expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 21 Mei 2015

5 Seconds of Summer ( Part 12 )



Part 12

.
            Semenjak kejadian itu, Luke lebih banyak diam dan tidak mau peduli dengan siapapun. Ia merasa sudah dibuat malu oleh Calum dan lainnya. Bahkan Cheryl tidak bisa membuat keadaan Luke semakin baik. Orang-orang mengira Luke hanya memanfaatkan Cheryl dan sebenarnya hubungan mereka palsu. Tetapi Cheryl tidak peduli. Ia hanya ingin membantu Luke.

            Luce yang tau kejadian beberapa hari yang lalu menjadi sakit dan hancur. Kakaknya mengancamnya untuk menjauhi Michael dan ia tidak bisa berbuat apapun. Luke benar-benar marah dan jika kakaknya sudah benar-benar marah, ia yang akan takut sendiri. Sejujurnya, Luce kasihan dengan kakaknya. Mungkin kali ini ia yang akan berpihak pada Luke. Karena itulah ia memutuskan menjauhi Michael dan tidak mau tau dengan band mereka.

            Menurut Luce, kakaknya benar-benar stress. Dia tidak mau makan dan suka mengurung diri di kamar. Sebenarnya, Luke bisa ceria jika dia mau berdamai dengan Calum. Luce tersenyum sedih. Jika kakaknya mau…..

            “Mama heran dengan Luke.” Ucap Ibunya.

            “Iya, Ma. Luce kasihan sama kak Luke. Katanya dia ingin pindah ke Sydney.” Ucap Luce.

            Ibunya menghela nafas panjang. “Iya Mama sudah menduganya. Katanya Luke ingin tinggal di Sydney bersama keluarga Ayah. Tapi Mama tidak mau jauh dari Luke.” Ucapnya.

            “Jika ada sebuah keajaiban yang dapat membuat Luke kembali normal lagi. Mama rindu dengan senyum dan tawa Luke.”

            “Luce juga Ma. Kak Luke tidak pernah tersenyum.”

            Hari-hari Luce berubah menjadi sepi. Berkali-kali Michael menelponnya tetapi ia reject. Dan pesan-pesan Michael tentang band-nya, Luce belajar untuk tidak peduli meski Michael mengatakan kalau band-nya bakal bubar dan tidak mengikuti festival band antar-sekolah. Luce harus merelakan dirinya sendiri hanya demi kakaknya karena ia sangat menyayangi kakaknya lebih dari apapun. Bahkan dengan Michael.

            “Luce berjanji akan membuat kak Luke tersenyum. Bagaimanapun caranya!” Ucap Luce.

            Tiba-tiba wajah Ibunya berubah dan seperti tengah mendapatkan sebuah ide. “Mama punya ide yang cemerlang!” Serunya.

***

            Sejak Luke pacaran dengan Cheryl, sejak itulah sikap Helen berubah. Gadis itu lebih banyak diam dan suka melamun. Juga penampilan gadis itu yang sedikit tidak terurus. Helen tidak mempedulikan bagaimana penampilannya dan tentu saja hal itu membuat heran banyak orang. Helen juga jarang berbicara dengan Luce.

            Saat jam istirahat, entah apa yang membuatnya sengaja berjalan ke arah ruang musik. Helen berharap ia bisa mendengar seseorang memainkan piano disana. Ia memang membutuhkan alunan musik yang indah, yang dapat membuat hatinya terhibur.

            Ketika ia tiba di ruang musik, samar-samar Helen mendengar seseorang yang sedang bernyanyi dan Helen rasa ia mengenali suara itu. Ketika ia tau siapa yang menyanyikan lagu itu, Helen merasa dunia serasa berhenti berputar. Ia merasa seperti berada di dunia lain. Hatinya begitu tersentuh mendengar orang itu bernyanyi.

            “You call me up, It’s like a broken record

            Saying that your heart  hurts thought you never get over him getting over you

            And you end up crying and I end up lying

            Cause I’m just a sucker for anything that you do..”

            Helen benar-benar tidak menyangka. Ternyata itulah sisi lain dari Calum! Ya! Cowok yang ia lihat saat ini adalah Calum! Helen tidak pernah menyangka ternyata Calum pandai menyanyi dan bermain gitar. Juga suara Calum yang terdengar lembut di telinganya.

            “And when the phone call finally ends

            You say thanks for being a friend

            And I’m going in circles again and again..”

            Sepertinya lagu itu lagu ciptaan Calum sendiri dan rasanya Calum menyanyikan lagu itu untuk seseorang. Tetapi Helen tidak ge-er. Ia tidak yakin Calum menyanyikan lagu itu untuknya. Untuknya yang selalu menyakiti Calum dan tidak mau melihat sedikit saja ke arah Calum dan lebih memilih Luke yang jelas-jelas tidak mau dengannya.

            “I dedicate this song to you

            The one who never sees the truth

            That I can take away your hurt, heartbreak girl

            Hold you tight straight to the day light

            I’m ight here when you’re gonna realize

            That I’m your cure, Heartbreak girl…”

            Cukup! Helen sudah tidak tahan lagi melihat Calum menyanyi dan lagu itu begitu menyesakkan. Calum. Cowok yang sudah lama mengharapkannya. Cowok yang ternyata selama ini mencintainya apa adanya. Dan cowok yang mau menerimanya apa adanya.

            “I know someday it’s gonna happen

            And you’ll finally forget the day you met him

            Sometimes it’s so close to perfection

            I’ve gotta get it through your head

            That you belong with me instead..”

            Helen tidak berkeinginan mendengar lagu itu sampai habis. Gadis itu pun pergi meninggalkan ruang musik itu dengan hati yang sakit dan penuh rasa bersalah. Bodoh! Ia sangat bodoh! Kenapa ia harus sadar sekarang? Dan apakah Calum masih mencintainya?

***

            Setelah bel pulang berbunyi, Luke di panggil kembali oleh Mrs. Leha. Sebelumnya Luke sudah bilang pada Mrs. Corine bahwa ia sudah tidak mau menjadi guru bagi Calum, Ashton, Michael dan Mrs. Corine bisa mengerti. Luke berharap ia bisa dipindahkan dari sekolah ini karena ia sudah tidak tahan lagi berada di sekolah ini.

            Ketika ia berjalan tepat di pintu kelas, Luke tidak sengaja berpapasan dengan Calum dan ia perhatikan wajah Calum tampak sedih. Tadi Calum tidak hadir di jam terakhir dan entah apa yang dilakukan cowok itu. Itu bukan urusannya.

            “Ada apa Mrs. Leha memanggil saya? Apakah ada surat pemindahan sekolah untuk saya?” Tanya Luke saat berhadapan langsung dengan Mrs. Leha.

            Sebelum menjawab, Mrs. Leha memperbaiki letak kaca matanya. “Kamu benar-benar ingin pindah dari sekolah ini?” Tanyanya.

            “Ya!” Jawab Luke mantap.

            “Ya itu terserah kamu. Tapi kamu jangan berpikiran bahwa sekolah lain lebih baik dari sekolah ini. Bisa jadi masalahmu bertambah banyak.”

            “Tidak. Saya ingin pindah ke sekolah lama saya. Tepatnya di Sydney.” Ucap Luke.

            Mrs. Leha tentu tidak bisa menebak bagaimana jalan pikiran Luke. Sekilas Mrs. Leha melihat bekas Luka di wajah Luke. Pasti anak itu habis berkelahi.

            “Kenapa kamu ingin pindah ke sekolah lamamu?” Tanya Mrs. Leha.

            Luke tidak menjawab pertanyaan Mrs. Leha. Ia sendiri tidak tau kenapa tiba-tiba ingin sekali kembali ke sekolah lamanya dan tidak memikirkan konsekuensinya. Jika ia kembali ke sekolah lamanya, tentu ia akan menjadi sampah disana. Warga sekolah yang sudah tau bahwa Ayahnya adalah seorang koruptor akan menertawakannya. Juga bagaimana nasibnya jika ia kembali bertemu bersama sahabat-sahabat lamanya? Bagaimana jika ia bertemu dengan Kay?

            “Luk, jalani saja. Sekolah ini adalah sekolah yang terbaik. Jika memang menurutmu sendiri itu lebih baik, itu hak kamu juga kan? Ibu sudah tidak bisa merubahmu lagi. Keputusan ada di tanganmu. Tapi Ibu berharap kamu bisa berubah.” Ucap Mrs. Leha.

            Luke menghela nafas panjang. “Saya hanya ingin kembali di kehidupan lama. Saat Ayah masih ada. Saat keluarga kami masih tetap tinggal di Sydney.” Ucapnya.

            Mrs. Leha tersenyum. “Bukankah hidup itu perjuangan? Tidak selalu hidup itu bahagia. Ada kalanya kita mendapatkan sebuah ujian yang berat. Ibu yakin sekali kamu bisa melewati ujian ini dan kembali tersenyum. Kasihan Ibumu. Dia lelah dengan sikap barumu.” Ucapnya.

            “Ya.. Mungkin saya masih labil. Tapi yang Mrs. Leha katakana ada benarnya. Mungkin saya harus lebih memahami maksud dari hidup ini.” Ucap Luke.

            “Percayalah Luk. Setiap cobaan pasti ada jalan keluarnya.” Ucap Mrs. Leha.

***

            “Kau benar-benar berantakan Cal. Apa yang kau lakukan di ruang musik?” Tanya Ashton. Saat itu mereka sedang berkumpul di belakang sekolah setelah pulang sekolah.

            “Aku bingung.” Jawab Calum.

            “Bingung kenapa?” Tanya Ashton.

            Calum menghela nafas panjang. “Aku rasa aku terlalu emosi terhadap Luke. Tidak seharusnya aku menghajarnya. Dan karena aku, Mike kehilangan Luce dan mungkin sebentar lagi band kita akan hancur.” Ucapnya.

            Michael langsung menatap Calum. “Tidak apa Cal. Itu bukan salahmu. Mungkin memang itu jalan yang terbaik. Kalaupun aku dan Luce jarang bertemu, tidak apa-apa. Luke benar. Aku memang tidak pantas untuk Luce.” Ucapnya.

            Tanpa mereka sadari, seorang cowok yang tidak lain adalah Luke diam-diam melihat mereka. Entah apa yang dirasakan cowok itu. Luke hanya ingin mengintip pembicaraan mereka.

            “Tapi bagaimana dengan band kita? Sepertinya Luce sudah melupakan kita.” Ucap Calum.

            Semuanya terdiam. Lalu Michael berkata, “Ya. Luce tidak mau mengangkat telpon-ku dan tidak mau membalas pesan-ku. Sepertinya Luce memang sudah tidak mau peduli dengan kita.” Ucapnya.

            Dari jauh, Luke bisa mendengar pembicaraan mereka. Kebetulan suasana-nya lagi sepi. Dan Luke baru tau rahasia lain yang disembunyikan erat oleh Luce. Ternyata selama ini Luce-lah yang menyuruh Michael, Calum dan Ashton untuk membentuk sebuah band dan Luce sendiri yang akan melatihnya. Luke tidak mengerti bagaimana jalan pikiran Luce. Adiknya itu memang jago dalam hal band dan pandai memainkan hampi semua alat musik.

            Mungkin semuanya akan menjadi adil. Biarkan mereka kebingungan karena sudah tidak ada Luce lagi. Mereka akan kembali ke kehidupan lama mereka dan menjadi mereka yang tidak pernah mengenalinya dan Luce.

            Tiba-tiba Calum tertawa. Cowok itu memang kadang-kadang aneh. Lalu, tangan jahilnya yang sedang membawa segelas es yang tadi di beli di kantin sekolah langsung ia tuangkan ke kepala Ashton. Tentu saja Ashton kaget. Tapi ia sadar. Rutinitas ini sudah lama mereka lupakan dan akhirnya mereka lakukan lagi.

            “Sialan kau Cal!” Ucap Ashton sambil mengelap wajahnya.

            Michael juga tidak mau diam. Ia mengambil botol air mineral yang ada di tasnya lalu menuangkan isinya tepat di wajah Calum. Calum yang belum siap langsung memaki-maki Michael tidak jelas.

            “Kau juga sialan sekali Mike!” Ucap Calum tertawa.

            Tidak tau kenapa ketiganya bermain kejar-kejaran dan Calum sebagai pengejarnya berusaha menangkap Ashton dan Michael. Kelihatannya seperti tiga bocah idiot. Tapi mereka tampak bahagia dan senang. Lalu secara tiba-tiba Michael terpeleset di tanah yang licin dan rambut cowok itu menjadi kotor. Calum dan Ashton tertawa terbahak-bahak melihat kemalangan sahabatnya. Pasti pulangnya Michael langsung mengganti warna rambutnya.

            Agar adil, Calum dan Ashton ikutan jatuh dan mereka menindih tubuh Michael. Tentu saja Michael merasa sakit akibat ulah dua sahabatnya itu. Tapi kemudian Michael tertawa diikuti oleh Calum dan Ashton.

            Betapa bahagianya mereka. Batin Luke. Entah ia merasa begitu iri dengan mereka. Sekalipun mereka mendapatkan sebuah masalah yang besar, mereka tidak pernah mengeluh dan malah tertawa dan seakan-akan masalah besar itu sudah hilang. Benar apa yang dikatakan Mrs. Leha. Walau sikap mereka seperti anak kecil dan suka jahil, tetapi persahabatan mereka sudah tidak bisa diragukan lagi.

            Luke pun meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang tak menentu.

***

            Sesampai di rumah, Luke melihat Luce yang sedang duduk manis di teras sambil menatapnya. Ada apa dengan adiknya itu? Luke pun berjalan mendekati adiknya.

            “Ada apa?” Tanya Luke heran.

            Kemudian Luce menarik tangannya dan mengajaknya masuk ke dalam. Adiknya itu benar-benar aneh. Padahal ia ingin sekali cepat-cepat tidur di kasurnya. Langkah Luce terhenti saat keduanya berada di belakang rumah. Yaitu sebuah gudang besar yang Luke tidak tau apa isinya.

            “Ada apa kau membawaku kemari?” Tanya Luke curiga.

            Luce tersenyum. “Buka aja gudang itu kak. Tidak di kunci kok.” Jawab Luce.

            Saking penasarannya, Luke pun membuka gudang itu dan ketika ia tau apa isi dari gudang itu, Luke bingung apakah ia harus senang, sedih, kaget atau benci.

***

5 Seconds of Summer ( Part 11 )



Part 11

.

            Berita jadiannya Luke dengan Cheryl sudah tersebar di seluruh penjuru sekolah. Tetapi Luke tidak paham karena ia dan Cheryl tidak terkenal di sekolah. Sementara itu, Helen yang tau bahwa cowok yang dicintainya sudah pacaran dengan gadis lain amat terkejut dan patah hati. Kenapa bisa? Kenapa Luke bisa pacaran sama cewek yang berada sangat jauh dibawahnya?

            Oke. Jika dilihat dari segi fisik antara Helen dengan Cheryl, Helen memang jauh lebih cantik dibanding Cheryl. Tapi sikapnya bertolak belakang dengan sikap Cheryl yang lebih dewasa. Apa Luke tidak menyukai anak-anak kecil sepertinya? Tapi Helen rasa dirinya sudah besar. Ia sudah berumur empat belas tahun dan jarak umurnya dengan Luke hanya tiga tahun.

            “Luc, beritahu aku bahwa ini hanya sebuah mimpi! Kakakmu tidak serius kan pacaran sama Cheryl?”

            Luce hanya mengangkat bahu pertanda tidak tau. Terserah kakaknya mau pacaran sama siapa atau hanya untuk dijadikan pelampiasan saja. Tapi bagi Luce kakaknya tidak benar-benar pacaran. Ia tau betul ekspresi kakaknya jika sedang jatuh cinta.

            Saat jam istirahat, entah apa yang membuatnya memberanikan diri datang ke kelas Luke dan meminta Luke untuk menjelaskan apa yang sudah terjadi. Helen tidak peduli dengan kakak kelas yang mengejeknya atau mengata-ngatainya sebagai gadis yang bodoh. Ia hanya ingin mendapatkan keberanan tentang berita itu dari mulut Luke sendiri.

            Rasanya seperti deva ju saat Helen tiba di pintu kelas Luke, ia melihat Calum berdiri disana sambil menatapnya. Tapi Helen tidak peduli. Pikirannya hanya ada satu. Yaitu Luke. Saat ia melihat isi kelas Luke, Helen terpaku melihat Luke yang sedang tertawa bersama Cheryl. Disana Cheryl tampak manja dengan Luke dan Helen muak sekali melihatnya. Kenapa harus Cheryl? Kenapa tidak dirinya saja?

            Air matanya sudah tidak bisa dibendung lagi. Beberapa kakak kelas melihatnya dengan tatapan iba. Helen pun berlari keluar kelas dan ia rasa ia ingin menangis sekencang-kencangnya dan memaki dirinya sendiri bahwa dirinya sangat bodoh. Benar apa kata Luce. Ia harus melupakan Luke sebelum ia merasakan patah hati yang luar biasa.

            Tiba-tiba Helen merasa lengannya di cengkram oleh seseorang, dan seseorang itu adalah Calum. Hah! Kenapa Calum melakukan ini padanya? Tidak-kah Calum mengerti perasaannya? Tidak-kah Calum mengerti kalau hatinya saat ini sedang hancur?

            “Lepasin!” Bentak Helen.

            Calum pun melepaskan cengkramannya. “Rasanya sakit bukan? Iya, sama. Aku juga sakit.” Ucapnya.

            “Kenapa? Apa kau masih mau mengejarku? Hah? Apa jangan-jangan kau yang menyuruh Luke pacaran sama Cheryl?”

            Sebisa mungkin Calum menahan emosinya. “Asal kau tau, di dunia ini hanya ada satu manusia yang sangat ku benci. Yaitu Luke. Tidak mungkin aku membiarkan hatimu sakit. Aku mencintaimu Len. Kenapa kau tidak sadar juga sih?”

            Helen tidak mempedulikan ucapan Calum. Saat ini hatinya sedang sakit dan ia ingin sekali menangis dipelukan Luce. “Aku harus pergi!” Ucapnya lalu berlari menjauhi Calum.

            “LEN! AKU LEBIH INGIN KAU PACARAN SAMA LUKE DARIPADA KAU MERASAKAN SAKIT HATI SEPERTI INI! AKU IKLHAS KAU PACARAN SAMA LUKE ASALKAN KAU BAHAGIA. KALAU KAU BAHAGIA, AKU JUGA BAHAGIA!” Teriak Calum. Tetapi apakah Helen mau mendengarnya?

***

            “Luce tidak menyangka kalau kakak sejahat itu sama Helen.”

            Malam itu Luce sengaja melihat Luke duduk menyendiri di teras rumah. Ternyata Luke melakukan ini semua hanya agar Helen menjauhinya dan tidak mengejarnya lagi. Luke sudah benar-benar muak dengan Helen. Helen memang salah dan terlalu memaksakan diri. Tapi tidak hanya dengan cara ini kan untuk membuat Helen menjahui Luke?

            “Aku sudah muak dengan Helen! Dia terlalu kekanak-kanakan.” Ucap Luke.

            “Iya. Luce juga tau kak. Tapi Helen punya hati kak dan hatinya sakit saat ini! Kenapa kakak tidak mau bicara baik-baik saja sama Helen? Siapa tau kan Helen nanti mengerti.”

            Luke menghela nafas sebal. “Aku malas bicara baik-baik dengannya dan apakah ia sakit hati atau tidak itu bukan urusanku!”

            Luce menggeleng-gelengkan kepalanya. Kakaknya benar-benar berubah! Kakaknya berubah menjadi seseorang yang egois dan tidak mau mengerti perasaan orang lain sekalipun orang itu sudah membuatnya kesal. Kapan Luke bangun?

            “Lagipula masih ada Calum yang mungkin bisa mengobati hati gadis itu.” Ucap Luke.

            Luce tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia hanya bisa berharap supaya Luke terbangun dari tidurnya dan kembali menjadi Luke yang dulu. Luke yang selalu ceria. Luke yang banyak memiliki teman. Luke yang tidak menyendiri dan gampang stress.

            “Sejak kapan kau dekat dengan Michael?” Tanya Luke.

            Mendadak seluruh tubuh Luce membeku dan rasanya ia sudah tidak bisa bernafas lagi.

***

            Entah angin apa yang membuatnya kembali mengajari Calum, Michael dan Asthon. Sudah seminggu lebih Luke menghindar mereka dan ia rasa ia harus bertemu dengan mereka. Luke sudah tidak peduli apakah Calum masih marah padanya atau tidak. Ia malas adu mulut dengan cowok itu, apalagi kalau sampai adu fisik.

            Tadi Calum menyuruhnya datang ke rumahnya. Tepatnya di belakang rumahnya karena suasana disana cukup sejuk dan nyaman. Luke tidak tau mengapa tempat itu yang dipilih oleh Calum. Namun perasaan Luke tidak enak. Ia yakin sekali pasti akan ada sesuatu yang akan terjadi.

            Luke ingat percakapannya dengan Luce. Ia sudah tau hubungan Luce dengan Michael dan entah mengapa Luke sangat tidak menyukainya. Luke bisa menebak kalau adiknya itu menyukai Michael. Begitu pula sebaliknya. Michael juga menyukai Luce. Luke berjanji tidak akan membiarkan Luce jatuh lebih dalam lagi. Ia harus menjauhkan Luce dari Michael bagaimanapun caranya.

            Satu hal lagi yang penting, yang sudah ia pikirkan baik-baik. Luke rasa tidak ada salahnya untuk bercerita mengenai hidupnya dari A sampai Z pada Ashton karena Luke yakin cowok itu bisa menjaga rahasia dan mau memberikannya masukan. Luke memang nyaman berbicara dengan Ashton. Tapi sekali lagi ia tidak mau dianggap berteman dengan tiga cowok idiot itu.

            Sesampai di tempat tujuan, bau-bau tidak enak mulai tercium. Terlebih saat Luke menatap Calum yang sedang berdiri sendirian tidak jauh dari tempatnya berada.Bisa ia lihat wajah Calum yang dihiasi amarah dan penuh rasa kebencian. Oke. Calum semakin membencinya karena ia sudah menyakiti Helen. Tapi bukannya Calum bahagia karena Helen sudah tak lagi mengejarnya?

            “Mana lainnya?” Tanya Luke berusaha untuk tenang.

            Calum tidak menjawab pertanyaan Luke. Cowok itu malah berjalan mendekat ke arah Luke. Dan tanpa Luke sadari, cowok itu langsung meninjunya. Karena tidak tau hal apa yang akan menimpanya, Luke tidak bisa berbua apa-apa tatkala Calum berhasil membuat mulut dan pipinya mengeluarkan darah. Tinjuan Calum memang bukan tinjuan biasa. Di tambah lagi Luke yang belum siap.

            Sebisa mungkin Luke menahan sakit yang ia rasa. Buku-buku yang tadi ia bawa berserakan. Calum tetap menatap tajam ke arah Luke dan penasaran bagaimana reaksi cowok itu. Apa Luke balas meninjunya?

            “Ayo bangun! Laki-laki harus kuat!” Bentak Calum garang.

            Luke yang masih merasakan sakit sambil memegang pipinya berusaha untuk berdiri tegap dan menatap Calum. Seharusnya ia tau sejak awal. Seharusnya ia tau bahwa geng Calum sangat berbahaya.

            “Kau tau apa kesalahanmu?” Tanya Calum.

            Lagi-lagi Luke berusaha bersikap tenang dan menahan emosinya. “Seharusnya kau yang sadar akan kesalahanmu! Berani-berani-nya kau meninjuku!” Ucapnya.

            Calum tersenyum sinis. “Bodoh! Kau adalah makhluk terjahat yang pernah aku temui! Makhluk yang paling egois dan tidak mau mengerti perasaan orang lain! Apa kau tidak sadar sudah banyak sekali hati yang kau sakiti?”

            “Aku menyesal mengajarimu. Sungguh kau membuatku kecewa. Seharusnya kau berterimakasih padaku.” Ucap Luke.

            “Mengajariku? Dan kau bilang aku harus berterimakasih padamu? Kau yang bodoh! Kami tidak memutuhkanmu! Bisa saja kami mencari guru lain, yang lebih bermutu darimu! Hanya saja aku kasihan padamu. Kau tidak mempunyai satupun teman dan kau yang membutuhkan kami. Seharusnya kau yang berterimakasih pada kami!”

            Sebisa mungkin Luke tetap tenang dan berusaha mengatur nafasnya yang turun naik. “Aku tidak membutuhkan kalian! Aku mengajari kalian karena itu perintah Mrs. Corine! Aku yang kasihan pada kalian yang hidupnya tidak jelas. Nilai selalu berada di bawah C dan banyak yang mengata-ngatai kalian adalah sebuah grup yang aneh! Tidak heran kalau kalian dijuluki tiga cowok idiot. Seharusnya kalian malu!”

            “Biarpun kami bodoh, tapi kami tidak seperti hidupmu yang menyendiri dan egois! Biarpun kami nakal, kami tidak mungkin bisa menyakiti perasaan orang lain. Kami tau diri! Gelar tiga cowok idiot itu tidak membuat kami tersinggung! Dan mengenai Mrs.Corine, seharusnya kau pintar sedikit! Mrs. Corine hanya ingin melihat kau bergabung dengan kami agar kau memiliki teman! Sebenarnya Mrs. Corine tidak mengharapkan nilai kami menjadi bagus! Jika Mrs. Corine mengancammu, itu hanya akalnya saja! Tidak mungkin Mrs. Corine memberikanmu nilai C jika kau tidak mau mengajari kami! Dia itu guru yang adil! Aku sudah tau akan sifanya!”

            Mendengar ucapan Calum yang panjang lebar mengenai Mrs. Corine membuat Luke berpikir. Benar juga apa yang dikatakan Mrs. Corine. Mrs. Corine hanya ingin melihatnya ceria bersama teman-teman yang lain. Bodoh! Seharusnya ia tau sejak awal!

            Melihat perubahan wajah Luke, Calum merasa dirinya menang. “Kau sudah sadar? Seharusnya kau sadar dari dulu! Percuma punya otak pintar tapi aslinya bodoh! Nah sekarang siapa yang disebut sebagai ‘anak yang bodoh’?”

            Tentu saja Luke marah dikatakan bodoh oleh Calum. Mungkin Calum butuh pelajaran. Calum sudah membuatnya kesakitan dan ia akan membalasnya. Dan sepertinya Calum sudah bisa menebak hal apa yang akan ia lakukan. Calum pun bersiap-siap mengambil ancang-ancang untuk menghajarnya kembali.

            “STOP!!!”

            Secepat mungkin Michael berlari dan melerai dua cowok itu diikuti Ashton. Mengapa Calum dan Luke bisa sampai berkelahi seperti ini? Michael kaget melihat wajah Luke yang lebam akibat tinjuan Calum.

            “Cal, apa yang kau lakukan pada Luke?” Tanya Michael.

            “Hah! Selalu saja kau menyalahkanku dan lebih membela Luke! Sahabat macam apa kau?” Bentak Calum.

            “Cal sudahlah. Kalau Ibumu melihatmu bagaimana? Dia pasti akan marah besar padamu!” Ucap Ashton.

            Setelah suasana cukup membaik, Luke pun bicara. “Aku memang bodoh. Seharusnya aku tidak mengenal kalian. Seharusnya aku tidak terlalu mempedulikan ancaman Mrs. Corine. Oke. Jika kalian ingin semuanya berakhir, aku tidak akan lagi mau mengajari kalian. Aku rasa, masih banyak kegiatan lain yang harus ku kerjakan daripada mengajari anak-anak bodoh seperti kalian.” Ucapnya.

            Calum yang sepertinya ingin menyerang Luke langsung dihadang oleh Ashton. Ia tidak ingin Calum kembali menghajar Luke dan lebih ingin mendengarkan penjelasan Luke walaupun ucapannya terdengar menyakitkan.

            “Dan kau Mike, aku sudah tau bagaimana hubunganmu dengan Luce. Sebaiknya aku menjaga adikku agar tidak jatuh lebih dalam dengan cowok bodoh seperti dirimu! Dan kau seharusnya mengaca dulu dan sadar kalau cowok sepertimu tidak pantas untuk Luce yang jelas-jelas sangat berbeda.” Ucap Luke.

            Wajah Michael menjadi pucat mendengar ucapan Luke. Inilah yang paling ia takutkan. Luke sudah benar-benar marah dan melarangnya berdekatan dengan Luce. Padahal ia sangat menyayangi gadis itu.

            “Kau benar-benar keterlaluan Luk! Kau sudah menyakiti Helen dan sekarang kau giliran menyakiti Michael dan adikmu sendiri?” Ucap Calum.

            “Sebaiknya kau mengajari sahabatmu itu agar bisa mencintai gadis lain. Oke. Senang berkenalan dengan kalian. Ku harap kalian bisa mencari guru yang lebih baik dariku.” Ucap Luke lalu pergi meninggalkan tempat itu.

            “Mike lihat Mike! Cowok sialan itu sudah membuat kita kehilangan Luce! Bagaimana jika Luke tau kalau selama ini Luce yang mengajari kita tentang band? Bagaimana jika Luce sudah tidak peduli dengan kita? Band kita akan hancur!” Ucap Calum frustasi.

            Michael tidak merespon ucapan Calum. Entah apa yang kini ada dipikiran cowok itu. Yang jelas, ia begitu takut jika ia kehilangan Luce walau ia belum menyakatan kalau sebenarnya ia menyukai gadis itu.

            “Aku berharap semuanya akan baik-baik saja.” Ucap Ashton.

            Lain halnya dengan Calum. “Aku berharap Luce bukanlah adik Luke.” Ucapnya.

***