo kita pergi Vin.” Kata Shilla. Air matanya perlahan turun. Terpaksa Alvin menuruti Shilla.

“Hei! Gue mau ganti!” Teriak Cakka. Tapi percuma. Cewek itu tidak mendengarkan.

“Kena!” Kata Agni. Ia puas melumuri muka Cakka dengan es krim. Tapi, bagaimanakah reaksi Cakka?

“Ini semua gara-gara elo!” Bentak Cakka lalu meninggalkan Agni. Agni menjadi bingung. Salahnya apa? Kok tiba-tiba Cakka membentaknya? Tiba-tiba, air matanya menetes secara perlahan. Lalu Agni melihat pecahan kaca itu.

“Apa karena ini?”

***

Jam pertama yang diisi oleh Pak Burhan kosong karena Pak Burhan sedang ada halangan. Kelas 2D tentu merasa senang. Seisi kelas bebas melakukan apapun. Tapi, kalo ketahuan Pak Kepsek, bisa gawat.

Ify yang masih setia duduk sebangku dengan Shilla menaruh perasaan curiga. Shilla kok nggak seperti biasanya ya? Wajahnya aja pucat, matanya sembab kayak habis nangis, terus, Shilla nggak banyak omong. Bicaranya singkat aja. Cuman bilang ‘ya’ ato ‘tidak’.

“Lo kenapa sih Shill? Ada hubungannya ma Alvin?” Tanya Ify.

Shilla nggak mau jawab.

“Ya udah, kalo Lo nggak mau ngasih tau gue.” Kata Ify. Ia memilih membuka buku matematika. Banyak materi yang belum dipahaminya.

“Fy, Alvin emang aneh menurut Lo?” Tanya Shilla akhirnya.

“Nggak tau Shill. Emang hubungan kalian renggang ya?”

“Ntar gue jelasin ke elo.” Kata Shilla.

Ify mengangguk dan kembali pada matematikanya. Sementara Shilla melamun. Pikirannya kembali waktu ia dan Alvin, di Dufan. Shilla nggak percaya Cakka-tokoh idolanya-tega memecahkan permata itu. Padahal itu bukan salah Cakka juga.

Lalu, apakah hubungannya dengan Alvin suatu ketika akan berakhir tragis? Tidak! Shilla nggak akan biarkan itu terjadi. Ia udah kadung cinta mati sama Alvin. Bukan cinta monyet. Bukan cinta biasa. Baru kali ini ia menemukan seseorang yang berarti dalam hidupnya, Alvin.

***

Rio memarkirkan motornya di garasi. Hemm, sepertinya rumah ini sepi. Tapi tidak juga. Di garasi itu ada motor Cakka. Artinya, Cakka berada di dalam sana.

Kamar Cakka. Apakah Rio berani memasukinya? Rio tau, Cakka agak aneh sejak kepulangannya dari Dufan. Rio dapat menduga, pasti ada hubungannya dengan Agni. Ah, dunia ini aneh. Alvin aneh, Cakka aneh.

“Siapa?” Tanya Cakka malas.

“Ini gue Kak. Rio.” Jawab Rio.

“Masuk.”

Yes! Jarang-jarang Cakka mengizinkannya masuk ke dalam kamar. Mungkin Cakka butuh teman untuk curhat. Ya, walau umurnya lebih muda dari umur Cakka, tapi Rio suka berteman sama Cakka. Menurutnya, Cakka anaknya baik dan suka bercanda.

“Kenapa kak?” Tanya Rio. Ia duduk di samping Cakka.

Cakka menghela nafas panjang.

“Sepertinya.. Sepertinya hubungan gue ma Agni udah berakhir.” Kata Cakka.

“Hah? Yang bener? Padahal kakak ma mbak Agni cocok.” Kecewa Rio.

“Gue nggak tau Yo. Tapi, gue salah mencintai seseorang.”

“Maksudnya?”

“Entahlah. Gue merasa Agni bukan cewek yang pantas gue cintai. Gue ragu jalanin hubungan ma dia.”

“Lo ngomong apa sih kak? Padahal kalian baru jadian. Kalian pasangan yang cocok. Ntar kalo kak Agni sedih gimana? Kak Agni cinta mati ma kak Cakka.”

Agni cinta mati ma Cakka. Apa itu benar? Tiba-tiba kepalanya terasa sakit. Cakka harus menetralkan pikirannya. Lupakan dulu sejenak masalah ini. Anggap aja kejadian di Dufan hanya sebuah mimpi buruk.

Tapi.. Cewek yang ditabraknya kemarin.. Cewek yang pertama kali ia selamatkan dari preman.. Cewek yang pertama kali ia lihat di bangku.. Cewek yang telah membuat hatinya merasakan suatu getaran asing.. Diakah jodoh yang akan dikirimkan Tuhan untuknya? Cakka tak tau. Tapi, entah mengapa ia begitu ingin memiliki cewek itu.

Meskipun Cakka belum mengetahui siapa nama cewek itu.

***

Sama halnya dengan cewek ini. Agni duduk termenung di kasur kamarnya. Ia masih memikirkan kejadian di Dufan beberapa hari yang lalu. Cakka.. Apa salah gue ke elo? Dan, pecahan permata itu, ia simpan di tempat yang aman. Ia bungkus pecahan itu menjadi satu. Agni tak rela pecahan ini hilang. Pasti pecahan ini yang membuat Cakka benci padanya.

Tapi, apa salahnya yang sebenarnya? Ia tidak tau sama sekali tentang pecahan permata ini. Dan ia tidak tau siapa yang memecahkannya. Agni berusaha menelpon Cakka. Tapi Cakka tidak mau mengangkat. Bahkan mungkin sekarang Cakka udah ganti nomer HP. Argh! Lo kenapa sih Kka?

Lama-lama ia takut. Hubungannya dengan Cakka berakhir tanpa ada sebab. Walau ia tidak tau dimana letak kesalahannya, Agni pasti bersalah besar. Ya, nelpon Rio aja. Mungkin Rio tau penyebab mengapa Cakka tiba-tiba membencinya.

Agni menekan ponselnya. Berharap Rio tau dan mau menjelaskannya.

“Halo Rio? Ini gue, Agni. Gue mo ngomong ma Lo.”

“.........”

“Tentang Cakka. Kok dia bisa benci gue? Lo mungkin tau.”

“..........”

“Apa?”

Langsung saja Agni menekan tombol merah di HPnya. Benar kan, Cakka mau memutuskan hubungan ini. Tapi, apa salah gue Kka? Apa salah gue? Gue nggak tau sama sekali tentang pecahan itu. Kenapa Lo nggak mau menjelaskannya?

HPnya pun berdering. Sebuah nomor asing menelponnya.

***

‘Memang benar. Hubungan RiFy sangat susah untuk gue hancurkan.’ Batin Dea. Ia melihat RiFy sedang duduk di bangku taman. Sesekali Rio tersenyum lalu tertawa. Jujur, Dea amat cemburu. Bukan saja ingin balas dendam, tapi Dea ingin memiliki Rio.

“Gimana?” Tanya Keke.

“Nggak tau. Gue ntar dianggap hancurin hubungan mereka.” Kata Dea.

“Yah.. Udah deh, Lo fitnah aja Rio selingkuh.” Desak Keke.

“Tapi nggak semudah itu Ke.”

Ya, nggak mudah memang menghancurkan hubungan RiFy. Tapi bukan namanya Dea kalo tidak menyerah. Ia harus bisa menghancurkan hubungan RiFy. Tanpa pake rencana B.

***

Cewek itu melihat-lihat disekelilingnya. Kemana Rio? Dea yakin cowok itu ada disekitar tempat ini. Dea mengulangi penglihatannya. Nah, itu dia! Dea bersiap-siap untuk melakukan rencananya. Semoga rencana ini berjalan lancar seperti harapannya.

“Rio..” Sapa Dea seramah mungkin. Rio yang lagi asyik mengutak-atik laptop tiba-tiba mendadak kaget. Cewek ini lagi.. Makin lama Rio makin takut jika Ify menaruh curiga padanya.

“Mau apa?” Tanya Rio.

“Mmmm..” Dea memegang lengan Rio lalu bersandar dibahu Rio. Banyak orang mengira mereka adalah sepasang kekasih.

“Lo mau apa sih?” Rio berusaha melepaskan tangan Dea. Tapi Dea tidak mau. Cewek itu amat manja jika dilihat. Rio enek betul liat cewek disampingnya ini. Ia bersumpah untuk tidak tersenyum atau ramah pada Dea. Karena Rio tau, Dea akan merusak hubungannya. Kalau saja ia sampai tersenyum pada Dea, dunia pasti kiamat. Apalagi jika Ify tau.

“Dea mau minta maaf aja.” Kata Dea. Rio tak mengerti.

“Maksudnya, Dea janji kok nggak akan ganggu Rio lagi. Dea sadar hubungan kalian klop banget. Maafin Dea ya..”

Entah apakah ini beneran atau hanya ide Dea aja. Tapi mendengar kalimat yang diucapkan Dea tadi, Rio menjadi lega. Dea mungkin lelah mengganggu hidupnya dengan Ify.

“Tapi, Dea mau Rio senyum ma Dea. Dea mau Rio menjadi sahabat Dea.”

Apa dia bilang tadi? Senyum? Rio agak-agak mencurigai cewek ini.

“Maaf, Rio nggak bisa senyum.”

“Ah, ayolah Kak. Dea janji kok nggak akan ganggu kalian lagi. Sumpah deh kak. Kalo Dea ganggu kak Rio lagi, silahkan kak Rio bunuh Dea.”

Sepertinya Dea emang sungguh-sungguh. Dilihat dari wajahnya saja, keliatannya Dea udah nyerah. Akhirnya, Rio tersenyum pada Dea. Walaupun secara paksaan.

“Makasih ya Yo. Maaf sekali lagi.” Kata Dea.

“Nggak papa kok De. Ohya, gimana kabar Alvin?”

“Alvin..” Dea memiliki sebuah ide. “Alvin baik-baik aja kok kak. Kak Alvin titip salam lho sama kakak. Dan satu lagi.”

“Apa itu?” Tanya Rio penasaran. Cowok itu entah sadar atau tidak sadar terus tersenyum pada Dea. Dan tertawa kecil mendengar cerita Dea. Mereka terlihat sangat akrab.

Dari jarak yang lumayan dekat, seorang cewek melihat pemandangan itu dengan penuh kebencian. Oh, jadi ini yang namanya janji? Jadi orang itu hanya memanfaatkannya saja? Jadi orang itu udah bosan padanya?

“Tuh kan, udah gue bilang, Rio itu sebenarnya naksir sama Dea. Lo liat kan, mereka akrab banget. Jarang lho Rio tertawa lepas ketika ngobrol ma cewek selain Lo.”

***
TBC....

Kalo ada yang aneh ato nggak nyambung komen ajj J

@fahdastevadit      ( http://risedirectioners.blogspot.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar