Casting:
Harry Styles as himself
Calvin Harris as himself
Taylor Swift as herself
Gemma Styles as herself
Niall Horan as himself
.
“Bagaimanapun juga aku harus
memenangkan pertandingan ini, juga memenangkan hatimu.”
***
“Harry? Harry!”
Aku kaget mendengar suara itu. Suara
yang tidak lain adalah kakak perempuanku satu-satunya yang bernama Gemma. Sial.
Aku memikirkan gadis itu lagi. Gadis yang sudah dua bulan ini hadir di hatiku
dan aku tidak bisa melupakannya begitu saja. Gadis yang sangat cantik dari
dalam dan luar. Gadis yang menjadi impian para lelaki. Gadis itu bernama Taylor
Swift.
Well, aku hanyalah pemuda biasa yang
terlalu banyak berharap kepada seseorang yang sangat susah aku raih. Mungkin
saja mustahil. Aku tidak kaya. Hidupku pas-pasan. Aku bukanlah mereka yang
memiliki rumah mewah, banyak uang dan lain sebagainya. Tapi aku memiliki sebuah
hobi yang kurasa sangat menantang yaitu balap motor.
Meski Mom dan Gemma melarangku
balapan motor lagi, tapi aku tetap melakukannya karena itu sudah menjadi bagian
dari hidupku. Mungkin karena mereka takut kalau aku bisa terluka karena balap
motor tidak main-main. Tapi sunggu aku bisa menjaga diriku dan tidak akan mati
bodoh hanya karena balap motor.
“Mom, aku pergi dulu.” Ucapku
berdiri lalu mencium telapak tangan Mom.
Aku kuliah sambil bekerja.
Pekerjaanku hanya pekerjaan biasa yaitu menjadi penjaga toko kue. Hitung-hitung
bisa menambah biaya hidup karena aku tidak enak dengan Mom. Setelah orangtuaku
cerai, hidupku tidak mudah. Ayahku tega meninggalkan kami semua dan aku tidak
habis pikir kenapa Ayah tega melakukan hal itu.
Setiba di kampus, lagi-lagi aku tak
sengaja melihat sosok bidadari cantik yang senyumnya tidak bisa hilang dari
wajahku. Dialah Taylor. Gadis itu cukup pendiam dan penyendiri. Selama ini aku
hanya memerhatikannya dari jauh, tapi kali ini tidak. Aku harus berani
mendekatinya. Namun….
Sialan! Lelaki yang tidak lain
adalah Calvin itu memang membuatku muak. Calvin bukan hanya menjadi sainganku
demi mendapatkan Taylor, tapi lelaki itu juga musuhku selama kami bertanding.
Aku selalu kalah menerima tantangannya. Rasanya Calvin sudah seperti pembalap
motor profesional. Tapi aku bersumpah untuk mengalahkannya suatu hari nanti.
“Harry, waaa.. Aku tau kau pasti
cemburu melihat Calvin dengan Taylor.” Ucap Niall, sahabatku.
Aku menghela nafas panjang. “Aku
harus bagaimana? Kurasa Calvin sudah cukup dekat dengan Taylor dan..” Ucapku
lalu dipotong Niall.
“Jangan seperti itu! Aku curiga
dengan Calvin yang sepertinya bukan lelaki yang baik. Kalau kau cinta sama
Taylor, kau harus memenangkan hatinya.” Ucap Niall.
‘Memenangkan
hatinya?’
***
Ucapan Niall masih saja aku ingat.
Jadi aku harus memenangkan hati Taylor? Bahkan bicara saja aku tidak pernah.
Aku terlalu payah dalam menghadapi masalah seperti ini. Dan rasanya aku sudah
putus asa.
BRAKK !!!
Aku kaget menyadari ada sosok yang
menabrakku. Sosok itu tertunduk sambil mengambil buku-bukunya yang berserakan.
“Taylor?” Ucapku. Ups!
“Oh maafkan aku. Aku tidak sengaja
menabrakmu.” Ucap gadis itu. Taylor, ya.
Kenapa mulutku terasa kaku? Ayolah
Harr! “Mmm.. Tak apa.” Ucapku.
“Tadi kau menyebut namaku?” Tanya
Taylor.
“Iya, hehe. Aku sudah mengenalmu
sejak lama.” Jawabku.
Kulihat Taylor tersenyum malu.
Astaga ini baru pertama kalinya aku melihat senyum Taylor secara langsung dan
dengan jarak yang dekat.
“Taylor! Ternyata kau disini.” Ucap
seseorang.
Rasanya aku ingin menerkam orang
itu. Siapa lagi kalau bukan Calvin? Calvin menatapku dengan tatapan seakan-akan
dia ingin membunuhku. Lelaki itu menarik tangan Taylor lalu memaksanya
meninggalkan tempat ini. Hah! Kenapa harus Calvin? Aku sangat membenci lelaki
itu dan ingin mengalahkannya. Dan aku merasa takut kalau-kalau Calvin dan
Taylor menjalin sebuah hubungan yang nantinya membuatku tak bisa mendekati
Taylor lagi.
***
Akhir-akhir ini pikiranku tidak bisa
terlepas dari Taylor dan Calvin. Banyak gosip yang mengatakan kalau mereka
diam-diam pacaran. Tapi bagaimanapun juga aku tidak memiliki hak untuk melarang
mereka pacaran. Aku hanya bisa menahan rasa sakit yang sangat susah aku
sembuhkan.
“Hai Harry..”
Suara lembut itu menyadarkanku.
Taylor? Benarkah itu Taylor? Untuk apa dia mendatangiku? Aku melihat-lihat
disekitarku. Aman. Tidak ada Calvin.
“Aku boleh duduk disini kan?” Tanya
Taylor.
“Oh, tentu saja.” Ucapku.
Pasti ada sesuatu hal yang penting
yang ingin Taylor sampaikan padaku. Kulihat Taylor tampak ragu. Apa ini ada
hubungannya dengan Calvin?
“Katakan saja. Aku tau pasti ada
sesuatu yang ingin kau katakan.” Ucapku.
“Calvin, dia ingin menantangmu balap
motor besok sore.” Ucap Taylor.
Sudah aku duga. Ini kesempatan besar
yang harus aku manfaatkan baik-baik. Calvin mengajakku bertanding padahal
biasanya aku yang mengajaknya bertanding. Karena itulah aku harus
mengalahkannya. Aku harus membuktikan bahwa aku bisa mengalahkan Calvin. Harry
Styles adalah seorang pemenang, bukan pecundang.
“Oke. Aku siap menerima
tantangannya.” Ucapku.
Sepertinya obloranku dengan Taylor
terasa kaku. Taylor belum juga pergi dari sini. Apakah ini saatnya? Apakah ini
saatnya bagiku untuk menyatakan cinta padanya?
“Taylor..” Ucapku. Ayolah Harr, kau
pasti bisa. “Aku.. Aku mencintaimu.” Sambungku.
***
Sebentar lagi pertandingan dimulai.
Aku sudah berlatih dan saat ini dimana saatnya membuktikan kalau aku bisa
mengalahkan Calvin. Memang banyak yang menyindiriku kalau aku pasti kalah lagi.
Tapi akan aku buktikan ucapan mereka adalah salah.
Aku sudah lama berlatih dan
berusaha. Semua latihan yang aku lakukan tentunya tidak akan mengkhianati
hasilnya.
“Harry..”
Taylor? Sedang apa dia disini?
“Jangan terlalu memaksa. Aku tau kau
ingin sekali memenangkan pertandingan ini. Tapi pesanku, jangan terlalu
memaksakan dirimu. Aku takut kau terluka.” Ucap Taylor.
Aku tak percaya kata-kata itu keluar
dari mulut Taylor. Tapi bagiku pertandingan ini sangat penting dan akulah yang
harus memenangkannya.
“Apakah kau sudah siap untuk kalah?”
Tanya Calvin.
Mau tidak mau aku harus bersabar
menghadapi Calvin. Tentunya aku tidak mau area balapan ini berubah menjadi area
perkelahian yang sengit antara aku dengan Calvin. Karena itulah aku balas
ucapannya dengan senyuman.
Akhirnya pertandingan pun dimulai.
Semua penonton bersorak gembira, tentunya mereka menyoraki nama Calvin, bukan
aku, tapi aku tidak peduli. Calvin sudah terasa jauh dariku, tapi aku berusaha
mengejarnya. Kuakui Calvin memang sangat hebat. Aku tak habis pikir mengapa dia
bisa sehebat itu. Aku sadar seharusnya aku tidak boleh menyimpan dendam
padanya.
Pertandingan berakhir. Tentu kalian
bisa menebak siapa pemenangnya. Dia adalah Calvin. Aku terduduk lesu karena aku
kalah lagi. Sudah sering aku kalah meski aku telah mencoba sekuat tenaga.
“Harry, kau tidak apa-apa kan?”
Taylor, kedatangan gadis itu
langsung membuat hatiku cerah. Aku tersenyum padanya dan dia membalas senyumku.
“Aku kalah, lagi, untuk yang
kesekian kalinya. Calvin memang hebat. Aku selalu kalah dan tidak bisa menang
darinya.” Ucapku.
“Tapi kau menang, Harry. Kau adalah
seorang pemenang.” Ucap Taylor.
Aku menatap mata biru Taylor,
berusaha mencari maksud dari ucapannya tadi. “Aku tidak mengerti maksudmu.”
Ucapku.
“Iya, kau adalah seorang pemenang
karena kau telah memenangkan hatiku. Aku.. Aku juga mencintaimu. Aku sudah
menolak cinta Calvin karena aku tidak menyukainya, terutama sikapnya yang keras
kepala. Jadi, kau adalah seorang pemenang, Harry..” Ucap Taylor.
“Taylor..” Ucapku.
Langsung saja aku memeluk Taylor.
Aku benar-benar tidak menyangka mendengar kata demi kata yang Taylor ucapkan.
Gadis itu memang selalu memberikanku kejutan yang tidak disangka-sangka.
Aku mencintaimu, Taylor..
***
END
Song for this
part
Simple Plan –
Last One Standing
How many
times are you gonna try to shut me out?
I told you
once, told you twice, I ain’t gonna turn back around
You can say
whatever, try to mess with me
I don’t care,
I’m not scared
You don’t
have to say you’re sorry, save your sympathy
With a friend
like you, I don’t need an enemy
I would give
you time if you were worth it
But guess
what, you’re not worth it
Whoah..
Whoah..
I’m always
gonna be the last one standing
Whoah..
Whoah..
Cause I’m
never gonna give up trying
And now I’m
ready to go, I’m here waiting for you
And I’m gonna
be the last one standing
The last one
standing
Did you think
that I would surrender easily?
Just like
that, you were getting rid of me
Is that the
way you saw it all go down?
I don’t
think, I don’t think so
So give it
up, give it up unless you want a little more
You think
you’re pretty tough, so let’s throw down
It’s alright,
I’m alright
Whoah..
Whoah..
I’m always
gonna be the last one standing
Whoah..
Whoah..
Cause I’m
never gonna give up trying
And now I’m
ready to go, I’m here waiting for you
And I’m gonna
be the last one standing
The last one
standing
I won’t give
up, I keep trying
I’m always
gonna be the last one standing
It’s not
over, I keep fighting
I’m always
gonna be the last one standing
I won’t give
up, I keep trying
I’m always
gonna be the last one standing
It’s not
over, I keep fighting
Whoah..
Whoah..
I’m always
gonna be the last one standing
Whoah..
Whoah..
Cause I’m
never gonna give up trying
And now I’m
ready to go, I’m here waiting for you
And I’m gonna
be the last one standing
The last one
standing
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar