expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 11 Juni 2013

Please, Don't Forget Me! ( Part 10 )

Hyy all!!

Ini part sepuluhnya .. yang berhenti tag komen ajj..

Ohya, yang ngga ke tag maap ya, cz dia udah full tagnya or namanya nggak muncul..

Happy reading ..

Yang baca wajib like+komen #maksabanget#



Part 10

.

.

.

Shit! Pertemuan yang paling ia bencikan seumur hidup. Ia juga merasa bodoh. Tadi, ia pura-pura menjadi pacar Rio saat Gabriel berhadapan dengannya. Sekarang, Gabriel tau ia sudah memiliki pacar bernama Mario Stevano. Ify benar-benar bodoh hari ini.

“IFY !!!”

Bisa nggak sih sehari aja nggak dengerin teriakan Shilla? Ify keluar menuju Shilla. Shilla tersenyum manis melihat Ify.

“Apa? Habis ditembak Alvin?” Tanya Ify menebak-nebak.

Kedua pipi Shilla memerah.

“Hehe, iya. Barusan Alvin nembak gue.”

 Sudah ia duga. Nggak mungkin Shilla sebahagia ini kalo bukan karena ditembak cowok. Ya, Ify berdoa aja supaya Shilla dan Alvin menjadi pasangan abadi. Tidak seperti dirinya.

“Fy, malam-malam gini kita nonton konser yuk!” Ajak Shilla.

“Konser apaan?”

“Ituloh, ada boyband baru. Namanya BlackBoy. Keren tau, personilnya ganteng-ganteng.”

Ify sama sekali tidak tertarik.

“Ayolah Fy..” Melas Shilla.

“Kenapa Lo nggak ajak pacar Lo aja?”

“Dia lagi sibuk. Ayolah..”

Halah, sibuk apaan? Ify yakin. Ntar lagi mereka bakal putus. Lho? Kok gitu sih harapannya? Kan tadi ia sudah berharap baik-baik. Berharap supaya pasangan Alshill terus selalu bersama. Tapi ya, Ify nggak yakin Alvin mencintai Shilla. Ada maksud lain dibalik semua itu.

Ify juga nggak yakin Alvin mau memaafkan masa lalu itu.

***

“Konser pertama. Kita harus bisa menarik perhatian para penonton. Ingat, lagu pertama kita sudah laris.” Kata Cakka ketika akan menaiki panggung. Lagu pertama yang diciptakan oleh Rendi Purnawan, seorang penyanyi senior yang berjudul ‘Gadisku’.

Musik sudah mulai terdengar di panggung. Gemuruh tepuk tangan dan teriakan tak sabar memenuhi konser. Cakka tersenyum. Membuat boyband itulah cita-citanya. Cakka yakin, semua orang mengenalinya bukan sebagai Cakka yang hanya bisa mengandalkan harta orangtua. Tetapi Cakka yang mandiri.

Tampak tujuh cowok cakep berdiri dipanggung. Teriakan penonton semakin keras. Dari tujuh cowok itu, yang paling terkenal yaitu Cakka Nuraga. Seorang penyanyi muda yang berbakat. Ohya, blackboy terdiri dari tujuh personil. Yaitu Cakka, Ray, Lintar, Ozy, Debo, Deva dan ditambah Obiet.

Lagu yang berjudul Gadisku itu pun mulai dinyanyikan. Suara emas Cakka terdengar paling bagus diantara yang lain. Shilla termasuk salah satu penggemar Cakka. Lain halnya dengan Ify. Ia ingin segera pulang lalu tidur di atas kasur yang empuk.

Setelah konser selesai, Shilla dan sejuta penggemar berlari untuk meminta tanda tangan para personil blackboy itu. Ify menunggu Shilla dengan sabar ditemani kedua matanya yang mulai mengantuk.

“Makasih ya Kak..” Kata Shilla girang ketika ia mendapatkan tanda tangan Cakka. Cakka membalasnya dengan senyuman. Tapi tunggu! Sepertinya ia mengenali cewek ini. Sebentar, Cakka berusaha mengingat-ingat. Ah ya, dia kan cewek yang dulu pernah ditolongnya.

“Cihuiii..” Teriak Shilla. Ify yang setengah sadar mendadak kaget.

“Ngagetin aja Lo Shill. Ayok pulang!” Kesal Ify.

“Iya..Iya.. Eh Fy, gue udah dapet tanda tangan Cakka lhoo..” Pamer Shilla.

“Awas. Ntar Alvin Lo cemburu.”

“Hahaha.. Gue kan cuman ngefans aja ma Cakka. Alvin baru cowok yang gue cintai. Yuk pulang.”

“Huu.. Daritadi kek.”

Shilla tertawa melihat ekspresi wajah Ify yang cemberut.

***

“Ternyata, dia cukup terkenal juga.” Kata Oik.

“Kenapa Ik?” Tanya Nadia, sahabat Oik.

“Ng..Nggak ada kok.”

Oik melihat mantannya. Senyuman licik menghiasi bibirnya. Lo nggak akan lepas begitu aja Kka...

***

Bulan sabit menemaninya malam itu. Dea duduk bersila di balkon rumahnya. Lalu, Alvin datang dan duduk disampingnya tanpa seiizinnya.

“Gimana? Sukses?” Tanya Dea.

“Sukses apanya?” Tanya Alvin pura-pura bego.

“Nembak Shilla...”

Alvin tertawa.

“Sukses dong.”

Dea menatap bulan sabit di atas sana.

“Mmm.. Kalo Shilla nggak cinta Lo lagi gimana?”

“Dea..Dea.. Gue jamin Shilla bakal setia ma gue. Lo tenang aja. Tugas Lo cuman Ify aja. Ok?”

Dea mengangguk. Memang benar. Tugasnya cuman Ify aja. Shilla udah ia serahkan kepada Alvin. Terpenting, ia harus menemukan ide secepat mungkin.

Ide yang tentunya akan membuat Ify menderita.

***

Febby melihat jam di tangannya. Sivia belum juga datang ke sekolah. Ada apa dengan anak itu? Biasanya, Sivia yang paling rajin datang pagi di kelas ini. Bu Devi masuk ke dalam kelas 1D. Febby dapat menyimpulkan kalo Sivia tidak masuk sekolah.

“Maaf telat Bu.” Kata sebuah suara. Bu Devi melihat murid yang telat itu.

‘Sivia’, batin Febby. Kok bisa dia sampai telat?

“Ya sudah, kamu duduk saja.” Kata Bu Devi. Kayaknya guru itu menerima permintamaafan Sivia. Maklum, Sivia kan murid kesayangannya. Kalo murid lain yang telat, jangan harap diberi izin untuk mengikuti pelajaran.

“Kenapa Lo telat?” Tanya Febby heran.

“Mmm, gue tadi bangun kesiangan.” Jawab Sivia gugup. Namun Febby tau Sivia sedang menyembunyikan sesuatu. Febby tidak bertanya lagi, ia fokus ke depan demi mendengarkan materi yang disampaikan Bu Devi.

Syukurlah Febby tidak bertanya lebih lanjut, batin Sivia. Ia terlambat sekolah bukan karena telat bangun. Tetapi karena ada hal lain.

***

Malam minggu, Alvin mengajak Shilla jalan-jalan. Tentu hal ini disambut girang oleh Shilla. Ia menelpon Ify untuk mencocokkan gaunnya. Dengan malas, Ify meluncur ke rumah Shilla.

“Menurut Lo gue pake baju yang mana?” Tanya Shilla. Di depannya ada puluhan baju cantik yang akan ia kenakan.

“Terserah Lo.” Cuek Ify. Ia malah sibuk membaca buku Biologi.

“Ah, ayolah Fy..” Pinta Shilla. Ia mengambil buku Biologi Ify. Otomatis Ify kesal akan kelakuan Shilla itu. Hh.. Pilih baju kok susah banget? Salah sendiri kebanyakan baju di lemari.

“Emang, Alvin bener-bener mencintai Lo?” Tanya Ify.

“Yaiyalah.. Dia sangat..Sangat mencintai gue. Banyak lho Fy cewek-cewek yang iri ma gue. Alvin kan cowoknya ganteng, manis, baik, setia, pengertian..” Jelas Shilla panjang lebar.

“Gue heran.” Kata Ify. Shilla menatap Ify penasaran. Adakah perkataannya yang salah? Alvin kan emang cowok baik. Dari Alvin, Shilla banyak mengambil pelajaran. Terutama cinta. Bagaimana seseorang mencintai kita dengan tulus atau bagaimana orang itu hanya memanfaatkan kita hingga akhirnya kita menjadi sakit hati karena telah dikhianati, dan Shilla yakin Alvin adalah cowok pilihannya. Meskipun perjalanan mereka masih panjang, Shilla yakin Alvin terus mencintai dan menyayanginya.

“Shill, Lo tau kan, ternyata cowok yang dulu kita remehkan itu Alvin? Dan Dea, adeknya Alvin? Tapi, kenapa Alvin malah baik ke elo? Padahal, dulu Alvin benci kita. Kita tau kalo kita salah dan kita udah minta maaf. Tapi, insting gue mengatakan kalo Alvin sama sekali nggak mencintai Lo.”

“Darimana Lo tau? Gue tau Lo benci yang namanya cowok. Fy, coba Lo jadi gue, Lo akan percaya kalo Alvin adalah cowok yang baik. Gue yakin.”

“Ya udah, terserah Lo. Resikonya Lo tanggung sendiri.”

Ify merebut buku Biologi di tangan Shilla, lalu Ify membacanya seperti tidak ada kerjaan. Shilla salah orang kali, Ify nggak bisa milih-milih baju untuk nge-date sama cowok. Dulu sih, saat masih pacaran sama Gabriel, Ify cuman pake kaos sama rok aja, dan Gabriel nggak keberatan juga.

Sekonyong-konyongnya Ify kembali mengingat kebersamaannya bersama Gabriel, cowok yang sangat dicintainya dan juga paling dibencinya. Ify paling benci dikhianati cowok. Dan Ify kembali mengingat pertemuannya dengan Gabriel di rumah makan itu. Argh, ngapain juga disana nganggep Rio jadi pacarnya? Sekarang Gabriel tau kalo ia pacar Rio. Ify sangat menyesal di waktu itu.

“Ya udah deh, Lo pulang sana.” Kata Shilla. Ia udah menemukan gaun yang cocok. Sebuah drees cantik selutut. Itu adalah kado dari Mama.

“Oke. Sia-sia gue kesini. Well, selamat menikmati kencan pertama. Semoga Lo dan Alvin menjadi sepasang kekasih yang saling mencintai.” Kata Ify seraya meninggalkan Shilla. Shilla geleng-gelengkan kepala melihat kelakuan Ify.

‘Gue akan buktiin kalo Alvin itu adalah cowok yang setia’, tekadnya.

***

“Gimana penampilan gue?” Tanya Alvin pada Dea.

“Cakep. Semua cewek klepek-klepek mandangi wajah Lo.” Jawab Dea.

“Ahaha.. De.. Makanya Lo nyari pacar aja..” Tawa Alvin sambil mengacak-acak poni Dea.

“Mmm Kak..” Kata Dea.

“Ya?”

“Pas Lo ke Manado, Lo ketemu Keke nggak?”

“Nggak. Emangnya kenapa? Lo kangen ma dia?”

“Bukan kangen aja. Gue penasaran, katanya, dia lagi naksir sama cowok cakep. Namanya Rio. Katanya juga, Rio sekarang tinggal di Jakarta.”

Alvin seperti berpkir. Kayaknya, nama Rio udah nggak asing lagi baginya. Ah ya, Rio kan teman sekelasnya, sekaligus teman bangkunya.

“Siapa nama panjangnya? Soalnya temen gue ada yang namanya Rio.”

“Ohya?” Mata Dea berbinar. Tapi, belum tentu juga kan Rio teman Alvin adalah Rio yang dimaksud Keke. Ya, Dea butuh info lanjut dari Keke. Entah mengapa ia pengin kenal lebih lanjut sama Rio yang ditaksir Keke itu.

“Ya udah ya, gue berangkat dulu. Bye!” Kata Alvin.

“Bye!” Jawab Dea. Cepat-cepat dia mengambil ponsel di atas meja lalu meng-sms Keke.

To : Keke

Ke, Rio yg lo mksd itu nm pnjgx sp? Czx k2 gw pny tmen nmx Rio.

Semenit ia menunggu, lalu HPnya berdering.

From : Keke

MaRio SteVaNo... Emgx knp? Lo nksr?

***

Cakka butuh ketenangan hari ini. Menjadi penyanyi bukanlah pekerjaan ringan. Lihat kan, suaranya serak gara-gara di suruh konser sana-sini. Tapi lumayan, honornya besar. Cakka yakin masa depannya cerah, setelah masalahnya dengan Oik selesai.

Cakka melihat kamar tidur Ray. Ray tampaknya lelah juga. Ohya, setelah sukes dan terkenal ( Cepet banget terkenalnya ), Blackboy tinggal di sebuah Villa yang cukup mewah, dilengkapi fasilitas-fasilitas lengkap. Villa itu juga tak jauh dari rumah Ray yang sekarang ini di huni anak-anak terlantar. Katanya Ray sanggup membiayai anak-anak itu. Ray emang baik.

Malam ini tidak seburuk malam sebelumnya. Cakka dapat tersenyum sejak bibirnya ia tahan untuk tidak tersenyum. Ia memutuskan keluar rumah, tuk sekedar melihat-lihat pemandangan malam yang damai. Cakka dapat merasakan angin malam yang menyerang tubuhnya. Karena itulah Cakka memakai jaket.

Kaca mata hitam juga perlu ia pakai. Kalo tidak, orang pasti mengenalnya dan berteriak heboh. Bukankah sekarang ia memiliki banyak fans?

Cakka berjalan santai dan berhenti pada sebuah taman malam. Taman itu ramai pada malam hari, khususnya pada malam minggu. Dulu, ia sering mengajak Oik jalan-jalan ke tempat ini. Tapi.. Mungkin sekarang tidak. Cakka berusaha untuk melupakan Oik biarpun Oik memintanya kembali menjadi pacar karena kesalahannya dulu.

Bangku itu adalah bangku kenangannya dengan Oik. Cakka melihat bangku pajang itu. Kenangan pahit hadir di pelupuk matanya. Lalu, ada seorang cewek duduk dibangku itu. Cewek itu sendirian. Nggak tau kenapa, Cakka tertarik untuk menemui cewek itu.

“Kamuu..” Cewek itu begitu kaget melihat cowok cakep di depannya.

“Ya. Gue Cakka, salah satu personil blackboy.” Kata Cakka ramah.

***
TBC.....
Hmmm, siapa ya cewek itu ???
Kalo ada yang aneh ato nggak nyambung komen ajj J
@fahdastevadit      ( http://risedirectioners.blogspot.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar