Part 16
.
.
.
Keluarga
itu kembali seperti sedia kala. Cakka kembali pada keluarganya.
Ayahnya, Angel, dan satu anggota baru lagi. Rio. Beberapa hari yang lalu
ia menyuruh Rio datang di mall, tepatnya di toko musik. Cakka kesana
untuk memberitahu Rio kalo ia siap kembali lagi di rumah. Tentu,
pekerjaannya ia tinggalkan. Cakka mantap untuk meninggalkan dunia musik,
walau ia sangat mencintai musik.
“Ayah senang kamu balik,
Ayah tau kamu adalah anak baik. Ayah bangga padamu saat kamu tampil di
panggung. Saat itu, Ayah sangat merindukanmu. Walaupun kamu hanya anak
angkat, tapi Ayah menganggapmu sebagai anak Ayah sendiri.” Kata Pak
Marto.
“Ya Ayah, Cakka sayang sama Ayah. Maafin Cakka ya Yah..” Kata Cakka.
“Tak apa. Ayah yang salah.”
Angel
dan Rio mengintip dari jauh. Senyuman Angel pun kembali. Ya, ia
merasakan suatu kebahagiaan. Cakka kembali ke rumah ini, dan Angel tak
perlu lagi merindukan Cakka. Walau dulu ia dan Cakka sering kelahi, tapi
Angel sangat sayang pada Cakka.
“Kak Cakka emang pantas kok jadi anak Om Marto.” Kata Rio.
“Iya. Awas ya kalo anak itu kabur.” Kata Angel setengah bercanda.
“Yah, Cakka mau pergi ke makam Oik dulu ya. Disana ada seseorang yang Cakka mau temuin.” Kata Cakka.
“Ya udah, hati-hati.”
***
@resto saji
Karena
nggak enak bicara di kuburan, Cakka mengajak Agni makan siang di resto
saji. Agni nggak menolak. Ia juga ingin berbicara serius dengan Cakka.
Ini mengenai masa depannya. Mengenai siapakah lelaki yang akan
dipilihnya nanti.
Setelah pesanan datang, Agni maupun
Cakka makan dengan lahapnya. Mereka nggak ada yang bicara. Mungkin
setelah makanan habis baru salah satu dari mereka angkat bicara.
“Mmm.. Ag..” Kata Cakka mengawali pembicaraan.
“Ya?”
“Gue.. Gue masih mengharapkan Lo. Gue mau jadi cowok Lo Ag.”
Agni
menghela nafas panjang. Ia bingung dengan perasaannya. Tapi, mengingat
pertunangannya dengan Sion yang segera dilaksanakan, Agni menemukan
sebuah jawaban yang pasti. Pilihan ini nggak boleh salah.
“Maaf
Kka. Gue udah punya cowok. Namanya Sion. Ntar lagi kami mau tunangan.
Maaf ya Kka.” Kata Agni. Tentu Cakka kecewa. Ia sudah ditinggal oleh
Oik, dan ia nggak mau ditinggal Agni.
“Nggak papa kok Ag.” Kata Cakka berusaha tersenyum. Ya, ia emang nggak pantas bersanding dengan Agni.
“Maaf
ya.” Kata Agni menyesal. Jujur, ia juga nggak tau kenapa tiba-tiba
memilih Sion yang sebenarnya tidak ia cintai. Dan, Cakka adalah cowok
yang sangat dicintainya. Oh Agni, apa kamu harus mengubah keputusanmu?
“Kka..”
“Ya?”
“Mmm.. Gue..Gue..”
***
MOS
tahun ini lebih seru dari tahun sebelumnya. Ify tersenyum melihat adik
kelas yang dibentak sama kakak osis. Ya, ia ingat pas dulu ia ikut MOS.
Setahun sudah ia berada di sekolah ini. Dan hampir setahun hubungannya
dengan Rio baik-baik aja. Ify sama sekali tak merasakan ada bahaya besar
mengancam hubungannya.
Matanya pun terpusat pada seorang
cewek yang sedang duduk di pinggir lapangan. Ya, cewek itu adalah Dea.
Entah mengapa Ify merasa tak nyaman jika Dea sekolah disini. Ify tau,
Dea sepenuhnya belum memaafkannya. Padahal, kesalahannya dulu hanya
masalah kecil. Ya semoga aja Dea sekarang mau memaafkannya.
Hubungan
Shilla dengan Alvin nggak ada kendala. Mereka adalah pasangan yang
harmonis. Pernah Shilla berkata, siapa diantara mereka memutuskan
hubungan terlebih dahulu akan dikenakan hukuman. Tentu Ify merasa
hubungannya lebih lama dari hubungan Shilla.
“Fy..” Kata Shilla.
“Apa?”
“Alvin nggak sekolah lagi disini. Dia pindah ke sekolah lain.” Kata Shilla sedih.
“Ada apa sih ma pacar Lo itu? Kok kelakuannya aneh gitu?”
“Maksudnya?” Tanya Shilla nggak mengerti.
“Kata Rio, Alvin itu sering menyendiri. Dia nggak banyak omong. Pokoknya aneh gitu. Apa Lo ngerasa Alvin aneh?”
Shilla
berpikir sejenak. “Nggak Fy. Alvin nggak aneh. Tapi emang wajahnya
sering pucat. Katanya sih dia cuman kecapean. Tapi Alvin selalu nepatin
janjinya. Eh, bukannya adeknya Alvin sekolah disini?”
“Iya. Dia sekolah disini.”
“Hei Fy! Shill! Ke kantin yuk!” Ajak Febby dan Sivia. Tentu Ify ma Shilla nggak nolak karena perut mereka minta jatah makanan.
@canteen
Kali
ini Febby yang neraktir ketiga sahabatnya karena kemarin Febby baru
jadian ma Goldi. Febby emang baik. Ketiga sahabatnya belum minta
diteraktir malah Febby langsung neraktir.
“Eh, ada lho adek kelas yang ngeselinnya minta ampun.” Kata Febby.
“Siapa?” Tanya Shilla.
“Gue nggak tau namanya. Tapi wajahnya sepet banget. Kayak dia aja yang paling cantik.”
“Ooo, biasa kali Feb, mungkin dia nyari perhatian ma kakak osis.” Kata Sivia.
“Eh
Vi, gimana kabar Gabriel? Sekarang dia sekolah dimana?” Tanya Febby.
Memang sih saat Gabriel udah nggak sekolah lagi disini, keadaan SMA
Himalaya seperti kehilangan satu pemandangan indah.
“Di Universitas Negeri Jakarta.” Jawab Sivia.
“Wau!
Pinter juga dia.” Kata Shilla. Ify kembali teringat pada bayang-bayang
masa lalunya saat bersama Gabriel. Hemm, bagaimana tuh hubungan cowok
itu ma si cewek korea? Apa ia harus nanya ke Sivia?
“Vi, siapa nama pacar Gabriel?” Tanya Ify tiba-tiba. Tentu Sivia kaget mendengar pertanyaan itu. Tapi Sivia berusaha tenang.
“Namanya Pricilla. Papanya dari Korea dan Mamanya asli sini.” Jawab Sivia.
Ooo,
jadi hubungan mereka lama juga ya. Ify jadi heran. Menurutnya, Gabriel
bukan tipe cowok setia. Lha ini, kok dia masih pacaran sama si cewek
korea maksudnya Pricilla? Pasti ada sesuatu. Ify ingin saja bertanya
lebih lanjut tapi ia urungkan. Ia takut Sivia tersinggung. Karena Ify
tau. Sivia paling malas berbicara mengenai topik tentang Gabriel.
***
“Assalamualaikum..”
Rio
yang sedang tidur dikagetkan oleh sebuah suara. Siapa siang-siang
bolong begini bertamu di rumahnya? Oo, tapi Rio mengenali suara ini.
Hemm, pasti cewek ini sedang mencari pacarnya.
“Nyari Kak Cakka ya?” Tanya Rio membukakan pintu.
“Ya. Cakka ada?”
“Kak Cakka lagi ada kuliah siang. Ntar lagi dia pulang.” Jawab Rio.
Terus
terang aja, Agni kecewa. Ia kangen sekali bertemu Cakka. Agni udah
memutuskan hubungannya dengan Sion. Dan kedua orangtuanya pun setuju.
Kata mereka, kebahagiaan Agni nomor satu. Agni bersyukur karena
orangtuanya tidak egois seperti dulu.
“Nggak masuk dulu Kak? Ada Kak Angel di dalam.” Kata Rio.
“Mmm, ya udah. Kakak masuk aja. Makasih ya.” Kata Agni seraya masuk ke dalam rumah besar itu.
Agni
terkagum-kagum melihat isi rumah ini. Ia berusaha mati-matian agar
rumahnya dekat dengan rumah Cakka. Tapi orangtuanya tidak mengizinkan.
Jadi Agni sesekali datang ke rumah Cakka atau Cakka datang ke rumahnya.
“Eh
Agni, ayo sini.” Kata Angel ramah. Umur mereka cuman beda enam tahun.
Agni sekarang berumur sembilan belas sementara Angel berumur dua puluh
lima.
“Kak Angel kapan nikahnya?” Goda Agni. Kedua pipi Angel pun memerah.
“Doakan aja ya kakak cepat menikah. Ada sih kakak punya pacar. Orangnya baik. Ya doakan aja kakak cepat menikah.” Kata Angel.
Hampir dua jam mereka berbicara. Lalu, seseorang yang ditunggunya pun datang. Cakka datang disaat Agni merindukannya.
“Cakka!” Teriak Agni.
“Hei Ag! Sorry Lo yang harus datang kesini.” Kata Cakka.
“Nggak papa kok Kka.” Jawab Agni.
Ya,
Agni telah memutuskan pilihannya untuk memilih Cakka. Karena bukankah
kebahagiaan yang sebenarnya adalah selalu bersama Cakka?
***
Cowok
itu melihat wajahnya di depan cermin. Sebisa mungkin ia merubah
wajahnya menjadi biasa. Alvin begitu kesal terhadap penyakit ini. Kata
dokter, penyakitnya harus segera ditangani agar tidak menjadi lebih
buruk. Namun Alvin tidak mempedulikan nasehat dokter. Baginya, penyakit
ini bukanlah penyakit biasa.
Mungkin Tuhan menyuruhnya
untuk cepat kembali. Alvin sekalipun tidak marah atau memberontak. Ia
merasakan suatu keanehan pada dirinya. Apakah itu?
Kata
dokter, penyakitnya akan menjadi ganas saat belasan tahun ke depan
ataupun mungkin kurang dari itu. Ayolah Vin, Lo harus bisa hidup seperti
kebanyakan manusia lainnya. Dan Shilla, cewek itu sama sekali tak
curiga. Alvin masih bingung dengan perasaannya. Dan Dea sekarang udah
mulai melakukan aski pembalas dendamannya. Apa sebaiknya ia melarang
Dea? Entahlah. Saat ini pikirannya sedang kacau.
Tapi ia
yakin, hubungan Rio dan Ify nggak akan sampai disitu. Meskipun badai
menghadang, Alvin yakin hubungan mereka nggak akan goyah begitu saja.
Tapi, rencana B Dea, Alvin tidak mengetahui sama sekali. Tapi menurutnya
rencana itu sangat berbahaya. Dan Alvin nggak bisa begitu aja melarang
Dea.
Drtdrtdrtr...
Message From : MyGirl
Vin, lo lg apa? Jln2 yuk!
Alvin
tau, Shilla sangat merindukannya. Sejak ia tidak lagi sekolah di SMA
Himalaya, Shilla sering menanyainya lewat SMS. Apakah dia baik-baik aja
atau sebaliknya. Baiklah. Alvin nggak ingin mengecewakan Shilla.
Message To : MyGirl
Ok! Gw jmpt lo skrng.
Bisa
ia rasakan, Shilla bahagia disana. Alvin percaya. Shilla sangat
mencintainya melebihi apapun. Dan Alvin semakin takut untuk memutuskan
hubungannya dengan Shilla. Suatu hari nanti.
***
Alvin
mengajak Shilla jalan-jalan ke Dufan. Tentu Shilla nggak bisa menolak.
Sudah lama ia tidak pergi ke dufan bersama Alvin. Yang paling dikagetkan
Shilla adalah Alvin membawa mobil. Bukan membawa motor seperti
biasanya.
“Ciee.. Kapan tuh beli mobil?” Goda Shilla.
“Ini mobil Papa gue.” Jawab Alvin. Shilla pun memasuki mobil itu.
Di
dalam perjalanan, Shilla menikmatinya. Sesekali ia melihat pemandangan
sore di kaca mobil. Shilla melirik Alvin. Cowok itu sedang serius
menyetir.
@Dufan
Semua
wahana telah dilewati Shilla dan Alvin. Lucunya, semuanya Shilla yang
bayar. Ia menolak keras Alvin yang membayarnya. Terakhir, sebagai hadiah
yang tak terlupakan, Alvin membelikan Shilla sebuah permata indah.
Bukan permata asli sih. Tapi bahannya dari kaca yang mudah pecah. Kata
Alvin, jika permata itu pecah, maka suatu hari nanti ada bencana dahsyat
yang menyangkut hubungan mereka. Hmmm, Alvin aneh aja. Bener ya kata
Febby kalo Alvin emang aneh.
“Kok Lo beli ini sih Vin? Gue takut permata ini pecah.” Kata Shilla.
Alvin tersenyum menatap Shilla. “Permata ini nggak pecah asalkan Lo menjaganya dengan ba..”
“AWAS!!!” Teriak seseorang.
***
TBC....
Kalo ada yang aneh ato nggak nyambung komen ajj J
@fahdastevadit ( http://risedirectioners.blogspot.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar