Hy all !!!
Ini part 15 nya, maap kalo pendek ato gak memuaskan,
Happy reading !!
Part 15
.
.
.
“Apa-apaan lo?” Kaget Rio.
Dunia
seakan-akan berhenti berputar. Rio begitu kaget ketika ia menyadari ada
cewek yang telah menciumnya. Shilla? Mau apa dia? Kali ini, emosi Rio
nggak bisa ditahan. Cowok yang dikenal nggak pernah membentaki siapapun
kini siap membentaki Shilla.
“Lo..”
“Sabar Yo, gue cuman main-main.” Kata Shilla.
“Main-main? Lo bilang ini main-main?” Bentak Rio.
Baru
Shilla tau. Jadi begini ya tampang Rio kalo lagi marah? Shilla bergidik
ngeri. Oik? Mana Oik? Apa Oik udah mengambil gambar itu? Kalo tidak,
dijamin ia nggak akan bisa pulang rumah.
“Tara!
Hasil yang memuaskan.” Kata Oik seraya memberikan Shilla kamera itu.
Shilla tersenyum puas melihat foto itu. Perfect! Tanpa editan.
“Gila!”
Kata Rio. Ia mencoba merebut kamera itu dari tangan Shilla. Tapi Shilla
langsung melempar kamera itu ke Oik, dan seterusnya, hingga Rio capek
merebut kamera itu.
“Apa mau lo? Hah?” Bentak Rio.
Di
belakang, Oik dan Pricilla ketakutan. Shilla mau apa sih? Sementara
Febby santai-santai aja. Ia cuman takut kalo rencana itu berhasil dan
menimbulkan masalah baru.
“Gue cuman mau..” Kata Shilla menggantung.
“Mau apa? Lo mau nempel foto itu di mading sekolah?”
“Tenang. Foto itu nggak akan gue sebarin dan langsung gue hapus. Asalkan..”
“Asalkan apa?”
“Asalkan lo mau jadi pacar gue.”
Sama
saja artinya menyebarkan foto itu. Jadi pacar Shilla? Cewek itu masih
nekat juga. Rio mengira Shilla udah mulai suka ama Gabriel. Tapi
ternyata perkiraannya salah. Shilla masih mengejarnya.
“Dengerin gue dulu. Kita pacaran cuman seminggu aja, terus kita putus dan gue bersumpah nggak akan ngejer lo lagi, gimana?”
“Gue nggak mau.” Kata Rio.
“Ya
udah kalo nggak mau. Foto itu menyebar dan gosip nggak akan pernah
reda. Gue juga nyebarin foto itu ke internet agar bidadari lo membenci
lo. Gimana?”
Hati Rio bimbang. Kalo foto
itu menyebar luas gimana? Apa ia tidak malu? Apa susahnya juga sih
pacaran ama Shilla selama seminggu? Tapi, kalo Gabriel marah dan CRAG
hancur gimana?
“Tapi Gabriel..” Kata Rio.
“Lo tenang aja. Kita buat kejutan besar untuknya.” Kata Shilla misterius.
Akhirnya, Rio mengangguk. Nggak ada cara lain selain pacaran ama Shilla selama seminggu. Shilla juga aneh. Ide gila apa ini?
“Ngapain lo jadi pacar gue juga?” Tanya Rio.
“Gue
emang suka lo, tapi lama-kelamaan gue capek ngejar-ngejar lo. Dan, gue
buat ide ini agar sejarah hidup gue mengatakan kalo gue pernah jadian
ama cowok aneh kayak lo, cowok yang mengharapkan pelangi.” Jelas Shilla.
Sejenak Rio berpikir. “Oke. Tapi setelah kita putus, lo janji nggak akan ganggu gue lagi. Dan satu lagi.”
“Apa?”
“Jangan pernah ganggu Ify, dan lo harus jadi sahabat baiknya.”
***
Mobil
honda jazz itu memasuki tempat pemarkiran yang berada di samping
sekolah. Semua mata penasaran akan kedatangan mobil yang dikatakan baru
itu. Pintu mobil itu terbuka. Seorang cowok keluar dan membukakan pintu
di sebelah kiri. Selanjutnya, muncul seorang cewek cantik. Cewek itu
tersenyum pada si cowok.
Semua yang melihat pemandangan itu berbisik-bisik. Sejak kapan mereka jadian? Bukannya cowok itu nggak suka ama si cewek?
“Kapan Rio jadian ma Shilla?” Bisik Cakka di telinga Gabriel.
Pandangannya
lurus ke depan menatap iri dan benci terhadap cowok yang bernama Rio
itu. Gabriel tidak percaya Rio melanggar janji.
“Gue nggak yakin mereka jadian.” Kata Gabriel menahan rasa cemburu.
“Ya. Nggak semudah itu Rio bisa suka sama cewek.” Kata Cakka.
Rio
dan Shilla berjalan menuju gerombolan itu. Semua murid yang melihatnya
menatap keduanya tak percaya. Apa ini main-main? Sejak kapan Rio
menyukai Shilla? Merasa diliatin dan diperhatikan, Rio dan Shilla
cuek-cuek aja. Mereka berjalan menuju kelas masing-masing.
“Lo yakin mereka bercanda?” Tanya Cakka.
Yang
ditanya tidak menjawab. Gabriel masih menatap Rio dan Shilla sampai
bayangan keduanya hilang di matanya. Tidak! Cowok itu bukan Rio. Gabriel
kenal ama Rio dan tau tentang Rio. Selama bersahabat dengan Rio, Rio
tidak pernah membohonginya. Baginya, Rio adalah sahabat yang selalu ada
untuknya dibandingkan teman yang lain.
“Gue harus kesana!” Kata Gabriel berlari meninggalkan Cakka.
Di
kelas 2IPA-1, diam-diam Gabriel memperhatikan Rio dan Shilla. Benar!
Mereka emang jadian. Lihat, Rio senyum-senyum aja daritadi saat Shilla
ngoceh nggak jelas. Jadi, jadi ini yang namanya perjanjian? Gabriel baru
tau kalo Rio suka melanggar janji.
“Gue ke kelas gue dulu ya.” Kata Shilla meninggalkan Rio. Tepat di pintu kelas, Shilla berpapasan dengan Gabriel.
“Ada apa?” Tanya Shilla santai.
“Lo.. Lo jadian sama Rio?” Tanya Gabriel.
“Ya.
Ntar deh Rio yang umumin biar semua tau kalo Ashilla Zahrantiara resmi
menjadi kekasih Mario Stevano. Lo cemburu kan?” Kata Shilla lalu
meninggalkan Gabriel.
Sialan! Umpat Gabriel dalam hati.
Rio.. Selama ini cowok itu membohonginya. Awas lo Rio! Gue nggak akan
lagi mau berteman dengan lo. Gabriel berjalan dengan langkah berat
menuju bangkunya itu. Di samping bangku itu, ada Rio. Ya, ia kan
sebangku ama Rio? Mungkin setelahnya ia tidak akan duduk dibangku itu
bersama Rio.
“Eh Yel, lo mau kemana?” Tanya Rio melihat Gabriel mengambil tasnya.
“Bukan
urusan lo!” Ketus Gabriel. Ia mencari-cari tempat yang kosong. Tapi
semuanya udah full. Harus ada pertukaran tempat duduk nih...
“Lo yang duduk disana, gue duduk sama Riko.” Kata Gabriel pada Dayat yang sedang baca buku. Tumben cowok itu rajin.
“Ada apa?” Tanya Dayat.
“Lo tau kan siapa yang jadian kemarin?” Tanya Gabriel.
Awalnya
Dayat nggak paham karena otaknya belum sepenuhnya menerima informasi.
Lalu ia membereskan barang-barangnya dan pergi ke bangku Rio. Cowok itu
nggak mau bertengkar atau membantah Gabriel. Apa salahnya juga duduk ama
Rio?
Rio melihat Dayat yang udah ada di bangku samping.
“Kenapa lo duduk disini?” Tanya Rio. Itu hanya pertanyaan basi karena
Rio tau mengapa Gabriel enggan duduk disini.
“Tanya saja sama Gabriel.” Jawab Dayat.
Banyak juga kok yang pindah-pindah tempat duduk dan wali kelas nggak ngelarang juga. Tapi pindahnya jangan terlalu sering.
***
Semua
murid SMA Vega berkumpul di lapangan itu karena penasaran. Untung
guru-guru pada rapat jadi nggak ada yang mengawasi. Gerangan apa yang
membuat mereka sebegitu penasarannya? Tentu, siapa lagi kalo bukan
mengenai hubungan Rio Shilla. Murid-murid itu pada cari kepastian. Apa
hubungan itu main-main, atau sungguhan?
Dua cewek yang
ikutan penasaran segera berlari cepat-cepat. Satu dari cewek itu
memperbaiki letak kacamata yang mau copot akibat dari larian itu.
Terdengar
suara cowok yang tidak asing lagi di telinga mereka. Cowok itu berada
di tengah lapangan bersama seorang cewek yang sedari tadi tersenyum.
Yes! Mereka semua tau kalo Ashilla Zahrantiara udah jadian ama Mario
Stevano kemarin.
“Oke, gue nggak mau basa-basi. Intinya,
gue udah resmi pacaran sama Shilla. Terimakasih.” Kata Rio. Tentu
murid-murid yang mendengarnya kaget setengah mati. Rio jadian ama
Shilla? Nggak mungkin.
“Kak Rio jadian sama Kak Shilla?” Kata Sivia sedih.
Yang
berada di samping Sivia sedikit merasa putus asa. Ify tau, cewek
sepertinya nggak pantas jadi pacar Rio. Walau kemarin Rio mengatakannya
cantik dan memujinya, Ify yakin semua itu Rio lakukan atas dasar kasian.
Kasian karena ia hanya cewek miskin dan jauh dari kata populer.
“Fy,
lo mau kemana?” Teriak Sivia. Tapi Ify nggak menanggapi omongan Sivia.
Ify terus saja berlari menuju kelasnya. Apa selanjutnya ia menangis
sampai air matanya kering? Atau, apa ia berhenti mengangumi Rio dan
mencari cowok yang lain?
Sementara di lapangan , terjadi
kegaduhan. Tidak ada satupun yang berani nanya Rio atau Shilla.
Masing-masing bertanya pada diri sendiri.
“Shill, resikonya banyak lho kalo lo nggak segera mutusin Rio.” Bisik Febby.
“Tenang aja Feb, itu kan bukan urusan lo. Gue yang lakukan, lo yang sibuk sendiri.” Kata Shilla tenang.
“Tapi tapi, Gabriel..”
“Gabriel? Kalo lo naksir ama dia, tembak aja.” Kata Shilla lalu meninggalkan Febby.
Dasar
Shilla! Kata Febby dalam hati lalu meninggalkan lapangan. Ia akui
dirinya nggak bisa mencegah apa yang dilakukan Shilla. Biarlah Shilla
merasakan sendiri apa akibatnya, dan awas kalo ujung-ujungnya Shilla
minta bantuannya untuk mengatasi akibat dari rencana ini, dijamin, Febby
nggak bakalan bantu. Masih banyak urusan yang harus ia kerjakan. Alvia?
Why not?
***
Berita heboh ini sudah
diketahui oleh semua murid SMA Vega. Guru pun juga udah pada tau.
Cewek-cewek SMA Vega banyak yang patah hati karena cowok idaman mereka
sekarang ini udah punya pacar. Tapi ada juga kok yang cuek aja, seperti
Sivia. Karena tuh cewek kan udah punya Alvin, ngapain juga cemburu ama
Shilla?
Namun, Sivia nggak rela juga Rio jadian ama
Shilla. Bukannya ia cemburu atau apa. Kasian kan Ify. Semangat cewek itu
menjadi down. Padahal susah payah Ify motret Rio segala. Ohya satu
lagi. Sivia nggak yakin Rio Shilla pacaran. Pasti mereka cuman bohongan.
Nggak mungkin cowok seperti Rio selingkuh.
Selingkuh?
Sebetulnya, siapa sih pacar Rio yang sesungguhnya? Apa jangan-jangan
memang Shilla? Tapi kan, Rio udah punya pacar sebelum cowok itu jadian
ama Shilla, dan saat Rio punya pacar, Rio menolak cinta Shilla. Misteri
harus segera dipecahkan.
“Ayolah Vin, tanyak sana ama kak
Rio!” Desak Sivia. Ia, Alvin dan Ify sedang ngobrol di kantin.
Sebenarnya Ify nggak mau ikut, ntar dikira ganggu hubungan orang lagi.
Tapi Sivia dan Alvin biasa-biasa aja tuh.
“Ntar deh gue
tanya ma dia. Gue yakin, hubungan mereka main-main.” Kata Alvin dan
diangguki Sivia. Sementara Ify daritadi diam. Ini kedua kali ia patah
hati.
Pertama, saat mengetahui kalo Rio udah punya pacar
dan ini info dari Alvin. Kedua, saat mengetahui Rio jadian ama Shilla.
Aneh! Ify pun penasaran juga, sama seperti Sivia.
“Bukannya kak Gabriel naksir kak Shilla?” Tanya Ify tiba-tiba.
Nah,
ini yang menjadi masalah bagi Alvin. “Iya, gue tau. Tadi aja Gabriel
pindah tempat duduk. Katanya, dia enek liat wajah Rio. Tega sekali Rio
mengingkari janji untuk nggak menjadi pacar Shilla. Tapi sekarang? Gue
yakin. CRAG terpecah. Gue harus bicara serius ma Rio maupun Shilla.”
Kata Alvin.
“Iya kak. Sebaiknya masalah ini diselesaikan
agar nggak tambah buruk. Via takut suatu hari nanti kak Gabriel jadi
musuh kak Rio.” Kata Sivia.
‘Right!’ Daripada mikirin
hubungan Shilla dengan Rio, lebih baik mikirin tuh masalah yang ada di
depan matanya. Batin seorang cewek seraya meninggalkan kantin.
***
“Lo mau kemana?” Tanya Alvin pada Gabriel.
Bel
tanda berakhirnya pelajaran sudah bunyi setengah jam yang lalu. Gabriel
membalikkan badan dan menatap Alvin dengan tatapan tidak ramah.
“Lo mau kemana?” Tanya Alvin lagi.
Yang
ditanya nggak jawab. Gabriel meninggalkan Alvin tanpa mempedulikan
teriakan Alvin. Diam-diam, Alvin mengikuti kemana Gabriel pergi.
***
Sepasang
kekasih itu berjalan mesra menuju mobil honda jazz milik Rio. Shilla
menyelipkan tangannya di lengan Rio. Jujur, Rio merasa risih. Namun apa
boleh buat? Ini baru satu hari ia berpacaran ama Shilla. Bagaimana
kelanjutannya besok? Sabar Yo, tinggal enam hari.
Seorang gadis kecil berumuran tujuh tahun mendekati mereka. Gadis kecil itu seperti meminta sesuatu.
“Tolong carikan balon yang ada disana ya kak. Soalnya balon Mimi tadi terbang kesana.” Kata gadis kecil itu yang bernama Mimi.
Mimi
menunjuk tangannya ke sebuah tempat yang sepi. Konon, tempat itu adalah
tempat yang sangat mengerikan dan letaknya nggak jauh dari sekolah.
Shilla sendiri ketakutan. Ia berharap Rio nggak mau menolong gadis kecil
itu yang wajahnya terlihat sedikit misterius.
“Baiklah.
Rio akan membantumu.” Kata Rio tersenyum. “Ohya Shill, lo tunggu disini
aja ya. Jaga mobil Rio.” Lanjut Rio seraya meninggalkan Shilla dan
mengikuti Mimi yang udah duluan berada di depan.
‘Semoga Rio baik-baik aja.’ Batin Shilla.
***
Tempat
yang kalo dilihat seperti gua itu mereka masuki dengan hati-hati.
Karena takut akan keselamatan Mimi, Rio menggendongnya. Jalan di gua ini
sedikit lengket dan bau. Rio nggak yakin dapat menemukan balon yang
dicari Mimi.
“Balon kamu dimana?” Tanya Rio. Nafasnya sedikit sesak. Mungkin aja oksigen di gua ini sedikit.
“Disana.” Tunju Mimi di sebuah tempat yang merupakan inti gua.
Rio
berjalan kesana dengan keraguan. Apa Mimi menjebaknya? Kalo iya, apa
salahnya hingga gadis berumuran tujuh tahun itu ingin menjebaknya? Rio
nggak merasa punya salah sama Mimi. Kenal pun tidak. Apa Mimi orang
suruhan yang ntar digaji ama penjahat? Ya, kenapa ia nggak berpikiran
sampai sana?
“Turunin Mimi!” Kata Mimi dengan suara yang berbeda.
Rio
menurunkan Mimi dan secepat mungkin Mimi berlari menuju kegelapan sana.
Kini, tinggallah dirinya di gua yang angker. Shit! Benar juga. Gadis
kecil itu adalah orang suruhan. Dan ia sudah berhasil terjebak oleh
musuhnya. Musuh? Selama hidupnya, Rio nggak merasa memiliki musuh.
Dari
arah belakang, seseorang memukul punggungnya. Mendadak Rio kaget. Cowok
itu mengerang kesakitan. Benar kan! Secepatnya Rio bangkit dan hendak
membalas pukulan orang itu.
“Lo nggak bisa lepas begitu aja dari gue.” Kata orang yang tadi memukulnya.
***
TBC....
Kalo ada yang aneh ato gak nyambung komen aja
Kalo mau baca dari part awal buka aja ya blogku : http://risedirectioners.blogspot.com
ato link notesku : http://m.facebook.com/notes/?id=100004086973604
Free Contact me : 083129582037 ( axis )
Makasiiii (:
Follow : @uny_fahda19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar