expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 21 Juli 2015

Towers ( Part 18 )



Part 18

.

            Keadaan Ashley sudah membaik dan tampaknya Ashley sudah agak tenang. Sekarang ini jam menunjukkan pukul delapan malam. Liza masih setia menemani Ashley dan sedikit khawatir mengapa sampai sekarang Tristan belum datang juga. Tristan kemana? Liza merasa ada sesuatu yang terjadi pada Tristan.

            “Ma, kak Tris mana?” Tanya Ashley.

            Meski Liza merasa khawatir, sebisa mungkin Liza menyembunyikan rasa kekhawatirannya itu agar tidak membuat Ashley khawatir. Liza tidak ingin Ashley kembali menjadi tidak tenang dan sepertinya Ashley sudah melupakan soal Luke.

            “Kak Tristan sedang membeli makanan di luar, sebentar lagi dia datang.” Bohong Liza.

            Tiba-tiba pintu kamar rawat Ashley diketuk oleh seseorang. Liza sedikit kaget dan berharap yang mengetuk itu adalah Tristan. Liza pun berjalan mendekati pintu itu dan membukanya. Bukan. Bukan Tristan, melainkan Novela! Cepat-cepat Liza menampilkan senyumnya dan mempersilahkan Novela masuk ke dalam.

            “Gimana keadaan Ashley?” Tanya Novela.

            “Ashley sudah sadar.” Jawab Liza.

            Benar apa kata Liza. Ashley sudah sadar dan Ashley sedang tersenyum padanya. Tiba-tiba Novela teringat dengan Tristan. Dimana Tristan? Seharusnya Tristan ada disini.

            “Dimana Tristan?” Tanya Novela.

            Liza tidak menjawab pertanyaan Novela. Liza tidak ingin berbohong untuk yang kedua kalinya. Sementara itu Novela merasa Liza sedang menyembunyikan sesuatu yang menyangkut soal Tristan. Novela merasa Tristan sedang tidak baik-baik saja dan gadis itu menjadi khawatir. Tristan. Novela sudah rela membayar biaya rumah sakit hanya untuk membantu Tristan meski Tristan tetap ingin mengganti uangnya. Tristan masih sama. Tristan yang tidak menyukainya dan tidak tertartik padanya. Novela harus menerima semua itu.

            “Semua biaya rumah sakit biar Vela yang tanggung.” Ucap Novela.

            Liza yang tidak tau bahwa Novela yang membayar biaya rumah sakit langsung kaget. Novela sangat baik padanya. Novela mau menanggung biaya rumah sakit walau Liza merasa keluarga Novela kurang menyukainya.

            “Terimakasih. Kamu sudah sangat baik dengan keluarga kami.” Ucap Liza.

            Novela tersenyum membalas ucapan Liza. Jika saja Tristan seperti Liza. Jika saja Tristan sedikit mau melihatnya… Kemudian Novela teringat dengan Luke. Apakah Liza sudah mengetahui bahwa Luke mirip dengan Tristan?

            “Ng.. Tante sudah tau kalau Luke mirip dengan Tristan?” Tanya Novela.

            Bodoh! Novela merasa dirinya bodoh menanyakan hal itu. Tentu saja Liza tidak mengenali Luke dan mana mungkin Liza bisa menyimpulkan bahwa Luke mirip dengan Tristan? Namun jawaban Liza di luar dugaannya.

            “Tentu saja mereka mirip. Bahkan saking miripnya tante terkadang sulit membedakan antara Luke dengan Tristan” Jawab Liza.

            Tubuh Novela menjadi gemetaran. Apa ia salah bicara tadi? Tapi Novela langsung ingat dengan cerita Ashley yang mengatakan bahwa Tristan memiliki saudara kembar bernama Luke yang sudah meninggal. Mungkin Luke itu yang dimaksud Liza, bukan Luke Flemmings.

            Novela hampir lupa kalau ia membawa beberapa makanan untuk Liza dan Ashley. Gadis itu pun memberikan makanan itu pada Liza dan Liza menerimanya dengan penuh rasa terimakasih.

            “Kau gadis terbaik yang pernah aku temui..” Ucap Liza.

***

            Sudah berapa lamakah ia berada di tempat ini?

            Tristan terbangun dari tidurnya dan menyadari bahwa sudah jam delapan malam. Bukankah seharusnya Tami memaksanya keluar katanya ada acara penting? Kalau batal syukurlah. Sekarang Tristan harus mencari cara agar bisa keluar dari tempat ini. Sebenarnya tempat ini sangat nyaman dan Tristan merasa puas. Ternyata menjadi Luke sangatlah enak. Banyak mempunyai idola dan memiliki uang yang berlimpah.

            Tristan berjalan mendekati cermin dan tersenyum menatap dirinya yang seakan-akan adalah Luke. Luke. Satu-satunya jawaban adalah bertemu dengan Luke agar semua masalah yang ia alami selesai. Tiba-tiba kepalanya menjadi pusing. Tristan merasa dunia sedang berputar dan Tristan merasa sedang di datangi oleh seorang makhluk. Seorang makhluk aneh yang berpakaian serba putih.

            Salah satu diantara kalian harus mati. Kau harus memilih: mengorbankan dirimu atau mengorbankan dirinya’

            Lagi. Suara itu kembali hadir dan membuat Tristan ketakutan. Tristan merasa seperti sedang diterkam oleh si pemiliki suara. Ini bukan mimpi. Ini kenyataan! Tristan sedang tidak bermimpi sekarang. Akhirnya kondisinya mulai membaik dan Tristan lega semuanya sudah berakhir meski Tristan merasa takut kalau-kalau makhluk aneh itu datang lagi.

            Sampai sekarang Tristan masih penasaran dengan mimpinya itu. Mengorbangkan dirimu atau mengorbankan dirinya? Apakah ia harus mati? Tidak. Tristan tidak ingin mati. Tristan harus bertemu Luke dan tidak ingin meninggalkan Liza dan Ashley. Tetapi jika ia tidak mati, maka ‘dirinya’-lah yang akan mati. Tetapi ‘dirinya’ itu siapa?

            Pintu kamarnya diketuk oleh seseorang dan itu mampu membuat Tristan kaget. Ternyata Tami. Tristan lupa mengunci pintu kamarnya. Disana, Tami menatapnya dengan tatapan aneh. Mungkin saja Tami sadar bahwa dirinya memang bukan Luke.

            Perlahan Tami berjalan mendekati Tristan dengan ragu. Sementara itu Tristan terus saja menatap Tami dan berharap gadis itu mau membebaskannya karena ia harus pergi ke rumah sakit agar Liza tidak merasa khawatir dan Tristan ingin melihat kondisi Ashley.

            “Kau.. Kau bukan Luke. Luke tidak seperti ini. Siapa kau?” Tanya Tami dengan perasaan takut.

            “Aku Tristan. Sudah aku bilang kalau aku bukan Luke. Aku Tristan.” Jawab Tristan dengan santai.

            “Tristan? Mengapa kalian sangat mirip?” Tanya Tami bingung.

            Jangankan Tami, Tristan saja juga bingung. Karena itulah Tristan ingin bertemu Luke. Tetapi dimana Luke? Tristan sudah sangat tidak sabar untuk bertemu Luke dan menemukan jawabannya.

            “Dimana Luke?” Tanya Tristan.

            “Kau..” Ucap Tami.

            Gadis itu sedikit menjauhi Tristan sambil memijit kepalanya yang tiba-tiba sakit. Tidak mungkin. Cowok yang ia lihat itu tidak nyata. Tapi mengapa cowok itu mirip sekali dengan Luke? Apa Luke memiliki saudara kembar? Tiba-tiba Tami teringat dengan ucapan Luke yang mengatakan bahwa Luke merasa aneh jika melihat anak kembar. Jangan-jangan…

            “Kau memang saudara kembar Luke! Kau-lah keluarga Luke! Akhirnya aku berhasil menemukan keluarga Luke!” Ucap Tami.

            Tristan menatap aneh gadis di depannya. Tami seakan-akan tau dan bisa menyimpulkan bahwa ia adalah saudara kembar Luke sekaligus keluarga Luke.

            “Aku tidak tau. Dimana Luke? Aku membutuhkan jawabannya!” Ucap Tristan.

            Tami menatap Tristan dengan lekat. “Percuma kau mencari Luke. Luke mengalami amnesia dan tidak bisa mengingat masa lalunya. Tentu saja Luke tidak bisa mengingatmu. Tapi jika kita berusaha mengembalikan ingatannya, tentu kebenaran-lah yang akan kita dapatkan.” Ucapnya.

            Apa? Luke amnesia? Entahlah apakah Tristan harus percaya dengan Tami atau tidak. Tapi ucapan Tami terdengar nyata. Jadi, Luke mengalami amnesia? Seandainya jika Luke tidak amnesia, tentu Luke akan mengingat siapa keluarganya dan darimana asalnya. Tapi kalau Luke hilang ingatan, mengapa Luke bisa memutuskan untuk pergi ke Sydney?

            “Satu hal yang aku tau dari Luke. Keluarga asli Luke ada di Sydney dan Luke adalah warga Australia, bukan warga Amerika, dan namanya bukan Luke Flemmings. Entah Luke apa.” Ucap Tami.

***

            Penampilan yang amat sempurna. Luke bersyukur tidak ada yang mengenalinya. Mungkin orang-orang mengira ia adalah Tristan, bukan Luke. Namun jika dilihat, penampilan mereka banyak diminati oleh para penonton walau tidak terlalu banyak. Luke merasa bahagia sekali walau terasa berbeda. Ternyata, tampil di depan bersama teman-temannya menciptakan rasa yang berbeda dibanding tampil sendiri.

            Selama ini Luke sadar bahwa ia sangat egois dan tidak mau tau perasaan orang lain. Sudah berkali-kali Luke menentang permintaan Sony yang menurut Luke tidak ada salahnya. Hanya saja Luke ingin semua keinginannya tercapai meskipun salah dan terdengar egois. Bagi Luke, Michael dan lainnya tidak buruk-buruk amat. Luke tersenyum. Sepertinya ia menemukan sebuah ide yang bisa membuat Michael dan lainnya kaget.

            Saat istirahat, Michael menghitung uang dan uang yang ia dapatkan cukup banyak. Itu berkat Luke yang aslinya adalah seorang penyanyi. Dan Michael amat mudah berduet dengan Luke. Intinya, Michael begitu merasa nyaman dengan Luke dan berharap Luke akan tetap berada di band-nya menggantikan Tristan.

            Tristan? Bukannya sama saja menyakiti hati Tristan? Toh Luke hanya sementara disini dan Luke akan kembali menjadi Luke yang sebenarnya, bukan menjadi seorang Tristan. Entah mengapa dada Michael terasa sesak.

            “Aku sungguh-sungguh tidak menyangka ternyata menyenangkan nge-band bersama kalian.” Ucap Luke sambil mengelap keringatnya.

            Calum tersenyum. “Tentu saja. Aku harap semua berjalan seperti ini. Tapi kami sadar kalau kau bukanlah seperti kami. Kedatanganmu disini merupakan seuatu kejutan bagi kami.” Ucapnya.

            Luke tidak merespon ucapan Calum. Cowok itu tiba-tiba saja diam dan merasakan sesuatu yang aneh. Tiba-tiba saja kepalanya berputar-putar dan Luke merasakan sakit hampir di seluruh tubunya. Sakit sekali dan tubuhnya terasa lemah. Luke tidak pernah merasa sesakit ini. Apa yang sedang terjadi padanya?

            Samar-samar Luke mendengar suara kecemasan dari Calum, Ashton dan Michael. Rasa sakit yang semakin besar membuat pertahanan tubuh Luke tidak kuat dan akhirnya Luke tidak sadarkan diri.

            Luke tidak sadarkan diri tetapi ia bisa merasakan sentuhan seseorang yang sepertinya menginginkannya kembali ke sisi-Nya.

***

            Rumah sakit itu mendadak ramai dan banyak sekali wartawan disana. Entahlah apa yang mereka cari. Tetapi satu hal yang mereka tau. Bahwa seorang penyanyi muda yang sedang naik daun bernama Luke Flemmings dilarikan di rumah sakit dan belum ada kabar apapun. Tentu saja berita ini sudah menyebar dan menghebohkan dunia maya. Di facebook, twitter, instagram dan lain-lain.

            Kebetulan Tristan berada di rumah sakit yang mendadak ramai itu. Ada apa ini? Tiba-tiba Tristan diserang oleh puluhan wartawan dan Tristan menjadi bingung. Sebagian dari wartawan itu menatap tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

            “Aku bukan Luke! Dimana Luke?” Ucap Tristan dengan suara yang sangat keras.

            Namun percuma saja. Para wartawan itu tidak mau mendengarnya dan malah membuatnya sulit untuk bernafas. Untunglah security datang dan membantunya untuk keluar dari perangkap wartawan yang menurut Tristan sangat mengerikan. Security itu mengantarnya di sebuah ruangan yang tidak lain adalah ruangan Luke di rawat. Tetapi Tristan tidak diizinkan untuk masuk. Tristan malah kaget mendapati Michael, Calum dan Ashton yang terlihat cemas.

            “Katakan! Apa yang sedang terjadi dengan Luke?” Tanya Tristan.

            Tetapi tidak ada yang menjawab.

***

            Luke Flemmings Memiliki Saudara Kembar?

            Berita itu sudah tersebar dimana-mana dan foto Tristan juga sudah tersebar di media sosial. Tentu saja para fans Luke menjadi kaget. Luke memiliki saudara kembar bernama Tristan? Yang benar saja! Berita Luke yang dilarikan di rumah sakit belum selesai malah datang berita yang lain. Ada juga yang mengatakan bahwa yang dilarikan di rumah sakit bukanlah Luke, melainkan saudara kembar Luke.

            Tentu saja sedari tadi Novela membaca berita-berita itu di internet. Dan Novela menjadi khawatir. Bukan mengkhawatirkan Tristan saja, tapi juga mengkhawatirkan Luke. Ingin sekali Novela pergi ke rumah sakit tetapi ia tidak berani karena di rumah sakit itu pasti ramai dan Novela akan mati disana.

            Sama halnya dengan Tami. Tidak mungkin Tristan yang dilarikan di rumah sakit karena baru saja setengah jam Tristan meninggalkannya dalam kondisi yang sehat. Luke? Apa yang sedang terjadi dengan Luke? Sony dan lainnya juga merasa panik dan berharap berita itu hanyalah sebuah kebohongan belaka.

            Mau tidak mau Tami harus pergi ke rumah sakit itu, secepatnya demi mendapatkan sebuah kebenaran.

***

Towers ( Part 17 )



Part 17

.

            Liza datang ke rumah sakit dan langsung berlari menuju kamar Ashley. Sampai sekarang Ashley belum juga sadar. Liza melihat rambut Tristan yang acak-acakan dan Tristan terlihat lelah. Liza benar-benar tidak menyangka Ashley berani sekali menonton konser Luke tanpa sepengetahuannya. Tetapi Liza sudah tidak peduli lagi. Asalkan Ashley bangun, Liza merasa lega.

            Liza menatap Tristan. “Kamu cuci muka dulu. Rapikan rambutmu. Biar Mama yang menjaga Ashley.” Ucapnya.

            Tristan mengangguk lalu pergi meninggalkan kamar rawat Ashley. Tujuannya yaitu ke kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi, disana ada kaca besar dan Tristan bisa melihat wajahnya dengan jelas disana. Perlahan Tristan membasuh wajahnya dan merapikan rambutnya yang kacau. Kemudian Tristan memasang kupluk di kepalanya dan menyembunyikan rambutnya. Penampilannya terlihat berbeda dan Tristan tidak peduli.

            Sebenarnya Tristan ingin sekali bertemu dengan Luke. Tapi bukan atas bantuan Michael. Tristan ingin bertemu Luke tanpa bantuan siapapun. Tapi sekali lagi, bagaimana caranya? Apa perlu ia mencari tempat tinggal sementara Luke?

            Tristan berjalan keluar rumah sakit dan membiarkan Liza yang menjaga Ashley. Tristan berhadap Ashley bisa sadar dan setelah ia tiba, Ashley akan tersenyum padanya. Tepat di parkiran rumah sakit, Tristan tidak sengaja bertatapan muka dengan beberapa gadis yang terlihat kaget karena melihatnya. Memangnya ia kenapa? Batin Tristan.

            Di halaman rumah sakit tadi juga Tristan mendapatkan tatapan aneh dari beberapa orang yang menatapnya. Apa penampilannya terlihat aneh? Tristan hanya sedikit merubah penampilannya dan terlihat cukup rapi, tidak lebih. Apa jangan-jangan….

            “Kau kemana saja? Kenapa kau berani kabur?” Tanya suara seorang gadis yang sama sekali tidak Tristan kenal.

***
           
“Jadi, kau dulu pernah mengalami amnesia?” Tanya Ashton.

            Luke mengangguk. Sudah lama ia menceritakan tentang dirinya pada Michael, Calum dan Ashton. Aneh bukan, Luke berani menceritakan kisahnya dari A sampai Z kepada orang yang baru saja dikenalnya. Tapi menurut Luke, ia begitu nyaman berada di dekat Michael, Calum dan Ashton. Apa karena selama ini ia tidak pernah memiliki satupun teman sehingga merasa aneh saat bertemu dengan Michael, Calum dan Ashton?

            “Pantesan saja kau tidak bisa mengingat masa lalumu. Ternyata lagumu majur juga.” Ucap Calum sambil tertawa.

            Anehnya Luke juga ikut tertawa. “Aku ingin melihat foto Tristan. Aku penasaran dengannya.” Ucapnya.

            Akhirnya Michael memberikan satu lembar foto mereka yang sempat mereka cetak. Michael memberikan foto itu ke Luke dan Luke melihat foto itu dengan seksama. Khususnya Tristan. Disana Luke bisa melihat dengan jelas sosok Tristan yang kata Michael sangat mirip dengannya. Tetapi Luke tidak bisa menyimpulkan dengan cepat bahwa ia memang mirip dengan Tristan. Kecuali jika ia merubah penampilan seperti Tristan.

            “Bagaimana?” Tanya Michael.

            “Hmm.. Aku tidak tau.” Jawab Luke.

            “Sungguh aku masih penasaran. Pasti kau memiliki sedikit ingatan tentang masa lalumu yang bisa kau jadikan sebagai petunjuk.” Ucap Calum gemas.

            “Ya. Ada dua petunjuk yang ku rasa ada hubungannya dengan masa laluku.” Jawab Luke.

            “Apa itu?” Tanya Ashton.

            “Pertama, aku merasakan keanehan ketika melihat anak kembar. Dan kedua, aku merasa aneh dan takut dengan api, terutama kebakaran. Aku yakin dua hal itu ada hubungannya dengan masa laluku. Kata kalian, aku mirip dengan Tristan, dan apakah Tristan takut api juga?” Ucap Luke.

            Ketiganya sama-sama terdiam dan berpikir. Berusaha mencari tau dan memecahkan dua petunjuk yang diucapkan Luke barusan. Tiba-tiba tubuh Michael gemetaran dan keringat dingin keluar membasahi wajahnya. Cowok itu teringat cerita Tristan yang Tristan ceritakan padanya, Calum, dan Ashton. Michael masih ingat betul kata demi kata yang diucapkan Tristan yang dapat menghasilkan sebuah kesimpulan yang pasti.

            Tapi dia sudah meninggal saat kami berusia lima tahun. Luke meninggal karena kebakaran rumah bersama Ayah. Semenjak itu, aku menjadi sedih dan mulai melupakan Luke. Dulu, kami sangat dekat dan hatiku hancur menyadari Luke sudah pergi. Tiga belas tahun bukanlah waktu yang singkat. Aku berhasil melupakannya dan mengharamkan menyebut namanya sekaligus mengharamkan diriku menatap cermin karena aku takut aku melihat Luke disana karena kami kembar identik. Namun ketika aku menemukan foto-foto Luke di kamar Ashley, aku jadi penasaran akan sosoknya dan aku menyadari bahwa aku dan dia banyak memiliki kesamaan.’

***

            “Sudah aku bilang, aku bukan Luke! Aku Tristan!” Bentak Tristan.

            Gadis yang mengaku bernama Tami itu memaksanya masuk ke dalam mobilnya dan entahlah akan kemana Tami membawanya. Mengapa? Mengapa hal ini bisa terjadi? Tristan hanya merubah penampilannya dan merapikan rambutnya. Apa ia memang sudah sangat mirip dengan Luke? Entah mengapa dadanya terasa sesak. Sesak sekali.

            “Jangan main-main! Aku sudah lama mengenalimu dan jangan bohong padaku. Aku tau siapa dirimu lebih dari yang kau tau!” Bentak Tami lebih keras lagi.

            Beberapa orang melihat adegan itu dan menyempatkan diri untuk memotonya dan menjadikannya berita yang menarik. Tristan merasa dirinya dalam bahaya. Tapi sepertinya Tristan mendapatkan sebuah ide. Gadis itu mengira dia adalah Luke, pastinya gadis itu akan mengembalikannya ke rumah sementara yang ditinggali Luke dan Tristan bisa mengetahui kehidupan Luke dan menemukan foto-foto Luke disana.

            Tapi cara kaburnya nanti bagaimana? Dan Luke sendiri ada dimana?

***

            Luke terdiam mendengar penjelasan Michael. Kata Michael, dulu sekali, tepatnya tiga belas tahun yang lalu, terjadi sebuah kebakaran rumah yang hebat dan memakan dua korban. Pertama, Ayah Tristan dan kedua, saudara kembar Tristan yang bernama Luke. Karena itulah hidup Tristan berubah 180 derajat dan Tristan begitu sedih atas meninggalnya Luke.

            Dulu, Tristan dan Luke sangat dekat dan tidak bisa hidup jika tidak bersama. Wajah keduanya sangat mirip dan susah membedakan antara Tristan dengan Luke. Keduanya sama-sama saling menyayangi dan tidak pernah bertengkar walau terkadang satu dari keduanya pernah egois. Namun keduanya amat mudah akur dan saling memaafkan.

            Tapi jika Luke sudah mati, kenapa ia masih hidup? Apakah api itu tidak memakannya? Tapi sungguh, Luke sangat takut dengan api ataupun kebakaran. Dan apa benar ia adalah saudara kembar Tristan? Apa benar Ashley adalah adik kandungnya? Dan apa benar Liza adalah Ibu kandungnya?

            “Kita hampir menyelesaikan misteri ini. Golongan darahmu apa? Siapa tau sama dengan Tristan.” Ucap Calum.

            “AB.” Jawab Luke singkat.

            Michael langsung memukul bahu Calum. “Jangan membicarakan golongan darah. Bahkan kita tidak tau apa golongan darah Tristan.” Ucapnya.

            “Terus bagaimana?” Tanya Calum.

            Semuanya terdiam. Lalu Luke bicara sambil tersenyum. “Waktu kita masih banyak. Aku ingin merasakan seperti apa rasanya menjadi seorang Tristan. Jadi, bisakah kalian merubah penampilanku seperti Tristan?” Tanyanya.

***

            Ternyata Luke tinggal di apartemen yang mewah dan Tristan benar-benar kagum dan tidak percaya berada di tempat ini. Luke benar-benar kaya dan ia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Tristan. Tapi Tristan merasa berdosa karena sedang menyamar menjadi Luke. Tapi bukan sepenuhnya salahnya. Tentu itu salah Tami, gadis yang memaksanya kembali pulang dan menganggap ia adalah Luke.

            “Jangan kabur lagi.” Ucap Tami.

            Keduanya pun masuk ke dalam apartemen itu dan Tristan berjalan di belakang Tami karena ia sama sekali tidak tau seluk beluk apartemen itu. Tami sedikit merasa heran dengan perilaku Luke. Tapi gadis itu tidak peduli. Ia tidak ingin Luke kabur secara diam-diam.

            Dan keduanya berhenti tepat di sebuah ruangan yang sepertinya adalah kamar Luke. Sebelum meninggalkan Luke, Tami berbicara singkat pada Luke.

            ”Sebentar lagi ada acara talk show dan pertemuan dengan orang-orang penting di kota ini. Kau harus bersiap-siap. Satu jam lagi!” Ucap Tami lalu meninggalkan Tristan.

            Tentu saja Tristan menjadi bingung dan ketakutan. Talk show apaan? Ah sudahlah. Tristan masuk ke dalam kamar Luke dan terkagum-kagum melihat isi kamar Luke yang luasnya tidak jauh beda dengan luas rumahnya. Di dinding kamar Luke, banyak sekali poster Luke sewaktu konser dan Tristan begitu kagum dengan Luke. Tristan juga banyak menemukan gitar-gitar Luke yang ditaruh secara asal.

            Baginya, Luke benar-benar hebat dan Tristan tidak akan bisa menjadi Luke. Kemudian Tristan menemukan sebuah cermin besar dan disana Tristan bisa melihat wajahnya. Wajahnya yang kata Tami mirip sekali dengan Luke. Tristan menelan ludahnya. Mau tidak mau, ia harus bertemu Luke dan memberitahu soal ini pada Liza dan Ashley. Tapi bagaimana caranya untuk keluar?

            Baru kali ini Tristan merasakan kepanikan yang tidak biasa.

***

            “Ma…”

            Liza yang setengah sadar langsung bangun mendengar lirihan suara seorang gadis yang tidak lain adalah Ashley. Liza menjadi lega melihat Ashley yang sadar. Wajah Ashley terlihat pucat dan lemas. Perlahan Liza mengelus rambut Ashley.

            “Ma.. Maafin Ashley..” Ucap Ashley.

            Liza tersenyum. “It’s okay. Yang penting kamu cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit.” Ucapnya.

            Ashley tersenyum lemah. Kemudian ia teringat tentang satu hal yang membuatnya tidur di ranjang rumah sakit yang menyakitkan ini. Dan siapa yang akan membayarnya? Biaya rumah sakit kan mahal. Dan dimana Tristan?

            “Ma.. Kak Luke.. Kak Luke masih hidup…” Ucap Ashley.

            Bukannya kaget, tetapi Liza tetap tenang sambil membelai rambut Ashley. Mungkin Ashley sedang lelah dan banyak pikiran. Baginya, Luke sudah mati dan Luke tidak akan bisa hidup lagi meski Ashley mengatakan bahwa Luke masih hidup.

            “Jangan dipikirkan. Sekarang kamu istirahat saja.” Ucap Liza.

            Tiba-tiba Ashley berubah menjadi tidak tenang dan sepertinya Ashley ingin menangis. Tentu saja Liza menjadi bingung dan takut dengan keadaan Ashley. Sebenarnya, apa yang ada dipikiran Ashley? Mengapa seakan-akan bagi Ashley Luke masih hidup?

            “Ma.. Kak Luke masih hidup.. Ashley mimpi Kak Luke tidak terbakar api! Kak Luke diculik Ma! Kak Luke diculik Ma!” Tangis Ashley.

***

            Already!” Seru Calum.

            Entah apa yang Calum lakukan pada Luke tetapi Luke terlihat pasrah. Ketika Luke menatap wajahnya di depan cermin, Luke kaget bukan main. Luke merasa bukan bayangan dirinya di cermin itu, melainkan… Tristan! Luke memang ingin berpenampilan seperti Tristan dan gaya rambutnya harus dipotong persis seperti Tristan. Ternyata Calum ahli soal memotong rambut.

            “Tristan Hemmings..” Gumam Ashton sambil tersenyum menatap Luke.

            Luke ikutan tersenyum. “Aku bersyukur Calum tidak membotakkan kepalaku.” Ucapnya.

            Calum tertawa mendengar ucapan Luke. Ternyata Luke anaknya menyenangkan walau menurut Luke dirinya sangat membosankan dan tidak suka bergaul. Sejak kecil Luke lebih senang hidup sendiri dan di cap sebagai anak yang sombong. Mungkin mulai detik ini ia akan berubah menjadi seorang Luke yang lebih baik dibanding Luke yang dulu. Menjadi seorang Luke yang lebih ceria, periang dan mudah bergaul.

            “Kau benar-benar Tristan, bukan Luke! Kalian memang saudara kembar!” Ucap Calum.

            Jika memang benar Tristan adalah saudara kandungnya, maka Luke akan menerimanya bagaimanapun keadaan keluarga Tristan. Tetapi Luke masih penasaran. Menurut cerita Michael, Luke sudah mati terbakar api. Dan kenapa ia masih hidup? Apa jangan-jangan ia bangkit kembali? Jawaban satu-satunya adalah memori ingatannya yang entahlah kapan akan pulih. Luke begitu kesal dengan dirinya sendiri dan merutuki ke-amnesiaan yang ia alami.

            Michael merangkul Luke. “Kami akan membantu mengembalikan ingatanmu. Dan sekarang.. Kau akan menikmati kehidupan Tristan dan menjadi seorang Tristan.” Ucapnya.

            “Hmm.. Jika Tristan tau bagaimana? Aku tau bahwa sekarang aku sedang dicari dan mungkin saja ada berita terbaru yang mengatakan bahwa seorang penyanyi bernama Luke Flemmings menghilang.” Ucap Luke.

            “Ya setidaknya kau baik-baik saja kan?” Ucap Ashton.

***