expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 27 Juli 2013

Please, Don't Forget Me! ( Part 21 )

Part 21

.

.

.

Sekali lagi, Ify menatap foto itu tak percaya. Di edit atau bukan sih? Tapi menurutnya, foto ini nggak di edit. Tapi sungguhan! Ah, masa’ iya sih? Apa ini cuman akalan Dea aja? Ya, Ify yakin sekali.

“Lo jangan percaya foto itu Fy. Itu cuman akal-akalan Dea. Walau foto itu keliatannya nggak diedit, tapi foto itu diedit kok..” Kata suara Zevana. Mendadak Dea kaget.

Zevana mendekati Ify dan Dea lalu merobek foto itu. Ia tersenyum penuh kemenangan pada Dea. Lho? Jadi.. Jadi Zevana teman Ify? TEMAN IFY? Mati gue!

“Eh, kak Zevana.. Nga..ngapain disini?” Tanya Dea takut. Zevana mendekati Dea dan menatap Dea tajam. Sepertinya Dea harus diberi pelajaran.

“Gue nggak percaya ternyata Lo itu jahat De, teganya Lo ngerusak hubungan Ify dengan Rio. Lo harus kasian sama Ify De...” Kata Zevana. Dea terdiam. “Gue sekarang tau Lo itu anaknya sombong, egois, menang sendiri.. Makanya Lo mau ikut lomba cheers kan biar teman-teman Lo iri ma Lo? Ya kan?” Lanjut Zevana.

Sialan! Kalo gini caranya, reputasi gue hancur. Gue harus pindah dari sekolah ini. Gue nggak mau jadi bahan tertawaan anak-anak. Dan tentu saja, pasti si Zevana itu ngeluarin gue dari gengnya. Oke, gue mau-mau aja. Tapi ingat, masalah gue sama Ify belum berakhir.

“Sebaiknya Lo ubah diri Lo menjadi lebih baik. Lo jangan sekali-sekali ganggu hubungan Ify. Apa Lo nggak mau disebut orang sebagai cewek yang hobinya ganggu hubungan orang?”

Alah, kayak RiFy udah nikah aja. Palingan entar mereka bubar. Cinta SMA itu cuman cinta monyet. Nggak akan abadi. Lo juga Zeva, sok ceramahin orang.

“Mulai sekarang, Lo keluar dari geng gue. Gue enek liat wajah Lo. Ohya, satu lagi. Shilla itu sepupu gue.”

Ooo, Dea baru tau. Zevana tau tentang dirinya yang sebenarnya dari Shilla. Dasar Shilla! Tapi tenang aja, suatu hari Lo akan ngerasain akibatnya. Kakak gue...

“Oke, gue keluar. Dan bukan hanya itu, gue pindah dari sekolah ini. Puas?” Bentak Dea. Zevana dan Ify cuman diam. “Ohya, masalah gue sama Lo belum berakhir. Tenang aja, suatu hari Lo bakal menderita!” Lanjut Dea sambil menunjuki Ify.

“Tapi De, gue kan udah minta maaf..” Kata Ify.

“Oke, good bye!” Ketus Dea lalu meninggalkan Ify dan Zevana. Keduanya saling pandang memandang. Zevana mengangkat bahu lalu tersenyum.

“Jangan khawatir, Dea udah pergi. Lo aman.” Kata Zevana. Ify mengangguk.

Tapi, perasaannya tidak enak. Ada yang mengganjal dalam hatinya. Ify ingat tadi kalimat yang diucapkan Dea, ‘Ohya, masalah gue sama Lo belum berakhir. Tenang aja, suatu hari Lo bakal menderita!’. Tuhan.. Apakah itu benar?

***

Mulai hari ini, jam ini, menit ini, detik ini, Cakka memulai kehidupan barunya. Ia bisa melupakan Agni. Namun, masalah lain yaitu ia tak akan lagi pernah jatuh cinta. Cakka trauma memikirkan soal cinta. Tidak seperti Rio yang pasangannya sangat setia. Ya, Cakka ingin seperti Rio. Mendapatkan pasangan yang setia.

Drtrdrtrdrt..

Message From : 0819xxxxxxxx

Kmu Cakka yyaa ??? (:

Argh! Lagi-lagi nomor itu. Nomor yang dari kemarin meng-smsnya tanpa henti. Siapa sih yang punya nomor itu? Cakka malas membalas sms itu namun penasaran juga. Akhirnya Cakka membalasnya.

Message To : 0819xxxxxxxx

Iya, ini siapa?

Belum semenit smsnya langsung dibalas.

Message From : 0819xxxxxxxx

Adek kelas lo, maap. Adek kelas kakak.. Hehe.. (:

Adik kelas, hemmm, Cakka dapat menyimpulkan kalo yang mengerjainya ini cewek. Mana mungkin ada cowok iseng yang mengerjainya? Sudah banyak nomor-nomor asing yang masuk di HPnya dan sebagian besar cewek.

Message To : 0819xxxxxxxx

SMP ato SMA?

Message From : 0819xxxxxxxx

SD (: Nama gw anne..
Anne? Nama yang aneh. Lebih anehnya lagi, adik kelasnya waktu SD. Nggak mungkin sih, Cakka aja lupa nama-nama adik kelasnya waktu SMP. Apalagi SD? Dan nomor asing itu hafal banget namanya. Ya mungkin saja dia salah satu penggemar blackboy, mungkin saja.

Hampir sejaman mereka smsan. Cakka tau, cewek itu sangat mengidolakannya. Dan katanya cewek itu bersekolah di SMA Himalaya, tepatnya kelas tiga SMA. Hemm, Anne? Cakka mencoba mengingat beberapa nama adik kelas SD yang diingatnya. Tapi setaunya, ia hanya ingat tiga. Dan tiga orang itu dulu adalah tetangganya.

Ya, Cakka tak ambil pusing. Ia mematikan handphonenya lalu berbaring di atas kasur. Matanya pun terpejam. Cakka berlari menuju alam mimpinya yang indah.

***

Alvin berubah. Dilihat dari sikapnya, Alvin emang berubah. Dimulai dari sikap cueknya, pendiam, dan nggak banyak omong. Shilla merasa bersalah. Pecahan itu.. Tentu tak pernah ia lupakan. Dan Shilla nggak akan pernah melupakan orang yang memecahkan permata itu, Cakka.

Shilla ingat tadi pertemuannya dengan Alvin. Sore itu..

“Alvin, napa sih Lo berubah?” Tanya Shilla mendekati Alvin. Sebenarnya dia mau nanyain gimana kelanjutan hidup Dea setelah mengalami nasib yang malang.

“Berubah gimana? Gue masih mencintai Lo Shill..” Kata Alvin.

Memang sih, Alvin nggak pernah dekatin cewek. Shilla sering memata-matai Alvin. Pernah ada cewek yang gangguin Alvin dan Alvin langsung marah sama cewek itu. Meski wajah si cewek cantiknya melebihi apapun. Shilla tau, Alvin sangat mencintainya.

“Tapi Lo aneh.”

Alvin terdiam. Cowok itu seperti berikir. Shilla mencoba menebak apa isi dari pikiran cowok itu. Hasilnya, ia sama sekali tidak tau.

“Gue nggak aneh Shill, gue Alvin yang dulu, Alvin yang masih mencintai Lo.”

“Tapi bagaimana dengan permata itu?” Tanya Shilla.

Alvin terdiam lagi lalu tersenyum. “Permata itu nggak berarti apa-apa kok.”

Oh, syukurlah. Tuh kan, waktu di Dufan itu Alvin cuman bercanda aja. Jadinya Shilla merasa bodoh karena telah membentak Cakka, idolanya dulu.

“Terus, gimana soal Dea? Dia baik-baik aja kan?” Tanya Shilla. Alvin mengira Shilla sok simpati, tapi Alvin hanya mengangkat bahu.

“Lho? Lo kan adeknya Vin.”

“Jangan bicarain soal Dea. Gue males.” Jawab Alvin.

Bukannya Alvin nggak mau menjelaskan, tapi jujur aja, ia begitu benci sama Dea, sedikit. Awalnya Alvin siap membantu Dea untuk balas dendam. Tapi tidak lagi. Alvin berjanji nggak akan menyakiti cewek yang sangat dicintainya, Shilla.. Tapi, penyakitnya ini...

Mungkin suatu hari nanti ia dapat mengubah keputusannya.

***

Sekolah baru. Dea berusaha membahagiakan diri di sekolah barunya. SMA Harapan. Sekolahnya lumayan bagus, namun tak sebagus SMA Himalaya. Baginya, kepindahannya ini adalah bentuk rasa bencinya pada Ify. Ify, cewek itu merusak impiannya. Ify yang mendapatkan Rio, bukan dirinya.

Sepertinya Dea ingin cepat-cepat melaksanakan rencana B. Tapi waktunya bukan sekarang. Intinya, rencana B nya itu dapat membuat Ify menderita. Ya, Dea berharap Ify masih tetap menjadi kekasih Rio karena rencana B itu menyangkut soal Rio.

Kira-kira apa bentuk rencananya? Entahlah.. Dea belum memberitahukannya kepada siapapun. Apalagi sama Alvin. Kakaknya itu berubah. Berubah! Alvin tidak mau lagi melakukan pembalas dendaman itu. Katanya, Alvin sayang sama Shilla dan tidak mau meninggalkan Shilla.

Belakangan ini juga Alvin sering murung. Makannya sedikit, jarang bicara, dan jarang keluar rumah. Dea tau, Alvin sedang ada masalah. Wajah Alvin sering pucat dan mudah lelah. Oh God! Ada apa dengan Alvin? Apa dia sakit? Kemungkinan besar jawabannya adalah iya. Waktu kecil, Alvin sering terkena penyakit. Salah satunya yaitu penyakit flek paru. Tapi penyakitnya tidak berbahaya.

“Dea.. Kok melamun sih?” Tanya Alvin.

“Eh kak, baru dateng? Habis kemana?” Tanya Dea.

Alvin tak menjawab. Tiba-tiba ia merasakan tubuhnya menjadi lemah. Sekarang, dadanya menjadi sakit. Tuhan.. Penyakitku ini apa sih? Alvin tidak berani mendatangi rumah sakit. Tapi ia yakin, umurnya sudah tidak panjang lagi.

“Lo kenapa?” Tanya Dea. Ia memegang dahi Alvin.

“Gue nggak papa. Gue ke kamar dulu ya.” Kata Alvin.

“Eh kak, apa Lo yakin nggak akan balas dendam?” Teriak Dea.

Alvin membalikkan badannya seraya tersenyum. Dendam itu.. Alvin tak akan melakukannya. Ia tak akan memutuskan Shilla. Karena Shilla merupakan bagian dari hidupnya. Entah apakah ia terus selalu bersama Shilla, atau...

***

Enam tahun kemudian....

Seorang cowok kira-kira berumur dua puluh tujuh tahun sedang serius mengetik keyboard laptop. Wajah cowok itu tampak lelah, namun cowok itu nggak akan pernah menyerah. Semua ini demi perusahaannya.

“Permisi tuan, maaf menganggu..” Kata seorang cewek yang umurnya di bawah umur cowok itu. Kira-kira umurnya dua puluh lima tahun.

“Oh, tak apa. Anda siapa?” Tanya cowok itu.

“Saya Anne tuan..” Jawab cewek itu sambil tersenyum.

***
TBC...

Makin lama, makin aneh juga cerita ini .. Hehe ..

Kalo ada yang aneh ato nggak nyambung komen ajj (:
@fahdastevadit      ( http://risedirectioners.blogspot.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar