Casting:
Michael Clifford as himself
Chrissy Constanza as herself
.
“Kini
kau pergi dan semuanya tak akan sama lagi. “
***
“Michael?”
“Michael?”
“Michael?”
Tidak. Aku rasa akal sehatku sudah
hilang sehingga aku tidak bisa berpikir dengan jernih. Semuanya tampak aneh dan
berbeda. Rasanya baru kemarin aku bertemu dengannya. Semua itu terjadi secara
tiba-tiba bagaikan mimpi buruk.
Aku masih bisa merasakan sentuhan
tangannya yang lembut, suaranya yang dapat menenangkan hatiku, penampilannya
yang sederhana yang bagiku sangat cantik, dan senyumannya yang tidak bisa
tergantikan oleh senyuman manapun. Kenapa hal ini harus terjadi? Bisakah semua
ini hanyalah sebuah permainan yang tidak lucu?
“Mike kau tidak apa-apa?”
Suara Luke menyadarkanku. Bagaimana
aku bisa baik-baik saja Luke sedangkan gadis yang sangat aku cintai
meninggalkanku tanpa aku duga? Sekarang, kemana perginya dia? Kenapa perginya
sosok Chrissy yang selama ini menjadi bidadariku? Chrissy sangat peduli padaku.
Dia menerimaku apa adanya tanpa memandang kekuranganku.
Kalau boleh jujur, aku menderita
penyakit mengerikan yang menyangkut nyawa yaitu jantung. Aku merasa putus ada
dengan hidupku. Rasanya tidak enak menjadi sosok yang berbeda. Aku mudah lelah
dan tidak bisa menjadi pemuda normal seperti teman-temanku. Kalian tau apa yang
membuatku bertahan sampai sejauh ini? Yaitu karena Chrissy.
Sekarang dia pergi, apakah aku harus
menyusulnya? Tapi kata Mama, aku berhasil melewati masa-masa kritis. Aku
berhasil terselamatkan dengan jantung baru ini, entah siapa yang
mendonorkannya. Bayangkan saja, dulu selama bersama Chrissy aku berharap ingin
sembuh, namun sekarang, ketika Chrissy pergi, aku juga ingin pergi padahal aku
sudah dinyatakan sembuh. Ini sangat tidak adil.
Chrissy, gadis bagaikan bidadari itu
telah merubah hidupku. Aku ingat bagaimana pertemuan pertama kami. Saat itu aku
nyaris mati, namun Chrissy datang dan menyadarkanku bahwa hidupku sangat
penting serta kau tidak boleh berputus asa dengan hidupmu ini.
“Hai..”
Aku
menoleh, menemukan seorang gadis manis yang wajahnya sudah tidak asing lagi.
Mungkin gadis itu teman sekolahku. Untuk apa dia kemari? Apa dia mengenalku?
Tapi setauku, gadis itu tidak paham kalau aku ingin sendiri.
“Kau
siapa? Sebaiknya kau pergi dari tempat sini.” Ucapku setengah membentak.
Gadis
itu menunduk. Aku perhatikan baik-baik wajahnya pucat. Apa aku terlalu kasar
padanya? Sungguh aku merasa berdosa padanya.
“Maafkan
aku kalau aku menganggumu. Namaku Chrissy. Sudah lama aku memerhatikanku.”
Ucapnya.
Aku
terdiam. Kuakui gadis yang bernama Chrissy itu memang sangat cantik dan manis.
Tapi tidak ada waktu untuk memandangi wajah cantiknya itu karena semuanya sia-sia.
“Untuk
apa kau memerhatikanku? Aku hanya ingin sendiri dan sepertinya aku sebentar
lagi akan mati.” Ucapku.
“Jangan!
Tolong jangan katakan itu. Aku.. Aku tidak ingin kehilanganmu. Aku bahagia
hanya bisa melihatmu dari jauh tapi tolong, jangan katakan itu.” Ucap Chrissy.
Apa
Chrissy menyukaiku? Aku tidak ge-er lho hanya menduga saja. Tapi apa hak
Chrissy melarang keinginanku untuk mati?
“Aku
sekarat. Jantungku sudah tidak berguna lagi.”
Tuhan begitu baik menemukanku dengan
Chrissy. Dialah yang selalu membuatku tersenyum dan melupakan penyakitku ini.
Tanpa kusadari, aku jatuh cinta padanya dan menjadikannya sebagai kekasihku.
Tentu saja Chrissy menerimanya.
Hubungan kami berjalan normal. Tapi
terkadang Chrissy selalu takut kalau-kalau dia kehilangan aku karena Chrissy
sangat mencintaiku. Aku juga tidak ingin kehilangannya, sungguh.
“Michael,
bagaimana kondismu? Aku khawatir padamu.” Tangis Chrissy.
Hari
ini aku terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Rasanya tubuhku sudah tak kuat
lagi. Tapi aku sudah berjanji pada Chrissy untuk tetap bertahan, juga
keluargaku. Aku tidak ingin kehilangan mereka.
Kusentuh
wajahnya dengan penuh cinta. Aku ingin menangis, tapi kucoba keras untuk
menahan tangisanku. “Aku kan sudah janji untuk tidak akan meninggalkanmu.”
Ucapku menghiburnya.
“Tapi
kondisimu semakin parah. Aku takut Michael. Aku sering mendapat mimpi buruk
tentangmu.” Ucap Chrissy.
Aku juga Chriss! Teriakku dalam hati. Tapi aku mencoba tetap ceria dan bersemangat
demi Chrissy, demi sosok yang sangat aku cintai.
Kalian tidak akan menyangka kalau
Chrissy-lah yang pergi, bukan aku. Selama ini aku tak pernah merasa takut
kehilangan Chrissy melainkan takut meninggalkan Chrissy.
“Mike, pulang yuk.” Ajak Calum.
Tidak mungkin aku berlama-lama
disini. Sudah hampir malam. Aku yakin sekali Chrissy baik-baik saja disana.
Selama perjalan pulang, aku bertanya-tanya apakah Chrissy merindukanku? Apakah
Chrissy masih mengingatku?
Seperti bintang jatuh yang muncul
secara tiba-tiba lalu jatuh dengan cepat dan hilang. Seperti itulah Chrissy.
Sekarang hidupku tak akan sama lagi tanpanya. Dan bisakah aku menjalani hidupku
lagi? Ku harap aku mengetahui jawabannya.
***
Pagi yang berbeda. Aku bangun dengan
malas. Anehnya jantungku berdetak cepat. Ada apa ini? Apakah tubuhku menolak
jantung baru ini? Aku tidak tau siapa yang mendonorkan jantung ini tapi aku
yakin sekali si pendonor itu berhati malaikat. Mungkin dia sekarat lalu
memberikan jantungnya padaku, mungkin saja.
“Pagi sayang. Mama tau ini berat
bagimu, tapi Mama berharap kamu bisa menjalaninya. Masih banyak orang-orang
yang mencintaimu.” Ucap Ibuku.
Aku hanya membutuhkan waktu. Memang
tidak sedikit tapi aku berharap aku bisa melaluinya. Aku memutuskan duduk di
teras. Ketika tiba, aku menemukan sebuah buku berwarna pink yang aku tidak tau
siapa pemiliknya. Aku ambil buku itu.
Astaga.. Bukannya ini… Bukannya ini
tulisannya Chrissy?
Aku baca dan terus membacanya sampai
tiba di tulisannya yang sangat tidak aku duga. Chrissy? Benarkah? Tidak. Aku
tidak boleh menangis.
Aku tidak marah pada-Mu, Tuhan. Justru aku
harus berusaha ikhlas menerima semua ini. Penyakit kankerku ini memang sudah
sangat parah tapi akan aku cari jalan agar aku bisa sembuh walau mustahil. Ini
juga demi Michael. Aku tidak ingin dia sedih karena aku.
Oh Chrissy.. Ternyata kita mengalami hal yang sama namun kondisi yang
berbeda. Jadi selama ini Chrissy terkena kanker? Aku sungguh tak menyangka
padahal Chrissy baik-baik saja. Tapi bukankah Chrissy meninggal karena
kecelakaan?
Kubuka lagi setiap lembarnya dan
menemukan kalimat-kalimat yang berantakan dan tubuhku bergetar melihat tetesan
darah yang sudah kering ditulisan itu. Tapi bukan karena darah itu, melainkan
tulisannya yang bagiku tidaklah benar.
Apa kabar Michael? Maaf karena selama ini
aku tidak menceritakan penyakitku sedangkan kamu sudah menceritakan padaku. Aku
rasa umurku sudah tidak panjang lagi, tapi bukannya aku putus asa tapi entahlah
dan tidak hanya karena kanker ini saja kan yang bisa membuatku bertemu dengan
maut?
Ohya, happy birthday Michael! Maaf karena aku tidak bisa
hadir di sisimu tapi walau aku tidak ada disisimu kau pastinya bisa merasakan
kehadiranku kan? Hehe…
Aku nyaris lupa bahwa hari ini adalah hari ulang tahunku. Bagaimana bisa?
Dan bagaimana buku ini bisa ada disini? Apakah Chrissy kembali?
Biar aku tebak, jantung barumu sering
berdetak-detak kan? Kau pasti tak akan percaya Mike bahwa jantung barumu itu
adalah jantungku. Aku yang mendonorkannya padamu. Aku bukannya ingin bunuh
diri, tapi aku sudah tau bahwa Tuhan memangilku kembali disisi-Nya dan aku
ingin meminta permintaan terakhir yaitu memberikan jantungku padamu.
Aku belum menjawab kenapa jantung barumu itu sering
berdetak-dekat kan? Itu karena setiap kali aku melihatmu, jantungku selalu
berdetak-detak dan berusaha menahan malu. Rasanya lucu memang. Tapi sekarang
dia bersamamu dan kau harus menjaganya baik-baik, oke?
Itu saja dariku. Jangan sedih. Aku tidak akan kemana. Aku
selalu merindukanmu. Disini aku baik-baik saja dengan tempat baruku.
Terimakasih Michael karena mau menerimaku dan membuatku tersenyum. Aku
mencintaimu, selalu.
Seperti mendengar alunan musik yang meyayat hati, aku pun menutup buku
itu. Chrissy, aku juga mencintaimu. Memang semuanya tak akan sama lagi, tapi
aku akan selalu berusaha mencari jalan untuk membangkitkan hidupku dan hatiku.
Terimakasih kembali atas seluruh
cintamu padaku.
***
END
Song for this
part:
Simple Plan –
Gone Too Soon
Hey there now,
where'd you go
You left me
here so unexpected
You changed
my life I hope you know
cause now I'm
lost so unprotected
In a blink of
an eye, I never got to say goodbye
Like a
shooting star, flyin' across the room
So fast so
far, you were gone too soon
You're part
of me and I'll never be
The same here
without you
You were gone
too soon
You were
always there and like shining light
on my darkest
days you were there to guide me
Oh I miss you
now I wish you could see
Just how much
your memory will always mean to me
In a blink of
an eye, I never got to say goodbye
Like a
shooting star, flyin' across the room
So fast so
far, you were gone too soon
You're part
of me and I'll never be
The same here
without you
You were gone
too soon
Shine on!
Shine on! To a better place
Shine on!
Shine on! Will never be the same
Shine on!
Shine on!
Like a
shooting star, flyin' across the room
So fast so
far, you were gone too soon
You're part
of me and I'll never be
The same here
without you
You were gone
too soon
Shine on!
Shine on! You were gone too soon
Shine on!
Shine on! You were gone too soon
Shine on!
Shine on! You were gone too soon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar