Part 12
.
.
.
Blackboy
berkemas-kemas. Kata Deni, managernya, secepatnya harus pindah karena
ada satu hal. Cakka cs nurut aja, walaupun Cakka ingin tetap tinggal
disini. Ia juga nggak ingin meninggalkan orang-orang yang disayanginya.
Juga sahabat lamanya waktu ia SMA. Sekarang Cakka udah lulus SMA dan
nggak tau mau kuliah ato enggak.
Dan Oik. Cewek itu nggak
lagi menghubungninya. Syukurlah, walau dosanya masih ada, tapi Cakka
yakin Oik mau memaafkannya. Cakka yakin ia dan Oik nggak lagi
berhubungan. Tapi harapannya sia-sia. Pagi itu juga, Oik datang ke
rumahnya.
“Lo kan mo pindah, jadi gue harus ikut.” Kata Oik.
“Tapi
Ik, sekolah Lo kan disini. Walau gue masih ada di Jakarta. Sebaiknya Lo
jangan ikut kami.” Bantah Cakka. Ia sudah bisa melupakan Oik
sedikit-dikit.
“Nggak bisa. Lo harus bertanggung jawab.” Kata Oik tersenyum penuh kemenangan.
Cakka menaikkan alisnya. Jadi Oik belum memaafkannya?
“Ik,
Lo kan udah aborsi bayi Lo. Pake uang gue lagi. Masalah kita selesai.
Gue dan elo nggak ada hubungannya lagi. Lagipula, gue mulai menyukai
seorang cewek.”
Ingatannya kembali pada pertemuan singkat
itu. Di bangku itu. Ia dan seorang cewek yang tidak ia kenali. Tapi
Cakka yakin suatu hari nanti ia dapat bertemu cewek itu.
“Nggak
bisa. Mama dan Papa gue marah ma gue. Mereka minta tanggung jawab Lo.
Gue aja sebenarnya malas tau ikut Lo. Ayolah Kka.. Gue nggak berani
balik ke ortu gue..” Oik memelas dengan sangat yang dapat meluluhkan
hati Cakka.
“Okelah, Lo boleh ikut kami. Lo juga ntar dijadiin asisten manager kalo bisa.” Kata Cakka.
“Yee.. Tapi, ini yang lebih penting.”
“Apa?”
“Lo harus...”
***
Drtdrtdrt...
Pagi
buta dering HPnya berbunyi. Dengan malas dan masih mengantuk, Rio
mengambil HPnya secara paksa. Siapa sih pagi-pagi ini sms gue?
Jangan-jangan, cewek itu lagi.
From : Dea
Pagi Yo.. Bangun.. Kn mo skul.. J
Dea
Christa Amanda. Cewek yang belakang-belakangan ini mengganggunya. Di
kala ia sedikit berhasil pedekate ke Ify. Ya, Ify mulai membuka hatinya
sedikit. Walaupun tidak semuanya. Rio yakin Ify mau menjadi pacarnya.
Setelah
mandi, Rio sarapan bersama Pak Marto dan Angel. Kedua kakak beradik itu
sedang membicarakan suatu masalah yang ia tidak ketahui. Tapi Rio
mendengar Pak Marto mengucapkan kata ‘Cakka.’ Ohya, bukannya Cakka itu
salah satu personil blackboy?
“Tapi Cakka itu anak mu mas, walaupun cuman anak angkat.” Kata Angel di sela-sela makannya.
“Saya
juga tau, tapi saya begitu khawatir padanya. Jika Cakka mau kembali ke
rumah ini, saya berjanji tidak akan bentak dia. Saya ingin Cakka menjadi
anak yang dapat membanggakan orangtua.” Jelas Marto.
“Terserah
deh. Cakka kan sudah bahagia dengan kehidupannya. Ya, kita ambil aja
dari segi positifnya. Cakka bergaul dengan orang-orang yang baik. Saya
tau dari teman-teman saya kalo blackboy itu anaknya ramah-ramah.
Daripada ayo jadi kayak dulu.”
Jam ditangannya menunjukkan
pukul 6.30. Cepat-cepat Rio berlari menuju parkiran. Sebelumnya ia
pamitan dulu sama Marto dan Angel. Hemmm, jemput Ify nggak ya?
***
Ify
duduk di teras rumahnya sambil memakan rotinya. Sampai hari ini, ia tak
percaya. Sangat tak percaya bahwa hatinya sudah sangat menyukai Rio,
atau tepatnya lagi mencintai Rio. Tapi Ify takut jika suatu saat nanti
Rio melupakannya. Itulah hal yang paling ia bencikan dari seorang cowok.
Tadi,
Rio meng-smsnya. Katanya, Rio akan menjemputnya. Kali ini, Ify tak bisa
menolak. Selain ngirit pengeluaran, Ify juga aman bersama Rio dan tidak
terlambat datang ke sekolah. Daripada naik angkot, lebih baik nebeng
sama Rio.
Nah, itu Rio. Ify bergegas menemui Rio. Pertama
yang ia lihat adalah senyuman manis Rio yang belakang-belakangan ini
hadir di pelupuk matanya. Ya, Ify suka melihat senyuman itu. Senyuman
termanis yang perha dilihatnya.
“Shilla mana?” Tanya Rio. Lha, kok nanya Shilla sih?
“Sama Alvin.” Jawab Ify ngasal.
“Oh.”
Rio menatap Ify yang juga sedang menatapnya. Buru-buru Ify menunduk.
Rio tertawa kecil melihat tingkah Ify yang menurutnya salting.
“Fy..” Kata Rio.
“Ya?”
“Gue... Gue pengin kita seperti Shilla dan Alvin. Mereka begitu bahagia..”
Ify tidak tau harus jawab apa. “ Kita berangkat yuk! Ntar telat lagi.”
Rio nurut aja. Barangkali Ify belum siap menjadi pacarnya.
***
Lagi,
di kelas 1D dilanda gosip hangat. Kata Zahra, blackboy akan pindah jauh
dari tempat ini. Dan yang lebih hangat lagi, Oik, mantan Cakka ikut
pergi bersama blackboy itu. Karena itulah Oik tidak sekolah lagi disini.
Dan, katanya juga Cakka balikan ma Oik. Maksudnya kembali menjadi
sepasang kekasih.
Shilla tidak begitu peduli. Baginya,
bertemu Cakka sudah cukup. Shilla nggak mau berharap banyak. Ia kan udah
menjadi milik Alvin. Ingat, Cakka cuman tokoh idolanya dan Alvin adalah
cintanya.
“Ya ampun Via.. Ada apa Lo?” Tanya Febby melihat penampilan Sivia yang berantakan.
“Gue nggak papa.” Jawab Sivia mencoba tersenyum.
“Eh Vi, ntar kita ke rumah Lo ya.” Kata Shilla.
“Ng..
Kayaknya nggak bisa. Maaf ya.” Jawab Sivia. Kalo Shilla dan lainnya ke
rumah, mereka bakal tau kalau ia adalah saudara tiri Gabriel. Padahal
Mama melarang keras memberitahu kepada siapapun mengenai hubungannya
dengan Gabriel.
“Kenapa?” Tanya Shilla kecewa.
Sivia
tidak menjawab. Pelajaran pertama di mulai. Di sela-sela pelajaran,
pikiran Sivia tidak tenang. Ia penasaran betul mengapa Mama begitu
berubah. Jangan-jangan... Apa karena... Papa?
***
“Sivia aneh.” Kata Febby tiba-tiba.
“Iya. Dia cewek teraneh yang pernah gue kenal.” Kata Shilla membenarkan omongan Febby.
“Aneh apanya sih?” Tanya Ify yang tiba-tiba ingin tau.
“Hemm, bukannya Lo nggak pernah mau tau urusan orang?” Ejek Shilla.
Belum
sempat Ify menjawab, sebuah motor tiger berhenti didepannya. Rio? Febby
dan Shilla berdehem melihat kedatangan Rio untuk Ify.
“Kenapa sih kalian berdua?” Tanya Ify malu.
“Cieee.. Pangerannya udah jemput tuh..” Goda Shilla.
“Hai Fy, Shill, dan nggak tau siapa namanya. Hehe, pulang yuk!” Ajak Rio.
“Noh
sono Lo pergi, hus..hus..” Kata Shilla dengan nada mengusir. Terpaksa
Ify menaiki motor Rio. Tapi jujurnya, Ify malu banget. Biasanya ia
dijemput Rio di kala ia sendirian.
Motor itu pun meninggalkan kediaman dua cewek itu.
“Pacar Ify?” Tanya Febby.
“Calon
Feb. Nah, itu Alvin! Gue cabut dulu ya.” Kata Shilla lalu berlari
kencang meninggalkan Febby. Febby tersenyum kecil melihat tingkah
Shilla. Lalu, matanya terpusat pada seorang cewek yang duduk bersama
seorang cowok. Lho? Itukan Sivia. Sedang apa dia disana? Bukannya Sivia
nggak punya pacar?
Eh, tapi.. Tapi cowok itu...
***
Blackboy
sudah sampai pada tujuannya. Sebuah villa yang nggak kalah mewah dengan
villa sebelumnya. Sebenarnya, Ray dan lainnya nggak setuju ngajak
tinggal Oik di villa ini. Tapi mau bagaimana lagi? Cakka sudah bercerita
jujur ke mereka semua. Awalnya, Ray begitu kaget. Namun Ray berusaha
setenang mungkin. Jadi, ini salah satu alasan mengapa Cakka berani
meninggalkan Ayahnya.
“Kka, apa Lo yakin Lo yang menghamili Oik?” Tanya Ray. Entah mengapa firasatnya mengatakan kalo Cakka sama sekali tak bersalah.
Cakka hanya mengangkat bahu.
“Lho? Siapa tau kan bukan Lo yang hamili Oik. Oik kan cewek nggak baik Kka, dia banyak kenalan cowoknya.”
“Gue nggak tau. Gue juga ngerasa bukan gue yang hamili Oik. Udah ah, gue capek mikirin semua itu. Gue istirahat aja ya.”
Ray melihat Cakka yang sedang lelah.
“Hei! Lo Ray kan?” Kata sebuah suara yang tak lain adalah Oik. Ray menatap Oik dengan tatapan tidak ramah, dan Oik cuek aja.
“Emang beneran Cakka yang hamili Lo?” Tanya Ray.
“Bukan urusan Lo.” Jawab Oik seraya meninggalkan Ray yang dilanda penasaran.
‘Gue yakin Cakka nggak salah. Akan gue buktikan.’ Tekad Ray.
***
Dua
orang itu sedang duduk di pinggir danau. Pemandangan di sekitar danau
itu terasa sejuk. Pikiran kita juga menjadi fres dan dapat menghilangkan
stres. Ify begitu menikmati pemandangan ini. Begitu pula Rio. Tidak
sia-sia Ify diajak kesini sama Rio.
Perlahan, dengan
ragu-ragu, Rio merangkul bahu Ify. Otomatis Ify kaget. Ia melirik ke
arah Rio. Dan yang bikin malu, Rio tersenyum melihatnya. Saat-saat
inilah yang begitu dek-dekan dan penuh kesaltingan.
“Fy..” Kata Rio.
“Ya?”
“Gue.. Gue suka sama elo.”
‘Gue juga Yo, tapi gue takut, suatu hari nanti Lo lupakan gue.’ Batin Ify.
“Awal
pertemuan kita, gue mulai ngerasain getaran-getaran halus. Pertemuan
selanjutnya, gue udah dapat menyimpulkan kalo gue jatuh cinta.” Rio
memberhentikan kalimatnya. “Gue tau Lo anti cowok. Tapi ingat Fy, nggak
semua cowok itu kelakuannya buruk. Gue cowok baik Fy. Gue berani
bertaruh kalo Lo adalah cinta pertama dan terakhir gue. Gue sayang elo
Fy.. Sayang banget. Lo cewek pertama yang bikin gue galau.”
Ify
tersenyum mendengar kalimat demi kalimat yang diucapkan Rio. Tuhan,
apakah ini saatnya? Apakah aku harus menerimanya? Apakah aku tidak akan
sakit lagi? Tapi melihat wajahnya, aku begitu yakin kalo dia
sungguh-sungguh mencintaiku. Tuhan, apakah aku harus menerimanya?
“Yo..”
“Ya?”
“Nyanyiin gue lagu.” Pinta Ify. Rio menaikkan alisnya.
“Tapi gue nggak bawa gitar.” Kata Rio.
“Kalo gitu, Lo utang nyanyi buat gue.” Kata Ify tersenyum penuh misteri.
“Beneran?” Tanya Rio agak bingung. Namun ia memiliki sebuah ide.
“Ya.”
“Okelah, besok sore gue ajak Lo kesini. Gue mau bikin kejutan buat Lo.” Kata Rio.
Kejutan? Hemm... Ify berpikir sejenak lalu tersenyum penuh arti.
Dari
jarak yang cukup jauh, seorang cewek tersenyum pahit melihat
pemandangan itu. Benar kan, cowok yang ia sukai telah bersama cewek
lain. Tapi ia mendapatkan suatu kebahagiaan yang luar biasa.
Semoga Rio sukses jadian dengan Ify.
***
TBC ....
Kalo ada yang aneh ato nggak nyambung komen ajj J
@fahdastevadit ( http://risedirectioners.blogspot.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar