expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 22 September 2016

Get Your Heart On!: ( 9 ) Gone Too Soon



Casting:

Michael Clifford as himself

Chrissy Constanza as herself

.

            Kini kau pergi dan semuanya tak akan sama lagi. “

***

            “Michael?”

            “Michael?”

            “Michael?”

            Tidak. Aku rasa akal sehatku sudah hilang sehingga aku tidak bisa berpikir dengan jernih. Semuanya tampak aneh dan berbeda. Rasanya baru kemarin aku bertemu dengannya. Semua itu terjadi secara tiba-tiba bagaikan mimpi buruk.

            Aku masih bisa merasakan sentuhan tangannya yang lembut, suaranya yang dapat menenangkan hatiku, penampilannya yang sederhana yang bagiku sangat cantik, dan senyumannya yang tidak bisa tergantikan oleh senyuman manapun. Kenapa hal ini harus terjadi? Bisakah semua ini hanyalah sebuah permainan yang tidak lucu?

            “Mike kau tidak apa-apa?”

            Suara Luke menyadarkanku. Bagaimana aku bisa baik-baik saja Luke sedangkan gadis yang sangat aku cintai meninggalkanku tanpa aku duga? Sekarang, kemana perginya dia? Kenapa perginya sosok Chrissy yang selama ini menjadi bidadariku? Chrissy sangat peduli padaku. Dia menerimaku apa adanya tanpa memandang kekuranganku.

            Kalau boleh jujur, aku menderita penyakit mengerikan yang menyangkut nyawa yaitu jantung. Aku merasa putus ada dengan hidupku. Rasanya tidak enak menjadi sosok yang berbeda. Aku mudah lelah dan tidak bisa menjadi pemuda normal seperti teman-temanku. Kalian tau apa yang membuatku bertahan sampai sejauh ini? Yaitu karena Chrissy.

            Sekarang dia pergi, apakah aku harus menyusulnya? Tapi kata Mama, aku berhasil melewati masa-masa kritis. Aku berhasil terselamatkan dengan jantung baru ini, entah siapa yang mendonorkannya. Bayangkan saja, dulu selama bersama Chrissy aku berharap ingin sembuh, namun sekarang, ketika Chrissy pergi, aku juga ingin pergi padahal aku sudah dinyatakan sembuh. Ini sangat tidak adil.

            Chrissy, gadis bagaikan bidadari itu telah merubah hidupku. Aku ingat bagaimana pertemuan pertama kami. Saat itu aku nyaris mati, namun Chrissy datang dan menyadarkanku bahwa hidupku sangat penting serta kau tidak boleh berputus asa dengan hidupmu ini.

            “Hai..”

            Aku menoleh, menemukan seorang gadis manis yang wajahnya sudah tidak asing lagi. Mungkin gadis itu teman sekolahku. Untuk apa dia kemari? Apa dia mengenalku? Tapi setauku, gadis itu tidak paham kalau aku ingin sendiri.

            “Kau siapa? Sebaiknya kau pergi dari tempat sini.” Ucapku setengah membentak.

            Gadis itu menunduk. Aku perhatikan baik-baik wajahnya pucat. Apa aku terlalu kasar padanya? Sungguh aku merasa berdosa padanya.

            “Maafkan aku kalau aku menganggumu. Namaku Chrissy. Sudah lama aku memerhatikanku.” Ucapnya.

            Aku terdiam. Kuakui gadis yang bernama Chrissy itu memang sangat cantik dan manis. Tapi tidak ada waktu untuk memandangi wajah cantiknya itu karena semuanya sia-sia.

            “Untuk apa kau memerhatikanku? Aku hanya ingin sendiri dan sepertinya aku sebentar lagi akan mati.” Ucapku.

            “Jangan! Tolong jangan katakan itu. Aku.. Aku tidak ingin kehilanganmu. Aku bahagia hanya bisa melihatmu dari jauh tapi tolong, jangan katakan itu.” Ucap Chrissy.

            Apa Chrissy menyukaiku? Aku tidak ge-er lho hanya menduga saja. Tapi apa hak Chrissy melarang keinginanku untuk mati?

            “Aku sekarat. Jantungku sudah tidak berguna lagi.”

            Tuhan begitu baik menemukanku dengan Chrissy. Dialah yang selalu membuatku tersenyum dan melupakan penyakitku ini. Tanpa kusadari, aku jatuh cinta padanya dan menjadikannya sebagai kekasihku. Tentu saja Chrissy menerimanya.

            Hubungan kami berjalan normal. Tapi terkadang Chrissy selalu takut kalau-kalau dia kehilangan aku karena Chrissy sangat mencintaiku. Aku juga tidak ingin kehilangannya, sungguh.

            “Michael, bagaimana kondismu? Aku khawatir padamu.” Tangis Chrissy.

            Hari ini aku terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Rasanya tubuhku sudah tak kuat lagi. Tapi aku sudah berjanji pada Chrissy untuk tetap bertahan, juga keluargaku. Aku tidak ingin kehilangan mereka.

            Kusentuh wajahnya dengan penuh cinta. Aku ingin menangis, tapi kucoba keras untuk menahan tangisanku. “Aku kan sudah janji untuk tidak akan meninggalkanmu.” Ucapku menghiburnya.

            “Tapi kondisimu semakin parah. Aku takut Michael. Aku sering mendapat mimpi buruk tentangmu.” Ucap Chrissy.

            Aku juga Chriss! Teriakku dalam hati. Tapi aku mencoba tetap ceria dan bersemangat demi Chrissy, demi sosok yang sangat aku cintai.

            Kalian tidak akan menyangka kalau Chrissy-lah yang pergi, bukan aku. Selama ini aku tak pernah merasa takut kehilangan Chrissy melainkan takut meninggalkan Chrissy.

            “Mike, pulang yuk.” Ajak Calum.

            Tidak mungkin aku berlama-lama disini. Sudah hampir malam. Aku yakin sekali Chrissy baik-baik saja disana. Selama perjalan pulang, aku bertanya-tanya apakah Chrissy merindukanku? Apakah Chrissy masih mengingatku?

            Seperti bintang jatuh yang muncul secara tiba-tiba lalu jatuh dengan cepat dan hilang. Seperti itulah Chrissy. Sekarang hidupku tak akan sama lagi tanpanya. Dan bisakah aku menjalani hidupku lagi? Ku harap aku mengetahui jawabannya.

***

            Pagi yang berbeda. Aku bangun dengan malas. Anehnya jantungku berdetak cepat. Ada apa ini? Apakah tubuhku menolak jantung baru ini? Aku tidak tau siapa yang mendonorkan jantung ini tapi aku yakin sekali si pendonor itu berhati malaikat. Mungkin dia sekarat lalu memberikan jantungnya padaku, mungkin saja.

            “Pagi sayang. Mama tau ini berat bagimu, tapi Mama berharap kamu bisa menjalaninya. Masih banyak orang-orang yang mencintaimu.” Ucap Ibuku.

            Aku hanya membutuhkan waktu. Memang tidak sedikit tapi aku berharap aku bisa melaluinya. Aku memutuskan duduk di teras. Ketika tiba, aku menemukan sebuah buku berwarna pink yang aku tidak tau siapa pemiliknya. Aku ambil buku itu.

            Astaga.. Bukannya ini… Bukannya ini tulisannya Chrissy?

            Aku baca dan terus membacanya sampai tiba di tulisannya yang sangat tidak aku duga. Chrissy? Benarkah? Tidak. Aku tidak boleh menangis.

            Aku tidak marah pada-Mu, Tuhan. Justru aku harus berusaha ikhlas menerima semua ini. Penyakit kankerku ini memang sudah sangat parah tapi akan aku cari jalan agar aku bisa sembuh walau mustahil. Ini juga demi Michael. Aku tidak ingin dia sedih karena aku.

            Oh Chrissy.. Ternyata kita mengalami hal yang sama namun kondisi yang berbeda. Jadi selama ini Chrissy terkena kanker? Aku sungguh tak menyangka padahal Chrissy baik-baik saja. Tapi bukankah Chrissy meninggal karena kecelakaan?

            Kubuka lagi setiap lembarnya dan menemukan kalimat-kalimat yang berantakan dan tubuhku bergetar melihat tetesan darah yang sudah kering ditulisan itu. Tapi bukan karena darah itu, melainkan tulisannya yang bagiku tidaklah benar.

            Apa kabar Michael? Maaf karena selama ini aku tidak menceritakan penyakitku sedangkan kamu sudah menceritakan padaku. Aku rasa umurku sudah tidak panjang lagi, tapi bukannya aku putus asa tapi entahlah dan tidak hanya karena kanker ini saja kan yang bisa membuatku bertemu dengan maut?

            Ohya, happy birthday Michael! Maaf karena aku tidak bisa hadir di sisimu tapi walau aku tidak ada disisimu kau pastinya bisa merasakan kehadiranku kan? Hehe…

            Aku nyaris lupa bahwa hari ini adalah hari ulang tahunku. Bagaimana bisa? Dan bagaimana buku ini bisa ada disini? Apakah Chrissy kembali?

            Biar aku tebak, jantung barumu sering berdetak-detak kan? Kau pasti tak akan percaya Mike bahwa jantung barumu itu adalah jantungku. Aku yang mendonorkannya padamu. Aku bukannya ingin bunuh diri, tapi aku sudah tau bahwa Tuhan memangilku kembali disisi-Nya dan aku ingin meminta permintaan terakhir yaitu memberikan jantungku padamu.

            Aku belum menjawab kenapa jantung barumu itu sering berdetak-dekat kan? Itu karena setiap kali aku melihatmu, jantungku selalu berdetak-detak dan berusaha menahan malu. Rasanya lucu memang. Tapi sekarang dia bersamamu dan kau harus menjaganya baik-baik, oke?

            Itu saja dariku. Jangan sedih. Aku tidak akan kemana. Aku selalu merindukanmu. Disini aku baik-baik saja dengan tempat baruku. Terimakasih Michael karena mau menerimaku dan membuatku tersenyum. Aku mencintaimu, selalu.

            Seperti mendengar alunan musik yang meyayat hati, aku pun menutup buku itu. Chrissy, aku juga mencintaimu. Memang semuanya tak akan sama lagi, tapi aku akan selalu berusaha mencari jalan untuk membangkitkan hidupku dan hatiku.

            Terimakasih kembali atas seluruh cintamu padaku.

***

END

Song for this part:

Simple Plan – Gone Too Soon


Hey there now, where'd you go

You left me here so unexpected

You changed my life I hope you know

cause now I'm lost so unprotected

In a blink of an eye, I never got to say goodbye


Like a shooting star, flyin' across the room

So fast so far, you were gone too soon

You're part of me and I'll never be

The same here without you

You were gone too soon


You were always there and like shining light

on my darkest days you were there to guide me

Oh I miss you now I wish you could see

Just how much your memory will always mean to me

In a blink of an eye, I never got to say goodbye


Like a shooting star, flyin' across the room

So fast so far, you were gone too soon

You're part of me and I'll never be

The same here without you

You were gone too soon


Shine on! Shine on! To a better place

Shine on! Shine on! Will never be the same

Shine on! Shine on!


Like a shooting star, flyin' across the room

So fast so far, you were gone too soon

You're part of me and I'll never be

The same here without you

You were gone too soon


Shine on! Shine on! You were gone too soon

Shine on! Shine on! You were gone too soon

Shine on! Shine on! You were gone too soon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar