Part 13
.
.
.
BRAK !!!!
“MAMA !!!”
Sivia
teriak nggak jelas melihat sang Mama terkapar di lantai. Bau alkhohol
menyengat di hidungnya. Sivia baru tau kalo Mama suka minum-minum.
“Ada apa Via?” Tanya Gabriel.
“Mama..” Lirih Sivia.
Gabriel
melihat Mama dengan rasa kasihan. Lalu dengan seluruh tenaga yang ia
miliki, Gabriel memindahkan Mama ke atas kasur. Yap! Usahanya berhasil,
Sivia juga tadi membantunya.
“Mama kenapa Via?” Tanya Gabriel.
“Via nggak tau kak.” Jawab Sivia sedih.
“Kita bawa ke rumah sakit aja.” Usul Gabriel.
“Jangan!” Bentak seseorang yang barusan datang.
***
Pagi
ini, mumpung hari Minggu, Rio bersiap-siap untuk acaranya nanti sore,
tepatnya di danau yang kemarin ia datangi bersama Ify. Untung Alvin,
Dayat, dan Riko yang merupakan sahabat dekatnya dengan siap sedia
membantunya.
“Gimana Vin? Lo punya ide?” Tanya Rio.
Alvin berpikir sejenak.
“Mmm,
simpel aja. Lo hias danau itu biar jadi cantik, terus Lo ajak Ify ke
danau itu, dan acara penembakan sukses dilakukan.” Jawab Alvin senang.
Ya, rencana pembalas dendamannya berjalan lancar. Tapi bukan dia yang
mewujudkannya, melainkan Dea. Shilla aja udah cukup.
“Cuman gitu aja? Terus, gimana cara gue nembak Ify?” Tanya Rio lagi.
“Terserah Lo.” Jawab Alvin.
“Hemmm, waktu Lo nembak Shilla, Lo pake acara apa?”
“Cuman bilang, ‘Shill, would you be my girl?’ sambil ngasih bunga, lalu Shilla nerima. Gitu aja.”
“Tapi, gue maunya lebih romantis. Kira-kira apa ya?”
“Tanya
tuh ma otak Lo!” Kata Alvin sambil ketawa, dan Rio manyun. Tiba-tiba,
kepalanya terasa sakit. Ya, penyakit sialan itu tiba-tiba menyerangnya.
Ohya, Alvin merahasiakan penyakit ini. Hanya ia dan Tuhan yang tau.
“Oke.” Jawab Rio.
***
Message To : Keke
Ke, gw udh tw Rio. Orgx cakep. Tp syg, ntar lg dy mo nembak cwe L
Beberapa menit kemudian HPnya berbunyi.
Message From : Keke
Bgslh kalo gtu. Tnggal lo aj yg braksi. GANGGU SI RIFY ITUUU ;)
Dea tersenyum membaca balasan pesan dari sahabat dulunya itu.
Message To : Keke
Oke! Gw akan jlnin sesuai rencana gw. Eh Ke, kok gw ngerasa abang gw it klakuan.a aneh sih? Ada ap y dg abang gw it?
Message From : Keke
Knp lo gg tny aj ke dia?
Message To : Keke
Dy cuman blg, ‘Gw baek2 aj’. Yh, mgkn dy stres kali pcrn ma Shilla...
Message From : Keke
Wah, si Shilla jdian ma abang lo it? Bgs2, biar dy tw rasa.
Message To : Keke
Haha, iyya..
Hampir
sejaman mereka saling meng-sms. Jam di kamarnya menunjukkan pukul satu
siang, dan Alvin belum juga pulang ke rumah. Heemmm, pasti Alvin
ngurusin acara penembakan itu. Haha.. Ify.. Lo bakal ditinggal Rio,
tenang aja, kalo Rio nggak suka gue, gue punya cara terlicik untuk
merusak hubungan kalian.
Lihat aja ntar, gue yakin Lo bakal menderita.
***
Cewek
itu duduk bersila di teras rumah sambil membeli novel yang dibeli
Shilla saat ia dan Febby pergi ke mall. Benarkan, Ify tidak tahan yang
namanya novel. Baginya, novel itu adalah bacaan yang paling ia sukai.
Apapun ceritanya, Ify pasti akan baca tuh novel.
Beda
dengan Shilla. Hanya novel tertentu aja yang mau dibaca Shilla. Novel
yang romantis gitu, baru menjadi hobi Shilla. Kalo novel misteri, atau
novel yang temanya bukan tentang cinta, Shilla nggak bakal mau baca.
“Hai Fy!” Kata Shilla. Cewek itu duduk disamping Ify. Febby juga ada disitu.
“Hai juga!” Jawab Ify malas. Ia disibukkan dengan membaca novel.
“Fy, Lo nggak ngerasa bahagia sekarang?” Tanya Shilla. Tapi Ify tak bergeming. Febby pun merebut novel Ify secara paksa.
“Apaan sih kalian? Kembaliin novel gue!” Kata Ify hendak mengambil novel yang berada di tangan Febby.
“Bisa nggak sih sehari aja Lo nggak baca novel ato baca biologi kesayangan Lo itu?” Tanya Shilla. Ify pun menyerah.
“Ya..Ya.. Ada apa kalian kesini?” Kata Ify.
“Mmm.. Ntar sore Lo ikut kami ya.” Kata Febby.
“Kemana?”
“Ada
deh. Pokoknya Lo gue rias secantik mungkin. Biar pangeran Lo nem
&^%$&&^%$#..” Febby membekap mulut Shilla. Hampir aja
Shilla membocorkan rahasia itu.
“Pangeran siapa?” Tanya Ify.
“Nggak ada kok Fy, hehe..” Jawab Febby.
Walaupun
Febby tidak mau memberitahunya, tapi Ify sebenarnya tau. Pasti ada
hubungannya dengan Rio. Ify menatap dua sahabatnya itu. Hemm, ada satu
yang kurang. Sivia mana ya?
“Kemana Sivia?” Tanya Ify.
“Itulah
Fy, Sivia jarang ngumpul sama kita.” Jawab Shilla kecewa. Mendengar Ify
menyebut nama Sivia, Febby jadi teringat sesuatu.
“Kemarin gue liat Sivia ma Kak Gabriel. Kayaknya mereka akrab gitu.” Kata Febby.
Shilla dan Ify menatap Febby dengan tampang penasaran.
“Pasti mereka punya hubungan khusus.” Tambah Febby.
“Lho? Bukannya Gabriel udah punya pacar yang namanya Pricilla itu?” Tanya Shilla.
“Itu dia anehnya. Ah, udah ah. Lebih baik kita rias nih tuan putri.” Kata Febby melirik ke arah Ify.
“Ish, apaan sih?” Kata Ify manyun lalu diketawain dua sahabatnya itu.
***
“Tante
Hesti sedang ada masalah sama Papa kandung Lo.” Jelas Pricilla kepada
Gabriel. Sore itu, mereka habiskan duduk di bangku taman yang jauh dari
keramaian.
“Yang bener?” Tanya Gabriel tak percaya.
Mengingat Papa, Gabriel jadi mengingat masa lalunya yang masih memiliki
keluarga lengkap. Gabriel begitu membenci Papa karena Papa udah
meninggalkannya.
“Iya, ah.. Gue juga keinget dengan perjodohan itu.” Gumam Pricilla menatap langit biru sore yang cerah.
“Gue juga, gue nggak mau kita dinikahkan. Gue punya cinta gue sendiri.”
“Gue
juga. Gue pengin balik ke Korea dan tinggal sama Papa gue. Disana, gue
juga punya seseorang yang gue cintai. Ah, Mama emang aneh. Ngejodohin
kita.”
Gabriel mengangkat kepalanya ke atas langit.
Tiba-tiba bayangan Ify masih melintas dibenaknya. Fy.. Maafin gue..
Maafin gue karena gue udah putusin Lo. Sebenarnya gue masih cinta sama
elo, maafin gue Fy...
“Sivia nggak papa? Dia sering dibentaki Mama Lo?” Tanya Pricilla.
Gabriel mengangguk lemah.
“Kasian
dia. Dia udah nggak punya orangtua lagi. Tapi Yel, Lo janji ya akan
ngejaga Sivia. Sivia termasuk bagian dari keluarga Lo. Ingat pesan gue.”
Lagi-lagi
Gabriel mengangguk lemah. Cowok itu berharap ke atas sana agar
perjodohan itu dibatalkan. Ia ingin memilih gadis yang ia sukai.
Kemungkinan besar ia akan memiliki Ify kembali. Suatu hari nanti.
***
Lokasi
sudah disiapkan. Tempat itu diubah menjadi sebuah istana kecil yang
begitu indah. Sejak pagi tadi, Rio bersama Alvin, Dayat dan Riko
berjuang keras demi mengubah tempat ini. Ini sebagai bukti cinta Rio
pada Ify. Walaupun nantinya Ify menolak, Rio berjanji untuk tidak putus
asa. Rio menghormati pilihan Ify.
Beberapa menit Ify akan
datang. Alvin dapat kabar dari Shilla kalo Ify sudah di rias bak putri
raja. Alvin tertawa kecil mengingat aksi penembakan yang menurutnya
berlebihan.
“Arghs!”
Tiba-tiba kepalanya
terasa sakit. Alvin tau, penyakit itu semakin lama semakin parah. Ia
tau, ia tak bisa melawan penyakit yang bernama kanker itu. Sebelum
menjadi buruk, Alvin pamitan pulang. Ia nggak mau pingsan mendadak.
“Gue balik dulu aja ya.” Kata Alvin. Wajahnya sangat kelelahan. Rio kasian melihat sahabatnya itu yang sejak tadi membantunya.
“Lo nggak papa Vin?” Tanya Rio.
“Gue nggak papa. Ya udah, gue balik dulu.”
“Thanks sebelumnya!” Teriak Rio.
“Alvin kenapa sih?” Tanya Riko.
“Nggak tau, tapi anak itu pucet sekali wajahnya. Kenapa dia? Lo tau Yo?” Kata Dayat.
Rio
hanya mengangkat bahu. Mungkin Alvin cuman kelelahan. Anak itu yang
paling semangat tadi. Ya, hanya tinggal menunggu menit saja.
Rio siap menerima apa jawaban Ify.
***
“Alvin !! Lo kenapa?” Histeris Dea melihat sang kakak yang lain dari biasanya. Alvin mencoba untuk tersenyum.
“Gue cuman capek aja, nggak lebih.” Jawab Alvin.
Dea nggak percaya dengan jawaban Alvin.
“Ada yang lain?” Tanya Dea.
“Gue
ke kamar dulu ya, doain supaya Ify mo nerima Rio biar pembalas dendaman
nanti berjalan lancar. Gue titip Ify ke elo.” Jawab Alvin seraya
meninggalkan Dea.
‘Aneh. Apa ada hubungannya dengan Shilla?’ Batin Dea.
***
“Dikt
lagi.. Ya.. Perfect!” Kata Shilla mengusap keringatnya. Di cermin besar
itu, tampak sebuah wajah yang begitu cantik. Febby mengacungkan jempol
karena ternyata Shilla berbakat dalam soal rias merias.
“Aa, gue itu?” Tanya Ify tak percaya. Ia menunjuk ke cermin besar itu.
“Iya, cantik deh Lo. Lain dari biasanya, makanya Lo sering-sering dandan biar cantik.” Jawab Shilla.
“Ya udah, kita ke lokasi.” Kata Febby semangat dan diangguki Shilla.
***
“Lo siap Yo?” Tanya Dayat. Ia melihat tampang Rio yang agak ragu. Entah kapan si Rio berubah menjadi gugup gini.
“Gue kok gugup gitu ya?” Tanya Rio.
“Makanya, Lo harus tenang. Jangan gugup gitu, apalagi malu. Gimana acaranya berjalan lancar kalo Lo gugup?” Kata Dayat.
Bukan
gugup saja, tapi malu juga! Baru pertama kali ini Rio menembak cewek.
Yang dirasakan Rio saat ini adalah keringat dingin, jantung dek-dekan,
frustrasi, gugup, malu, takut, dan ragu. Ah Yo, tenang..tenang..
“Gitar Lo mana?” Tanya Riko.
“Tuh!” Tunjuk Rio, Riko mengangguk.
“Inget,
suara Lo harus bagus. Biar Ify makin mantap nerima Lo. Jangan lupa juga
liriknya, itu yang lebih penting. Lo ini, acaranya dahsyat banget.
Kayak mau nikah aja.” Kata Riko.
“Itu mereka!” Teriak Dayat.
Deg!
Jantung Rio berdetak lebih cepat lagi. Keringat dingin juga keluar
lebih banyak lagi. Tarik nafas Yo.. Keluarkan.. Lo harus tenang, Lo mau
kan acara ini berjalan lancar? Biarpun Ify nggak nerima Lo, yang penting
lancar kan?
“Sembunyi Yo.” Seru Riko, Rio menurut aja.
Dayat
menyambut kedatangan tiga cewek itu. Satu diantara cewek itu
menggunakan pentup mata. Tentu, daritadi Ify memberontak. Masa’ sih Rio
yang melakukan semua ini? Ooo, benar ya dia. Bukannya Rio mau memberi
kejutan padanya?
Shilla membuka penutup mata itu. Ify
merasakan suatu kelagaan. Perlahan, ia membuka matanya. Alangkah
terkejutnya ia melihat pemandangan ini. Siapa yang mengubahnya? Rio kah?
“Cantik..
Hehe..” Kata Dayat melihat Ify. Ify memang berbeda kali ini. Ia memakai
gaun berwarna biru muda yang dibeli Shilla tadi di toko tantenya yang
menyediakan aneka gaun indah. Harganya pun dahsyat, tapi Shilla mendapat
diskon dari tantenya.
Belum lagi, wajah Ify yang tadi di
rias Shilla. Benar-benar cantik. Dayat aja sempat grogi melihat Ify. Dia
aja grogi, apalagi Rio?
***
Riko berusaha
mendorong Rio agar keluar. Tapi Rio tak bergeming. Nyalinya begitu ciut
saat melihat Ify dari jarak yang agak jauh. Ify... Dia berbeda.. Agrh!
Kenapa gue terapkan ide gila ini? Kenapa gue setuju aja kalo Ify di
rias?
“Ayolah Yo..” Kata Riko.
“Sebentar Ko, gue belum siap.” Jawab Rio. Sesekali ia mengusap keringat dinginnya.
“Lo
pecundang banget sih? Lo kan yang punya ide gila ini, harusnya Lo
jalani sepenuh hati. Masa’ Lo batalin acara ini?” Bentak Riko. Cowok itu
kelihatan lelah.
“Ya..Ya.. Terserah.” Kata Rio. Ia berjalan pelan keluar dari tempat persembunyiannya. Riko menatap Rio dengan penuh senyuman.
Rio
berjalan pelan dengan jantung yang berdetak tak karuan. Oh God! Help
me! Sambil membawa gitarnya, Rio berdoa dalam hati supaya acara yang
disusunnya akan berjalan seperti harapannya.
Fighting Yo!
***
Cewek
itu menatap disekelilingnya. Ya, terasa sunyi. Ify makin heran. Ia
disuruh Shilla berdiri di tempat ini. Tiba-tiba, ia mendengar sebuah
petikan gitar. Lalu, sebuah suara indah juga mulai terdengar. Jantungnya
serasa berhenti berdetak. Ify mengenali lagu ini.
Apalah arti hidup tanpa cinta
Apalah arti cinta tanpa kasih
Perlahan,
Ify berjalan menuju sumber suara itu. Tepatnya di pinggir danau. Ify
melihat seorang cowok yang sedang memejamkan mata sambil memainkan
sebuah gitar.
Dan apalah arti diriku tanpa hadirmu
Apalah arti semua tanpa dirimu
Ya, Ify tau cowok itu adalah Rio. Ify ragu mendekati Rio. Karena itulah, ia masih tetap berdiri di tempatnya.
Ada dalam pelukku
Bersatu selamanya
Sebelum memasuki reff lagu, Rio membuka matanya dan menyadari ada seorang bidadari yang sedang melihatnya. Tenang Yo..Tenang...
Karena cintaku ada untuk dirimu
Memberikan semua yang terindah
Kedua mata itu saling beradu pandang. Membuat kakinya yang kaku menjadi bergerak. Kini, jarak mereka hanya beberapa senti saja.
Karena kasih suciku hanya untukmu
Yang takkan mungkin hilang dan takkan pernah bisa
Sirna..
Ada dalam pelukku
Bersatu selamanya...
Karena cintaku ada untuk dirimu
Memberikan semua yang terindah
Karena kasih suciku hanya untukmu
Yang takkan mungkin hilang dan takkan pernah bisa
Sirna..
Rio
mengakhiri lagunya sambil tersenyum manis menatap wajah Ify. Ify jadi
salting sendiri. Sungguh, Rio begitu romantis. Ify bingung mau
mengatakan apa.
“Fy..” Lirih Rio. Kini, Ify duduk disamping Rio. Mereka berdua hanya ditemani angin sore yang cepat berlalu.
“Ya?”
Tuhan,
bukalah mulut ini.. Rio grogi benar. Seluruh keberaniannya hilang entah
kemana. Padahal, lagunya sukses ia nyanyikan tanpa sedikit kesalahan.
“Mmm, inilah kejutan dari gue, hehe..” Kata Rio berusaha tertawa.
Ooo,
cuman ini aja? Nggak tau kenapa tiba-tiba Ify merasa kecewa. Ah Fy, apa
Rio cuman menepati janjinya saja? Menyanyikan sebuah lagu untuknya?
Tiba-tiba,
tangan Rio merangkulnya. Ify begitu kaget. Jantungnya kembali berdebar
tak karuan. Sekarang, ia berada di pelukan Rio. Ify memejamkan mata.
Berharap semua ini tidak akan berakhir. Ify ingin selalu berada di
samping Rio.
Karena ia sangat mencintai Rio.
“Fy,
gue.. Gue sayang sama elo, sayang banget..” Kata Rio pelan. Sementara
Ify mendengarnya sambil tersenyum. Matanya ia pejamkan.
“Gue
nggak tau kapan rasa cinta ini tumbuh. Fy, gue berjanji akan selalu
berada di samping Lo. Selamanya. Karena Lo hanya untuk gue, cinta kita
tidak akan sirna. Terserah Lo kalo Lo nggak mau nerima gue. Gue ikhlas
kok.”
Ify ingin saja menangis. Tuhan, haruskah aku
menerimanya? Tapi, jika suatu hari ia melupakanku, apakah aku siap?
Tapi, mendengar janjinya, aku tau dia nggak main-main.
“Fy,
maukah kamu menjadi bagian dari hidupku? Aku janji Fy nggak akan
menyakitimu. Karena kita.. Karena kita ditakdirkan untuk bersama.
Walaupun umur kita masih panjang, aku berjanji nggak akan
meninggalkanmu.”
Rio melepaskan pelukan itu. Artinya, Rio siap menerima jawaban yang nantinya dijawab Ify. Ify sendiri masih bingung.
“Yo.. Gue...Gue...”
***
TBC....
Terima-terima !!! Hehe..
Kalo ada yang aneh ato nggak nyambung komen ajj J
@fahdastevadit ( http://risedirectioners.blogspot.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar