-Forever Love-
By. Fahda Nuragastevadit
Part 1
.
.
.
Sinar
sang surya menerobos sebuah kamar seorang cowok yang sedang tertidur.
Jam weker di kamar itu sudah berbunyi setengah jam yang lalu. Dan cowok
itu belum juga terbangun. Padahal, hari ini adalah hari pertamanya masuk
SMA dan memakai seragam baru yaitu putih abu-abu.
Seorang
wanita cantik kira-kira berumur empat puluh tahunan sedang memasang
tampang kesal dan marah. Marah terhadap anak laki-lakinya itu yang
menurutnya sudah dewasa namun belum bisa bangun sendiri. Wanita itu
mendengus kesal. Ia berpikir kalo-kalo ia gagal menjadi seorang Ibu.
Sering
kali ia iri kepada teman-temannya yang anak laki-laki mereka pada
rajin-rajin dan nggak malas seperti anaknya itu. Hhuuhh... Wanita itu
siap dengan serangannya. Walau yah serangan itu berakibat buruk. Yaitu
kasur basah gara-gara air yang ia hendak siram ke anak laki-lakinya.
WUUUSSSS... ( anggap bunyi air )
Detik pertama, objek dari wanita itu diam. Detik kedua, ketiga dan keempat diam juga. Namun pada detik selanjutnya.....
“ARRGGGHHH!!!
SETAAANNN!!” Umpat cowok itu. Ia langsung terbangun dan menegakkan
punggungnya. Cowok itu mengerjap-ngerjapkan mata.
Devy, wanita tadi yang adalah Ibu dari cowok itu tersenyum puas. Sementara anaknya cemberut bukan main.
“Jam berapa sekarang?” Tanya cowok itu yang akrab di panggil Rio.
Devy
menatap sinis anaknya. “Dasar laki-laki pemalas! Mama heran deh sama
kamu. Kenapa belakang-belakangan ini sikapmu berubah? Hah?”
Rio
nggak langsung bicara. Ia diam dulu sambil berusaha mengumpulkan
nyawa-nyawanya yang hilang entah kemana. Setelah itu ia tersenyum manis.
Sangat manis yang membuat siapapun bakal bahagia dan nggak bisa tidur
semaleman.
“Ini kan hidup-hidup Rio juga. Terserah Rio mau bangun jam berapa. Sekarang, jam bera...”
“CEPAT
MANDI ATAU HARI PERTAMAMU BAKAL MEMBUAT KESAN BURUK!!” Bentak Devy
garang dan Rio cepat-cepat pergi dari kamarnya. Ia nggak mau melihat
wajah garang Ibunya.
Sementara Rio mandi, Devy berjalan
menuju ruang makan. Disana sudah ada suami dan kedua anak perempuannya,
bernama Acha dan Cindai. Acha duduk di kelas dua SMP dan Cindai duduk di
bangku kelas lima SD.
“Kak Rio dimana? Masih bangun juga?” Tanya Acha.
“Tau tuh! Mama sudah kesal dengan kelakuannya belakang-belakangan ini. Mama heran, hal apa yang bisa mengubah sikapnya itu?”
Semua
sependapat dengan Devy. Memang, belakang-belakangan ini Rio berubah.
Sedikit susah di atur dan semua keinginannya harus di turuti. Mana Rio
dulu? Mana Rio yang ramah, baik, hormat kepada orang tua dan dewasa?
“Iya
Ma. Cindai juga bingung. Perasaan dulu Kak Rio nggak kayak gini. Ada
apa ya Ma? Apa dia diputusin pacar terus jadi kayak gini?”
“Huuusss!
Selama ini Kak Rio nggak pernah pacaran. Dia itu anti cewek! Ingat,
ANTI CEWEK! Nggak mungkin kan Kak Rio berubah gara-gara cewek?” Kata
Acha.
Sepertinya Cindai nggak setuju dengan omongan Acha.
“Mana begitu... Buktinya, kemarin Cindai liat Kak Rio bawa cewek ke
rumah! Artinya dia udah nggak anti lagi sama cewek.”
Benar
juga! Eh, tunggu! Semenjak Rio nggak anti cewek lagi, mulai dari itulah
Rio berubah. Hmmm.. Sepertinya, ada sebuah misteri yang harus
dipecahkan nih.
Namun, Acha nggak mau kalah dengan
adiknya. “Iya, gue tau. Tapi Kak Rio nggak pernah sedih gara-gara
ditinggal pacarnya. Dan.. Status kak Rio sekarang itu jomblo! Walau kak
Rio udah nggak anti lagi sama cewek, dia belum pernah pacaran kok.”
“Tapi kak...”
Perdebatan
mereka dilerai oleh Ilham, suami Devy. Acha maupun Cindai terdiam.
Nggak bisa apa sehari aja mereka damai? Setiap kali mereka ketemu, wajib
hukumnya mereka berdebat dan nggak ada yang mau ngalah.
“Hai
semua!! Pangeran ganteng sudah tiba!!” Sapa Rio yang tiba-tiba sudah
ada di ruang makan. Acha tersedak karena kaget dan Cindai cekikikan.
Rio
duduk di antara Acha dan Cindai. “Kalian berdua lagi gosipin gue ya?”
Bisik Rio di telinga Acha lalu beralih ke telinga Cindai.
“Bukan. Tapi kami gosipin kuda yang kemaren ngelahirin anaknya.” Jawab Acha santai.
Rio tersenyum sambil mengacak-acak poni adiknya
Drtdrtrdrt....
Message From : 0878xxxxxxxx
Lo ada dmn? Mati lo klo lo gg smpe ke skolah sblum jm 7.
By. Alvin
Hampir
aja minuman yang barusan ia minum di keluarkan. Sumpah demi apa, ia
lupa kalo hari pertama datangnya harus jam tujuh. Kalo hari-hari
biasanya jam setengah delapan. Mau nggak mau Rio harus berangkat
sekarang. Yang menjadi masalahnya, ia sama sekali belum menyentuh nasi
goreng yang lezat itu. Ia hanya sempat minum air putih. Itupun cuman
seteguk.
“Kenapa?” Tanya Devy.
“Gue harus
pergi sekarang atau gue berurusan dengan Pak Zayn!” Seru Rio. Ia berlari
ke kamarnya demi mengambil kunci motor. Lalu ia meninggalkan rumah
tanpa pamitan dulu.
“WOOOIIII KAAAAKKK!!! BALIK LOOOO!!!!” Teriak Acha kesal. Sementara motor Rio sudah menghilang.
Cindai mendekati kakaknya seraya berbisik. “Do’ain. Semoga di tengah jalan Kak Rio di tilang polisi. Kan dia belum punya sim.”
Mendengar hal itu, Acha tersenyum senang. “Semoga. Dan dia nggak diperbolehin bawa motor lagi. Hihihi...”
***
Motor
itu melaju kencang. Namun motor itu mendadak berhenti karena nggak
nyadar kalo di depannya ada cewek yang hendak menyebrang jalan.
“AWAAAAASSSSS!!!” Teriak si pemilik motor. Untung dia bisa selamat dan cewek yang tadi kaget itu juga selamat.
Si
pemilik motor yang tak lain adalah Rio memberhentikan motornya di
pinggir jalan raya. Ia begitu kesal dengan cewek itu. Gawatnya lagi,
sekarang sudah lebih dari jam tujuh. Tapi ia tersenyum melihat badge
seragam cewek itu. SMA Sunrise!
“Lo anak kelas sepuluh juga kan?” Tanya Rio pada cewek itu.
“I..Iyaa..”
Jawab cewek itu gugup. Jantungnya berdegup kencang melihat cowok yang
lain daripada yang lain. Cowok itu cakeeeeep banget! Baru kali ini ia
menemukan cowok secakep manusia di hadapannya itu.
Dan Rio
sendiri tau kalo daritadi ia diperhatikan oleh cewek itu. “Gue tau kalo
gue itu ganteng. Kenapa lo baru berangkat sekarang?” Tanya Rio.
Cewek
itu mengatur nafasnya. Berusaha tenang menghadapi cowok di hadapannya.
“Aku nggak tau kalo jam tujuh harus sampai di sekolah. Soalnya aku nggak
ikutan MOS selama dua hari. Tepatnya di hari kedua dan ketiga.”
“Emang lo nggak punya teman apa?”
“Pu.. Punya sih..” Jawab cewek itu kembali gugup.
Tanpa
persetujuan dari cewek itu, Rio menarik tangan cewek itu dan
menyuruhnya naik di motor. Artinya cewek itu ikut bersama Rio menuju
sekolahnya.
“Kamu anak SMA Sunrise juga kan?” Tanya cewek itu.
“Ya. Lo jangan takut. Lo nggak mau kan punya masalah sama Pak Zayn? Satpam yang kemaren sok-sok’an itu?”
Cewek
itu nggak menjawab toh ia juga nggak tau siapa Pak Zayn itu. Setaunya,
Zayn itu salah satu personil One Direction, salah satu boyband
favoritnya. Lalu, motor Rio melaju kembali.
Sesampai di
luar gerbang sekolah yang jelas-jelas sudah di tutup, Rio mendengus
kesal. Benar deh kata Mama. Hari pertamanya menjadi anak SMA begitu
kacau. Cewek yang ada di samping Rio pun juga takut. Tapi ia bersyukur
ada orang yang menemaninya kalo nanti ia dihukum gara-gara terlambat.
Seorang
lelaki datang. Rio tau lelaki itu adalah Pak Zayn. Satpam sekolah yang
memiliki sifat kedisiplinan yang tinggi. Seandainya ada murid SMA
Sunrise yang bolos, bakal di panggang deh sama Pak Zayn.
Tapi bukan namanya Rio kalo tidak berani membantah satpam itu.
“Pak
Zayn yang baik, izinkan saya masuk ke dalam.” Kata Rio yang suaranya
dibuat manis-manis. Kayak ngerayu kakak osis aja pas MOS!
Pak
Zayn menatap tajam cowok cewek itu. Dipikirannya, tergambar bahwa cowok
dan cewek itu keasyikan pacaran sampai-sampai lupa sekolah. Dasar anak
muda sekarang!
“Kau ingin masuk?” Tanya Pak Zayn.
Rio dan cewek itu mengangguk. Berharap kali ini satpam ganas itu memberi mereka kesempatan.
“Hmm..
Sebenarnya saya boleh-boleh saja mengizinkan kalian masuk. Tapi...
Karena saya bukan kepala sekolah, jadi saya nggak bisa melakukan apapun.
Cukup kalian berdua akan saya hukum dan berurusan dengan guru BK.”
“Hukum?
No! Saya baru masuk ke sekolah ini. Ini hari pertama saya! Sebaiknya
bapak mengizinkan saya masuk! Nggak masuk akal anak baru seperti saya
langsung dihukum, dan saya juga tau sebenarnya Pak kepala sekolah
mengizinkan kami masuk. Hanya saja bapak yang punya nafsu besar untuk
menghukum kami, ya kan?”
Kurang berani apa coba Rio? Sementara cewek di samping Rio kagum. Hebat banget cowok itu. Seperti sudah akrab dengan Pak Zayn.
“Kamu berani membantah perkataan saya?” Bentak Pak Zayn.
Walau
di balas dengan bentakan, Rio fine-fine aja tuh. “Saya nggak membantah
bapak. Yang saya inginkan cuman satu. Yaitu masuk ke dalam. Bapak
paham?”
Kalo saja ia berani menghajar cowok itu, tentu
saat ini juga Zayn akan menghajar cowok itu. Tapi ia harus sabar. Butuh
tenaga dan pikiran yang jernih supaya sukses menghadapi murid bandel
seperti cowok itu.
“Adik yang baik...” Pak Zayn menarik
nafas dalam-dalam. “Disini sudah jelas peraturannya bahwa semua murid
dari kelas satu sampai kelas tiga ketika hari Senin jam tujuh sudah ada
di sekolah. Lebih dari jam itu, dinyatakan terlambat dan siap menerima
hukuman. Adik paham?”
“Lha, bapak niru kalimat saya saja.” Kata Rio.
“Maksud kamu?”
“Oh, nggak ada. Jadi, saya boleh kan masuk ke dalam?”
Plak!
Pak Zayn memukul keningnya sendiri. Dia nggak menyangka bisa bertemu
manusia seperti cowok itu. Kalau begini caranya, kesabarannya tadi sudah
habis. Anak itu harus di keraskan agar mengerti dan paham!
“Ssst.. Jangan bikin bapak itu kesal. Kamu berani banget.” Bisik cewek itu di telinga Rio.
“Tenanglah. Lo diam aja dan perhatikan gue, oke cantik?”
Cantik?
Kedua pipi cewek itu bersemu. Tadi cowok itu bilang dirinya cantik?
Jujur saja. Ia nggak yakin kalo dirinya cantik. Cuman Mama, Papa, dan
kakak laki-lakinya saja yang pernah mengatainya bahwa ia cantik. Dan
kali ini cowok yang diam-diam dikaguminya? Bahkan mungkin disukainya.
“Gimana?” Tanya Rio.
Pak
Zayn menarik nafas dalam-dalam. Lalu... “Kamu.. Kamu memang anak yang
bandel! Sudah saya katakan. Kalian berdua harus di hukum! Ini peraturan!
Kalo kamu dan cewekmu itu tidak mau melaksanakan hukuman, kalian bisa
berurusan sama guru BK dan tentu kepala sekolah!”
“Woles,
Pak. Bisa tidak bapak pelan-pelan? Bapak kayak disambat setan saja. Saya
emang tau Pak peraturan disini. Tapi masa kami yang masih baru harus
mene...”
Belum sempat Rio menyelesaikan perkataannya,
datang seorang guru dari dalam. Guru itu mendatangi mereka karena
merasakan suatu ketidakberesan.
“Ada apa Pak Zayn?” Tanya guru itu.
Pak
Zayn pun menceritakan dari awal. Dan guru itu mengangguk mengerti.
Sebetulnya ia mengenali murid baru itu. Dia adalah Mario Stevano, anak
dari temannya.
“Baiklah. Biar saya yang mengurusi anak
ini.” Kata guru itu yang biasa akrab dipanggil Pak Budi. “Kamu, yang
cewek, silahkan masuk. Dan jangan pernah mengulangi kesalahanmu, paham?”
Lanjutnya.
Cewek itu mengangguk dan lega. “Terimakasih Pak. Saya janji nggak akan mengulanginya lagi.”
Pak
Budi mengangguk. Cewek itu pun bersiap masuk ke dalam, tapi, tangannya
ditarik oleh tangan Rio. Jantungnya kembali berdebar-debar. Tadi ia
dibilang cantik, sekarang tangannya dipegang oleh Rio. Larat, maksudnya
di tarik.
“Lo tega ninggalin gue?” Tanya Rio.
“Ng.. Kayaknya guru itu benar-benar marah deh sama kamu.” Jawab cewek itu.
“Terus bagaimana?”
“Ehem..” Kata Pak Budi.
Rio dan cewek itu langsung salting.
“Sudah selesai pacarannya? Ini sekolah. Bukan tempat untuk pacaran.” Jelas Pak Budi.
“Aku pergi dulu ya..” Kata cewek itu. Tapi tangannya tetap dipegang oleh Rio. Duhh, maunya cowok itu apa sih?
“Oke. Lo boleh pergi. Tapi ada satu hal yang mau gue tanyain ke elo.”
“Apa?” Tanya cewek itu penasaran.
***
TBC.....
Kalo ada yang aneh ato gak nyambung komen aja (:
Follow: @uny_fahda19
lets making love
BalasHapus