expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 24 Desember 2013

Forever Love ( Part 2 )

Part 2

.

.

.

Keke memasuki kelasnya. Namanya ada di kelas X.5. Disana sudah ada guru. Jadi Keke harus memberi alasan yang masuk akal supaya guru itu menerima alasannya. Namun sang guru cuek saja dan tidak mempedulikannya. Keke bersyukur dan mencari tempat duduk yang kosong. Aisshh, gini deh akibat dari terlambat pada hari pertama masuk sekolah. Dapat tempat duduk yang paling belakang. Tapi untungnya ia punya teman bangku disana.

“Kok terlambat?” Tanya cewek yang menjadi teman bangku Keke.

Keke nggak langsung jawab. Ia jadi teringat pertemuannya dengan seorang cowok yang bernama Rio. Cowok manis yang tadi sempat bersamanya. Sekarang ia nggak tau bagaimana kabar Rio. Apa Rio di hukum atau tidak, yang jelas ia tidak tau.

Satu lagi. Pertanyaan bodoh yang sempat membuatnya penasaran.

“Oke. Lo boleh pergi. Tapi ada satu hal yang mau gue tanyain ke elo.”

“Apa?” Tanya Keke penasaran.

“Mmm, nama lo siapa?”

Teman bangkunya itu memerhatikannya. Keke tersadar dari lamunannya. Lalu ia tersenyum menyambut teman barunya yang mungkin akan menjadi sahabatnya.

“Gue Nova. Lo siapa?” Tanya teman bangkunya itu.

“Gue Keke. Tadi gue telat gara-gara gue nggak tau kalo hari senin itu berangkatnya pagi.” Jawab Keke.

Mereka berdua asyik bicara dan tidak mendengarkan penjelasan dari guru di depan. Dan lagi-lagi guru itu tetap cuek. Bisa di tebak kalo guru itu memegang mata pelajaran sejarah karena kalo dilihat dari bicaranya tadi, seperti menjelaskan tentang materi sejarah. Yang Indonesia meredekalah, perang dunia, manusia purba dan lain sebagainya.

Dan nggak heran juga kalo ada beberapa murid yang ikhlas mendengarkan ceramah dari guru tersebut.

“Kalo gini caranya, gue males masuk IPS.” Kata Nova.

“Emang lo mau masuk jurusan apa?” Tanya Keke.

“Ng.. Nggak tau. Nggak ada yang gue minati. IPA sulit, IPS sulit, Bahasa sulit..”

“Terus semuanya sulit..” Tambah Keke.

Nova tertawa kecil. Ternyata, teman barunya itu menyenangkan juga. Selama ia bersahabat, baru kali ini dia bahagia berteman dengan Nova dan cepat akrab. Padahal kan mereka berdua baru berkenalan tadi?

***

Kini, hanya ada Rio dan Pak Budi. Dengan patuh Rio mengikuti kemana Pak Budi berjalan. Pak Budi tau kalo Rio itu anaknya bandel dan nggak mau kalah. Ia harus memberikan anak itu hukuman.

Mereka sampai di lapangan basket. Rio mengernyitkan kening. Sekarang, ia akan diapakan? Tapi Rio memilih diam dan nggak bertanya sedikitpun kepada Pak Budi.

“Nah Mario, kamu kan patut mendapat hukuman. Sekarang bapak menyuruhmu keliling lapangan selama sepuluh kali! Masih beruntung saya tidak menyuruhmu lari mengelilingi lapangan utama.” Jelas Pak Budi.

Tentu saja Rio tidak terima hukuman dari Pak Budi. “Tidak bisa Pak. Saya kan telatnya cuman lima menit. Kasihlah hukuman yang ringan.” Kata Rio tawar-menawar. Kayak Penjual dan Pembeli yang ada di pasar. Disini, Pak Budi sebagai penjual dan Rio sebagai Pembeli.

“Hukuman yang ringan?” Pak Budi meninggikan suara. “Kamu seperti anak kecil saja. Ingat, kamu sudah besar dan kamu...”

“Bapak mau ceramahin saya atau mau hukum saya sih?” Kesal Rio.

Pak Budi memelototin Rio. Sungguh, anak itu sangat mengesalkan. Pantas tadi Pak Zayn kualahan ngadepin cowok macam Rio.

“Pokoknya, kamu harus lari. SEKARANG JUGA!!”

“Tapi Pak..”

“Apa kamu mau saya suruh bersihin seluruh WC di sekolah ini?” Kata Pak Budi akhirnya.

Mau nggak mau, dan daripada disuruh bersihin WC yang baunya bukan main, akhirnya Rio terpaksa berlari mengelilingi lapangan sebanyak sepuluh kali. Hitung-hitung olahraga juga.

Sementara Rio berlari, Pak Budi tersenyum puas. Anak itu memang kuat! Batin Pak Budi. Lelaki itu pun meninggalkan lapangan. Ia yakin sekali walau Rio anaknya bandel, namun Rio nggak berani berhenti di tengah jalan.

Satu putaran lagi... Huft! Nafas Rio ngos-ngosan. Sepuluh putaran telah selesai ia lakukan. Tak sengaja ia menemukan sebotol aqua dan langsung meminumnya. Lha, kemana Pak Budi? Rio melihat di sekelilingnya. Lapangan ini sepi. Anak-anak pada ada di kelas. Rio pun memutuskan mencari kelasnya. Yah, hari pertama masuk sekolah yang sangat menyebalkan.

***

SMP Kartini....

“Ify!!”

Seorang cewek yang kalo diperhatikan penampilannya sangat tomboi. Rambutnya pendek dan acak-acakan. Tapi cewek tomboi itu cuek saja. Ia berusaha sekuat tenaga memanggil sahabatnya yang bernama Ify.

“Ify!!”

Yang dipanggil menoleh ke belakang. Ify, gadis cantik yang sekarang ini duduk di kelas tiga SMP tersenyum melihat kedatangan sahabatnya yang bernama Agni. Di tangannya ada tiga buku tebal. Ify kan kutu buku. Umurnya lebih muda setahun dari Agni karena Ify pernah loncat kelas sewaktu SD.

“Dasar anak rajin!” Kata Agni melihat Ify membawa tiga buku paket yang apabila dibacanya bakal buat otaknya pusing. Lah ini, kok Ify nggak pernah bosan ya baca buku sebegitu tebal dan sebegitu sulit untuk dipahami?

“Dari dulu kan gue rajin? Lonya aja yang nggak nyadar kalo gue itu rajin.” Kata Ify bangga sambil menunjukkan tiga buku paket yang ia bawa.

Ingin saja Agni muntah melihat tiga buku itu. “Zeva mana? Anak cerewet itu kok nggak muncul-muncul juga?” Tanya Agni.

Benar juga. Zevana belum juga datang. Tadi sih dia minta izin pergi sebentar. Eh nggak taunya ngilang begitu saja.

“Ada salam dari Kak Cakka.” Kata Agni.

Mendengar hal itu, wajah Ify berubah jadi pucat. Cakka adalah kakak kelasnya waktu SMP. Sekarang Cakka bersekolah di SMA Permata. Sejak Cakka melihatnya, Cakka suka kepadanya. Tapi Ify berusaha cuek dan tidak menganggap keberadaan Cakka. Dan lama-kelamaan, ia jadi nggak tenang. Cakka keras kepala dan tidak pantang menyerah demi menaklukan hatinya.

“Woi! Ada salam dari Kak Cakka!” Teriak Agni lebih keras dan Ify tersadar.

“Eh, Kak.. Kak Cakka. Hehe, gimana kabarnya?” Tanya Ify.

Agni mendengus kesal. Selama ini, ia yang menjadi alat penghubung antara Ify dengan Cakka. Setiap harinya Cakka selalu menanyai keadaan Ify padanya. Agni emang akrab dengan Cakka.

“Dia nggak baik sampai lo mau membuka hati lo untuknya.” Jawab Agni. Ify terdiam. Entah darimana dan sejak kapan air matanya menetes. Tau hal itu, Agni merasa bersalah. “Nangis lagi? Fy, lo kenapa sih? Belakang-belakangan ini gue sering liat lo nangis mendadak. Ada apa?”

Air mata yang membasahi pipinya ia usapkan supaya kering. Lalu Ify memaksakan dirinya untuk tersenyum dan menyembunyikan kesedihannya.

“Gue nggak papa. Ohya, gue mau ke perpus. Duluan yaa..”

Itulah cara praktis yang dilakukan Ify demi menghindari pertanyaan Agni. Dan Agni nggak bisa lagi ngejar Ify. Apalagi kalo ia berani masuk ke perpustakaan.

“Hooii!!”

Tiba-tiba Agni menjadi kaget. Ada tangan yang menyentuh pundaknya. Agni membalikkan badan dan ketika tau siapa pemilik tangan itu, Agni menjadi kesal.

“Elo Zev! Hobinya ngagetin orang aja. Nggak ada kerjaan lain apa selain ngagetin orang?” Kata Agni.

Zevana nyengir. “Ify mana?” Tanyanya.

“Biasa. Tuan Putri sedang ada di perpustakaan.” Jawab Agni.

“Ooo, eh Ag, apa Ify udah membuka hatinya untuk Cakka?” Tanya Zevana.

Agni nggak menjawab. Pandangannya saat ini sulit di tebak. Lalu Agni meninggalkan Zevana yang sedang dihantui oleh rasa penasaran.

“Lo sama kayak Ify. Sama-sama aneh!” Kata Zevana.

***

SMA Sunrise....

“Surabaya.. Surabaya.. Oh surabayaaa...”

Dalam perjalanan, Rio menyanyi nggak jelas. Hari ini ia sangat kesal sekali. Belum lagi seragam abu-abu yang ia kenakan basah gara-gara keringatnya sendiri.

“Ah, Keke mana ya? Kok gue kangen sih sama dia?” Gumam Rio.

Pada akhirnya, Rio menemukan kelasnya. Namanya ada di kelas X.3 ( Kelas gue! ). Di dalam kelas itu, sudah ada guru yang mengajar. Rio mengetuk pintu dan masuk dengan sopan. Guru itu tersenyum menyambut kedatangan Rio.

“Gile! Guru itu cantik banget.” Kata Rio pelan. Ia berjalan kebelakang sambil mencari bangku kosong.

Ternyataaa... Memang hari ini adalah hari sialnya Rio. Cowok itu mendapat tempat duduk paling belakang dan parahnya lagi, disana ia duduk bersama cewek gendut yang sedaritadi tersenyum nggak jelas padanya!

“Mati gue!” Kata Rio. Ia berusaha tenang duduk bersama cewek yang bukan termasuk ke dalam cewek incarannya.

Dan kesialannya pun bertambah. “Hai cowok! Nama lo siapa? Ahh, lo ganteng banget. Mau ya jadi pacar gue?”

Dasar cewek yang nggak punya sopan santun! Beraninya dia berkata begitu. “Gue males bicara sama lo.” Kata Rio dingin sembari memerhatikan guru cantik yang membuatnya merasa lebih baik.

“Kenalin, nama gue Dea. Nama lo siapa?” Kata cewek itu memperkenalkan diri.

Lama-lama, Rio nggak tahan juga ya mendengar ocehan dari teman bangkunya yang mengaku sebagai Dea.

“Gue Rio. Anak presiden Obama. Gue calon pengusaha besar di dunia. Fans gue banyak sekali.” Kata Rio ngasal. Tapi Dea percaya aja tuh.

“Wau! Keren! Gue boleh ya jadi fans lo?”

“Whatever.”

Guru yang ternyata bernama Grecia itu adalah wali kelas X.3. Parasnya cantik dan umurnya masih muda. Yaitu dua puluh empat tahun. Hebat ya umur segitu udah jadi guru SMA. Dan tentu saja banyak cowok-cowok yang sering godain guru muda itu. Dan mungkin Rio juga termasuk dari cowok-cowok itu.

“Ganteng... Boleh minta nopenya nggak?” Tanya Dea yang menganggu konsentrasi Rio memandangi Grecia.

“No!” Jawab Rio.

“Yahh..” Tampaknya Dea kecewa. “Kalo gitu, gue boleh kan ngantri jadi pacar lo?”

Kalo disini sepi, Rio sudah mengurung cewek cerewet itu. Kenapa sih nggak cewek cantik aja yang menggodainya? Kenapa harus cewek seperti Dea?

“Kalo lo mau jadi pacar gue, lo harus ubah tubuh lo. Gue sukanya cewek kurus yang tinggi. Ngerti?”

Dea berubah jadi senang. “Kalo gue udah kurus, gue bisa dong jadi pacar lo?” Tanyanya.

“Yes.”

“Asyiiiikkkk...” Kata Dea kegirangan. Sementara Rio tertawa sendiri. Maunya cewek itu dibohongi. Dan Rio nggak peduli apakah Dea mau mengkuruskan tubuh atau tidak. Dipikirannya hanya ada wajah Grecia yang cantik dan manis.

Sudah sejam telah terlewati, dan Grecia nggak bosan-bosannya menjelaskan kepada murid didiknya tentang perihal sekolah. Ketika itulah Rio merasakan kepalanya pusing dan tubuhnya seperti nggak ada energi.

“Gue kenapa?” Tanya Rio kepada dirinya sendiri.

“Lo kenapa Yo?” Tanya Dea khawatir.

Wajah Rio berubah jadi pucat. Layaknya orang yang lagi sakit. Wah, Dea harus bertindak sebagai pahlawan nih. Ia harus melakukan sesuatu. Yeah, to do something.

“Ke UKS yuk!” Ajak Dea semangat.

“UKS? Ogah! Selama ini gue nggak pernah sakit. Apalagi ke UKS.” Tolak Rio, dan rasa sakit di tubuhnya kian menjadi-jadi.

“Tapi lo sakit Riooo..”

Sepertinya, Grecia tau ada yang nggak beres di bangku paling belakang. “Yang di belakang? Kalian kenapa?” Tanyanya.

“Rio sakit Bu.” Jawab Dea.

“Ya sudah. Bawa dia ke UKS.” Jawab Grecia.

Dea tersenyum penuh kemenangan. “Tuh kan, lo disuruh ke UKS sama Bu Grecia.”

Dan akhirnya Rio pergi ke UKS ditemani Dea. Dan perjalanan kali ini sangat mengesalkan. Kenapa juga Dea harus ikut? Mau nyari sensasi?

***

Di UKS, Rio beristirahat. Dengan sabar Dea menunggui Rio. Ia menunggu di luar sambil melihat-lihat pemandangan disana. Seorang petugas UKS yang jika dilihat adalah anak PMR memasuki kamar Rio.

“Sudah baikan?” Tanyanya lembut.

Rio membuka mata dan berusaha untuk sadar. Ia menoleh ke samping kiri dan ASTAGA! Cewek atau malaikat kah dia? Cantiiiiik banget. Rio sama sekali nggak berkedip melihat wajah cewek cantik itu.

“Ng.. Saya sudah baikan Kak. Makasih ya.” Jawab Rio.

Cewek itu tersenyum melihat Rio. “Sama-sama. Disini saya menjabat sebagai ketua PMR SMA Sunrise. Saya ada di kelas 3IPA-3.”

Di luar, karena bosan juga, terpaksa Dea masuk ke dalam kamar Rio. Dan ketika ia melihat Rio ngobrol dengan cewek cantik itu, perasaan cemburu menyerangnya. Selalu saja tampang menjadi nomer satu. Akhirnya Dea meninggalkan UKS dan bertekad mengubah penampilan menjadi Dea 2013 yang oke dan keren.

“Kakak cantik deh.. Udah punya pacar belum?” Goda Rio.

Kedua pipi cewek itu memerah. Dia juga nggak nyangka bertemu cowok manis di tempat ini. Tapi ia malu kalo nantinya ia naskir sama cowok itu. Umurnya kan lebih tua dari cowok itu.

“Belum dek. Hehe..” Jawab cewek itu.

“Ohya kak, kok saya bisa sakit sih?” Tanya Rio.

“Iya. Kamu sakit gara-gara nggak sarapan. Ingat, sarapan itu penting. Kakak punya cerita nih. Denger ya. Ada dua profesor. Mereka sama-sama cerdas. Nah, satu dari profesor itu memilih untuk tidak sarapan. Dan satunya lagi memilih untuk sarapan. Dan apa yang terjadi? Ternyata profesor yang nggak sarapan itu nggak bisa menseriuskan otaknya. Padahal dia kan cerdas? Nah, untuk itu, kamu harus sarapan ya. Biar nggak nyungkep ke UKS lagi.”

Rio tertawa. Tawanya sangat lucu dan disukai oleh cewek itu. “Oke mbak cantik. Saya janji kok sarapan setiap pagi.”

“Nah, gitu dong! Ohya, kok kita belum saling kenal mengenal ya? Nama kamu siapa sih?” Tanya cewek itu.

“Namaku Rio. Kalo nama kakak?”

“Namaku...”

***
TBC.....
Kalo ada yang aneh ato gak nyambung komen aja (:

Follow: @uny_fahda19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar