expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 12 Oktober 2013

Miracle of Rainbown ( Part 10 )

Part 10

.

.

.

CRAG belakang-belakangan ini suka menyendiri. Di mulai dari sikap Rio yang selalu berubah-ubah. Di tambah lagi, rasa penasaran Cakka dengan cewek tomboi yang bernama Agni. Yang mungkin telah membuat rasa penasaran itu menjadi sebuah perasaan yang wajar. Perasaan suka kepada lawan jenis. Ya, Cakka menyadari dirinya telah menyukai Agni. Cewek tomboi yang membuatnya penasaran.

Sementara Alvin dan Gabriel belum memunculkan suatu masalah. Artinya, Alvin dan Gabriel nggak memiliki suatu masalah yang serius. Nggak tau ke depan nanti. Semoga saja tidak. Tapi, yang namanya kehidupan itu tentu ada juga masalah.

“Lo nggak ke markas?” Tanya Gabriel pada Alvin.

“Males. Geng kita hancur. Kita nggak akan lagi kumpul bersama.” Jawab Alvin sedikit ketus.

Jangan-jangan, Alvin udah mulai punya masalah serius nih? Terus, kalo Alvin sama halnya seperti Rio ama Cakka, hanya ia sendiri dong yang nggak mempunyai masalah. Oh, salah! Ada satu masalah yang sangat sulit ia taklukan. Yaitu masalah hati dan perasaan. Shilla, sampai sekarang cewek itu tak pernah meliriknya ataupun memperhatikannya.

“Lo udah punya masalah seperti dua anak itu?” Tanya Gabriel menunjuk ke tempat Rio dan Cakka berada.

“Entahlah. Tapi sepertinya gue lagi suka sama seseorang.”

“Wau! Playboy lo kambuh.” Ejek Gabriel.

“Bukan. Rasa itu berbeda dari biasanya. Gue emang ya.. Suka gitu sama seseorang. Dan rasa suka itu sangat lain dari rasa suka gue ke mantan-mantan gue, termasuk Febby. Gue capek jadi playboy dan suka menyakiti perasaan cewek. Kemarin baru gue sadar. Saat gue menyelamatkan dua cewek yang sedang kesusahan.”

Kembali Alvin teringat pada kejadian itu. Shilla menyiksa adik kelas dengan ganasnya. Hanya karena seorang Rio Shilla menyiksa adik kelas itu.

“Siapa cewek itu? Cantik kah?” Tanya Gabriel sedikit menggoda.

“Hatinya yang sangat cantik. Dia adalah cewek tercantik yang pernah gue temuin. Kalo gue kenalin ke elo, tentu lo kaget.”

Gabriel jadi penasaran ama cewek yang diceritakan Alvin. Siapakah cewek itu? Sebagaimana cantiknya yang dapat membuat seorang mantan playboy menyukai cewek itu?

“Siapa makanya? Gue kenal nggak?”

“Nggak. Dia adik kelas. Cewek berkacamata yang sifatnya agak dingin dan cuek. Tapi gue suka dengan senyumannya.”

“Gue nggak yakin tuh cewek yang menjadi cinta sejati lo.” Sindir Gabriel lalu meninggalkan Alvin yang sedang tersenyum nggak jelas.

Oh, apa gue benar-benar suka ama Sivia?

***

Hebat! Cakka naksir ama Agni dan Alvin naksir ama adik kelas yang tidak ia ketahui siapa namanya, dan ia naksir ama Shilla. Hmmm, siapa ya yang kurang? Ohya, Rio! Gabriel belum pernah melihat cowok itu suka atau nakir ama cewek. Ada apa ya dengan Rio? Cowok itu nggak mau menceritakan masalah yang dialaminya. Kalo Cakka sih langsung nyeritain. Cakka kan tipe cowok yang terbuka, nggak kayak Rio yang tertutup.

“Kak Iyel yang cakep !! Mana janjinya?” Teriak seorang cewek.

Shit! Olivia, cewek itu ingin menagih janji yang selalu ia tunda. Dan sekarang, tak ada ampun lagi baginya. Olivia itu adalah sepupunya. Dulu, mereka sering bermain bersama. Tapi sejak SMP, mereka jarang ketemu dan bertegur sapa. Terus, bagaimana ini? Apa ia melarikan diri saja agar janji itu dapat ditunda?

Ya, nggak ada pilihan lain. Secepat mungkin Gabriel berlari kencang tanpa mempedulikan teriakan Olivia dan tanpa memerhatikan jalan. Pikirannya saat ini yaitu harus bisa bebas dari Olivia. Gabriel berlari menuju belakang sekolah. Sementara teriakan seorang cewek samar-samar ia dengar.

BRUK !!!

Yang hanya ia rasakan adalah denyut jantungnya yang berpacu cepat, melebihi batas wajar. Lari tadi membuat jantungnya jadi nggak normal, ditambah.. Apa? Ia menabrak cewek? Cepat-cepat Gabriel bangun dan langsung menolong cewek itu.

“Lo..” Kata Gabriel kaget.

Cewek yang ia tabrak menatapnya dengan tatapan penuh kekesalan. Berani-beraninya Gabriel menabraknya. Ia emang takut ama CRAG, tapi huruf G nya dihapus aja. Gabrielnya yang takut padanya, bukan ia yang takut ama Gabriel.

“Maaf Shill, maaf..” Kata Gabriel.

Shilla mencoba bangkit. Namun tubuhnya sakit untuk digerakkan. Tau hal itu, Gabriel mempunyai ide. Yaitu menggendong Shilla ke UKS.

“Apa? Lo mau gendong gue?” Bentak Shilla.

“Ya. Lo kan nggak bisa berdiri.” Kata Gabriel tersenyum.

Selama ini, Shilla menganggap senyuman itu tak berarti baginya. Namun sekarang, senyuman itu dapat membuatnya seperti merasakan suatu getaran yang aneh. Ah, buang-buang! Lo belum melaksanakan ide lo. Setelah ide itu berhasil, baru lo boleh muji-muji senyum itu.

“Gue bisa bangun!”

“Ayo coba bangun kalo bisa.”

Aw! Shilla meringis kesakitan. Gimana ini? Apa ia mau digendong ama Gabriel? Memalukan bukan. Tapi, mau gimana lagi?

“Gue gendong ya.” Kata Gabriel.

“Eee, jangan! Pangilin aja Rio.”

Mendengar Shilla mengucapkan nama Rio, wajahnya berubah menjadi mendung. Rio lagi Rio lagi. Ia tau, Rio itu cowok perfect dan ia bukan. Tapi, apa salahnya menyukai Shilla? Apa salahnya ia iri ama Rio?

“Lo.. Lo emang suka ya sama Rio?” Tanya Gabriel pelan. Ia menatap Shilla lekat.

“Eng.. Suka! Dia itu cowok yang paling gue sukai! Dan elo, elo nggak ada apa-apanya dibanding Rio!” Bentak Shilla. Namun, hati kecilnya seperti nggak tega membentak cowok yang telah lama menyukainya.

Gabriel terdiam mendengar bentakan Shilla. Ia tau, Shilla tak pernah berhenti mengejar Rio, dan ia tak akan pernah mendapatkan Shilla.

“Gue panggilin Rio.” Kata Gabriel dingin seraya meninggalkan Shilla.

Lho? Cowok itu nurut juga? Dalam hati, Shilla tertawa kecil. Gabriel emang salah satu anggota CRAG yang sangat patuh padanya. Meskipun ia menyuruh Gabriel terjun ke jurang, Gabriel bakal ngelakuin itu kok. Percayalah.

***

Telpon nggak ya.. Telpon nggak ya.. Tanpa sengaja Alvin mendapatkan nomor HP Sivia. Tentu ia dapat dari HP Sivia yang pernah ia cas di UKS itu. Masih ingat nggak? Memang benar. Ia telah jatuh cinta dengan Sivia, cewek berkacatama itu. Oh, apakah ini yang dinamakan cinta sejati? Alvin nggak yakin. Ia takut nantinya akan menyakiti Sivia.

Akhirnya, Alvin memutuskan menelpon Sivia. Ia mencari nama Sivia di kontaknya. Dan, ia ragu menekan tombol hijau. Ayolah Vin, apa susahnya sih elo tekan tombol hijau terus ngobrol ama Sivia?

Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi...

Lho? Kok nggak bisa dihubungi sih? Apa nomor itu salah? Nggak mungkin salah. Mungkin saja nomor atau HP Sivia lagi ada masalah.

“Vin..” Kata sebuah suara.

“Rio? Ada apa lo kesini?” Tanya Alvin sedikit ketus gara-gara nggak bisa menghubungi Sivia.

“Lo kok marahan gitu ya?” Tanya Rio. Ia mendekati Alvin.

Alvin menghela nafas panjang. “Yo.. Gue lagi jatuh cinta..” Lirihnya.

“Beneran?” Tanya Rio.

“Iya. Dan cewek itu berbeda dari cewek yang pernah gue kenal. Apa ini yang dinamakan cinta sejati?”

Sejenak Rio berpikir. Gara-gara Alvin bicaraiin soal cinta, kembali ia mengingat pertemuannya dengan cewek itu. Ya, di ruang musik! Cewek yang.. Cewek yang hampir sama dengan cewek yang selama ini ia rindukan. Cewek yang menjadi bidadari yang dipenasaranin Shilla. Shilla? Sepertinya cewek itu udah move on tuh.

“Maybe.” Jawab Rio.

Tiba-tiba Alvin teringat sesuatu. “Siapa cewek yang lo temuin di ruang musik itu?”

Rio menjadi kaget mendengar pertanyaan Alvin. Darimana Alvin tau kalo ia berada di ruang musik bersama cewek yang namanya mmm.. Siapa? I.. Siapa? Rio lupa-lupa ingat.

“Da.. Darimana lo tau?”

“Shilla yang tau. Kemarin dia siksa tuh cewek. Untung ada gue yang menyelamatkan cewek itu. Kalo gue nggak ada, bakal mati deh tuh cewek.”

“Hah? Shilla nyiska dia?” Tanya Rio tak percaya. Jadi Shilla masih mengejarnya?

“Iya. Dia cemburu sama cewek itu karena udah duet lagu sama lo sekaligus cewek itu jago banget main piano. Tapi sih wajahnya biasa-biasa aja.” Jelas Alvin.

Cemburu? Rio tidak tau kalo Shilla sebegitu cemburu ama cewek itu. Rio sendiri tidak tau mengapa tiba-tiba datang menemui cewek itu lalu bernyanyi. Yang ia tau, cewek itu memiliki banyak persamaan dengan bidadarinya yang kini belum sempat ia mengetahui bagaimana kabarnya. Dan piano itulah salah satunya!

“Yo, kenapa sih lo nggak mau pacaran?” Tanya Alvin.

“Maaf Vin. Gue nggak bisa..”

“Ayolah Yo. Apa gue ini lo anggap orang lain? Orang yang nggak pernah peduliin lo dan orang yang nggak pernah membantu lo dimana pun lo berada?”

Sudah saatnya ia bercerita. Tapi tidak semuanya. “Sebenarnya.. Sebenarnya gue udah punya pacar.” Kata Rio. Tentu Alvin kaget bak disambar halilintar di siang bolong.

“Pacar? Siapa? Kok lo nggak pernah cerita sih?”

“Udah lama gue menjalin hubungan dengan cewek itu. Tapi hubungan itu rahasia. Dan, cewek itu meninggalkan gue karena ada suatu hal yang penting.”

Semakin lama, semakin membuat penasaran juga. “Kenapa dia ninggalin lo? Hal penting apakah itu?”

“Maaf Vin. Kalo yang itu, gue nggak bisa ngasih tau lo.”

“Kenapa?” Tanya Alvin kecewa. Padahal, cerita Rio lagi seru-serunya. Kok malah dihentikan sih? Masih gantung Yo...

“Gue nggak bisa kasih tau elo.”

“Kenapa?”

Drtrdrtrdrtr...

Message From : My Angel

Kak, aq baik2 ajj. Maaf ya lm gg ksih kabar. Kpn nh ke singapur?

“Siapa?” Tanya Alvin melihat perubahan wajah Rio.

“Gue harus pergi.” Kata Rio seraya meninggalkan Alvin.

Aneh! Batin Alvin. Sahabatnya itu emang aneh. Katanya tadi, udah punya pacar dan pacarnya itu meninggalkannya karena suatu hal. Apa itu?

Drtrdrtrdrt...

Message From : Viaa

HP Via td rusak. Ada ap telp Via?

Senyum menghiasi wajahnya yang tadi sedang mendung. Ya, ngapain peduliin masalah orang kalo masalah kita sendiri belum terselesaikan?

***

Sore itu, langit kembali dihadirkan oleh warna pelangi yang indah. Cewek itu menatap langit itu sambil tersenyum. Lalu, ia membuka cemilan yang tadi ia bawa. Keripik kentang emang enak dimakan di waktu seginian.

Oh, apakah aku harus mengakhirinya? Ia emang salah. Kesalahannya dulu dan janji itu. Tapi, kalo ia ingkar janji itu, apa ia termasuk orang yang baik? Tentu tidak! Ia harus membantu Oik demi mendapatkan Cakka. Itulah janji yang pernah ia ucapkan dulu. Sepuluh tahun yang lalu, dan ada Cakka disana.

“Pelangi begitu indah sore ini. Seperti senyummu yang selalu membuatku tak berhenti memikirkanmu.” Kata sebuah suara.

***
TBC....
Kalo ada yang aneh ato gak nyambung komen aja


Kalo mau baca dari part awal buka aja ya blogku : http://risedirectioners.blogspot.com
ato link notesku : http://m.facebook.com/notes/?id=100004086973604

Free Contact me : 083129582037 ( axis )

Makasiiii (:

@uny_fahda19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar