expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 12 Oktober 2013

Miracle of Rainbown ( Part 7 )

Part 7

.

.

.

Lama-lama, Ify kepikiran juga ama sahabatnya itu. Nomor Sivia nggak aktif. Apa Sivia masih ada di sekolah? Sivia kan janji ngasih kabar kalo dia udah balik ke rumah. Lha ini? Belum ada kabar dari Sivia. Pasti ada sesuatu yang terjadi ama Sivia.

Akhirnya, Ify mengirim pesan ke Kak Dayat. Belum semenit, kak Dayat langsung balas. Jawabannya nggak memuaskan. Katanya, Kak Dayat sedang pergi dan nggak tau apa Sivia udah pulang ato enggak. Terus, bagaimana ini? Telpon Tante Sari yang adalah Mama Sivia? Nomornya aja nggak punya, bagaimana cara nelponnya? Minta ama kak Dayat? Bikin malu aja.

Apa sebaiknya ia pergi ke sekolah? Lumayan jauh sih. Tapi kan, nggak ada kendaraan. Manalagi uangnya saat ini lagi kritis. Belum lagi, hutang-hutangnya ke Sivia belum ia lunaskan? Hidup pas-pasan emang nggak enak. Ify ingin sekali ngerasain kehidupan orang kaya. Banyak uang, bahagia, nggak hutang ke siapapun...

Drtrdrtrdrt...

Message From : 0877xxxxxxxx

Lo tmennya Via kan? Dia baek2 ajj kok di skul. Ntar gw anter dia pulang.

Lho? Siapa pemilik nomor itu? Cowok kah? Jadi, Sivia masih ada di sekolah. Hatinya menjadi lega. Tapi timbul suatu pertanyaan. Ya itu tadi, siapa pemilik nomor itu.

Message To : 0877xxxxxxxx

Sykurlah. Emng ini siapa?

Pemilik nomor itu tidak membalas pesannya. Ify jadi kesal sendiri. Jangan-jangan orang itu apa-apain Sivia lagi? Aduh Vi.. Semoga lo baik-baik aja deh disana.

Ify mengirim pesan lagi.

Message To : 0877xxxxxxxx

Ya udh kalo gg mw ksi tw. Cptn ya kembaliin Via ke rmhnya.

Baru orang itu mau membalas. Dasar! Jadi ceritanya, orang itu nggak mau kasih tau namanya ke dia? Awas ya kalo gue tau siapa elo.

Message From : 0877xxxxxxxx

Ok. Lo tenang ajj, tmen lo ini gw balikin kok ;)

***

Ruang UKS. Di dalam ruang itu, ada satu cowok dan satu cewek. Si cewek terbaring tak sadarkan diri di ranjang. Sedangkan si cowok terlihat khawatir ama si cewek. Ayo.. Bangun.. Kata cowok itu dalam hati dengan penuh harap.

Hmmm, tapi kalo dilihat dengan teliti, manis juga ya cewek itu. Cewek berkacamata yang memilik pipi chubby dan memiliki senyum manis. Cukup lama ia memperhatikan cewek itu, dan ia tidak ingin berhenti melihat cewek manis itu. Apa-apan lo? Liatin cewek itu? Bukannya lo udah tobat?

Cowok itu mencari HP si cewek. Ia mencoba menyalakan HP itu. Oh, baterainya habis. Untunglah ia bawa cas-casan HP dan untungnya lagi cas-casan itu bisa nyambung ke HP cewek itu. Setelah HP terbuka, ada satu pesan masuk. Dari Ify.

Message From : Ify

Vi, lo baik2 ajj kan?

Via. Jadi nama cewek manis itu Sivia? Tunggu! Kayaknya ia pernah deh liat cewek itu. Bukannya cewek itu yang sengaja cuekin dirinya kemarin? Di taman itu? Saat warna pelangi nampak jelas di langit sana. Jadi, pelangi ni ye yang mempertemukannya dengan cewek itu.

Cukup lama ia smsan ama Ify, dan kedua mata Sivia perlahan terbuka. Cewek itu memandangi tempat disekitar. Gue di UKS? Batin Sivia. Bukannya tadi ia terjebak di lab biologi yang mengerikan itu?

“Eloo..” Kata Sivia sedikit takut melihat cowok cakep yang sedang menungguinya sadar.

“Hai..” Sapa cowok itu ramah.

“Kak.. Kak Al..Alvin?” Tanya Sivia gugup. Sial! Jadi cowok playboy itu yang memiliki motor keren itu? Bukan Pak Joe atau Pak Zayn.

“Lo tau nama gue?” Tanya Alvin dengan suara agak ditinggikan. Ingin sekali ia menggoda cewek berpipi cubby itu. “Yaiyalah, gue kan sahabatnya Mario, cowok nomor satu di sekolah ini. Pantas aja lo kenal gue.”

“Berisik tau kak..” Kata Sivia.

“Hahaha.. Lo kok belum pulang sih?” Tanya Alvin.

Sivia baru sadar kalo ia sedang berbicara ama seorang most want boy yang paling diincar ama cewek-cewek itu. Dan, sekarang ia berada di UKS bersama kak Alvin? Jadi, yang membuatnya pingsan tadi adalah kak Alvin? Nggak mungkin Sivia berubah jadi cuek atau dingin. Toh ide gila itu udah nggak ia jalankan lagi.

“Napa lo diem?” Alvin menatap Sivia lekat. Yang ditatap malah grogi. Gila! Cakep banget nih cowok. “Gue tau, lo pasti kaget kan ada gue disini? Tadi sih gue mau pulang, tapi guenya yang malas. Berhubung tugas biologi gue belum selesai, makanya tadi gue ke lab. Dan tiba-tiba, datang cewek manis berkacamata yang sedang ketakutan. Gue deketin eh, cewek itu teriak dan pingsan. Terus, gue bawa deh tuh cewek ke UKS.” Jelas Alvin.

“Oo, ya udah. Cepat anter gue pulang.” Kata Sivia sedikit ketus.

“Hahaha.. Lo emang suka marahan ya. Kemarin, lo agak ketus bicaranya ke gue. Bilang aja deh lo suka ma gue.” Kata Alvin.

Deg! Kemungkinan besar perkataan terakhir Alvin menjadi kenyataan. Buktinya, kenapa jantungnya saat ini dek-dekan nggak karuan? Ah Vi, jangan pernah naksir ama cowok macam Alvin. Ntar lo sendiri yang patah hati. Buang-buang Vi rasa itu.

“Siapa juga yang suka ma cowok kayak lo?” Bentak Sivia menatap tajam Alvin. “Sekarang, antar gue pulang atau lo..”

“Atau apa? Haha.. Lucu deh lo Vi, lucuu banget. Cewek terlucu yang pernah gue temuin.” Tawa Alvin.

Huft! Apanya sih yang lucu? Akhirnya, Sivia bangkit dari tidurnya. Tubuhnya cukup kuat untuk jalan. Uang di dompetnya pun cukup buat ongkos bemo. Ya, Sivia memutuskan pulang naik bemo daripada terperangkap ama cowok aneh yang bernama Alvin.

“Mau kemana lo?” Tanya Alvin. Ia melihat Sivia yang sudah berada di luar UKS. Alvin berlari menuju tempat Sivia berdiri.

“Pulang.” Jawab Sivia pendek. Lalu ia meninggalkan Alvin. Tapi, usahanya nggak berhasil karena Alvin memegang tangannya. Sekarang, mau apa lagi cowok aneh itu?

“Pulang sama aku.” Kata Alvin ramah. Senyum terbentuk dibibirnya yang dapat membuat wajahnya semakin cakep. Sivia terpesona betul ama senyuman itu. Betul! Itu adalah senyuman termanis yang pernah ia lihat. Oh God! Gue nggak boleh suka ama dia, nggak boleh!

“Kenapa? Kamu nggak suka ya pulang bareng Alvin?”

“Bu..Bukan itu..”

Pikirannya menjadi kosong. Jantungnya beredetak lebih cepat lagi. Keringat dingin membasahi wajahnya yang daritadi ia tahan untuk tidak malu. Vi, kenapa lo nggak bisa cuek sih? Ayolah Vi, lo harus bisa.

“Maaf kak. Aku harus pergi.” Kata Sivia. Tetapi tanga nnya masih dicengkram Alvin.

“Nggak papa kok Vi. Gue udah tobat. Gue bukan playboy lagi. Saat ini gue lagi nyari cinta sejati gue, bukan cinta monyet atau cinta kucing.” Jelas Alvin. ( Apaan tuh cinta kucing? ). Tentu Sivia melongo mendengar penjelasan Alvin. Alvin nggak playboy lagi?

“I..Iya dah.” Kata Sivia akhirnya. Nggak enak juga kan nolak ajakan Alvin.

Mereka pun berjalan menuju parkiran. Benar, motor itu emang punya Alvin. Gila! Gue pulang bareng Alvin? Nggak mimpi kan. Oh Vi, jangan bohongin perasaan lo deh.

Ya, Sivia sadar kalo ia benar-benar suka ama Alvin!

***

PRANG !!!

Bunyi pecahan kaca itu mengagetkannya. Agni mengambil bingkaian foto yang tadi tak sengaja ia jatuhkan. Ia taruh foto itu di tempat asalnya. Oh, sudah berapa tahun ia menjalani hidup ini tanpa pernah mempedulikan perasaannya sendiri? Sampai kapan ia harus bertahan dan membohongi perasaannya?

Mama.. Papa.. Andaikan kalian masih ada. Janji itu... Andaikan ia tidak pernah mengucapkan janji yang menyakitkan itu. Sekarang, hidupnya takkan lagi ada kebahagiaan. Tak akan. Yang ia rasakan adalah kesepian, kesakitan dan penderitaan yang tak akan padam. Tuhan.. Aku ingin sekali kembali jadi diriku yang dulu. Bahagia tanpa ada cobaan seperti ini.

Drtrdrtrdrt...

Message From : 0877xxxxxxx

Ag, gw perlu bicara ma lo. Please...

By. Cakka

Seharusnya, ia tidak perlu mengenali cowok bernama Cakka itu. Rasanya, sangat menyakitkan bila ia mengingat Cakka dan janjinya dulu pada Oik. Janji yang cuman ia anggap candaan, tapi bagi Oik adalah janji yang serius. Seandainya waktu dapat di putar kembali.

Message To : 0877xxxxxxxx

Gw gg prlu bicara ma lo. Jd, tolong jgn ganggu gw dan jgn mnta pnjlsan gw lg.

Di sebrang sana, Cakka frustrasi. Agni.. Lo sulit banget diajak bicara. Lo kenapa sih? Lama-lama, gue jadi gila penasaran. Apa susahnya sih lo beri penjelasan ke gue?

Message To : Agni

Sekali ajj Ag. Gw mau bicara serius ma lo. Tolong ..

Air matanya menetes secara perlahan. Membuat pertahanannya hancur. Agni mematikan HPnya dan langsung melemparnya hingga pecah. Bertepaan saat itu, seorang cewek berwajah penuh amarah mendekatinya, lalu menampar pipinya. Ya, Agni siap menerima tamparan keras itu.

“Sekarang lo nggak usah bohongin gue lagi. Lo pasti punya hubungan khusus dengan Cakka, jawab!” Bentak Oik.

Agni diam membisu.

“Kenapa lo diem? Lo nggak mau ingkar janji lo kan?”

“Ik, gue ama Cakka nggak ada hubungan apapun. Beneran, dan gue nggak akan ingkar janji gue.” Kata Agni berusaha tegar.

“Pembohong! Kenapa tadi Cakka nyariin elo?”

Secepat mungkin ia harus menemukan jawaban yang masuk akal. Tapi apa? Saat ini pikirannya tidak bisa dijajak kompromi.

“Gue nggak tau. Tapi gue udah nyuruh dia pergi. Lo tenang aja Ik, gue janji nggak akan suka dengan Cakka. Cakka itu hanya untuk lo.”

Itulah janji yang dulu pernah ia ucapkan pada Oik. Janji yang pernah ia ucapkan sepuluh tahun yang lalu, dan Oik memegang janji itu. Oik tidak marah lagi. Wajahnya berubah menjadi pucat dan kedua matanya berkaca-kaca. Hanya dirinya seorang yang tau mengapa ia berubah menjadi seperti ini.

“Kenapa Ik?” Tanya Agni heran.

Cepat-cepat Oik memasang tampang garangnya. “Intinya, lo nggak boleh suka ama Cakka. Dan lo harus bantu gue supaya Cakka mau sama gue!”

Agni menelan ludah. “Baiklah. Gue akan bantu lo.”

Setelah Agni mengucapkan kalimat itu, Oik menghilang dari kamarnya. Agni sedikit heran dengan sikap perubahan Oik tadi. Mengapa wajah Oik tiba-tiba berubah jadi sedih? Apa yang terjadi pada Oik? Apa.. Apa Oik udah menemukan Mama kandungnya?

***

Jauh dari ramainya ibu Kota, seorang gadis berumuran kurang lebih enam belas tahun tersenyum sedih menatap pemandangan di pekarangan rumah. Villa ini cukup mewah dengan fasilitas yang lengkap. Hal ini dilakukan agar si gadis betah dan tak bosan tinggal di negeri orang.

Singapura. Sampai kapan ia mendiami negara ini? Sampai kapan ia bebas dari segala cobaan ini? Ia rindu Indonesia. Ia rindu sahabat-sahabatnya disana. Ia rindu semuanya.

“Sayang, makan dulu. Ntar badanmu sakit lho.” Kata Mama.

Gadis itu menuruti perintah Mamanya. Dengan langkah yang hati-hati, ia berhasil duduk di kursi yang udah disediakan di ruang makan.

“Gimana? Nggak ada keluhan?” Tanya Mama.

Yang ditanya cuman diam dan menyibukkan menghabiskan makanan. Waktunya tidak tepat untuk membahas soal itu.

“Baiklah. Mama paham.” Kata Mama mengalah. Ia memilih meninggalkan putrinya itu.

Dalam diam, ia berusaha menghabiskan makanan yang rasanya menurutnya tidak lezat. Tapi tak apa. Asalkan ada makanan, ia mau memakannya tanpa mengeluh. Setelah makanan itu habis, ia berjalan pelan menuju sebuah ruangan pribadinya. Yang khusus dibuat untuknya.

Piano. Benda yang paling ia sukai. Ia suka main piano, dan ia bercita-cita sebagai seorang pianis. Tapi, apakah cita-cita itu terwujud? Ada tembok tinggi yang menghalangi cita-citanya itu. Ia hanya bisa duduk dan menekan tuts piano sendiri. Tanpa ada orang yang bertepuk tangan atau memujinya.

Perlahan, jari-jari mungilnya menekan tuts piano itu. Selain mahir bermain piano, suaranya pun sangatlah indah. Dan, sebuah lagu keluar dari mulutnya.



Tiba saat mengerti jerit suara hati

Yang letih meski mencoba melabuhkan rasa yang ada


Mohon tinggal sejenak lupakanlah waktu

Temani air mataku,teteskan lara merajut asa, menjalin mimpi endapkan sepi-sepi


Cinta'kan membawamu...

Kembali disini, menuai rindu membasuh perih

Bawa serta dirimu...

Dirimu yang dulu mencintaiku apa adanya...



Lagu selesai ia nyanyikan. Gadis itu tersenyum puas. Ah, andaikan hidupnya seperti kebanyakan orang lainnya. Andaikan cobaan ini tidak menimpanya. Andaikan...

Semuanya tidaklah terselesaikan jika ia tidak berusaha. Bersabarlah. Kelak engkau akan melihat hasilnya nanti. Suatu hari nanti.

***

Piano....

Diam-diam Ify memasuki ruangan itu. Tampaknya, ruang musik sedang kosong. Jam istirahat ini ia habiskan di tempat ini. Ya, di ruang musik. Ify menemukan sebuah piano yang kalo di kira-kira harganya cukup mahal. Jutaan mungkin. Sedikit ia ingin menekan tuts piano itu.

Tin ( Gimana bunyinya piano itu? ). Hatinya menjadi terasa nyaman ketika jari-jarinya menekan tuts piano itu. Terus dan terus, kesepuluh jarinya terus menekan-nekan tuts piano dengan tidak beraturan. Tapi jika di dengar dapat menyembuhkan dan menenangkan jiwa kita yang sedang penuh masalah. Ya, dentingan piano itu amatlah indah dan membuat hati siapa saja ingin terus mendengar musik indah itu.

Di luar ruangan, seorang cowok memerhatikan si cewek yang sedang asyik bermain piano. Cowok itu menyukai nada indah yang dibawa cewek itu. Oh, masa lalu. Apa masa lalu itu kembali terulang? Cowok itu pun memberanikan diri untuk menemui si cewek.

Astaga! Bahkan saking seriusnya main piano cewek itu nggak menyadari kedatangannya. Timbul sebuah ide untuk mengagetkan cewek itu.

***
TBC....
Kalo ada yang aneh ato gak nyambung komen aja


Kalo mau baca dari part awal buka aja ya blogku : http://risedirectioners.blogspot.com
ato link notesku : http://m.facebook.com/notes/?id=100004086973604

Free Contact me : 083129582037 ( axis )

Makasiiii (:

@uny_fahda19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar