Part 24
.
.
.
BRAK !!!
Shilla
membating pintu kamar keras-keras. Suasana hatinya sedang kacau. Mama
berusaha membukakan pintu kamar, tapi Shilla tak peduli. Ia ingin
sendiri. Shilla nggak membutuhkan siapapun. Alvin, nama itu terus
terngiang di otaknya. Alvin, cowok yang tega meninggalkannya. Seharusnya
dari awal Shilla tak usah menerima cinta Alvin.
“Bukain pintunya dong Shill..”
Suara
Zevana juga ada diluar sana. Tadi ia melihat Zevana duduk di sofa ruang
tamu sambil tersenyum bahagia. Ohya, bukanny sebentar lagi Zevana mau
menikah? Shilla melihat bingaki foto yang ia taruh di atas meja belajar.
Foto itu adalah fotonya sama Alvin sewaktu liburan ke Bali, tepatnya di
pantai Kuta.
Oh Alvin..
Teganya kamu... Ternyata kamu sama sekali tidak mencintaiku. Aku
menyesal, sangat menyesal mencintaimu. Shilla teringat dengan
sahabatnya, Ify. Kata Ify, ia sudah sampai di Jakarta. Shilla belum
sempat pergi ke rumah Ify. Apalagi ditambah tampangnya yang kurang baik.
Shilla ingin memasang tampang rindu dan bahagia ketika bertemu Ify.
“Shilla
cantik.. Ayo bukain pintunya..” Kata Zevana lagi. Karena tidak tahan,
Shilla pun membuka pintu kamarnya dan berusaha memasang wajah seperti
biasa. Namun Zevana tau, ia sedang tidak baik.
“Aku
masuk ya..” Kata Zevana. Shilla mengangguk. Ya, mungkin ia dapat
menceritakan hal ini pada Zevana. Tentu Zevana dapat memberi masukan.
“Ooo,
jadi kamu putus sama Alvin.. Dasar tuh cowok! Suka mempermainkan
cewek.” Geram Zevana. Ia marah besar sepupu tersayangnya itu disakiti
cowok.
“Iya mbak, Shilla benci sama Alvin.” Kata Shilla.
“Kamu
memang harus benci sama dia. Jangan maafin dia.” Kata Zevana. Lalu,
muncul ide cemerlangnya. “Eh Shill, ternyata ada hikmahnya lho dibalik
musibah ini.” Lanjutnya.
Shilla menatap Zevana bingung. “Apa?” Tanyanya.
“Kamu masih ingat kan sama bosku yang jomblo itu?”
“Hmmm, iya. Ada apa?”
Zevana
memukul dahinya. “Ya ampun Shill.. Pikir dong pikir! Bosku yang cakep
itu jomblo. Dan kamu jomblo juga. Gimana kalo aku jodohin kamu sama
dia?”
***
Ify
emang sendiri. Tidak ada cowok yang selalu menjaganya. Tidak ada Rio
lagi. Ify harus menerima kenyataan pahit itu. Rio telah melupakannya
tanpa sebab. Tidak! Rio adalah kekasihnya, Rio adalah cintanya, dan Rio
tidak boleh melupakannya. Tidak! Ify yakin Rio hanya berpura-pura.
Semisal lupa ingatan untuk memberinya kejutan. Ya, siapa tau.
“Fy..” Lirih seseorang.
Suara
itu... Bukan, bukan. Itu bukan suara Rio. Bukan. Tapi Ify hafal suara
itu. Itu adalah suara seseorang yang menjadi cinta pertamanya,
Gabriel... Lantas, sedang apa dia kemari?
“Rio.. Rio lupain kamu?” Tanya Gabriel seraya duduk disamping Ify.
“Iya.” Jawab Ify serak.
Sebenarnya
Gabriel tau apa yang terjadi pada Rio. Dan ia dapat merasakan kesedihan
yang dirasakan Ify, cewek yang sangat dicintainya. Gabriel ingin
menghibur Ify.
“Rio amnesia Fy.” Kata Gabriel.
Ify menatap Gabriel tak percaya. “Yang benar? Darimana kamu tau?”
“Waktu
itu, polisi menemukan Rio yang terbaring lemah di jalan sepi. Lalu, Rio
dibawa ke rumah sakit. Kata dokter, kepala Rio bermasalah. Dan pada
akhirnya, Rio dinyatakan amnesia. Tapi amesianya tidak semua. Rio masih
ingat pekerjaannya. Tapi ia lupa beberapa teman atau orang yang dulu ia
kenal. Dan ingatan itu mungkin nggak akan kembali. Rio sudah tidak bisa
ingat apapun, termasuk kamu. Maaf ya Fy..” Jelas Gabriel.
Jadi..
Jadi Rio amnesia? Dan Rio tak akan pernah mengingatnya lagi? Oh Tuhan,
cobaan apa ini? Mengapa Engkau memerikan cobaan berat ini? Tuhan, aku
tidak sanggup. Aku tidak sanggup hidup tanpa Rio. Rio... Kenapa kamu
harus lupain aku Yo?
Tapi
perasaannya ada yang mengganjal. Rio kan lupa sama orang yang pernah
dikenalnya, lalu, kenapa Rio bersama Dea tadi? Apa ini semua ulah Dea?
“Apa.. Apa karena Dea?” Tanya Ify.
“Itu
dia yang aneh Fy. Pas Rio sadar, Rio menyebut nama Dea berkali-kali.
Cuman Dea aja yang diingatnya. Rio lupa sama orangtuanya, namanya pun ia
tidak ingat.” Jawab Gabriel.
Ya,
bisa saja semua ini ulah Dea. Bukannya suatu hari nanti Dea akan
membalasnya? Bukannya Dea bersumpah akan membuat hidupnya menderita?
Oh... Ify sudah tidak bisa menangis lagi. Air matanya kering. Lalu, ada
tangan yang merangkulnya dan memeluknya. Ify tau, Gabriel tengah
memeluknya.
“Aku.. Aku bisa membahagiakan kamu Fy..” Lirih Gabriel.
“Aku nggak butuh kamu.” Kata Ify.
“Iya,
aku tau. Dulu kamu membenciku. Tapi Fy, alasanku untuk mutusin kamu
karena aku dijodohin sama Pricilla, cewek korea itu. Tapi syukurlah,
perjodohan itu dibatalkan dan aku bisa memilih cewek mana aja yang aku
suka untuk menjadi kekasihku.”
Percaya
atau tidak, Ify tidak peduli. Pikirannya hanya satu. Yaitu pada Rio.
Yo.. Kenapa kamu bisa lupa? Apa yang terjadi pada kamu Yo? Apa? Ah, aku
emang terlalu berharap. Sudah takdirnya aku tidak bisa hidup bersamamu.
“I love you Fy.. Aku mau kok dijadikan pelampiasan. Asalkan kamu bahagia..” Kata Gabriel. Ia mengeratkan pelukannya.
“Maaf Yel..” Ify mencoba melepaskan diri dari pelukan itu. Tapi dilihat dari kedua mata Gabriel, Ify mendapat suatu jawaban.
Gabriel sangat mencintainya dan ingin bersamanya.
***
Kehidupannya
mungkin tidak akan pernah bahagia lagi. Ify harus menerima kenyataan.
Rio telah melupakannya dan ia harus menerima. Setiap malam, ia tidak
bisa tidur karena memikirkan Rio. Oh Rio, kenapa harus kamu? Kenapa?
Drtrdrtrdrt...
Message From : 0878xxxxxxxx
Masi ingat aku?
Hah?
Pagi yang lumayan cerah itu mengawali kekagetannya. Jangan-jangan, ini
nomer Rio. Iya! Mungkin kemarin Rio bercanda aja. Ify mencoba tertawa.
Ia harus meyakinkan diri bahwa Rio masih ingat padanya dan tidak akan
pernah melupakannya.
Message To : 0878xxxxxxxx
Siapa yaa ???
HPnya
berdering lagi. Sebelum Ify membuka pesan itu, ia berdoa dalam hati.
Tuhan... Semoga itu nomor Rio. Semoga. Jika itu memang nomor Rio, tentu
ia lompat-lompat nggak jelas di kasurnya.
Message From : 0878xxxxxxxx
Aiss, lupa dia. Gini aja, kita ktemuan di taman. Oke?
Taman?
Bukannya danau saja? Perasaannya kembali menjadi sedih. Kalo nomor itu
bilangnya di danau, tentu Rio yang mengsmsnya. Tapi dia bilang di taman,
bisa jadi itu bukan nomor Rio.
@taman
Dimana
ya? Ify melihat mengedarkan pandangannya di segala penjuru taman.
Dimana orang itu? Taman itu agak ramai, tapi kebanyakan cewek. Ify tak
yakin Rio yang mengsmsnya. Uh, jangan frustrasi Fy! Kamu harus yakin
yang mengsmsmu tadi itu Rio. Harus yakin!
“Hai..” Kata suara seseorang.
***
Di
ruang makan, Shilla menyantap sarapannya dengan malas. Nafsu makannya
tidak baik. Shilla butuh seseorang yang dapat mengeluarkannya dari
kesedihannya ini. Tapi siapa? Shilla teringat dengan Ify. Bukannya dari
kemarin Ify sudah pulang ke Jakarta? Ya, Shilla hanya membutuhkan Ify.
Nafsu
makan yang tadinya tak ada menjadi ada. Shilla menyantap nasi gorengnya
dengan semangat. Mama, Papa, maupun Zevana tertawa kecil melihat
tingkah Shilla.
“Shill, ingat, besok pernikahanku..” Kata Zevana bahagia.
“Iya.” Cuek Shilla.
“Eh, gimana sama bosku? Apa kamu mau sama bosku itu?”
Mendadak
Shilla keselek. Cepat-cepat ia mengambil gelasnya. Glek.. Apa tadi
Zevana bilang? Bosnya? Yang benar aja. Shilla tak mudah mencari
pasangan. Karena itulah ia tidak mau diperkenalkan sama bos Zevana yang
ia sendiri belum tau namanya.
“Shilla pergi dulu ya Ma, Pa..” Kata Shilla. Ia mengeluarkan HP dari kantong celananya seraya mengsms seseorang.
Message To : Ify
Ok! Aku akan segera kesana.
@taman
Ify..
Ify.. Dimana dia? Shilla penasaran sekali. Ia penasaran gimana wajah
Ify sekarang. Apa masih sepolos dulu? Hahaha.. Shilla yakin Ify berubah
menjadi seorang gadis cantik yang dewasa. Bukan anak-anak lagi.
Nah,
itu Ify! Lho? Kok Ify kebingungan gitu ya? Kembali Shilla teringat
kejadian itu. Rio.. Apa Ify tau semuanya? Apa Ify tau kalo Rio amnesia?
Semoga saja tidak.
“Hai..” Sapa
Shilla. Yang disapa terlonjak kaget. Ify membalikkan badannya. Dapat ia
lihat wajah seseorang yang sudah lama dikenalnya.
“Shilla..” Kata Ify tak percaya.
“Yup! I’m Shilla. Do you still remember me?” Tanya Shilla.
Ify diam tanpa kata. Entah apa yang ia rasakan sekarang ini. Apakan senang, kaget, rindu, kesal, marah..
“Shilla.. Kamu Shilla?” Tanya Ify lagi.
Shilla jadi gemes. “Iya.. Aku Shilla.. Ashilla Zahrantiara. Kamu masih ingat sahabat lamamu ini kan? Kan?”
Sekarang
baru ia sadar. Harapan itu tidaklah datang lagi. Kenyataannya Fy,
kenyataannya! Rio sudah melupkanmu dan nggak akan pernah mengingatmu
lagi Fy.
“Tidak! Tidak!”
Tiba-tiba
Ify menangis. Ia menangis karena frustrasi. Tuhan... Aku nggak ingin
Rio melupakanku.. Aku nggak ingin.. Aku ingin Rio kembali menjadi
kekasihku.. Kabulkanlah keinginan besarku Tuhan...
“Fy, kamu kenapa?” Panik Shilla. Apa Ify sudah tau semua itu? Ya, mungkin saja. Shilla bisa menebak.
“Rio Shill! Rio!” Teriak Ify. Semua yang ada di taman itu menoleh heran.
“Iya Fy.. Tak apa.. Rio cuma..”
“Apa?”
Bentak Ify. Air matanya kembali menetes. “Kamu nggak bisa bayangkan
gimana rasanya jadi aku! Kamu enak Shill, kamu enak nggak pernah
dilupain cowok..”
“Salah Fy, salah! Aku udah putus sama Alvin.” Tegas Shilla. Ify tak percaya.
“Aku
udah putus sama Alvin. Alvin cowok brengsek Fy! Awalnya aku nggak rela,
tapi mendengar nasehat kak Zevana, aku tidak sedih lagi. Ayolah Fy,
kamu bisa seperti aku. Aku yakin suatu hari nanti ada pangeran tampan
yang datang padamu, yang menyatakan cinta padamu..” Jelas Shilla.
Ya, Shilla benar. Ia tidak boleh menangis. Tapi, apa ia sanggup merelakan Rio? Lelaki yang dirindunya dan dicintainya?
“Fy, coba waktu itu Rio nggak dikeroyokin orang. Aku yakin Rio masih mengingatmu.” Kata Shilla.
“Maksudmu?”
“Aku
dapat info dari Alvin sebelum kami putus. Kata Alvin, Rio melihat Dea
yang sedang diganggu ma preman. Terus, Rio nyelamatin Dea. Tapi
sayangnya, Rionya yang dikeroyokin sampai pingsan. Setelah di bawa ke
rumah sakit, dokter menyatakan kalo Rio amnesia. Tapi amnesianya nggak
semua. Rio masih ingat jati dirinya, ya kecuali orang-orang yang pernah
dikenalinya. Rio tidak ingat.”
“Tapi kenapa Rio ingat Dea?”
“Aku nggak tau Fy..”
Jelas
sudah, selama-lamanya Rio amnesia dan selama-lamanya Rio tidak ingat
lagi padanya. Ia harus menerimanya. Ia harus tegar seperti Shilla. Ya,
Ify harus menemukan lelaki lain. Lelaki pengganti Rio.
***
‘Whenever I'm weary from the battles that rage
in my head
You make sense of madness when my sanity
hangs by a thread’
Suara
itu, Ify berusaha melupakan suara itu. Dan lagu itu, Ify mencoba
amnesia dengan lagu itu. Lagu Rio untuknya. Tapi ia rasa, lagu itu bukan
untuknya lagi. Lagu itu sekarang menjadi milik Rio dan Dea. Ify harus
merelakan semua itu.
‘I lose my way but still you seam to understand
Now and forever
I will be your man’
Dapat
ia lihat dari tempatnya ini, Dea tersenyum bahagia mendengarkan lagu
itu. Sementara itu Rio juga tersenyum bahagia melihat kekasihnya
bahagia. Malam ini, tepatnya di restoran Adindha. Ify ingat, restoran
ini langganannya bersama Rio. Setiap malam minggu mereka sempatkan makan
disini.
Tiba-tiba, tanpa ia
sadari, orang yang ia cintai meliriknya, lalu tersenyum padanya. Ify
tidak tau apa arti dari senyuman itu. Tapi hatinya sedikit merasa
bahagia. Ify bahagia melihat senyuman manis dari orang yang ia cintai.
“Yo, kamu emang romantis banget.” Kata Dea senang.
“Makasih
Dea.. Ohya, bukannya itu cewek yang datang ke rumahku kemarin?” Tanya
Rio. Dea beralih melihat seorang cewek yang duduk sedih tak jauh dari
tempatnya. Oh, apa aku keterlaluan sekali ya?
“Ee, iya kalii..” Jawab Dea.
“Hmmm, tapi kayaknya ada yang aneh deh dari cewek itu.” Kata Rio.
“Ah, udah, mendingan kita habisin makanan kita.” Kata Dea. Ia menjadi bersalah jika Rio terus-terusan membicarakan tentang Ify.
Tidak,
air mata itu tidak boleh ada. Walau hanya setetes pun, air mata itu
tidak boleh keluar. Ify yakin dirinya bisa tegar. Ify yakin ia bisa
melupakan Rio dan mencari lelaki lain.
“Aku harus tegar!” Tekad Ify.
“Bagus Fy, akhirnya kamu tegar juga. Aku yakin Fy, suatu hari nanti seorang pangeran akan
menyatakan cinta padamu. Aku yakin, kau tau Fy, seandainya pangeran itu
adalah aku, maukah kamu menjadi kekasihku? Fy, aku mencintaimu sejak
dulu.. Aku ingin bersamamu Fy, aku ingin membahagiakanmu..”
Ify menoleh tak percaya. “Gabriel?”
***
TBC.....
Kalo ada yang aneh ato nggak nyambung komen ajj J
@fahdastevadit ( http://risedirectioners.blogspot.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar