Hyy all!!
Ini part sepuluhnya .. yang berhenti tag komen ajj..
Ohya, yang ngga ke tag maap ya, cz dia udah full tagnya or namanya nggak muncul..
Happy reading ..
Yang baca wajib like+komen #maksabanget#
Part 10
.
.
.
Shit!
Pertemuan yang paling ia bencikan seumur hidup. Ia juga merasa bodoh.
Tadi, ia pura-pura menjadi pacar Rio saat Gabriel berhadapan dengannya.
Sekarang, Gabriel tau ia sudah memiliki pacar bernama Mario Stevano. Ify
benar-benar bodoh hari ini.
“IFY !!!”
Bisa nggak sih sehari aja nggak dengerin teriakan Shilla? Ify keluar menuju Shilla. Shilla tersenyum manis melihat Ify.
“Apa? Habis ditembak Alvin?” Tanya Ify menebak-nebak.
Kedua pipi Shilla memerah.
“Hehe, iya. Barusan Alvin nembak gue.”
Sudah
ia duga. Nggak mungkin Shilla sebahagia ini kalo bukan karena ditembak
cowok. Ya, Ify berdoa aja supaya Shilla dan Alvin menjadi pasangan
abadi. Tidak seperti dirinya.
“Fy, malam-malam gini kita nonton konser yuk!” Ajak Shilla.
“Konser apaan?”
“Ituloh, ada boyband baru. Namanya BlackBoy. Keren tau, personilnya ganteng-ganteng.”
Ify sama sekali tidak tertarik.
“Ayolah Fy..” Melas Shilla.
“Kenapa Lo nggak ajak pacar Lo aja?”
“Dia lagi sibuk. Ayolah..”
Halah,
sibuk apaan? Ify yakin. Ntar lagi mereka bakal putus. Lho? Kok gitu sih
harapannya? Kan tadi ia sudah berharap baik-baik. Berharap supaya
pasangan Alshill terus selalu bersama. Tapi ya, Ify nggak yakin Alvin
mencintai Shilla. Ada maksud lain dibalik semua itu.
Ify juga nggak yakin Alvin mau memaafkan masa lalu itu.
***
“Konser
pertama. Kita harus bisa menarik perhatian para penonton. Ingat, lagu
pertama kita sudah laris.” Kata Cakka ketika akan menaiki panggung. Lagu
pertama yang diciptakan oleh Rendi Purnawan, seorang penyanyi senior
yang berjudul ‘Gadisku’.
Musik sudah mulai terdengar di
panggung. Gemuruh tepuk tangan dan teriakan tak sabar memenuhi konser.
Cakka tersenyum. Membuat boyband itulah cita-citanya. Cakka yakin, semua
orang mengenalinya bukan sebagai Cakka yang hanya bisa mengandalkan
harta orangtua. Tetapi Cakka yang mandiri.
Tampak tujuh
cowok cakep berdiri dipanggung. Teriakan penonton semakin keras. Dari
tujuh cowok itu, yang paling terkenal yaitu Cakka Nuraga. Seorang
penyanyi muda yang berbakat. Ohya, blackboy terdiri dari tujuh personil.
Yaitu Cakka, Ray, Lintar, Ozy, Debo, Deva dan ditambah Obiet.
Lagu
yang berjudul Gadisku itu pun mulai dinyanyikan. Suara emas Cakka
terdengar paling bagus diantara yang lain. Shilla termasuk salah satu
penggemar Cakka. Lain halnya dengan Ify. Ia ingin segera pulang lalu
tidur di atas kasur yang empuk.
Setelah konser selesai,
Shilla dan sejuta penggemar berlari untuk meminta tanda tangan para
personil blackboy itu. Ify menunggu Shilla dengan sabar ditemani kedua
matanya yang mulai mengantuk.
“Makasih ya Kak..” Kata
Shilla girang ketika ia mendapatkan tanda tangan Cakka. Cakka
membalasnya dengan senyuman. Tapi tunggu! Sepertinya ia mengenali cewek
ini. Sebentar, Cakka berusaha mengingat-ingat. Ah ya, dia kan cewek yang
dulu pernah ditolongnya.
“Cihuiii..” Teriak Shilla. Ify yang setengah sadar mendadak kaget.
“Ngagetin aja Lo Shill. Ayok pulang!” Kesal Ify.
“Iya..Iya.. Eh Fy, gue udah dapet tanda tangan Cakka lhoo..” Pamer Shilla.
“Awas. Ntar Alvin Lo cemburu.”
“Hahaha.. Gue kan cuman ngefans aja ma Cakka. Alvin baru cowok yang gue cintai. Yuk pulang.”
“Huu.. Daritadi kek.”
Shilla tertawa melihat ekspresi wajah Ify yang cemberut.
***
“Ternyata, dia cukup terkenal juga.” Kata Oik.
“Kenapa Ik?” Tanya Nadia, sahabat Oik.
“Ng..Nggak ada kok.”
Oik melihat mantannya. Senyuman licik menghiasi bibirnya. Lo nggak akan lepas begitu aja Kka...
***
Bulan
sabit menemaninya malam itu. Dea duduk bersila di balkon rumahnya.
Lalu, Alvin datang dan duduk disampingnya tanpa seiizinnya.
“Gimana? Sukses?” Tanya Dea.
“Sukses apanya?” Tanya Alvin pura-pura bego.
“Nembak Shilla...”
Alvin tertawa.
“Sukses dong.”
Dea menatap bulan sabit di atas sana.
“Mmm.. Kalo Shilla nggak cinta Lo lagi gimana?”
“Dea..Dea.. Gue jamin Shilla bakal setia ma gue. Lo tenang aja. Tugas Lo cuman Ify aja. Ok?”
Dea
mengangguk. Memang benar. Tugasnya cuman Ify aja. Shilla udah ia
serahkan kepada Alvin. Terpenting, ia harus menemukan ide secepat
mungkin.
Ide yang tentunya akan membuat Ify menderita.
***
Febby
melihat jam di tangannya. Sivia belum juga datang ke sekolah. Ada apa
dengan anak itu? Biasanya, Sivia yang paling rajin datang pagi di kelas
ini. Bu Devi masuk ke dalam kelas 1D. Febby dapat menyimpulkan kalo
Sivia tidak masuk sekolah.
“Maaf telat Bu.” Kata sebuah suara. Bu Devi melihat murid yang telat itu.
‘Sivia’, batin Febby. Kok bisa dia sampai telat?
“Ya
sudah, kamu duduk saja.” Kata Bu Devi. Kayaknya guru itu menerima
permintamaafan Sivia. Maklum, Sivia kan murid kesayangannya. Kalo murid
lain yang telat, jangan harap diberi izin untuk mengikuti pelajaran.
“Kenapa Lo telat?” Tanya Febby heran.
“Mmm,
gue tadi bangun kesiangan.” Jawab Sivia gugup. Namun Febby tau Sivia
sedang menyembunyikan sesuatu. Febby tidak bertanya lagi, ia fokus ke
depan demi mendengarkan materi yang disampaikan Bu Devi.
Syukurlah
Febby tidak bertanya lebih lanjut, batin Sivia. Ia terlambat sekolah
bukan karena telat bangun. Tetapi karena ada hal lain.
***
Malam
minggu, Alvin mengajak Shilla jalan-jalan. Tentu hal ini disambut
girang oleh Shilla. Ia menelpon Ify untuk mencocokkan gaunnya. Dengan
malas, Ify meluncur ke rumah Shilla.
“Menurut Lo gue pake baju yang mana?” Tanya Shilla. Di depannya ada puluhan baju cantik yang akan ia kenakan.
“Terserah Lo.” Cuek Ify. Ia malah sibuk membaca buku Biologi.
“Ah,
ayolah Fy..” Pinta Shilla. Ia mengambil buku Biologi Ify. Otomatis Ify
kesal akan kelakuan Shilla itu. Hh.. Pilih baju kok susah banget? Salah
sendiri kebanyakan baju di lemari.
“Emang, Alvin bener-bener mencintai Lo?” Tanya Ify.
“Yaiyalah..
Dia sangat..Sangat mencintai gue. Banyak lho Fy cewek-cewek yang iri ma
gue. Alvin kan cowoknya ganteng, manis, baik, setia, pengertian..”
Jelas Shilla panjang lebar.
“Gue heran.” Kata Ify. Shilla
menatap Ify penasaran. Adakah perkataannya yang salah? Alvin kan emang
cowok baik. Dari Alvin, Shilla banyak mengambil pelajaran. Terutama
cinta. Bagaimana seseorang mencintai kita dengan tulus atau bagaimana
orang itu hanya memanfaatkan kita hingga akhirnya kita menjadi sakit
hati karena telah dikhianati, dan Shilla yakin Alvin adalah cowok
pilihannya. Meskipun perjalanan mereka masih panjang, Shilla yakin Alvin
terus mencintai dan menyayanginya.
“Shill, Lo tau kan,
ternyata cowok yang dulu kita remehkan itu Alvin? Dan Dea, adeknya
Alvin? Tapi, kenapa Alvin malah baik ke elo? Padahal, dulu Alvin benci
kita. Kita tau kalo kita salah dan kita udah minta maaf. Tapi, insting
gue mengatakan kalo Alvin sama sekali nggak mencintai Lo.”
“Darimana
Lo tau? Gue tau Lo benci yang namanya cowok. Fy, coba Lo jadi gue, Lo
akan percaya kalo Alvin adalah cowok yang baik. Gue yakin.”
“Ya udah, terserah Lo. Resikonya Lo tanggung sendiri.”
Ify
merebut buku Biologi di tangan Shilla, lalu Ify membacanya seperti
tidak ada kerjaan. Shilla salah orang kali, Ify nggak bisa milih-milih
baju untuk nge-date sama cowok. Dulu sih, saat masih pacaran sama
Gabriel, Ify cuman pake kaos sama rok aja, dan Gabriel nggak keberatan
juga.
Sekonyong-konyongnya Ify kembali mengingat
kebersamaannya bersama Gabriel, cowok yang sangat dicintainya dan juga
paling dibencinya. Ify paling benci dikhianati cowok. Dan Ify kembali
mengingat pertemuannya dengan Gabriel di rumah makan itu. Argh, ngapain
juga disana nganggep Rio jadi pacarnya? Sekarang Gabriel tau kalo ia
pacar Rio. Ify sangat menyesal di waktu itu.
“Ya udah deh,
Lo pulang sana.” Kata Shilla. Ia udah menemukan gaun yang cocok. Sebuah
drees cantik selutut. Itu adalah kado dari Mama.
“Oke.
Sia-sia gue kesini. Well, selamat menikmati kencan pertama. Semoga Lo
dan Alvin menjadi sepasang kekasih yang saling mencintai.” Kata Ify
seraya meninggalkan Shilla. Shilla geleng-gelengkan kepala melihat
kelakuan Ify.
‘Gue akan buktiin kalo Alvin itu adalah cowok yang setia’, tekadnya.
***
“Gimana penampilan gue?” Tanya Alvin pada Dea.
“Cakep. Semua cewek klepek-klepek mandangi wajah Lo.” Jawab Dea.
“Ahaha.. De.. Makanya Lo nyari pacar aja..” Tawa Alvin sambil mengacak-acak poni Dea.
“Mmm Kak..” Kata Dea.
“Ya?”
“Pas Lo ke Manado, Lo ketemu Keke nggak?”
“Nggak. Emangnya kenapa? Lo kangen ma dia?”
“Bukan
kangen aja. Gue penasaran, katanya, dia lagi naksir sama cowok cakep.
Namanya Rio. Katanya juga, Rio sekarang tinggal di Jakarta.”
Alvin
seperti berpkir. Kayaknya, nama Rio udah nggak asing lagi baginya. Ah
ya, Rio kan teman sekelasnya, sekaligus teman bangkunya.
“Siapa nama panjangnya? Soalnya temen gue ada yang namanya Rio.”
“Ohya?”
Mata Dea berbinar. Tapi, belum tentu juga kan Rio teman Alvin adalah
Rio yang dimaksud Keke. Ya, Dea butuh info lanjut dari Keke. Entah
mengapa ia pengin kenal lebih lanjut sama Rio yang ditaksir Keke itu.
“Ya udah ya, gue berangkat dulu. Bye!” Kata Alvin.
“Bye!” Jawab Dea. Cepat-cepat dia mengambil ponsel di atas meja lalu meng-sms Keke.
To : Keke
Ke, Rio yg lo mksd itu nm pnjgx sp? Czx k2 gw pny tmen nmx Rio.
Semenit ia menunggu, lalu HPnya berdering.
From : Keke
MaRio SteVaNo... Emgx knp? Lo nksr?
***
Cakka
butuh ketenangan hari ini. Menjadi penyanyi bukanlah pekerjaan ringan.
Lihat kan, suaranya serak gara-gara di suruh konser sana-sini. Tapi
lumayan, honornya besar. Cakka yakin masa depannya cerah, setelah
masalahnya dengan Oik selesai.
Cakka melihat kamar tidur
Ray. Ray tampaknya lelah juga. Ohya, setelah sukes dan terkenal ( Cepet
banget terkenalnya ), Blackboy tinggal di sebuah Villa yang cukup mewah,
dilengkapi fasilitas-fasilitas lengkap. Villa itu juga tak jauh dari
rumah Ray yang sekarang ini di huni anak-anak terlantar. Katanya Ray
sanggup membiayai anak-anak itu. Ray emang baik.
Malam ini
tidak seburuk malam sebelumnya. Cakka dapat tersenyum sejak bibirnya ia
tahan untuk tidak tersenyum. Ia memutuskan keluar rumah, tuk sekedar
melihat-lihat pemandangan malam yang damai. Cakka dapat merasakan angin
malam yang menyerang tubuhnya. Karena itulah Cakka memakai jaket.
Kaca
mata hitam juga perlu ia pakai. Kalo tidak, orang pasti mengenalnya dan
berteriak heboh. Bukankah sekarang ia memiliki banyak fans?
Cakka
berjalan santai dan berhenti pada sebuah taman malam. Taman itu ramai
pada malam hari, khususnya pada malam minggu. Dulu, ia sering mengajak
Oik jalan-jalan ke tempat ini. Tapi.. Mungkin sekarang tidak. Cakka
berusaha untuk melupakan Oik biarpun Oik memintanya kembali menjadi
pacar karena kesalahannya dulu.
Bangku itu adalah bangku
kenangannya dengan Oik. Cakka melihat bangku pajang itu. Kenangan pahit
hadir di pelupuk matanya. Lalu, ada seorang cewek duduk dibangku itu.
Cewek itu sendirian. Nggak tau kenapa, Cakka tertarik untuk menemui
cewek itu.
“Kamuu..” Cewek itu begitu kaget melihat cowok cakep di depannya.
“Ya. Gue Cakka, salah satu personil blackboy.” Kata Cakka ramah.
***
TBC.....
Hmmm, siapa ya cewek itu ???
Kalo ada yang aneh ato nggak nyambung komen ajj J
@fahdastevadit ( http://risedirectioners.blogspot.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar