Hy all !!
Ini part 14 nya, maap kalo pendek ato gak memuaskan ,
Terus baca ya cerbung gaje q ini, hehehe :D
Part 14
.
.
.
Kecemasan
terlihat jelas pada wajah suami-istri itu. Asri mondar-mandir di luar
ruangan tempat putrinya dirawat. Sementara Iqbal duduk ditemani hati dan
jiwa yang tidak tenang. Acha? Kenapa kamu bisa terkena kanker? Padahal
keluarga Papa nggak ada yang terkena kanker. Itulah kuasa Tuhan. Jika
Tuhan menakdirkan putrinya terkena kanker, tentu takdir itu nggak bisa
diubah. Kitalah yang berusaha dan Tuhan yang menentukan.
Seorang
dokter keluar dari ruangan tempat Acha di rawat. Dokter itu berbicara
serius dengan Iqbal. Asri menyimak pembicaraan itu dengan hati yang
tidak tenang.
“Penyakit anak anda semakin parah. Tapi
tenang saja, kami berusaha menyembuhkan putri anda. Berdoalah. Tuhan
pasti mengabulkan doa hamba-Nya.”
“Terimakasih dok. Lakukan yang terbaik untuk putri saya.” Jawab Iqbal.
Dokter itu mengangguk seraya meninggalkan Iqbal. Iqbal menatap istrinya yang sepertinya ingin menangis.
“Percayalah, Tuhan akan menyembukan penyakit putri kita.” Kata Iqbal tersenyum.
“Iya Pa.” Jawab Asri.
Hatinya
mulai tenang. Namun, ada sesuatu yang tidak bisa ditenangkan #halah#.
Ia teringat dengan Rio, kekasih putrinya itu. Setelah ia memberi kabar
ke Rio, ia tidak yakin Rio tenang. Tentu Rio memohon pada Papanya untuk
segera terbang ke Singapura demi menjenguk Acha, cintanya yang tak
pernah tergantikan. Selamanya.
***
“Sudah capek nih teriaknya?”
“Siapa lo?” Ketus Sivia tanpa menoleh pada orang yang memanggilnya. Orang itu duduk di samping Sivia.
“Gue
nggak sedih kok Vi, asalkan lo bahagia.” Kata orang itu yang tak lain
adalah Alvin. “Tapi jika diliat dari wajah lo, lo kok sedih gitu ya? Ada
masalah apa?” Lanjut Alvin.
Setelah ia sadar cowok di
sampingnya adalah Alvin, perasaannya campur aduk. Ingin sekali ia
memeluk Alvin dan mengatakan kalo ia cinta ama Alvin. Tapi, di sisi lain
hatinya menolak untuk melakukan semua itu.
“Gue mencintai
lo dengan sepenuh hati. Gue sadar, lo lah cinta gue yang sebenarnya.
Meskipun lo nolak gue atau benci gue, gue nggak akan pindah ke lain
hati. Hanya lo Vi yang ada direlung hati gue..” Kata Alvin.
Langit
berubah menjadi gelap, pertanda hujan segera tiba. Namun, kala itu
matahari tidak mau mengalah. Sang surya itu tetap menyinari dunia. Lalu,
rintik-rintik air turun membasahi sebagian kota Bandung. Alhasil,
muncul di langit sebuah lengkungan yang indah.
“Pelangi itu begitu indah.” Kata Alvin menatap pelangi di atas langit itu. Sivia tertarik dan memilih melihat pelangi itu.
“Gue akhirnya tau kenapa Rio muji pelangi habis-habisan.” Kata Alvin.
“Ohya?” Tanya Sivia.
“Coba
lo liat pelangi itu. Cantik bukan? Perasaan gue nyaman kala gue liat
pelangi itu. Gue yakin, masalah Rio sama kayak gue. Tentang cinta dan
kesakitan.” Kata Alvin.
Sivia tidak mengerti.
“Gue
tau lo nggak ngerti. Sedikit gue buka rahasia Rio. Cowok itu udah punya
pacar dan pacarnya meninggalkannya. Makanya dia depresi berat dan
sikapnya berubah kayak bunglon.” Kata Alvin.
Jadi, Rio
udah punya pacar? Terus, gimana reaksi Ify dan sejuta cewek yang
mengidolakan Rio? Tentu mereka patah hati. Tapi, kok cewek Rio
meninggalkan Rio ya? Ada apa sih? Lha, kok gue jadi penasaran gitu ya?
“Cerita gue gantung ya? Gue aja kecewa sama Rio karena dia nggak mau cerita lagi.” Kata Alvin yang dapat membaca pikiran Sivia.
“Mmm, jangan omongin Kak Rio deh. Via tambah penasaran lagi.” Kata Sivia.
Alvin
tersenyum seraya merangkul Sivia. Gerimis dan pelangi yang menemani
mereka berdua. Rangkulan itu semakin lama semakin terasa hangat dan
berubah menjadi pelukan. Oh, inilah yang dinamakan cinta sejati, batin
Sivia. Tuhan.. Apa aku harus mengubah keputusanku? Apakah aku siap
menjadi pacar kak Alvin? Lalu, kalo aku sakit hati gimana? Pertanyaan
itu berkecamuk dipikirannya.
“Via.. I love you..” Kata Alvin mencium kening Sivia.
Dan,
mereka berubah menjadi sepasang kekasih yang saling menyayangi satu
sama lain. Alvin dan Sivia. Semoga cinta mereka abadi, itulah harapan
mereka. Pelangi yang menjadi saksi berseminya cinta mereka.
***
Berita terbaru dan terhangat...
ALVIN,
SALAH SATU DARI ANGGOTA CRAG KEMARIN RESMI PACARAN DENGAN ADIK KELAS
YANG BERNAMA SIVIA. LALU, APAKAH CINTA MEREKA KAN ABADI? APAKAH ALVIN
HANYA MEMPERMAINKAN SIVIA SAJA? ENTAHLAH....
“Adek lo udah pinter pacaran ya?” Tanya Riko pada Dayat.
“Lo yakin Sivia disana adalah Sivia adek gue?”
“Yaiyalah, nama Sivia Azizah kan cuman ada satu disini.”
Meskipun
perkataan Riko benar, Dayat tidak percaya. Adiknya jadian ama Alvin
yang merupakan most wanted boy disini? Pakai pelet apa tuh Sivia? Tapi
sih kalo bukan karena ditembak Alvin, kenapa kemarin Sivia kelihatan
bahagia?
“Minggir-minggir!” Kata suara cewek. Cewek itu
membaca tulisan besar yang ditempel di mading sekolah. Gila! Berita ini
masih aja ditempel. Kayak nggak ada berita lain. Siapa juga sih yang
menempelnya?
Semua emang benar. Mantannya itu jadian ama
Sivia, cewek yang pernah ia sekap di markasnya. Febby nggak cemburu atau
apa, tapi ia kasian ama Alvin. Tuh cowok teganya sih nembak adek kelas
yang nggak tau apa-apa.
“Salah sendiri lo selingkuhin Alvin.” Kata Riko.
Febby
memelototi Riko. “Siapa juga yang cemburu? Gue kasian ama teman lo itu,
Alvin. Nembak cewek yang nggak bermutu.” Kata Febby santai. Bahkan ia
nggak tau disampingnya ada Dayat.
“Ooo, jadi lo ngatain adek gue cewek rendahan gitu?” Kata Dayat.
“Ng..”
Sialan! Kenapa gue nggak nyadar sih kalo ada kakak Sivia? “Emang.” Kata
Febby seraya meninggalkan tempat itu. Dipikirannya yaitu, ia ingin
sekali menghancurkan hubungan Alvia. Harus! Ia yakin teman-temannya akan
membantunya.
“Ke kelas yuk!” Ajak Riko.
Dayat
nggak menanggapi perkataan Riko. Kepergian Febby tadi membuatnya
merasakan ada sesuatu yang dapat menghancurkan hubungan adiknya itu
dengan Alvin. Siapa itu? Febby cs? Bukannya Febby nggak cinta lagi ama
Alvin? Atau cewek lain yang cemburu ama Sivia?
***
“Gila lo Fy! Bagaimana ca..”
“Pssst,
diem! Ntar kalo ada yang tau gimana?” Kata Ify. Ia nggak mau kejadian
dulu terulang kembali. Kalo sampai ada yang tau, kameranya bakal hancur
saat itu juga.
Sivia mengerti dan berbicara dengan volume
yang paling kecil. Ia penasaran betul dengan cerita Ify ketika Ify
diam-diam motret Rio yang lagi main basket. Wah, pasti asyik tuh
ceritanya!
“Kak Rio nggak marah?” Tanya Sivia pelan.
“Nggak.
Dia malah tersenyum. Vi, gue pengen kayak elo. Lo udah jadian ama kak
Alvin, sekarang, tinggal gue nih yang belum jadian ama kak Rio.”
Wah,
Ify udah mulai percaya diri tuh! Sebagai sahabat, tentu Sivia mendukung
Ify. Gampang kan bicara ama Alvin dan Alvin ngasih tau ke Rio dan RiFy
pun jadian.
“Ntar deh gue kasih tau ke Alvin dan Alvin
yang kasih tau ke kak Rio.” Kata Sivia. Ia nggak manggil Alvin dengan
sebutan ‘kak’ lagi.
“Ng.. Jangan deh. Gue nggak berani. Gue mau usaha sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.” Kata Ify.
“Ya udah deh. Tapi ntar kalo kak Rio jadian ama cewek lain, lo jangan cemburu ya.” Kata Sivia.
“Rio udah punya pacar kok.” Kata sebuah suara yang mengagetkan dua cewek itu.
***
Pelajaran
kelas 2IPA-1 di jam ketiga dan keempat adalah olahraga. Berhubung Pak
Richard berhalangan masuk, semua murid 2IPA-1 bebas melakukan apapun.
Tentu yang nggak suka ama pelajaran olahraga langsung ngacir ke kantin.
Ada juga yang ke perpus. ( Kalo gue ke perpus )
CRAG hari
itu nggak kompak. Alvin dan Gabriel memilih main futsal di gedung yang
udah selesai dibangun dua bulan yang lalu. Sementara Rio dan Cakka nggak
melakukan aktivitas apapun. Dua cowok itu diam di kelas sambil
memikirkan masalah yang mereka alami.
“Lo nggak ke lapangan?” Tanya Rio.
Cakka menggeleng.
“Agni?” Tanya Rio. Anggota CRAG lainnya tau kalo ketua CRAG itu sedang ada masalah ama Agni.
Cakka berlaih pandang dan kini berhadapan dengan Rio. “Lo tau kalo gue pernah hilang ingatan?” Tanya Cakka.
“Nggak. Tapi lo pernah cerita kalo lo nggak bisa mengingat masa lalu lo.”
Memang
benar. Ia nggak tau kenapa otaknya sulit mencoba kembali mengingat masa
lalunya. Apa masa lalunya itu begitu kelam sehingga otaknya tidak mampu
mengingat masa lalu itu? Tapi, sedikit ia mengingat. Di masa lalunya
itu ada dua cewek yang sangat ia sayangi.
“Gue ingat. Ada dua cewek yang dulu sangat gue sayangi.” Kata Cakka.
“Siapa?” Tanya Rio.
Cakka
mengangkat bahu. Apa jangan-jangan dua cewek itu adalah Agni dan Oik?
Buktinya, mengapa Oik pernah bilang kalo Agni berjanji pada Oik untuk
menjauhinya? Apa ia dan Agni nggak boleh bersatu?
“Lo tau kenapa gue nggak dikasih dekatin Agni sama Oik?” Tanya Cakka.
Pertanyaan
aneh! Batin Rio. Dirinya bukan Oik. Ngapain juga Cakka menanyai hal
itu? Ah ya, bukannya sebentar lagi ulangan semester dua dan libur
panjang? Rio nggak sabaran menunggu hari indah itu datang.
“Gue
mau menyendiri dulu dan berusaha mengingat masa lalu gue.” Kata Cakka
bangkit dari duduknya lalu meninggalkan Rio. Sebelumnya, Cakka
membalikkan badan dan menatap Rio. “Pelangi emang ajaib.” Kata Cakka
singkat. Setelah itu ia menghilang di kelas.
‘Pelangi
emang ajaib.’ Rio kembali teringat dengan Tante Asri mengenai keadaan
Acha yang adalah pacarnya. Katanya, kondisi Acha makin memburuk. Rio
takut. Cowok itu takut kehilangan cinta pertamanya. Mungkin, setelah
Acha tiada, ia tak akan bisa lagi merasakan cinta yang sebenarnya.
Kecuali...
***
Bel istirahat berbunyi. Alvin
dan Gabriel yang sedang asyik main futsal memberhentikan permaiannya.
Masing-masing meneguk air mineral yang mereka bawa tadi. Setelah itu,
mereka berjalan ke kantin.
“Gue ke sana dulu ya.” Kata Alvin. Gabriel mengangguk.
Tujuan
Alvin pergi ke kantin yang paling ujung yaitu bertemu pacarnya. Aha!
Disana Sivia lagi ngobrol ama Ify. Diam-diam Alvin menyimak pembicaraan
mereka. Lho? Kok mereka pada omongin Rio ya?
“Ya udah deh. Tapi ntar kalo kak Rio jadian ama cewek lain, lo jangan cemburu ya.” Kata Sivia.
Apa
lebih baik ia memberitahu pada Sivia dan Ify agar mereka tau siapa Rio
yang sebenarnya? Kalo ntar Rio marah gimana? Ia saja susah payah memaksa
Rio menceritakan mengapa sikap Rio berubah seperti sekarang ini.
“Rio udah punya pacar kok.” Kata Alvin akhirnya.
“APA??” Kaget Sivia dan Ify.
***
Udara
sejuk membuat sore itu terasa lebih segar. Walau sore itu nggak ada
pelangi, keindahan alam masih tetap stabil(?). Keempat cewek diam-diam
berjalan menuju sebuah tempat rahasia. Ya, tempat rahasia dimana Rio
suka menyendiri. Mereka tau dari Gabriel. Shilla yang memaksa Gabriel
membocorkan sedikit dimana tempat ketika Rio ingin menyendiri.
“Lo yakin?” Tanya Febby.
“Ya.” Jawab Shilla.
“Apa lo nggak kasian ama Gabriel?” Tanya Febby.
Gabriel
lagi Gabriel lagi. Selalu saja Febby menyebut nama Gabriel di saat
rencana mulai berjalan. Tapi ia juga sih. Ntar resikonya besar banget.
Ah, biarin. Cuman seminggu doang kok. Apa salahnya juga sih melaksanakan
rencana ini?
“Tapi lo harus janji. Setelah rencana ini
berjalan lancar, lo nggak akan ngejer-ngejer Rio lagi.” Kata Febby. Ow,
apa Febby naksir ya ama Rio?
“Yaiyalah Feb. Gue kan cuman mau jadi man..”
Ups!
Hampir aja Shilla memberitahu rencana itu. Kalo aja Pricilla dan Oik
nggak ikut, tentu Shilla berani mengatakannya. Febby kan udah tau apa
rencananya itu.
“Shill, gue yakin, besok ada gosip kalo lo diam-diam nyium Rio dan mereka semua tau kalo lo ama Rio udah jadian dan..” Kata Oik.
“Diam lo!” Bentak Shilla. Ia melempar kamera itu ke Oik. Puih, hampir aja kamera itu jatuh kalo tangan Oik belum siap menangkap.
Pelan-pelan, mereka mendekati Rio. Shilla yang berada paling depan. Oik siap dengan kameranya walau sedikit ragu.
“Shilla mo buat fitnah ya?” Bisik Oik ditelinga Febby. Febby mengangkat bahu.
“Oke. Cepetan!” Bisik Febby.
***
Berita pagi ini, yang paling terbaru dan yang paling heboh dari berita lainnya. Yang mengalahkan berita sebelumnya.
AKHIRNYA! MARIO, COWOK IDOLA SEKOLAH YANG TELAH LAMA JOMBLO KINI TELAH MEMILIH PILIHAN HATINYA, YAITU.... ASHILLA....
“Rio gila!” Umpat seorang cowok seraya mencabut berita itu.
***
TBC....
Kalo ada yang aneh ato gak nyambung komen aja
Kalo mau baca dari part awal buka aja ya blogku : http://risedirectioners.blogspot.com
ato link notesku : http://m.facebook.com/notes/?id=100004086973604
Free Contact me : 083129582037 ( axis )
Makasiiii (:
Follow : @uny_fahda19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar