Part 23
.
.
.
“Wah, ide kakak bagus!” Puji Ify. Ia nggak sengaja berpapasan ama Gabriel.
“Tentu. Bantu gue ya.”
Ify
mengangguk semangat. Ternyata Gabriel cowok yang baik sekali. Ify
mengira Gabriel cowok yang jahat. Kejadian di gua menyimpulkan kalo
Gabriel itu kejam. Tapi sekarang nggak lagi. Ada seseorang yang harus
ditemui Gabriel dan Gabriel akan memberi kejutan yang nggak terduga.
Beruntung, ulang tahun orang itu tinggal beberapa hari. Pas banget kan?
“Terus, apa kamu masih menyimpan rasa sama si Mario itu?” Tanya Gabriel.
Ify
nggak langsung jawab. Setelah menarik nafas dalam-dalam, Ify tersenyum.
“Nggak kak. Mulai sekarang Ify berjanji nggak akan mencintai kak Rio
lagi. Kak Rio punya pacar dan pacar kak Rio butuh kasih sayang dan cinta
kak Rio.”
“Tapi Fy, Acha itu sedang..” Hampir saja ia
menceritakannya. “Mmm, terserah deh. Kakak doa’in Ify agar Ify
mendapatkan pangeran yang mencintai Ify dengan tulus.”
Perkataan
Gabriel yang pertama masih gantung. Tapi Ify nggak bertanya. “Iya kak,
makasih. Memang sulit bisa move on, tapi Ify akan berusaha. Semoga usaha
Ify membuahkan hasil.”
Tanpa sepengetahuan keduanya,
seorang cowok mendengar dengar jelas kalimat demi kalimat yang diucapkan
Ify. Kalimat itu seakan-akan membuat hatinya sakit.
Apa?
Apa gue benar-benar suka sama Ify? Kenapa.. Kenapa gue nggak rela Ify..
Tidak! Rasa itu harus ia buang jauh-jauh. Cinta yang telah lama ia
bangun bersama sang bidadari tidak boleh hancur hanya karena perasaan
ini.
Hanya satu harapannya. Semoga sang bidadari sembuh
dan kehidupannya kembali menjadi normal. Dan mungkin saja ia bisa
melupakan Ify walau sulit baginya melupakan wajah manis itu. Senyum malu
dan tawa khas cewek itu.
Dua cinta yang bingung harus ia korbankan yang mana.
***
Sepi.
Hidupnya sepi jika tak ada seseorang yang menemaninya. Sebagai mantan
playboy, Alvin nggak bisa hidup tanpa ada cewek yang tersenyum padanya.
Ia sangat menyesal menerima ajakan Febby. Sekarang, Febby kembali dengan
pacarnya dan ia hanya bisa menyesali perbuatannya.
Jika ada Sivia, mengapa harus menerima Febby? Bodoh!
“KAK ALVIIINNN !!!!”
Suara
itu.. Suara yang amat manja. Alvin tersenyum lalu berlari membuka pintu
rumah. Dapat ia lihar sosok bidadari yang sangat ia cintai. Oh, apakah
ini yang dinamakan cinta sejati?
“Via.. Ada ap..”
Belum
ia menyelesaikan kalimatnya, Sivia langsung memeluknya. Alvin membalas
pelukan itu. Apa Sivia udah sadar kalo ia serius mencintai Sivia?
“Via
tau Alvin sangat mencintai Via. Kak Febby emang jahat. Dia berusaha
hancurin Via. Tapi sekarang nggak lagi. Kak Febby udah punya urusan
sendiri.”
“Iya Via.. Maafin Alvin ya soal itu. Waktu itu
Alvin bingung sekali. Tapi, cinta Alvin ke Via nggak berkurang
sedikitpun. Alvin janji nggak akan ninggalin Via.” Kata Alvin.
“Iya Alvin.. Awas ya kalo Alvin mengulanginya lagi, Via bakal bunuh diri!” Ancam Sivia.
Alvin
mempererat pelukannya dan kehangatan meningkat yang dirasakan Sivia.
Sivia percaya, hatinya nggak sanggup melupakan Alvin. Dan Alvin pun juga
begitu. Sivia adalah bidadarinya, yang selalu membuatnya tersenyum.
Entah sampai kapan pelukan itu bertahan. Mungkin pelukan itu akan lepas,
namun cinta mereka tak akan lepas begitu saja.
***
Bete!
Hari ini hari ulang tahunnya dan Shilla nggak merasakan kebahagiaan.
Sedikit bahagia saja tidak ia rasakan. Sebagai gantinya, kesedihanlah
yang menjadi sahabatnya. Aneh bukan, di hari ulang tahun kita, bukannya
bahagia, malah sedih.
Tadi Mama dan Papanya berniat ajak
Shilla jalan-jalan, tapi Shilla menolak. Jalan-jalan tidaklah bisa
membuatnya bahagia. Apalagi, ini kan ulang tahunnya yang ke tujuh belas.
Tujuh belas? Hampir saja Shilla melupakan umurnya. Sekarang ia sudah
berumur tujuh belas. Seharusnya, ada pacar yang memberinya kejutan di
hari ulang tahunnya ini.
Gabriel.. Sebuah nama yang wajib
ia lupakan. Boleh saja ia menyesal, tapi jangan sampe nggak mau makan.
Shilla membayangkan, Gabriel yang tampan mengajaknya pergi ke sebuah
tempat yang sangat romantis, oh...
‘Tidak ada kata
menyesal.’ Hmmm, maksudnya apa sih? Shilla yakin, Gabriel masih
mencintainya dan sangat sangat mencintainya. Buktinya, saat ia jadian
ama Rio, Gabriel cemburu bukan main. Sampe berani bunuh Rio. Oh ayolah,
sekarang bukan dulu. Sekarang ya sekarang.
Shilla jadi
teringat Rio. Tingkat keanehan cowok itu bertambah tinggi. Setelah ia
tau siapa cewek Rio, rasa penasarannya menyerang. Apa bener Acha terkena
penyakit serius? Tebakan yang cemerlang! Shilla baru menyadari otaknya
encer juga. Padahal dulu ia sulit untuk berpikir.
Malam
hari yang menyebalkan ini, Shilla berusaha menghibur diri. Di meja ada
kue tart mini hadiah dari Tante Risma yang tadi sengaja datang ke
rumahnya. Apa benar ia ditakdirkan ulang tahun ke tujuh belasnya tanpa
ada sedikit kebahagiaan?
Tapi ada satu keanehan. Dari pagi
tadi, ia nggak bisa menghubungi Oik dan Agni. Ify pun nomernya sibuk.
Ada apa ya? Ify kan janji mau ngasih kado buatnya.
Drtrdrtrdrt...
Ada nomer asing yang masuk ke layar HPnya.
Cantik... Datang yya ke danau dekat rumahmu itu.. Awas kalo nggak datang, kmu bakal rugi lho ;)
Bakal
rugi? Karena kepo juga, cepat-cepat Shilla mengganti bajunya dan
memakai baju sederhana. Yaitu kaos yang dibaluti jaket tipis ama celana
jeans biru muda panjang.
***
Tempat ini
sepi. Shilla merapatkan jaketnya. Udara di malam hari ini terasa dingin.
Bukan cuman dingin saja. Sebersit rasa takut yang kini ia rasakan. Bulu
kuduknya merinding. Kemana orang yang mengsmsnya itu? Siapa orang itu?
Apakah ia mengenali orang itu? Dan darimana orang itu mendapatkan
nomernya?
Apa jangan-jangan.. Ada preman yang ingin
mengerjainya? Tidak! Shilla nggak pernah menemui satu pun preman di
tempat ini. Tempat ini di jaga dan jarang ada orang asing yang diam-diam
nongkrong di tempat ini.
Drtrdrtrdrt...
Nomer yang sama yang tadi mengsmsnya.
Udh datang cantikk?? Ayo jalan sdkt menuju pinggir danau.
Shilla
menghela nafas panjang. Cantik? Hei, apakah orang itu sudah mengetahui
wajahnya? Shilla nggak yakin dirinya cantik, itu sekarang, lain halnya
dengan dulu. Kalo dulu sih Shilla menegaskan kalo dirinya cewek yang
paling cantik di SMA Vega.
Kok malah mikirin cantik ya? Shilla berjalan ke dalam. Nggak ada apa-apa! Sebenarnya, apa sih maunya orang yang mengsmsnya?
“Mmmm..”
Dari
belakang, ada tangan yang membekap mulutnya. Shilla mencoba melepas
tangan itu. Tapi usahanya nggak berhasil. Lalu, matanya ditutupi oleh
sebuah kain hitam. Dan Shilla di seret paksa ama orang yang menurutnya
licik itu.
So, apa menurut kalian orang itu yang mengsms Shilla tadi?
***
“Lepasin
gue!” Bentak Shilla. Orang itu melepaskannya dan Shilla bebas sekarang.
Oh, syukurah. Sekarang, ia ada dimana? Perasaannya... Perasaannya...
“Buka penutup kain itu!” Perintah sebuah suara yang tak asing lagi.
Tiba-tiba
saja jantungnya berdetak lebih kencang. Suara itu.. Apa pendengarannya
yang bermasalah? Shilla sama sekali nggak berani membuka penutup kain
itu.
“Kenapa lo nggak mau nurutin gue? Apa lo mau gue melakukan sesuatu di luar batas wajar?” Kata orang itu sedikit membentak.
Licik!
Shilla takut ketika ia membuka penutup mata itu. Setelah ia buka,
pemandangan apakah yang diihatnya? Apakah ada banyak lelaki-lelaki
kurang ajar yang ingin mempermainkannya? Oke, buang pikiran negativ itu.
Perlahan, Shilla membuka penutup mata itu. Daaaannn....
“SURPRISE !!! HAPPY BIRTHDAY SHILLA !!!”
OMG!!
Jadi.. Jadi semua.... Shilla melongo. Ia tak menyadari bahwa ulang
tahunnya yang ke tujuh belas seperti ini. Di luar harapannya!
Seorang
cowok tiba-tiba berlutut di depannya sambil membawa budget bunga.
“Sayang, selamat ulang tahun ya.. Semoga kamu panjang umur dan sehat
selalu.. Sweet seventeen nih.. ..” Kata cowok itu tersenyum.
Dia.. Dia.. Dia...
Di
luar dugaan, Shilla pingsan. Tentu orang-orang yang ada di dekat danau
itu mendadak kaget. Tapi mereka tau, Shilla bukan pingsan karena
penyakitnya kambuh atau apa, tapi pingsan karena Gabriel yang tadi
mengatakan kalimat manis itu.
“Wau, nggak nyangka hobi
Shilla ternyata pingsan, ckck..” Gumam Gabriel. Cowok itu mengangkat
tubuh Shilla dan membopong Shilla ke tempat yang nyaman.
Ify, salah satu dari banyak orang itu mendekati Gabriel. “Apa ide Ify terlalu lebay?” Tanya Ify.
Gabriel menatap Ify sambil tersenyum. “Nggak lah, Shilla cuman kaget aja. Ntar lagi dia sadar kok.”
Benar
aja, nggak sampe sepuluh menit Shilla langsung sadar. Pertama kali yang
ia lihat adalah senyuman manis seorang cowok. Dia.. Shilla yakin yang
ia lihat salah. Ia mengerjapkan mata. Tetapi senyuman itu tak berubah.
“Udah sadar? Sorry ya Shill..” Kata Gabriel. Cowok itu membantu Shilla bangun.
“Kalian..” Tunjuk Shilla.
Heran. Itulah yang pertama kali ia rasakan. Disekitarnya ada tujuh orang yang mengelilingnya. Dan tempat ini, seperti tempat...
“Ini
semua masukan dari Ify. Kami semua yang ubah tempat ini jadi istana.”
Jelas Gabriel lalu terdiam beberapa saat. “Gue harap, gue yang jadi Raja
dan lo yang jadi permaisuri.”
Mimpi! Batin Shilla. Tak
semudah itu Gabriel berubah. Ia tau, dulu Gabriel sering mengejarnya,
tapi ia cuek-cuek saja. Shilla mengira Gabriel berhenti menyukainya
karena kebodohannya.
“Gue mau ajak lo ke suatu tempat.” Kata Gabriel. Ia meraih tangan Shilla. Kini, keduanya berjalan agak jauh dari tempat itu.
***
Angin
malam berhembus cukup kencang. Gabriel berusaha melindungi Shilla dari
angin besar itu. Di atas, langit hanya ditaburi sedikit bintang. Cuaca
yang kurang cerah mendukung persembunyian bintang-bintang itu.
“Di hari ultah lo ini, lo mau minta harapan apa?” Tanya Gabriel.
Shilla
nggak menjawab. Antara sadar dan tidak sadar. Cukup lama ia memperbaiki
pikirannya yang entah kemana, Gabriel berkata lagi.
“Lo boleh minta apapun. Apapun.”
Apapun?
Shilla menoleh ke samping kiri. Gabriel? Cowok itu emang ada di
sampingnya dan memintanya berharap sesuatu. Kalo boleh, ia ingin hidup
bahagia bersama Gabriel. Ia ingin sekali menjadi kekasih Gabriel, cowok
yang dulu selalu mengejarnya sementara ia cuek aja dan milih ngejar Rio.
Sepertinya
Gabriel dapat membaca pikiran Shilla. “Lo mau jadi cewek yang paling
bahagia kan? Bukannya setiap orang yang sedang berulang tahun yang ke
tujuh belas, ingin sekali merasakan kebahagiaan bersama kekasihnya?”
“Tentu!”
Jawab Shilla tiba-tiba. Entah otaknya atau apanya yang salah. Pipi
Shilla pun memerah. Ia begitu lancang menjawab pertanyaan Gabriel.
Gabriel
tersenyum. “Gue pengen jadi kayak dulu. Seorang Gabriel yang nggak
kenal putus asa demi mendapatkan gadis cantik yang bernama...” Jantung
Shilla dek-dekan. Darahnya naik bersamaan keringat dingin yang keluar
membasahi tubuhnya. “Shilla.”
Bintang-bintang di atas sana
tersenyum melihat mereka. Gabriel dan Shilla sama-sama diam. Diantara
keduanya nggak ada yang berani bicara. Terdengar desahan nafas kecil
Gabriel yang di dengar Shilla. Shilla bukan menoleh ke Gabriel, tapi ia
menatap bintang-bintang di atas sana. Sepertinya Shilla mulai serius.
Di
hari ulangtahunnya ini, Shilla ingin mengucapkan suatu harapan. Harapan
yang tentu ia ucapkan di hadapan Gabriel dan bintang-bintang di atas
sana. Ia ingin hari ulang tahunnya kali ini yang paling istimewa.
“Shilla
ingin mengucapkan permintaan Shilla yang terbesar.” Kata Shilla.
Gabriel menoleh dan tersenyum. Apapun, yeah. “Shilla harap, permintaan
Shilla ini bisa dikabulkan malam ini juga.” Lanjutnya.
Gabriel
panas dingin. Apa yang ingin gadis itu ucapkan? Kalo seandainya
permintaan itu mampu ia lakukan, Gabriel siap mengabulkan permintaan
Shilla.
“Bintang.. Shilla ingin... Shilla sangat ingin..”
“Ingin
apa?” Tanya Gabriel nggak sabaran. Sementara Shilla nggak mempedulikan
Gabriel. Ia asyik melihat indahnya bintang-bintang yang bertaburan itu.
“Shilla ingin... Shilla jadi...”
***
TBC....
Kalo ada yang aneh ato gak nyambung komen aja
Kalo mau baca dari part awal buka aja ya blogku : http://risedirectioners.blogspot.com
ato link notesku : http://m.facebook.com/notes/?id=100004086973604
Free Contact me : 083129582037 ( axis )
Makasiiii (:
Follow : @uny_fahda19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar